Vous êtes sur la page 1sur 27

BAB I PENDAHULUAN Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri dan vena), dan darah.

Darah yang kaya akan oksigen, nutrient, dan hormone mengalir melalui pembuluh darah yang disebut arteri yang menyempit menjadi arteriole. Kapiler mentranspor darah yang kaya akan zat gizi ke dalam sel-sel tubuh dan menyerap produk pembuangan seperti karbondioksida, urea, kreatinin, dan amonia. Darah yang terdeoksiogenasi bersama-sama dengan produk pembuangan dikembalikan kedalam sirkulasi oleh venula untuk dibuang oleh paru-paru dan ginjal. Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Jantung terdapat didalam sebuah kantung longgar berisi cairan yang berisi pericardium. Keempat ruang jantung itu adalah atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri, ventrikel kanan. Atrium terletak diatas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan satu dengan yang lain oleh katup satu arah. Sisi kiri dan kanan jantung dipisahkan oleh sebuah dinding jaringan yang disebut septum. Dalam keadaan normal tidak terjadi pertukaran darah antar atrium, maupun ventrikel kecuali pada masa janin. Sisi kiri jantung memompa darah ke seluruh sel tubuh kecuali sel-sel yang berperan dalam pertukaran gas di paru. Ini disebut sirkulasi sistemik. Sisi kanan yang memompa darah ke paru untuk mendapat oksigen. Disebut sirkulasi pulmoner (paru). Obat-obat yang dapat mempengaruhi kontraksi jantung ialah kalsium, preparat digitalis, dan quinidin dan preparat lainnya. Sistem saraf otonom (SSO), dan obatobat yang merangsang atau menghambatnya, akan mempengaruhi kontraksi jantung.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Obat Gagal Jantung Gambaran Umum Gagal Jantung Pada gangguan serius ini, jantung tidak mampu lagi memelihara selayaknya peredaran darah, hingga volume per menit menurun dan arteri terlalu sedikit mendapatkan darah, akibatnya darah terbendung di vena dan kaki yang menimbulkan sesak dada dan udema pergelangan kaki. Pola keadaan parah dan dapat terjadi udema paru yang sangat membahayakan, sehingga ginjal sedikit mengekskresi natrium dan air. Penyebab penting dekompensasi adalah infark, kerusakan katup, gangguan ritme dan hipertensi. Gejala terpenting berupa sesak nafas yang awalnya pada waktu mengeluarkan tenaga, tetapi pada kasus yang lebih berat juga pada saat istirahat. Begitu pula udema dipergelangan kaki dengan vena memuai, karena darah balik terhambat kembali ke jantung. Sering kali juga perasaan sangat letih dan kurang tenaga. Karena penyembuhan fungsi pompa pada prinsipnya tidak bisa dicapai, maka penanganan khususnya ditujukan pada prevensi memburuknya penyakit dan meringankan gejalanya. Obat-obat Gagal Jantung A. Digitalis (Digoksin) Glikosida jantung (digoksin) memperkuat daya kontraksi otot jantung yang lemah, diuuretika dikombinasi dengan zat inotrop positif digoksin, yang juga berdaya mengatasi resistensi diuretika dengan jalan memperbaiki volume-menit jantung, dopaminergikan tidak dianjurkan karena memiliki efek yang terlalu kuat. Contoh obat yaitu, Digoksin sandoz, Fargoxin, Lanoxin.

B. Diuretika Diuretika mengeluarkan kelebihan cairan, sehingga pembebanan jantung berkurang. Digunakan diuretik kuat furosemida (oral 3-4 s/d 80-500 mg) atau bentuk efek cepat intravena 500 mg. Contoh obat yaitu, Afrosic, Edemin, Farsiretic, Farsix, Furosemide. C. Penghambat- ACE (ACE inhibitor :kaptopril, enalapril, lisinopril dll) Banyak digunakan pada gagal jantung kronis, pengobatan gagal jantung biasanya dimulai dengan senyawa-senyawa ini yang berdaya mengurangi beban jantung yang sudah lemah dan gejala-gejalanya. Contoh obat yaitu, golongan kaptopril (acendril, acepress, capoten, capozide, captopril), golongan Lisinopril (Inhitril, interpril, linoxal, noperten), golongan Ramipril (Ramixal, Redutens, Tenapril, Triatec)

D. AT-II-blockers (antagonis-angiotensin: losartan, vasartan, irbesartan, dll) Berkhasiat vasodilatasi perifer dan mengurangi preload maupaun afterload darah, yakni beban darah masing-masing sebelum dan sesudah mencapai jantung. Contoh obat, golongan losartan (acetensa, kaftensar, losartan, tensar), golongan valsartan (diovan, valsartan-NI), golongan irbesartan (Fritens, Iretensa, Irtan Plus, Irvell, Losartan). E. Vasodilator koroner juga berefek mengurangi beban jantung, seperti nitroprosida (i.v) prazosin dan hidralazin. Menurunkan afterload dengan jalan vasodilati arteri. Nitrat sebagai dilator vena mengurangi preload darah. Contoh obat, Trenat, Trental, Trentox.

2.2 Obat AntiAritmia Gambaran Umum Jantung dapat diibaratkan sebagai suaru organ dengan empat rongga. Di sebelah kanan, darah masuk dari pembuluh tubuh ke serambi, dipompa ke bilik kanan dan lalu ke paru-paru (sirkulasi kecil). Dari paru-paru darah yang kaya oksigen dikembalikan ke serambi kiri, yang memompanya ke bilik kiri dan seterusnya melalui aorta ke semua organ tubuh. Kontrkasi miokard diatur oleh aliran listrik kecil. Di dinding serambi kanan terdapat suatu pacemaker alami (simpul sinus), yang secara teratur melepaskan arus listrik kecil. Impuls ini menjalar melalui kedua serambi, terapi tidak bisa mencapai bilik, karena kedua bilik terdapat suatu lapisan isolasi. Impuls dapat melalui batas ini ke bilik hanya satu tempat, yakni di simpul AV (atrioventrikuler). Disini arus ditahan sekadar sampai bilik terisi penuh oleh darah secara optimal, sehingga dicapai fungsi yang seefisien mungkin. Impuls mungkin menjalar malalui saraf bandle dari HIS kedua bilik. Dengan demikian, setiap kali sesudah serambi menguncup, segera bilik akan berkontraksi. Ritme normal terletak antara 70 dan 80 denyut permenit.

Gangguan ritme dapat berupa kelainan dalam frekuensi denyut jantung, dimana serambi atau bilik berdenyut lebih cepat atau lebih lambat dari normal. Begitu pula penyaluran impuls dapat terganggu, karena hipertensi atau kebesaran katup jantung dengan kemungkinan terjadi AV block. Karenanya, impuls tidak menyebar dengan baik sehingga bisa dapat saling berlawanan dan juga ditempat lain dapat terjadi impuls abnormal yang dapat menimbulkan kekacauan. Aritmia sering kali berlangsung dengan selang-seling dan tidak terlalu dirasakan oleh pasien untuk analisanya perlu analisa ECG (elektrocardiogram). Fibrilasi serambi (atrium) bercirikan kontraksi secara tak teratur, sehingga pengisian bilik dengan darah kurang baik dan terjadi sekedar pembendungan darah. Pada umumnya, bilik tidak dipengaruhi banyak oleh kekacauan di serambi dan hanya berdenyut sedikit kurang teratur dengan setiap denyut kurang darah yang dipompanya tidak sama. Keadaan itu amat dirasakan tidak nyaman oleh pasien, tetapi tidak membahayakan jiwanya. Pengobatan dapat dilakukan dengan beta-blocker flekainida yang menghambat penerusan impuls melalui simpul AV. Fibrilasi bilik (ventrikel) sering kali timbul sesudah suatu infark dan bersifat sangat membahayakan, karena darah tidak dipompa lagi ke organ tubuh dengan layak. Tachycardia dan bradycardia adalah kerja jantung yang abnormal cepat atau abnormal lambat dengan frekuensi di atas 100 dan di bawah 60 denyutan permenit. Penanganan aritmia dapat dilakukan dengan cara seperti pembedahan dan implantasi pacemaker (alat pacu jantung yang memberikan impuls ritmis buatan pada jantung). Pengobatan gangguan ritme yang bertalian dengan infark jantung dilakukan segera dengan antiaritmika karena sering kali berakibat fatal.

Antiaritmika Gangguan irama jantung dapat ditimbulkan oleh pembentukan impuls atau/dan penyaluran impuls abnormal. Antiaritmika dapat mencegah atau meniadakan gangguan tersebut dengan jalan menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung. Kerjanya berdasarkan penurunan ferekuensi jantung (efek kronotop negatif); pada umumnya obat-obat ini sedikit banyak juga mengurangi daya kontraksinya (efek inotrop negatif). Perlu pula diperhatikan bahwa obat-obat ini juga dapat memperparah atau justru menimbulkan aritmi. Oleh karena itu sebelum dimulai pengobatan perlu dipertimbangkan dengan seksama risiko timbulnya pro-aritmi untuk menentukan obat mana yang paling aman dan sesuai. Obat-Obat Antiaritmia Penggolongan antiaritmika berdasarkan sifat elektrofisiologinya yang diukur di sel-sel myokard tertentu dalam 4 kelas, yakni: Obat kelas I. Zat stabilisasi membran dengan efek kinidin (efek anestetik lokal). Zat-zat ini sangat mengurangi kepekaan membran sel jantung untuk rangsangan akibat Penghambatan pemasukan ion-Na ke membran (sodium-channel blockers) dan perlambatan depolarisasinya. Efeknya ialah frekuensi jantung berkurang dan ritmenya menjadi normal kembali. Dapat dibedakan 3 kelompok: 1.A. Kelompok kinidin: kinidin, disopiramida dan prokainamida. Zat-zat ini memperpanjang masa refrakter dan aksipotensial sel-sel myocard. Kunidin Kunidin dapat menyebabkan mati mendadak, hipotensi, cinchinisme ringan yang gejalenya meliputi tinitus, penglihatn kabur, dan keluhan saluran cerna. Kunidin tersedia dalam bentuk oral namun dalam keadaan tertentu dapat

diberikan secara intramuskular atau intravena. Dosis yang biasa digunakan adalah 200-300 mg yang diberiakn 3-4 kali sehari untuk pemeliharaan. Prokainamid Tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul (250 sampai 500 mg) dan sebagai tablet lepas lambat (250 sampai 1000 mg). Suntikan prokainamid berisi 100 atau 500 mg/ml dan digunakan untuk suntikan intramuskular dan intravena. Prokainamid dapat menyebabkan anoreksia, mual, muntah, diare, pusing, psikosis, halusinasi, depresi, nyeri tenggorokan dan sebagainya. Disopiramid Berefek samping barupa mulut kering, konstipasi, penglihatan kabur, dan hambatan miksi. Selain itu, dapat juga mengakibatkan mual, nyeri abdomen, muntahatau diare. Tersedia dalam bentuk tablet 100 atau 150 mg basa. Dosis total harian adalah 400-800 mg yang pemberiannya terbagi atas 4 dosis. 1. B. kelompok lidokain: lidokain, mexiletin, fenitoin, aprindin (fiboran) dan tocainide. Zat-zat ini mempersingkat masa refrekter dan aksi potensial sel-sel myocard; hanya efektif pada aritmia bilik. Obat epilepsi fenitoin khusus digunakan pada aritmia akibat keracunan digoksin. Lidokain Tersedia dalan larutan untuk infus. Untuk memperoleh kadar yang efektif denagn cepat, diberiakn dosis 0,7-1,4 mg/kg BB secara intra vena. Efek samping berupa disosiasi, mengantuk, agitasi, tidak jelas terlihat, kejang, henti nafas, kedutan otot.

Feniton. Dapat diberikan peroral atau intravena yaitu 100 mg tiap 5 menit sampai aritmia terkendali.Sedangkan dosis pemeliharaan umumnya antar 300-400 mg/hari. Efek samping berupa mengantuk, nistagmus, vertigo, ataksia, dan mual. Tokainid Tersedia dalm bentuk oral 400-600 mg/8 jam. Efek saming berupa pusing, ringan kepala dan tremor, dan gangguan saluran cerna. Meksiletin Tersedia dalm dosis oral 200-300 mg (maksimal 400 mg)tiap 8 jam denagn makann. Efek golongan ini sam seperti efek tokainid. 1c. Kelompok propafenon: propafenon dan flecainida (tambocor) memperpanjang sedikit masa refrakter dan aksipotensial. Obat kelas II. Atenolol, metoprolol, asebutolol, bisoprolol, nadolol, carteolol, dll. Mengurangi aktivitas adrenergik di myocard dengan penurunan ferkuensi dan daya kontraksinya. Obat kelas lll K-Channel blocker: amiodaron, sotalol, ibutilide (convert) dan dofetilide (Tikosyn). Akibat blokade saluran kalium, masa refrakter dan lamanya aksipotensial diperpanjang. Amiodaron efektif terhadap aritmia serambi dan bilik, sotalol hanya terdapat arimia bilik. Obat kelas IV. Antagonis kalsium:verapamil dan diltiazem. Akibat penghambatan pemasukan ion Ca, penyaluran impuls AV diperlambat dan masa refrakter diperpanjang.

Efek samping umum yang dapat terjadi ialah Dekompensasi, yang dapat diinduksi atau diperburuk akibat efek inotrop negatif yang yang sedikit banyak dimiliki kebanyakan antiaritmika, khususnya kinidin dan disopiramida. Efek aritmogen, yakni menimbulkan atau memperburuk aritmia (bilik), khususnya zat-zat kelas I dan III (Flekainida). Gangguan penerusan impuls (AV block) dan bradycardia. Gangguan lambung usus; nausea, mual, diare, anoreksia, dll. Efek neurologis: neuropati perifer, tremor, nyeri kepala, lelah, sukar tidur, impian, khayal, dll. Pada umumnya kelompok 1c digunakan untuk teraspi penderits dengan struktur jantung normal, sedangkan kelompok III bagi penderita jantung abnormal. Wanita hamil yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan menggunakan antiaritmika, karena dalam kebanyakan hal belum diketahui keamananya. Pengecualian adalah lidokain yang dianggap aman selama ibu hamil, tetapi sedikit mencapai air susu ibu. Contoh obatnya ialah, cardarone, kendaron, mexitec, norpace, rytmilen. 2.3 Hipertensi Gambaran umum Hipertensi Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan mekanisme TD. Penyebab diketahui hanya lebih kurang dari semua kasus, antara lain akibat penyakit ginjal dan penciutan aorta/artei ginjal jga akibat tumor di anak ginjal dengan efek over produksi hormon-hormn tertentu yang berkhasiat meningkatjkan TD. Namun dalam kebanyakan hal penyebabnya tidak diketahui, bentuk umum ini disebut hipertensi esensial. Faktor keturunan berperan penting dalam hipertensi ini.

Klasifikasi tekanan darah orang dewasa Klasifikasi sistol Mm/Hg Normal Normal tinggi Hipertensi tingkat I Hipertensi tingkat II <120 120-139 149-159 >160 diastol Mm/hg Dan <80 Atau 80-89 Atau 90-99 Atau >100

Faktor peningkatan TD a. Garam. Ion natriun mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah bertambah dan menyebabkan daya tahan tubuh meningkat juga memperkuat efek vasokonstriksi noradrenalin. b. c. d. Merokok. Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokontriksi dan meningkatkan TD. Pil-antihamil mengandung hormon wanita estrogen yang bersifat retensi garam dan air. Stress. (ketegangan emosional) TD meningkat akibat pelepasan adrenalin dan noradrenalin yang bersifat vasokonstriktif. Bila stres hilang TD hilang lagi. e. Drop. Sejenis gula-gula yang mengandung asam glizirinat dengan khasiat retensi air yang meningkatkan TD.

10

Gejala hipertensi Pasien merasakan gejala nyeri kepala pagi hari sebelum tidur; nyeri ini biasanya hilang setelah bangun. Gangguan biasanya hanya dapat dikenali dengan mengukur tekanan darah. Obat-obat yang digunakan untuk terapi hipertensi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mekanisme kerja Obat hipertensi dapat dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan macam dan kerjanya yakni : 1. 2. 3. 4. 5. Diuretika meningkatkan pengeluaran air dari tubuh. Beta-blockers memperlambat karja jantung. Vasodilator (di/hidelazin, monoxidil), antagonis kalsium, penghambat ACE dan AT II-reseptor blockers. Menstimulasi SSP : agonis alfa-II sentral seperti klonidin dan moxonidin, metildopa, guansapin dan reserpin. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh yakni: - Alfa I blockers derifat quinazolin (prazosin, doxazosin, alfuzosin, tamsulosin) ketanserin (ketansin). Diuretika, contoh afrosic, aldactone, dan aldazide. Alfa-reseptor blockers, contoh cardura, detantol, hytrin. Beta reseptor blockers, contoh beta one, betablok, biscor. Obat-obat SSP Antagonis kalsium, contoh Actapin, Amcor Amdixal. Penghambat ACE, contoh obat acendril, acepress, carcade. Vasodilator, contoh beclov, brainact, cercul, cialis. AT-II-receptor blockers, contoh acetensa, aprovel, angioten.

11

- Alfa I dan II blockers fentolamin - Beta blockkers propranolol, atenolol, metaprolol, pindolol, disoprolol,timolol, dll. - Alfa/beta blockers laabetolol dan carvedilol. Efek samping Hidung mampet dan mulut kering, bradichardia, rasa letih dan lesu, gangguan penglihatan dan lambung-usus (mual, diare). Efek ini hanya sementara dan hilang dalam waktu 1-2 minggu.

12

13

2.4 Obat Anti Angina Gambaran Umum Ialah suatu keadaan dimana suplai oksigen ke jantung berkurang. Gejala ini ditandai dengan adanya reffered pain daerah dermatom yang dipersarafi oleh segmen T1-T4, yaitu nyerio substernal menjalar kelengan kiri bagian medial. Bila iskemia terjadi lama dan berat maka akan terjadi infark jantung.

14

Secar klinis dikenal 3 jenis angina pectoris : Angina Klasik (Angina stabil kronik, effort-induced angina), yaitu iskemi jantung yang terjadi karena adanya sumbatan anatomic berupa aterosklerosisi koroner sehingga aliran koroner tidak dapt memenuhi kebutuhan jantung yang meningkat. Angina ini termasuk dalam jenis angina yang paling sering terjadi dan ditemukan saat pasien setelahmakan, beraktifitas fisik , dan emosi. Angina Varian (Angina Prinzmetal), yaitu angina yang terjadi karena vasospasme koroner (sumbatan fungsional)dan timbul sewaktu istirahat, yang mengakibatkan suplai oksigen ke jarinagn jantung berkurang. Angina tidak stabil, yaitu angina yang dotandai denagn meningkatnya frekuensi dan lam seranagn angina (crescendo), diinduksi oleh adanya stimulus rinagn dan terjadi bila sewaktu istirahatmaupun kerja fisk. Pemberian obat anti angina bertujuan untuk mengatasi atau mencegah seanagt akut angina pectoris dan penceahan jangka panjang angina denagn cara menyeimbangkankebutuhan oksigen jantung. Obat-Obat Angina Pektoris Nitrat Organik Farmakodinamik Nitrat Organik meninbulakan relaksasi otot polos dan pada dosis tinggi akan menyebabkan venodilatasi dan dilatasi arteriol perifer sehinga tekanan sistolik maupun distolik menurun, curah jantung berkurang, dan takikardia. Penderitaakan mengalami pucat, lemah dan pusing karena kerja jantung dan konsusnsi oksigen menjadi berkurang. Farmakokinetik

15

Nitart organic mengalami denitrasi oleh enzim glutation-nitart organic reduktase dalam hati. Ekskresinya terutama dalam bentuk glukuronid dari metabolit denitrat, sebagian besar melalui ginjal. Sediaan dan Posologi

Efek Samping perhatian dan kontraindikasi Efek Samping: Sakit kapla, ras lemah, takikardia, hipotensi, dan palpitasi. Kontarindikasi:

16

Nitrat organic dikontraindikasikan pada penderiat yang hipersensitif pada golongan obat ini. Indikasi: Diindikasikan untuk penderita angina pectoris, gagal jantung maupun infark jantung. Perhatian: Golongan obat ini harus digunakan secara hati-hati pada penderita dengan peningkatan tekanan intrakanial, hipotensi berat, hipovolemiayang belum diatasi, kardiomiopati hipertrofik, stenosisi aorta, dan takiaritmia. Kombinasi golongan ini dengan vasodilator dapat menimbulkan, hipotensii berat. Penghambat Adrenseptor Beta (Beta Bloker) Mekanisme Anti Angina Bekerja denagn cara mengurangi kebutuhan oksigen miokard danagn cara mengurangi ferkuensi denyut jantung, kontarktilitas miokard dan tekanan darah, lalu bekerja denagn cara meningkatkan suplai oksigen denagn cara mengurangi tehganagn dinding ventrikel selama systole serta memperlambat denyut jantung.

Sifat-sifat Farmakologik dan Dosis Antiangina

17

Efek Samping, Perhatian, Kontraindikasi Efek Samping: Bradikardi, blok AV, gagl jantung, bronkospasmen (efek kelanjutan farmakologi). Efek bukan kelanjutan farmakologi berupa, mual, muntah, diare, konstipasi, mimpi buruk, insomnia, halusinasi, depresi, demam, dan rash. Kontraindikasi: Penyakit paru obstruktif kecuali asma ringan atau bronchitis kronis, Diasbetes Miletus, Penyakit vaskuler perifer berat, blok AV derajat 2-3, Sick isnus syndrome atau bradikardia.

18

Perhatian: Diberikan secara hati-hatin pada penderita denagn Diabetes Miletus, gangguan sirkulasim perifer rinagn, gagal jantung rinagn, gangguan konduksi jantung rinagn. Pemberian beta bloker bersam digitalis dapat berefek aditif dalam mendepresi nkonduksi AV singga dapat terjadi disosiasi AV dan henti Jantung. 2.5 Hipolipidemik Gambaran Umum Hipolipidemik merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma untuk menurunkan resiko arterisklerosis yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, ganguan pembuluh darah sereberal, dan gangguan pembuluh darah perifer. Obat-Obat Hipolipidemik Asam Fibrat, yaitu : 1. Klofibrat Farmakodinamik Efek penurunan koleserol denagn asam fibrat diduga berhubunagn denagn meningkatnya bersihan VLDL da IDL dalam hati sehingga produsi LDL menurun. Farmakokinetik Diabsorpsi didalam usus disertai pemecahan ikatan ester dan puncaknay terjadi beberapa jam setelah pemberian oral.60% diekskresikan melalui urin bersam klostiramin.

19

Efek Samping Mual, mencret, kembung, ruam kulit, alopesia, impotensi, leucopenia, anemia, barat badan bertambah, gangguan irama jantung. Indikasi Efektif digunakan untuk penderita hiperlipidemia tipe III, IV, dan V, sedangkan terhadap hiperlipidemia tipe II hasilnya bervariasi. Kontraindikasi Tidak dianjurkan untuk anak-anak karena belum ada data yang mapan. Posologi dan Sediaan Tersedia sebagi kapsul 500 mg. Diberiakn 2-4 kali sehari denagn dosis total sampai 2 gram. Penambahan dosis diatas 2 gram, tidak menambah efek terapi tetapi memperbanyak efek samping. 2. Gemfibrozil Farmakodinamik Kolesterol LDL meningkat, Bersihan pertikel kaya trigliserid meningkat, produksi VLDL dan apoprotein dalm hati menurun. Farmakokinetik Kadar puncak dalam plasma dapat dicapai dalam 1-2 jamdan keadaan mantap tercapai dalam 714 hari pada pemberian 2 kali 600 mg sehari. Mas paruh kira-kira 3/2 jam dan 70% obat ini diekskresikan secar utuh dalam urin. Efek Samping

20

Sakit perut, diare, mual. Indikasi Hiperlipidemia tipe III, IV, atau V yaitu pasien denagn kadar trigliserid 750 mg/dl yang tidak bias diatasi denagn obat penurun trigliserid lain dan diet. Kontraindikasi Tidak efektif untuk penderita hiperkilomikronemia karena defisiensi lipoprotein lipase, gangguan fungsi ginjal anm empedu, wanita hamil dan menyusui. Posologi dan sediaan Dosisi oral dewas ialah 600 mg 2x sehari dierikan jam sebelum makan pagi dn makan malam. 3. Resin, yaitu: 1. Kolestiramin Farmakodinamik Kolesterol LDL menurun dan kadar VLDL meningkat. Efek Samping Mual, muntah, konstipasi. Kontraindikasi Penderita hiperkilomikronemia, peninggian VLDL atau LDL. Posologi dan sediaan

21

Dosis yang dianjurkan ialah 12-16 g sehari dibagi 2-4 bagian dan dapat ditingkatkn sampai maksimum 3 kali 8 g. Ditelan sebagi larutan atau ari buah untuk mengurangi iritasi, bau, dan ras yang mengganggu. 4. Penghambat HMGCOA Reduktase Farmakodinamik Menurunkan LDL, Kadar HDL meningkat. Farmakokinetik Diabsorpsi sebanyak 30%, 95% terikat metabolit plasma, kadar puncaknya 2-4 jam setelah pemberian oral. Efek Samping Gangguan saluran cerna, sakit kepala, rash, katarak pada lensa anjing gila. Indikasi Penderita denagn kadar resiko infark mokard tinggi karena hiperkolesterolemia, termasuk pasien denagn total kolesterol lebih dari 30 mg/dl atau lebih dari 240 mg/dlyang juga menderita penyakit koroner atau ada factor-faktor resiko lain.

Kontraindikasi Wanita hamil karena mempunyai efek teratogenik pada hewan. Posologi dan sediaan

22

Tersedia dalam bentuk tablet 20 dan 40 mg. Dosis dimulai dari 20-40 g per hari diberikan bersama makanan. Bila sesudah 4 minggu dosis dapat ditingkaykan ampai maksimum 80 mg perhari. 5. Asam Nikotinat Farmakodinamik Menurunkan LDL, dan tidak memepengaruhi katabolisme VLDL, sintesis protein total atau ekskresi asam empedu. Efek Samping Gatal dan kemerahan kulit terutama didaerah wajah dan tengkukyang timbul dalam beberapa menit hingga beberap jam. Selain itu berefek pula terhadap fungsi hati yang ditandai denagn kenaikan kadar fosfatase alkali dan transaminase terutama pada dosis tinggi diatas 3 gram., Muntah, diare, dan ulkus lambung. Indikasi Penderita hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia kecuali tipe I. Kontraindikasi Penderita Hiperkolesterilemia tipe I..

Posologi dan sediaan

23

Diberiakn peroral 2-6 gram sehari terbagi dalam 3 dosisbersama makan, mula-mula dalam dosis rendah (3 kali 100-200 mg sehari) lalu dinaikkan setelah 1-3 minggu). 6. Probukol Farmakodinamik Menurunkan kadar LDL dan HDL tanpa perubahan kadar trigliserid. Efek Samping Diare, flatus, nyeri perut,mual, eosinofilia, edema angioneorotik. Indikasi Penderita hiperkolesterolemia denagn peninggian LDL. Posologi dan sediaan Dosis biasa sebaiknya ditelan bersama makanan 2 kali sehari 250-500 mg dan dikombinasikan dengan obat hipolipidemk yang lain. Contoh obat nya yaitu, belvas, cholvastin, ethical, evothil, grospid, detrovel, hipolip, hyperchol.

BAB III

24

PENUTUP 3.1 Kesimpulan Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler terdiri dari gagal jantung, obat utamanya berupa obat dari golongan digoksin. Aritmia, obatnya terdiri dari: 1.A. Kelompok kinidin: kinidin, disopiramida dan prokainamida. 1. B. kelompok lidokain: lidokain, mexiletin, fenitoin, aprindin (fiboran) dan tocainide. 1c. Kelompok propafenon: propafenon dan flecainida (tambocor). Obat kelas II. Atenolol, metoprolol, asebutolol, bisoprolol, nadolol, carteolol, dll Obat kelas lll K-Channel blocker: amiodaron, sotalol, ibutilide (convert) dan dofetilide (Tikosyn).. Obat kelas IV. Antagonis kalsium:verapamil dan diltiazem. Obat Antihipertensi, terdiri dari: Diuretika, contoh afrosic, aldactone, dan aldazide. Alfa-reseptor blockers, contoh cardura, detantol, hytrin. Beta reseptor blockers, contoh beta one, betablok, biscor. Obat-obat SSP Antagonis kalsium, contoh Actapin, Amcor Amdixal. Penghambat ACE, contoh obat acendril, acepress, carcade. Vasodilator, contoh beclov, brainact, cercul, cialis. AT-II-receptor blockers, contoh acetensa, aprovel, angioten.

25

Obat Anti Angina, yaitu golongan nitrat organik, penghambat adrenoseptor beta, penghambat kanal kalsium. Obat Hipolipidemik, yaitu golongan obat asam fibrat,resin, asam nikotinat, dan probukol. 3.2 Saran Penulis menyarankan agar perawat yang merupakan bagian dari petugas kesehatan, harus memperhatikan dan mendalami kaidah pemberian obat kepada pasien. Selain itu, perawat juga harus selalu meng up-date ilmu pengetahuan tentang farmakologi yang akan membantunya untuk membantu proses penyembuhan pasien.

26

DAFTAR PUSTAKA
Corwin,J. 2001. Patofisiologi. Kedokteran EGC: Jakarta. Ganiswarna,S. 2006. Farmakologi dan Terapi. Gaya Baru: Jakarta. Ikatan Apoteker Indonesia. 2010. ISO Indonesia. ISFI: Jakarta N,N. 2003. Obat-obat Penting, Departemen Kesehatan RI dan BPOM. Gaya Baru: Jakarta

27

Vous aimerez peut-être aussi