Vous êtes sur la page 1sur 5

KALORIMETRI

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Perpindahan kalor selalu terjadi dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah bertemperatur rendah. Adapun cara perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain ada tiga cara, yaitu secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi merupakan perpindahan kalor dengan melalui zat pengantar dan energi molekul langsung berpindah dari tempat yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin. Konveksi merupakan perpindahan kalor yang diikuti oleh perpindahan sekelompo molekul di dalam zat alir. Radiasi sendiri berti perpindahan kalor secara pancaran dengan gelombang

elektromagnetik. Perpindahan kalor berpegang pada hukum kekekalan energi yang pada kalorimetri dirumuskan oleh Black sebagai berikut : Energi yang dilepas = Energi yang diterima Maka, melalui percobaan Kalorimetri ini maka kita akan dapat mengetahui besar kalor yang mengalami perpindahan dalam suatu sistem.

2. Tujuan praktikum Tujuan dari acara I praktikum kalorimetri ini adalah Mencoba menentukan nilai kapasitas panas jenis (c) suatu larutan dengan menggunakan asas Black. 3. Waktu dan tempat praktikum Praktikum Acara I Kalorimetri ini dilaksanakan pada hari Rabu,tanggal 26 September 2012 pada pukul 15.00 17.00 WIB bertempat di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Tinjauan Pustaka Mekanisme perpindahan panas secara konveksi bisa berlangsung dengan media cair ataupun gas. Pada mekanisme ini cairan atau gas yang suhunya lebih

tinggi akan mengali ke tempat yang suhunya lebih rendah. Pada umumnya tiga mekanisme perpindahan panas iniyaitu konveksi,induksi dan radiasi berlangsung secara bersama-sama (Fuadi,) Bila bagian yang berebeda dari system terisolasi berada pada suhu yang berbeda,kalor akan mengalir dari bagian yang bersuhu tinggi ke bagian yang bersuhu lebih rendah.jika system benar-benar terisolasi tidak ada energy yang dapat mengalir ke dalam ataupun keluar benda tersebut. Kalor yang dilepas oleh sebagian system sama dengan kalor yang dimasukkan oleh bagian yang lain. (Imawan,Cuk,1997)

C. Alat,Bahan dan Cara kerja 1. Alat Kalorimeter Termometer Timbangan Pemanas Air

2. Bahan Air Garam Kopi

3. Cara kerja

a. Mencampur air dengan larutan yang dicari nilai kapasitas panas jenisnya (c), b. Menentukan nilai dari kapasitas jenis (c) air, massa air, dan suhu awalnya (perhatikan cara mengukur massa dan suhu air tersebut), c. Menentukan massa dan suhu larutan (nilai kapasitas panas jenis (c) larutan belum diketahui dan dicari setelah dicampurkan dengan air dan suhunya telah relatif stabil, perhatikan cara menyampurnya), d. Melakukan proses pencampuran (perlu diperhatikan bahwa bahan yang lebih rendah suhunya dimasukkan lebih dahulu ke dalam kalorimeter, baru kemudian bahan yang lebih panas dimasukkan),

e. Mencatat suhu akhir bila telah stabil ! f. Mencari nilai kapasitas panas jenis (c) larutan berdasarkan Asas Black, g. Mengulang percobaan di atas untuk mendapatkan data yang akurat.
D. Hasil dan Analisis percobaan 1. Hasil percobaan Tabel 1.1 Data hasil pengamatan larutan garam No. Massa bejana (g) Massa Suhu Suhu awal air (0C) Massa Air (g) Suhu akhir larutan (0C) 90 88 82 53 64 43 50 52 44 1,266 1,266 1,184 1,239 Kalor jenis (kal/g0C)

larutan awal (g) larut (0C)

1. 2. 3.

125 125 125

93 91 115

32 32 32

Tabel 1.2 Data hasil pengamatan larutan kopi No Massa bejana (g) Massa larutan (g) Suhu awal larutan ( C) 1. 2 3 126 126 126 92 115 125 29 29 29 90 88 82 51 59 30
0

Suhu awal air ( C)


0

Massa air (g)

Suhu akhir larutan ( C) 50 50 42


0

Kalor jenis larutan (kal/g0C) 1,056 0,928 0,738 0,907

2. Analisis hasil percobaan Larutan garam a. Massa air = 53, massa garam = 93 M1.c1. m2.c2.

53.1.(90-50) = 93.c2.(50-32) 53.40 = 93.c.18 C=


0

b. Massa air = 53, massa garam = 93 M1.c1. m2.c2.

64.1.(88-52) = 91.c2.(52-32) 64.1.36 = 93.c.18 C=


0

c. Massa air = 43, massa garam = 115 M1.c1. m2.c2.

43.1.(82-44) = 115.c2.(50-32) 53.40 = 93.c.18 C= Larutan kopi a. Massa air = 53, massa kopi = 93 M1.c1. m2.c2.
0

51.1.(40) = 92.c2.(21) 53.40 = 93.c.18 C=


0

b. Massa air = 53, massa garam = 93 M1.c1. m2.c2.

59.1.(38) = 115.c2.(21) 59.38 = 115.c.21 C=


0

c. Massa air = 30, massa garam = 125 M1.c1. m2.c2.

30.1.(40) = 125.c2.(13) 30.40 = 125.c.13 C=


0

1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 10 20 30 40 50 Y-Values Column1 Column2

3. Pembahasan

Vous aimerez peut-être aussi