Vous êtes sur la page 1sur 16

TASAWUF DI INDONESIASEJARAH KEMUNNCULAN DAN TOKOH-TOKOHNYA

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Akhlak Tasawuf Dosen Pengampu: Nurrochman,

Disusun oleh: Tusfiyatul Aimah Haibatun Nisa Luluk Hamidah Ayu Berliantin : 10680050 : 10680051 : 10680059 :10680052

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan-perkembangan tasawuf di Indonesia erat kaitanya dengan budayabudaya bangsa Indonesia yang bersifat mistik , tasawuf dapat berkembang secara cepat dalam persebarannya. Tasawuf merupakan bagian dari metode penyebaran ajaran Islam sangat mempunyai kemiripan dalam metode pendekatan-pendekatan agama Hindu-Budha yang merupakan sistem keagamaan masyarakat Indonesia sebelum Islam. Kemiripan dalam metode pendekatan dengan latihan kerohanian, inilah yang kemudian mempermudah berkembangnya tasawuf di Indonesia. Tasawuf merupakan alat dari salah satu persebaran islam di Indonesia. tasawuf yang dahulu berkembang di Gujarat, merupakan sinkronisasi keagamaan di Indonesia, yaitu negeri Hindustan yang hal ini tidak jauh berbeda dengan sosiologi agama Hindu di Indonesia.

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Mengetahui kehidupan spiritual di Indonesia sebelum datangnya Islam Mengetahui masuknya Islam ke Indonesia Mengetahui perkembangan tasawuf di Indonesia dan tokoh-tokohnya Mengetahui pengaruh dan pengamalan tasawuf di Indonesia Bagaimana kehidupan spiritual di Indonesia sebelum datangnya Islam? Bagaimana masuknya Islam ke Indonesia? Bagaimana perkembangan tasawuf di Indonesia dan tokoh-tokohnya? Bagaimana pengaruh dan pengamalan tasawuf di Indonesia?

BAB II PEMBAHASAN

A. KEHIDUPAN SPIRITUAL DI INDONESIA SEBELUM DATANGNYA ISLAM Sebagian besar penduduk asli Indonesia sebelum mendapatkan pengaruh dari agama-agama pendatang seperti Hindu, Budha, Kristen, dan Islam, yaitu melakukan pemujaan terhadap pandangan yang berdasarkan tentang fenomena alam. Para pengikut agama yang dianut disebut Animisme, mempercayai adanya ruh Tuhan yang mengalir dalam setiap makhluk. Kekuatan tubuh diyakini sebanding dengan kapasitas ruh Tuhan yang mengalir didalamnya. Sehingga diantara mereka ada yang memuja dan leluhur atas dasar keyakinan bahwa ruh leluhur lebih kuat daripada ruh masyarakat sendiri.selain itu, adanya kepercayaan Dinamisme, yaitu menyembah binatang buas, disamping karena rasa takut, juga atas kepercayaan bahwa rasa takut ini merupakan indikasi adanya ruh Tuhan yang membuat tubuh binatang-binatang tersebut menakutkan. Agama yang pertama yang dianut oleh orang-orang Indonesia-Melayu. Agama yang selanjutnya dianut penduduk Indonesia adalah Hindu-Budha yang dibawa oleh para pedagang India. Hal ini, ditandai dengan berdirinya kerajaan Budha terbesar di Asia Tenggara, yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan yang wilayah kekuasaanya meliputi; Jawa, Sumatra, dan Melayu, tempat terdapatnya Universitas Nalanda, yang memiliki reputasi dunia dalam Budhissme.1 Sejak saat itu agama Hindu-Budha mengalami perkembangan pesat pada abad pertama dan kedua Hijrah, yang ditandai dengan kemunculan kerajaankerajaan yang memiliki keterkaitan dengan kedua agama tersebut. Misalnya kerajaan Majapahit yang berdiri atas inspirasi menggabungkan agama Hindu dan Budha (Sinkretis). Kedatangan orang-orang India yang membawa agama Hindu1

Alwi Shihab, Akar Tasawuf di Indonesia (Jakarta: MMU, 2009), hlm, 4.

Budha memperkenalkan aksara Sansekerta yang kemuduan menjadi aksara Jawa kuno. Dalam sejarahnya, agama asli Indonesia mengalami pasang surut. Berbagai tantangan yang dihadapi menambah sulit baginya untuk bertahan hidup, seperti persaingan terhadap agama-agama pendatang. Kelemahan menghadapi agama-agama pendatang yang lebih unggul dalam hal kesempurnaan ajaranajaran, baik dari segi teologi, tata aturan sosial, maupun ideologi politiknya hampir saja membuatnya punah, terutama pada masa dominasi Islam (kesultanan Demak) awal abad ke-16. Meskipun, pada masa-masa tertentu, tatkala kesultanan Islam mengalami kemunduran dan hadirnya penjajahan Belanda, yang kembali mendapatkan perlindungan dari pemerintahan lokal.2 B. MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA Sebelum Islam masuk ke Indonesia, hubungan dagang antara Sumatra, Cina, India, Persia, serta negeri Arab sudah terjalin dengan pesat. Hal ini dapat diketahui dengan adanya bandar-bandar laut yang terkenal, misalnya Sanfosti di Tiongkok, Bandar Muara Sabak di Sriwijaya (Jambi). Kontak perdangangan tersebut secara tidak langsung membawa unsur-unsur kebudayaan masing-masing pihak. Agama islam yang masuk ke Indonesia didasarkan atas dua pendapat menurut Alwi Shihab , yaitu pandangan islam yang masuk ke Indonesia pada abad ke tujuh Hijrah, ditandai dengan dakwah islam pada saat Dinasti Abbasiyah, yang dibawa oleh Abdullah ibn Muhammbad ibn Abd Qahir Al-Abbasi wafat 799 H/1407M. ke nusantara. Selanjutnya, pandangan bahwa Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah, didasarkan oleh argumentasi catatan-catatan resmi Cina periode Dinasti Tang 618 M menegaskan bahwa islam sudah masuk wilayah Timur jauh, yaitu Cina dan sekitarnya, termasuk kepulauan Indonesia. Jurnal Cina

Alwi Shihab, Akar Tasawuf di Indonesia (Jakarta: MMU, 2009), hlm, 2-3.

mengisyaratkan adanya pemukiman Arab di Cina yang penduduknya diizinkan oleh kaisar untuk menikmati kebebasan beragama. Pengenalan dini kaum Arab terhadap kepulauan Indonesia setaraf dengan data yang mereka ketahui mengenai Cina bahkan lebih luas. Pedagang-pedagang Muslim memasuki Cina karena kedatangan orang-orang Arab membawa islam ke Cina melalui jalur laut. Cina sendiri mempertimbangkan hubungan perdagangan dengan Indonesia dikarenakan letak geografis Indonesia sebagai perdagangan laut internasional.3 Menurut Hamka dan beberapa tokoh lainnya, mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia langsung dari tanah Arab dengan membawa Mazhab Ahli Sunnah Wal-Jamaah khususnya Mazhab Syafiiyah. Hal ini didasarkan atas perlawatan Ibnu Bathuthah yang menemukan masyarakat Islam di Aceh adalah beraliran Syafiiyah, pada abad ke delapan Hijrah.4 Salah satu peninggalan sejarah yang menjadi simbol kesinambungan pengaruh agama asli, yaitu Candi Borobudur, mengindikasikan bahwa penentuan letak bangunannya didasarkan pada kewajiban dalam sistem kepercayaaan animisme untuk membangun tempat ibadah di dataran tinggi. Sedangkan pengaruhnya seni arsitekturnya dalam kehidupan spiritual Islam, misalnya bentuk bangunan masjid lama pada masjid Agung Demak, Cirebon, Banten, dibangun berdasarkan model tradisional Indonesia. C. TASAWUF DI INDONESIA DAN TOKOH-TOKOHNYA Penyebaran Islam yang berkembang secara signifikan di negara-negara Asia Tenggara berkat peranan dan kontribusi tokoh-tokoh tasawuf. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat kaum sufi yang lebih kompromis dan penuh kasih sayang. Islam pada hakekatnya merupakan agama yang terbuka dan tidak mempersoalkan perbedaaan etnis, ras, dan bahasa. Tasawuf islam telah membuka wawasan lebih luas bagi keterbukaan yang meliputi agama-agama lain. Tasawuf islam memasuki Indonesia sekitar abad kedua Hijrah sampai abad ke delapan Hjirah yang mana tasawuf ini berkembang secara menyeluruh di
3 4

Alwi Shihab, Akar Tasawuf di Indonesia (Jakarta: MMU, 2009), hlm, 10. Usman Said, dkk, Pengantar Ilmu Tasawuf (Jakarta: Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama, 1982), hlm. 180-181.

Indonesia. Beberapa alasan yang melatarbelakangi perkembangan tersebut diantarnaya: 1. Hasan al-Basri (w. 110 H), Rabiah al-Adawiyah (w. 185 H), Sufyan Tsauri (w. 121 H) ketiganya dari Basrah. Ibrahim bin Adham (w. 161 H) dan Syaqiq al-Balakhi (w. 194H) keduanya berasal dari Persia. Mereka inilah yang dianggap tokoh-tokoh tasawuf pada akhir abad pertama sampai abad kedua Hijrah. Sedangkan pengaruh tasawuf di Persia lebih dahulu datang ke Indonesia oleh AlGhazali (w. 505 H). Terdapat pula, Syekh al-Yafii ahli tasawuf di Mekkah, merupakan murid dari Syekh Masud bid Abdullah alJawy (bangsa Jawa), yang mana Syeh A-Jawi hidup pada zaman kejayaaan Kerajaan Samudra Pasai.5 2. Paham tasawuf sebagai bentuk baru dari hidup zahid, yaitu menjauhkan diri dari kemegahan hidup duniawi, yang dibawa oleh saudagar-saudagar muslim yang kemudian menetap di Indonesia. 3. Paham-paham thariqat, yang juga berkembang di Indonesia seperti paham Qadariyah oleh Abdul Qadir al-Jailani (w. 1415 H), Naqsabandiyah oleh Bahauddin (w. 1388 M), dan Syattariyah oleh Abdullah Syattar (w. 1415 M), mereka ini berada pada abad ke lima sampai ke tujuh Hijrah. Pada perkembangannya tasawuf di Indonesia juga mendapat pengaruh dari para tokoh yang menyebarkan ajaran tasawuf dari masa ke masa, terdapat dua gologna tasawuf yang berkembang yaitu tasawuf Sunni (salafi) dan tasawuf Falsafi, metode pendekatan pada tasawuf sunni dan salafi lebih menonjol kepada segi praktis () , sedangkan tasawuf falsafi menonjol kepada segi teoritis () . Beberapa tokoh penting yang berkontribusi mengajarkan jalan (thariqah) dalam suasana tasawuf di Indonesia.

Hamka, Tasawuf Pekembangan dan Pemurniannya, (Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1980), hlm. 218.

1. Perkembangan taswuf di Pulau Sumatera a. Hamzah Fansuri yang berfaham Wahdatul Wujud (Falsafi). Riwayat hidup Hamzah Fansuri tidak banyak yang diuraikan secara terperinci. Beliau berasal dari daerah Barus dan kemunculannya dikenal pada masa kekuasaan Sultan Alauddin Riayat Syah pada penghujung abad ke-16. Beliau adalah ahli tasawuf asli Melayu yang suka mengembara, menjelajahi Timur Tengah, Siam, Malaya, dan beberapa pulau di Nusantara. Hamzah Fansuri (w. 1604 M) terkenal dengan tulisannya, misalnya; Syair Perahu, Syair Burung Pingai, sehingga membuat ajaran Tasawuf banyak dikenal oleh banyak orang. Adapun ajaran yang dikembangkannya adalah: 1) Wujud. Menurutnya, bahwa wujud itu hanyalah satu. Wujud yang satu itu berkulit dan berisi, atau ada yang lahir dan ada yang batin. Semua benda-benda yang ada, merupakan pernyataan saja dari wujud yang hakiki, dan wujud yang hakiki itu adalah Al-Haq yaitu Allah SWT. Wujud itu mempunyai tujuh martabat (hakikatnya satu), yaitu a) Ahadiyah; hakikat sejati dari Allah, b) Wahda; hakikat dari Muhammad SAW, c) Wahdiyah; hakikat dari Adam, d) Alam arwah; hakikat dari nyawa, e) Alam mitsal; hakikat dari segala bentuk, f) Alam ajsam; hakikat tubuh, g) Alam insan; hakikat manusia. 2) Allah. Menurutnya Allah adalah Dzat yang mutlak dan qadim, first causal (sebab pertama) dan pencipta alam semesta. Tuhan itu ada dalam diri manusia, tetapi Tuhan itu tidak identik dengan alam. 3) Penciptaan. Menurutnya bahwa wujud Tuhan itu sebagai suatu lautan yang dalam yang tak bergerak dan alam semesta ini merupakan gelombang dari lautan itu. Eksistensi dunia ini bukanlah wujud yang hakiki. 4) Manusia. Menurutnya manusia adalah dunia kecil atau mikrokosmos yang di dalamnya terkandung segala sesuatu (makrokosmos). Untuk

dapat mengenal Allah dan bisa bertemu dengan-Nya, seseorang harus dapat menembus hijab yang membatasi dirinya dengan Tuhan. Hijab itu adalah kejamakan di alam dunia ini. 5) Kelepasan. Menurutnya manusia harus mengalami kelepasan dengan dunia yang harus ditempuh melalui Syariat, Tharekat, Hakikat, dan Marifat, yang secara berturut-turut terdiri dari alam nasut (alam manusia), alam malakut (malaikat), alam jabarut (puasa) dan fana.6 b. Kemudian muridnya Syekh Samsudin bin Abdillah As-Sumatrani (Syamsuddin Pasai), hidup antara tahun 1575-1630 M) yang bermukim di Aceh. Buku-buku yang pernah beliau tulis, diantaranya; Jauhar al-Haqoid, Risalatul Bayyin Mulahazat al-Muwahidin ala al-Muhlidi fi dzikrullah. Pokok-pokok ajarannya mengenai 1). Allah itu Esa adanya, Qadim dan Baqa. 2). Penciptaan dari Dzat yang Mutlak melalui tahap tingkatan, yaitu ahadiya, wahda, wahidiya, alam arwah, alam mitsal, alam ajsam, dan alam insan. 3). tentang manusia, manusia ini semacam obyek dimana Allah menzhahirkan sifatnya. c. Syekh Abdul Rauf Singkel (Syekh Abdul Rauf bin Ali Al-Fansuri alJawi). Lahir di Fansur tahun 1620 M. yang menyebarkan Tarekat Syattariyah dan kemudian diikuti oleh murid-muridnya di daerah Aceh dan Pariaman (1620-1693 M). Beberapa pandangannya mengenai hati manusia yang menjadi unsur penting dalam tubuh, dzikir yaitu mengingat Allah seraya menyebut namanya dengan ucapan (jahar) atau dengan hati (sirri). d. Syekh Burhanuddin (1646-1693 M), beliau merupakan penduduk asli Minangkabau, lahir pada tahun 1056 H/1646 M dan meninggal pada bulan Syafar 1111 H/1693 M. Murid dari Syekh Abdul Rauf Singkel yang berpaham Syafii. Beliau mendirikan madrasah dan mengajar di ulakan, diantara murid-murid yang pernah belajar dengan beliau adalah; Tuanku Mansingan Nan Tuo, Tuanku Imam Bonjol.

Usman Said, dkk, Pengantar Ilmu Tasawuf (Jakarta: Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama, 1982)hlm.187-195.

e. Nuruddin ar-Raniri
1) Riwayat Hidupnya

Nama lengkapnya ialah nuruddin bin Ali bin Hasanji bin Muhammad Hamid Ar-Raniry. Ia berasal dari Ranir ( Rander ) Gujarat. Waktu

mudanya pernah belajar di Hadramaut kepada seorang guru yang bernama Abu Hafs Umar bin Abdullah Basyaiban. Ia datang ke Aceh pada tanggal 6 Muharram 1075 H/1637 M. Dan diduga ia tinggal di Aceh sampai tahun 1644 M. Kemasyhurannya tersiar jauh keluar daerah Aceh. Walaupun ia berasal dari India, tapi karangan-karangannya ada yang ditulis dalam bahasa Arab dan Melayu. 2) Ajarannya Dapat diketahui bahwa paham Ar-raniry sebenarnya hampir sama dengan Hamzah Fansuri, terutama dalam masalah hubungan antara wujud Tuhan dengan alam. Alam ini digambarkan sebagai wujud yang majaz. Hal ini dapat dimaklumi, oleh karena sebagaimana sufi lainnya, Ar-Raniry pun berusaha memberi paham betapa Esa nya Tuhan itu secara Haqiqi. f. Ulama sufi yang lainnya adalah Syekh Abdu samad al-Palimbani. Salah satu hasil dari pandangannya tentang keutamaan berzikir, meliputi tatacara saat berzikir dan tatacara setelah seorang murid melakukan zikir.

2. Perkembangan tasawuf di Pulau Jawa Penyebaran dan penyiaran agama islam di tanah Jawa pada zaman dahulu adalah dipelopori para mubaligh islam yang dikenal dengan sebutan wali. Dari segi bahasa, makna wali yang ditulis dengan aksara arab berarti orang yang mencintai dan dicintai. Waliyullah artinya orang yang mencintai dan dicintai Allah SWT. Wali songo artinya sembilan orang wali. Di samping sebagai muballigh islam, mereka ini juga adalah orang-orang yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan. Mereka mempunyai fungsi rangkap, yaitu sebagai muballigh atau guru dan juga sebagai pemimpin masyarakat pendamping raja. Para wali sango tersebut adalah; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati.

a. Maulana Malik Ibrahim 1.) Riwayat Hidupnya Maulana malik Ibrahim adalah putra dari maulana Muhammad Jumaidil Kubra bin Sayid Zainul Husein, bin sayid zainul Kubra bin Sayid Zainal Abidin, bin Husein, bin Fatimah, binti Muhammad SAW. Disepakati oleh para ahli sejarah, bahwa Maulana Malik Ibrahim bukanlah putra asli Indonesia, ia datang ke pulau Jawa pada tahun 1399 M. Maulana Malik Ibrahim mulai menyiarkan agama islam di tanah Jawa ialah di daerah Jawa Timur. 2.) Beberapa ajarannya Dalam seluruh usaha dakwahnya, nampaknya ia lebih banyak

mengutamakan masalah tauhid dan akhlaq, masalah Tuahan dan ke Esaan Nya dan masalah perilaku manusia. Mengenai filsafat ketuhanan antara lain ia mengatakan bahwa yang dinamakan Allah itu ialah sesungguhnya yang diperlukan adanya. b. Sunan Ampel ( 1401-1452) 1) Riwayat Hidupnya Nama kecilnya ialah Raden Rahmat, seperti diuraikan di muka, ia adalah putra dari Maulana Malik Ibrahim. Ia dilahirkan tahun 1401 M, dan dibesarkan di luar Jawa, diperkirakan mulai menetap di Jawa pada tahun 1431 M. 2) Beberapa ajarannya Sebagai penyambung ayahandanya ajarannya lebih Maulana Malik Ibrahim, maka

banyak diutamakan kepada masalah yang berkenaan

dengan pemurnian tauhid dan pembinaan akhlaq. c. Sunan Bonang 1 ). Riwayat Hidupnya Lahir pada tahun 1449 M. Merupakan salah seorang putra dari Sunan Ampel. beliau adalah seseorang yang terhormat di kalangan agamawan maupun bangsawan dan masyarakat. Jiwa seni adalah merupakan satu

keistemewaan yang dimilikinya dan dimanfaatkannya dalam usaha dakwahnya. 2 ). Pokok-Pokok Ajarannya Primbon Sunan Bonang memuat wejangan yang didahului dengan basmallah, hamdallah, dan salawat. Isinya penjelasan yang sistematis tentang usul suluk ( tauhid dan tasawwuf ) dan berpangkal kepada kalimat syahadat. d. Sunan Giri 1) Riwayat Hidupnya Disebut juga dengan raden paku, sunan Giri merupakan orang penting dan terhormat baik di kalangan kerajaan maupun di tengah-tengah ulama. Beliau dijadikan anak angkat oleh Nyi Gede Maloka (Nyai Ageng Tandes), disekolahkannya ke Ampel dan berguru kepada Sunan Ampel. 2) Pokok-Pokok Ajarannya Sebagai seorang pendidik, Sunan Giri banyak menyampaikan ajaranajarannya dalam bentuk permainan anak-anak dan berbagai macam lagu yang berjiwa agama. Selain itu, sunan giri juga mengajarkan syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat. e. Sunan Drajat 1). Riwayat Hidupnya Nama kecilnya Syarifuddin dan juga sering disebut dengan nama Raden Qasim. Beliau adalah salah seorang putra darri Ssuyang banyak

memperhatikan soal-soal kesejahteraan dan sosial. 2 ). Beberapa ajarannya Dalam setiap kesempatan dakwahnya yang menjadi pembahasannya adalah masalah sosial yang terkait dengan ajaran-ajaran islam. f. Sunan Kaljaga Nama Raden Mas Syahid, putra Adipati Wilwatikta, menantu Maulana Malik Ibrahim. Mengalami zaman Majapahit, Demak, dan Pajang., makamnya di

Kadilangu, Demak. Mengaji dengan Sunan Ampel. Beliau adalah seorang pujangga, seniman besar. Ajarannya, berupa kesederhanaan atau zuhud.Dalam dunia pemerintahan,beliau mempersatukan agama dan umara yang disimpulkannya dalam suatu selogan Sabdho Pandito Ratu, yang artinya satunya ucapan raja dan ulama. g. Sunan Kudus Nama Jafar Sodiq, Raden Amir Haji, putra dari Sunan Ngudung, menantu Sunan Bonang.eliau terkenal dengan keahliannya dalam ilmu

agama,seperti ilmu tauhid,ushul,hadist,terutama dalam bidang ilmu fiqh (hukum). Merupakan pujangga dan sastrawan, mengarang

Maskumambang dan Mijil. Ajarannya berupa akhlak dan zuhud. h. Sunan Muria Nama Raden Prawoto, Raden Umar Said, Putra Sunan Kalijaga. Dengan Dewi Sujinah (putri Sunan Ngudung) melahirkan Raden Santri atau Sunan Ngadilangu. Beliau mempertahankan gamelan sebagai media dakwah Islam, mengarang Sinom dan Kinanti. Ajarannya bersifat sangat sufistik, dan zuhud.Beliau adalah salah seorang yang berusaha mempertahankan berlangsungnya gamelan sebagai kesenian Jawa untuk digunakan sebagai media dakwah Islam ditengah masyarakat. i. Sunan Gunung Jati Nama Raden Abdul Kadir, Syarif Hidayatullah, Faletehan, Syekh Nuruddin Ibrahim bin Israil, Said Kamil, Maulana Syekh Makdum Rahmatullah. Putra Maulana Ishak. Makam di Cirebon, wafat tahun 1570 M. Beliau mengatakan bahwa amal paling utama adalah menjaga budi pekerti yang luhur denga akhlak yang mulia.7 3. Perkembangan tasawuf di Kalaimantan Sama halnya perkembangan di pulau-pulau lain di nusantara salah seorang sufi yang terkemuka di Kalimantan ialah Syekh Khatib As-Sambasi, ketika belajar di Mekkah beliau lebih dikenal dengan nama Ahmad Khatib bin Abdul Ghafar As7

Usman Said, dkk. Pengantar Ilmu Tasawuf, 1983, Jakarta: Penerbit, hlm. 186-252.

sambasi Al-Jawi. Beliau dipandang oleh gurunya sebagai ahli Fiqih, Ilmu Hadits, Ilmu Tasawuf dan penghapa Quran. Sementara di Kalimantan Selatan Sufi di kembangkan oleh Syekh Muhammad Nafi Idris bin Husaei Al-banjiri yang diberi gelar oleh pengikutnya dengan nama maulana Al-Alamah Al-Mursad Ila Tarikis Salamah yang hidup semasa dengan Syekh Muhammad Ar-Sad bin Abdillah Al-Banjiri, tetapi mereka berbeda keahliannya dalam hal agama, dimana Syekh Muhammad Nafis sangat mendalami Ilmu Tasawuf sadangkan Syekh Muhammad Ar-Sad lebih mendalami kepada Syariat. Tarikat yang lebih mencolok pada Syekh Muhammad Nafis ialah diliha dari segi teologi yakni Asyariyah dan dari segi mahjab Fiqih lebih kepada Mahjab Syafii. 4. Perkembangan tasawuf Pulau Sulawesi Hampir semua perkembangan Tasawuf di kepulauan Nusantara satu sama lain tidak jauh berbeda. Yakni untuk mengIslamkan penduduk sekitar yang membedakan satu sama lainnya adalah tarekat yang kemudian berkembangnya saja, di Sulawesi tasawuf yang berkembang bercorak Sunni dan Falsafi, meskipun pada tarekat Falsafi banyak mencampur adukan ajaran Tasawuf dengan Ilmu Hitam, sehingga hal ini semakin membingungkan masyarakat kalangan awam. Hal seperti inilah yang kemudian membuat ciri Tasawuf dimata masyrakat semakin direndahkan dan kurang diminati orang. Ulama Tasawuf dari Sulawesi adalah SyekhYusuf Tajul Khalawati Al-Makasari, beliau lahir 3 Juli 1629 M, beliau beraliran Tasawuf sunni yang bermukim di Goa Sulawesi Selatan. Dalam salah satu karangannya beliau menulis diujung namanya dengan bahasa arab al-Mankasti yaitu mungkin yang beliau maksudkan adalah Makassar yaitu nama kota di Sulawesi Selatan dimasa pertengahan dan nama kota itu sekarang diganti pula dengan Ujung Pandang yaitu mengambil nama yang lebih tua dari pada nama Makasar.

D. PENGARUH DAN PENGAMALAN TAWASUF DI INDONESIA. Ajaran tasawuf pada kemudiaannya adalah berhubungan erat dengan tarikat. Di Indonesia tarikat-tarikat yang telah berkembang dan punya pengaruh seperti; tarikat Naqsyabandiyah, Qadariyah, Syattariyah, Saziliyah,

Khalawathiyah, dan sebagainya. Melalui murid-muridnya, secara turun temurun, para pendiri tarikat ini telah mendapat kehormatan yang cukup tinggi dalam kegiatan keagamaan di tengah masyarakat. Hal ini sampai sekarang dalam beberapa aktivitas keagamaan, seperti dalam memulai suatu pengajian, nama Abdul Qadir Jailani selalu ikut serta. Selain itu, pengaruh tasawuf dalam pengembangan kesusasteraaan Jawa yang telah diadopsi yaitu kitab-kitab kuno yang diubah kedalam bahasa dan syair Jawa baru, dengan memasukkan unsur-unsur keislaman didalamnya. Karangankarangan dalam kesusasteraaan baru, misalnya Serat Cintini yang ditulis pujangga Yosodipuro II, dkk. Serat Wirid Hidayat Jati oleh Ronggowarsito, dan kitab Wulangreh karya Paku Buana IV.

BAB III KESIMPULAN

Kehidupan spiritual di indonesia sebelum datangnya islam masyarakatnya menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Agama yang selanjutnya dianut penduduk Indonesia adalah Hindu-Budha yang dibawa oleh para pedagang India. Hal ini, ditandai dengan berdirinya kerajaan Budha terbesar di Asia Tenggara, yaitu kerajaan Sriwijaya. Agama islam yang masuk ke Indonesia didasarkan atas dua pendapat menurut Alwi Shihab, yaitu pandangan islam yang masuk ke Indonesia pada abad ke tujuh Hijrah.Selanjutnya, pandangan bahwa Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah. Tasawuf islam memasuki Indonesia sekitar abad kedua Hijrah sampai abad ke delapan Hjirah. Perkembangan tasawuf di Pulau Sumatera tokoh-tokohnya adalah Hamzah Fansuri Syekh Samsudin bin Abdillah As-Sumatrani (Syamsuddin Pasai), Syekh Abdul Rauf Singkel , Syekh Burhanuddin , Nuruddin ar-Raniri, Syekh Abdu samad al-Palimbani. Perkembangan tasawuf di Pulau Jawa tokoh-tokohnya adalah Maulana Malik Ibrahim , Sunan Ampel , Sunan Bonang , Sunan Giri , Sunan Drajat , Sunan Kaljaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati. Perkembangan tasawuf di Kalaimantan tokoh-tokohnya adalah Syekh Khatib As-Sambasi dan Syekh Muhammad Nafi Idris bin Husaei Al-banjiri. Perkembangan tasawuf Pulau Sulawesi tokohnya adalah SyekhYusuf Tajul Khalawati Al-Makasari. Pengaruh dan pengamalan tawasuf di Indonesia memunculkan ajaran tasawuf pada kemudiaannya adalah berhubungan erat dengan tarikat. Di Indonesia tarikat-tarikat yang telah berkembang dan punya pengaruh seperti; tarikat Naqsyabandiyah, Qadariyah, Syattariyah, Saziliyah, Khalawathiyah, dan sebagainya.Selain itu berpengaruh juga terhadap perkembangan kesusastraan Jawa.

DAFTAR PUSTAKA

Shihab,Alwi.2009. Akar Tasawuf di Indonesia.Jakarta: MMU Said, Usman ,dkk.1982.Pengantar Ilmu Tasawuf .Jakarta: Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama Hamka.1980. Tasawuf Pekembangan dan Pemurniannya.Jakarta: Yayasan Nurul Islam

Vous aimerez peut-être aussi