Vous êtes sur la page 1sur 24

ASMA BRONKIALE

Asma ialah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran napas sangat bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manisfestai berupa serangan asma. Kelainan yang didapatkan ialah:

1.

2. 3.

4.

Otot bronkus akan mengkerut (terjadi penyempitan) Selaput lendir bronkus edema Produksi lendir makin banyak, lengket dan kental sehingga ketiga hal tersebut menyebabkan saluran lobang bronkus menjadi sempit Maka manifestasi serangan asma harus ada pencetus dan ada dasar hiperreaktivitas dari bronkus. Serangan asma dapat berupa sesak napas ekspiratoir yang paroksismal berulang ulang dengan mengi (wheezing) dan batuk yang akibat kontriksi atau spasme otot bronkus, inflamasi mukosa bronkus dan produksi lendir kental yang berlebihan.

Kira-kira 2-20% populasi anak yang dilaporkan pernah menderita asma. Diindonesia belum ada penyelidikan yang menyeluruh tetapi diperkirakan berkisar antara 5-10%. Penyebab asma masih belum jelas. Diduga yang memegang peranan utama ialah reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus (hiperaktivitas bronkus), yang belum jelas diketahui penyebabnya. Diduga karena adanya hambatan dari sebagian sistem adrenergik, kurangnya enzim adenilsiklase dan meningginya tonus sisitem parasimpatik, sehingga mudah terjadinya kelebihan tonus parasimpatik kalau ada rangsangan yang menyebabkan terjadinya spasme bronkus.

Definisi
Asma : gangguan inflamasi kronis saluran nafas dengan banyak sel berperan, khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada orang yang rentan inflamasi ini terjadi episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Konsensus Internastional menggunakan definisi sebagai mengi berulang dan / atau batuk persisten dalam keadaan asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain jarang telah disingkirkan.

Pedoman Nasional Asma anak didalam batasan operasionalnya menyepakatinya kecurigaan asma apabila anak menunjukan gejala batuk dan / atau mengi yang timbul secara episodik, cenderung pada malam hari / dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik, serta adanya riwayat asma dan atopi pada pasien atau keluarganya.

Patofisiologi Serangan Asma


Rangsangan sebagai pemicu primary efektorsel cell (pro inflamatory cell yang terdapat pada saluran nafas) seperti sel mas, makrofag mengeluarkan mediator terjadinya proses inflamasi pada saluran nafas sehingga rusaknya sel epitel saluran nafas serbukan selsel inflamasi, hipertropi otot polos bronkus Spasme otot saluran nafas, udemukosa, penyumbatan lumen oleh sekret yang kental penyebab penyempitan saluran nafas didaerah paru yang luas menyebabkan udara ekspirasi terjebak dalam setiap gerakan ekspirasi (diameter melebar pada fase inspirasi dan menyempit pada fase ekspirasi ) udara terjebak semakin banyak dibagian distal hiperinflasi dari paru paru sewaktu pasien berusaha memaksakan udara keluar mengi ekspirasi memanjang ciri has asma

KLASIFIKASI
Klasifikasi Derajat Penyakit Asma
Parameter Klinis, kebutuhan obat, dan faal paru
1.Frekuensi serangan 2.Lama serangan 3.Diantara serangan 4.Tidur & aktivitas 5.Pemeriksaan fisis diluar serangan 6. Obat pengendali anti inflamasi Jika fasilitas ada, pemeriksaan : 7. Uji faal paru (di luar serangan) PEF / FEV1 > 80% PEF / FEV1 60-80% PEF / FEV1 < 60% Variabilitas 20-30%

Asma episodik jarang (Asma ringan)


< 1x / bulan < 1 minggu Tanpa gejala Tidak terganggu Normal (tidak ada kelainan) Tidak perlu

Asma episodik sering (Asma sedang)


1x / bulan 1 minggu Sering ada gejala Sering terganggu Mungkin terganggu (ada kelainan) Non steroid/steroid hirupan dosis rendah

Asma persisten (Asma berat)


Sering Hampir sepanjang tahun Gejala siang & malam Sangat terganggu Tidak pernah normal Steroid hirupan / oral

8.Variabilitas faal paru (bila ada serangan)

Variabilitas > 15%

Variabilitas > 30%

Variabilitas > 50%

STATUS ASMATIKUS
Riwayat Pemeriksaan fisik Uji laboratorium Terapi

Keterangan Riwayat
Asma tergantung steroid kronik Perawatan intensif (di RS) sebelumnya Sebelumnya pernah mendapat ventilasi mekanis untuk asma Kunjungan berulang ke unit gawat darurat dalam 24 jam terakhir Terjadinya kegawatan pernafasan berat secara mendadak Tanggapan buruk terhadap terapi Pengenalan yang buruk oleh penderita, keluarga/dokter terhadap keparahan serangan Disfungsi keluarga, krisis Henti pernafasan Kejang hipoksik, ensefalopati

Keterangan Pemeriksaan fisik


Pulsus paradoksus > 20 mmHg Hipotensi, takikardi, takikapnea Sianosis Letargi Agitasi Retraksi sternokleidomastoideus, interkostalis, suprasternal Pertukaran udara yang buruk (dada tenang dengan distress berat)

Keterangan Uji laboratorium


Hiperkarbia Hipoksia dengan O2 tambahan FEV1 yang diharapkan <30%, tak terdapat kemajuan dalam 1 jam setelah terapi aerosol

Keterangan Terapi
Terlalu percaya terapi aerosol, inhaler Terlambatnya penggunaan kortikosteroid sistemik Sedasi Terlambatnya pengiriman ke RS / ICU

Diagnosis
Batuk dan/atau mengi merupakan titik awal untuk menuju diagnosis. Selain anak yang menunjukkan tanda mengi dan/atau batuk akan termasuk sekelompok asma yang menunjukkan batuk sebagai satu-satunya tanda, maupun kelompok asma yang kebetulan pada saat diperiksa tanda-tanda mengi, sesak dan lain-lain sedang tidak timbul. Kelompok asma adalah anak yang menunjukkan batuk dan/atau mengi yang timbul secara episodik, lebih cenderung pada waktu malam, musiman dan timbul bila ada beban fisik serta riwayat asma dan atopi pada anak itu maupun pada keluarganya.

Diagnosis Banding
Penyebab lain penyumbatan jalan nafas adalah malformasi kongenital ( sistem pernafasan, kardiovaskular, atau gastrointestinal ), benda asing pada jalan nafas atau esophagus, bronkiolitis infeksius, kistik fibrosis, penyakit defisiensi imunologis, pneumonitis hipersitivitas, aspergilosis bronkopulmonal alergika jalan nafas, tuberkulosis endobronkial, penyakit jamur, dan adenoma bronkus.

Penatalaksanan
Konsep dasar : Menghindari alergen Peningkatan bronkodilatasi Mengurangi peradangan akibat mediator

Tujuan tatalaksana :
Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin tercapainya potensi tubuh kembang anak secara optimal. Secara lebih rinci tujuan yang ingin dicapai adalah : Pasien dapat menjalani aktivitas normal seorang anak, termasuk bermain dan berolahraga. Sesedikit mungkin angka absensi sekolah. Gejala tidak timbul siang ataupun malam hari. Uji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada variasi diurnal yang mencolok pada PEF. Kebutuhan obat seminimal mungkin, kurang dari sekali dalam dua tiga hari, dan tidak ada serangan. Efek samping obat dapat dicegah agar tidak atau sesedikit mungkin timbul : terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Tata laksana medikamentosa dibagi menjadi 2 yaitu :


Tata laksana jangka panjang bertujuan untuk mencegah memburuknya proses inflamasi yang ada menggunakan obat-obat pengendali Tata laksana jangka pendek bertujuan untuk mengatasi serangan asma yang terjadi

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar :


Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma jika sedang timbul. Obat pengendali atau obat profilaksis untuk mengatasi masalah asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas.

Asma episodik jarang 3-4 minggu, obat dosis/minggu >3x Asma episodik sering atau asma persisten 6-8 minggu, respon

obat pereda : -agonis atau teofilin hirupan atau oral bila perlu 3x Tambahkan obat pengendali Steroid hirupan dosis rendah Obat pengendali: ganti dengan streroid hirupan dosis medium Atau pertimbangkan salah satu obat:
-agonis kerja panjang Antileokotrien Teofilin lepas lambat

6-8 minggu, respon

(-)

(+)

Naikan dosis steroid hirupan (dosis tinggi) atau Pertimbangkan penambahan salah satu obat
-agonis kerja panjang Antileokotrien Teofilin lepas lambat

6-8 minggu, respon

(-)

(+)

PENATALAKSANAAN
Tata laksana jangka panjang Tata laksana jangka pendek

Obat asma dibagi 2 kelompok besar Obat pereda Obat pengendali / obat profilaksis

PENATALAKSANAAN
Penanggulangan bronkospasme Penanggulangan edem mukosa Penanggulangan sumbatan lendir

Pengobatan dirumah Inhalasi beta agonis kerja pendek Bronkodilator + steroid oral Respon jelek dibawa ke rumah sakit

PROGNOSIS
Kebanyakan pada anak dengan omset asma sebelum usia 5 tahun memiliki prognosa baik. Anak-anak dengan asma kronik dan pasien yang terkena pada usia remaja biasanya terus mengalaminya pada usia muda

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

Vous aimerez peut-être aussi