Vous êtes sur la page 1sur 31

Laporan pendahuluan

Asuhan keperawatan Pada klien dengan GangguanSistem Penglihatan (Retinoblastoma) Di Ruang Mata RS Dr. Soetomo Surabaya

Disusun Oleh : SUBHAN NIM 010030170 B

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PROGRAM STUDI S 1 ILMU KEPERAWATAN


SURABAYA 2012

LANDASAN TEORI RETINOBLASTOMA


A. Pengertian Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel kerucut atau batang) atau sel glia yang bersifat ganas (Ilyas S. dkk, 1981) B. 1. 2. mata) 3. 4. insidennya sama 5. C. Patofisiologi Secara histopatologik retinoblastoma terdiri atas sel-sel kecil berbentuk bulat dengan nukleus besar yang hiperkromatik dan sitoplasma yang sedikit. Gambaran mitosis mungkin lebih banyak ataupun sedikit. Kadang-kadang ditemukan daerah nekrosis dan deposit kalsium. Gambaran khas mata retinoblastoma adalah adanya rosette yaitu gambaran yang terdiri atas susunan sel kuboid yang mengelilingi suatu lumen dan nukleus yang terletak di daerah basal (Ilyas S. dkk, 1981). Tidak terdapat predileksi ras Ditemukan 1 diantara 30.000 kelahiran Perbandingan laki-laki dan perempuan Insiden Kelainan ini umumnya bersifat kongenital walaupun dapat pula dijumpai pada usia yang lebih lanjut (40 tahun) Diturunkan secara dominan autosom (bila menegani kedua mata), dan bersifat mutasi somatik (bila mengenai satu

Diagram patofisiologi retinoblastoma.


Faktor predisposisi : umumnya bersifat kongenital walaupun dapat pula dijumpai pada usia yang lebih lanjut (40 tahun) dominan autosom mutasi somatik Gejala Subyektif : 1. 2. 3. 4. Leukokoria strabismus glaukoma mata sering merah atau penglihatan yang menurun pada Data Obyektif : massa yang menonjol di dalam badan kaca neovaskularisasi di permukaan tumor. adanya mikroneurisma atau

Neuroretina

Mitosis pada daerah nekrosis dan deposit kalsium

teleangiektasi.

Retinoblastoma (Sel kuboid yang mengelilingi suatu lumen dan nukleus yang terletak didaerah basal)
Dampak psikologis : 1. 2. 3. 4. Ansietas Rendah diri Risiko inefektif penatalaksanaan 2. 3. 4. regimen terapi Hospitalisasi Dampak fisik 1. Perubahan (melihat) Resiko cedera Perubahan gambaran tubuh Nyeri pada mata persepsi sensori

Penatalaksanaan : 1. tumor) 2. kemoterapi 3. 4. lainnya) 5. Pembedahan (enukleasi ialah bedah pengangkatan bola mata). Setalh bola mata dikeluarkan, otot mata dijahit pada bola plastik yang dimasukkan dalam rongga mata, dan alat penyesuai sementara dimasukkan untuk mempertahankan bentuk alami rongga mata. Antara 2 dan 6 Koagulasi ringan Kemoterapi (metastase ke jaringan tubuh Penyinaran yang dikombinasikan dengan Penyinaran supervoltage (membunnuh sisa-sisa

minggu setelah operasi, prostesisi mata daapt dibuat untuk klien untuk dipasang. periost).
Preoperasi :: 1. 2. Ansietas Takut Postoperasi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Perubahan persepsi sensori (melihat Resiko cedera Perubahan gambaran tubuh Nyeri pada mata Perubahan interaksi sosial Berduka

Eksentrasi orbita ( eksistensi ke jaringan

orbita) dengan mengangkat seluruh isi orbita dengan jaringan

7. a.

Gambaran klinis (Ilyas S. dkk, 1981) Gejala subyektif Biasanya sukar ditemukan karena anak tidak mengeluh. Kelainan ini dapat disurigai bila ditemukan adanya leukokoria (Refleks putih pada pupil dan dapat disebabkan karena kelainan pada retina, badan kaca, dan lensa), strabismus, glaukoma (suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai oleh peninggian tekanan intraokluler, pengguangan dan degenerasi papil saraf optik serta defek lapang pandangan yang khas), mata sering merah atau penglihatan yang menurun pada anak-anak b. Gejala obyektif 1. Tampak adanya suatu massa yang menonjol di dalam badan kaca 2. Massa tumor dapat menonjol di atas retina ke dalam badan kaca pada retinoblastoma tipe endofitik atau terletak di bawah retina terdorong ke dalam badan kaca seperti pada tipe eksofitik. 3. Masa tumor tampak sebagai lesi yang menonjol berbentuk bulat, berwarna merah jambu, dapat ditemukan satu atau banyak pada satu mata atau kedua mata. 4. Sering terdapat neovaskularisasi di permukaan tumor. 5. Mungkin juga ditemukan adanya mikroneurisma atau teleangiektasi. 6. Pada pemeriksaan funduskopi pada lesi ini tidak ditemukan tanda peradangan seperti edema retina, kekeruhan badan kaca dan lain-lain.

8.

Pengobatan a. Penyinaran supervoltage b. Penyinaran yang dikombinasikan dengan kemoterapi

c. Koagulasi ringan d. Kemoterapi e. Pembedahan. 9. Komplikasi Adanya metaatase ke : a. b. c. 10. Prognosa a. b. Tumor ditemukan dalam keadaan dini, unilateral dan diaobati secepat mungkin, 90% hidup. Buruk, jika menjlar ke saraf optik dan sistemik. Lamina kribosa, saraf optik yang infiltrasi ke vaginal scheat sampai ke subarachnoid dan intrakranial menjadi tumor otak. Jaringan koroid (metastase melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh) Pembuluh emisari/tumor menjalar ke posterior orbita.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN (RETINOBLASTOMA) I. A. Identitas Kelainan ini umumnya bersifat kongenital walaupun dapat pula dijumpai pada usia yang lebih lanjut (40 tahun). Diturunkan secara dominan autosom (bila menegani kedua mata), dan bersifat satu mata) B. Keluhan Utama Massa/tumor pada mata C. Riwayat Penyakit : 1. Riwayat penyakit sekarang P : Adanya massa pada mata kanan/kiri Q : Massa bertambah besar R : Pada kedua mata/ satu sisi S : kondisi tersebut berdampak mata merah, cekot-cekot, mata juling dan penglihatan menurun T : dirasakan sejak anak/kelainan sejak lahir 2. Riwayat penyakit masa lalu 3. Riwayat keluarga adanya penyakit keturunan (Autosal Dominan) D. Dampak psikososial Klien kuatir dengan keadaan penyakitnya, sehingga mengganggu penampilan dirnya yang berdampak pada perubahan interaksi karena merasa rendah diri (konsep diri). E. Pemeriksaan fisik Status lokalis 1. Glukoma, strabismus dan leukokorea 2. Tampak adanya suatu massa yang menonjol di dalam badan kaca 3. Massa tumor dapat menonjol di atas retina ke dalam badan kaca pada retinoblastoma tipe endofitik atau terletak di bawah retina terdorong ke dalam badan kaca seperti pada tipe eksofitik. 4. Masa tumor tampak sebagai lesi yang menonjol berbentuk bulat, mutasi somatik (bila mengenai PENGKAJIAN

berwarna merah jambu, dapat ditemukan satu atau banyak pada satu mata atau kedua mata. 5. Sering terdapat neovaskularisasi di permukaan tumor. 6. Mungkin juga ditemukan adanya mikroneurisma atau teleangiektasi. 7. Pada pemeriksaan funduskopi pada lesi ini tidak ditemukan tanda peradangan seperti edema retina, kekeruhan badan kaca dan lain-lain. F. Diagnosa keperawatan a. Preoperasi 1. Perubahan persepsi sensori melihat berhubungan dengan efek dari neoplasma yang berasal dari neuroretina. 2. Ansietas yang berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan 3. Ganguan konsep diri berhubungan dengan efek perubahan pada gaya hidup 4. Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program teapeutik yang berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang aktivitas yang diperbolehkan dan yang dibatasi, obatobatan,komplikasi dan perawatan tindak lanjut. 5. Takut berhubungan dengan pemcedahan yang akan dijalani b. Post operasi 1. Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak pembedahan 2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap gangguan akibat pembedahan mata. 3. Risiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan 4. Berduka berhubungan dengan kehilangan mata 5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan penampilan 6. Perubahan interaksi sosial berhubungan dengan perubahan citra tubuh danb perubahan penglihatan.

II. PERENCANAAN Perubahan persepsi sensori melihat berhubungan dengan efek dari neoplasma yang berasal dari neuroretina. Tujuan : Klien dapat mengerti tentang penyakitnya dan dapat menggunakan kekuatan panca indera keenam. Kriteria : - Klien mengerti dan mau menerima keberadaan penyakitnya. - Klien dapat melakukan aktivitas yang diperlukan sehari-hari baik aktif maupun pasif - Klien mau berkerja sama dalam mengendalikan kondisi penyakitnya baik medis dan perawatan Rencana Intervensi : INTERVENSI Orientasikan klien pada lingkungannya RASIONAL Orientasi dapat memberikan ingatan atau memori pad aotak sehingga bisa membawa perasaanbpada tempatnya. Berikan penjelasan tentang penyakitnya Pengetahuan dan pengalaman akan menambah wawasan dan fungsi kerja sama dalam tindakan. Hindari pergerakan yang mendadak, Mencegah bertamabh parahnya lapisan mengsaraf retina yang terlepas . hentakkan kepala,menyisir,batuk,bersin, muntah Ajarkan klien dan stimulasi klien dalam Panca indera ke enam merupakan menggunakan panca indera ke enam kepekaan dalam menggunakan feeling dalam berbuat dan bertindak. Jelaskan beberapa alternatif tindkan untuk Pem,bedahan, kemoterapi, merupakan mengatasi masalah yang berhubungan salah satu dari beberapa tindakan dengan penyakitnya seperti pembedahan. Kemoterapi dan lainnya. Ansietas yang berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan Tujuan : Kecemasan berkurang Kriteria : - Klien mampu menggambarkan ansietas dan pola kopingnya. - Klien mengerti tentang tujuan perawatan yang diberikan/dilakukan. - Klien memahami tujuan operasi, pelaksanaan operasi, pasca operasi, prognosisnya (bila dilakukan operasi).

Rencana Intervensi : INTERVENSI Kaji tingkat ansietas : ringan,sedang,berat,panik RASIONAL Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kecemasan klien sehingga memudahkan penanganan/pemberian askep selanjutnya.

Berikan kenyaman dan ketentraman hati

Agar klien tidak terlalu memikirkan penyakitnya. Berikan penjelasan mengenai prosedur Agar klien mengetahui/memahami perawatan,perjalanan penyakit & progno- bahwa ia benar sakit dan perlu dirawat. sisnya. Berikan/tempatkan alat pemanggil yang Agar klien merasa aman dan terlindungi mudah dijangkau oleh klien saat memerlukan bantuan. Gali intervensi yang dapat menurunkan Untuk mengetahui cara mana yang ansietas. efektif untuk menurunkan/mengurangi ansietas. Berikan aktivitas yang dapat menurunkan Agar klien dengan senang hati kecemasan/ketegangan. melakukan aktivitas karena sesuai dengan keinginan-nya dan tidak bertentangan dengan prog-ram perawatan. Ganguan konsep diri berhubungan dengan efek perubahan pada gaya hidup Tujuan : Konsep diri klien mengarah ke positif (adaftif) Kriteria : 1. verbal yang konstruktif 2. 3. Reaksi terhadap perubahan gaya hidup ke arah positif Klien mau menerima keadaannya dan pasrah RASIONAL Interaksi yang mencobat meningkatkan konsep diri dimulai dengan mengkaji tentang apa yang dirasakan klien tentang penyakit dan pembedahan. Hal ini membantu klien untuk mengubah fokus dari perubahan penampila ke semua aspek yang positif yang menunjang konsep diri. Mempertahankan kotrak sosial kekuatan moral klien dalam mengahdapi masalahnya. Meminimalkan perubahan yang ada ke arah konstruktif. Konsep diri yang diekspresikan klien nonverbal dan

INTERVENSI Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya

Bantu klien untuk mengidentifikasi tingkat mekanisme koping yang dimiliki Berikan support sistem (keluarga, teman dekat dan lainlain) Ajarkan klien untuk beradaptasi terhadap perubahan penampilannya.

Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang aktivitas yang diperbolehkan dan yang dibatasi, obat-obatan,komplikasi dan perawatan tindak lanjut. Tujuan : Klien mampu berintegrasi dengan program terapeutik yang direncanakan/dilakukan untuk pengobatan, akibat dari penyakit dan penurunan situasi berisiko (tidak aman, polusi). Kriteria : - Klien mengungkapkan ansietas berkurang tentang ketakutan karena ketidak tahuan, kehilangan kontrol atau kesaahan persepsi. - menggambarkan proses penyakit, penyebab dan faktor penunjang pada gejala dan aturan untuk penyakit atau kontrol gejala. Mengungkapkan maksud/tujuan untuk melakukan perilaku kesehatan yang diperlukan dan keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan kekambuhan atau komplikasi. Rencana Intervensi : INTERVENSI Identifikasi faktor-faktor penyebab yang menghalangi penata laksanaan program terapeutik yg efektif. Bangun rasa percaya diri. RASIONAL Agar diketahui penyebab yg menghalangi sehingga dpt segera diatasi sesuai prioritas. Agar klien mampu melakukan aktifitas sendiri/dengan bantuan orang lain tanpa mengganggu program perawatan. Tingkatkan rasa percaya diri dan Agar klien mampu dan mau kemampuan diri klien yang positif. melakukan/ melaksanakan program perawatan yang dianjurkan tanpa mengurangi peran ser-tanya dalam pengobatan/ perawatan diri-nya. Jelaskan dan bicarakan: proses penyakit, Klien mengerti dan menyadari bahwa aturan pengobatan/perawatan,efek sam- penyakitnya memerlukan suatu ping prognosis penyakitnya. tindakan & perlakuan yang tidak menyenangkan. Takut berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani Tujuan : Klien tidak takut dalam menjalani operasinya Kriteria : Klien akan mengekspesikan kekawatirannya mengenai operasi yang akan dijalani selama dialog (banyak informasi yang dicari klien) Klien mau dan bekerja sama dalam tindakan operasi setelah mengerti

ntentang prosedur pembedahan , risiko serta manfaatnya. Klien tenang dan tidak gelisah Tensi 130/80 mmHg, nadi normal (60-80 menit/detik) yang RASIONAL Mengungkapkan perasaan dan kekawatiran meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu klien dalam mengidentifikasi masalah. Validasi memberi keyakinan meningkatkanharga diri dan membantu mengurangi ansietas. Stimulasi simultan berbagai indera meningkatkan proses belajar mengajar.

INTERVENSI Ciptakan suasana lingkungan kondusif dan saling percaya

Dengarkan dengan aktif dan validasi ketakutan klien

Sajikan informasi dengan menggunakan metode model anatami atau contoh protesis Diskusikan tentang perawatan Infromasi tentang apa yang akan preoperatif (premedikasi, sedasi, infus dihadapi dapat mengurangi kecemasan, cairan ) sehingga memungkinkan klien mau berpartisipasi jelaskan aktivitas yang diperbolehkan Informasi dapat meningkatkan setelah operasi (berbaring, ambulasi, kepatuhan dan memfasilitasi proses latihan nafas dalam) perencanaan pulang. c. Post Operasi

Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak pembedahan Tujuan : Nyeri berkurang atau rasa nyaman terpenuhi Kriteria : lokasi nyeri minimal keparahan nyeri berskala 0 Indikator nyeri verbal dan noverbal (tidak menyeringai)

INTERVENSI RASIONAL Identifikasi klien dlam membantu Pengetahuan yang mendalam tentang menghilangkan rasa nyerinya nyeri dan kefektifan tindakan penghilangan nyeri. Berikan informasi tentang penyebab dan Informasi mengurangi ansietas yang cara mengatasinya berhubungan dengan sesuatu yang diperkirakan. Tindakan penghilangan rasa nyeri Tindakan ini memungkinkan klien noninvasif dan nonfarmakologis (posisi, untuk mendapatkan rasa kontrol balutan (24-48 jam), distraksi dan terhadap nyeri. relaksasi. Terapi analgetik Terapi farmakologi diperlukan untuk memberikan peredam nyeri.

Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap gangguan akibat pembedahan mata. Tujuan : Infeksi tak terjadi Kriteria : Tanda-tanda infeksi tidak ditemukan : kemirahan periorbital drainase baik suhu dalam batas normal nilai laboratorium Sel Darah Putih normal

INTERVENSI Tingkatkan Penyembuhan luka : diit seimbang menjaga kebersihan luka Tindakan untuk mencegah regangan pad ajahitan

RASIONAL Nutrisi dan hidrasi yang optimal meningkatkan kesehatan umum. Mempercepat kesemubuhan luka. Regangan pad ajahitan dapat menimbulkan gangguan, emmbuat jalan masuk mikroorganisme. Tindakan perawatan luka aseptik dan Teknik aseptik menimimalkan antiseptik masuknya mikroorganisme dan mengurangi risiko infeksi. Terapi antibiotika Anti kuman atau babteri berspektrum luas.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. Jakarta : EGC (2000). Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif. Ed. 8. Jakarta : EGC Danielle G dan Jane C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC Jakarta Darling, V.H. & Thorpe, M.R. (1996). Perawatan Mata. Yogyakarta : Yayasan Essentia Media. Ilyas, Sidarta. (2000). Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI Jakarta. Mansjoer, A. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI Jakarta. Sidarata I. (1982). Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Jakarta Wijana, Nana. (1983). Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI Jakarta

ASUHAN KEPERWATAN PADA KLIEN An. A.O.M.O DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN (TUMOR OKULI SUSPEK SINESTRA RETINOBLASTOMA) RUANGAN MATA RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA A. PENGKAJIAN tanggal 21-01-2002 1. Identitas Nama Jenis kelamin Umur Anak ke Nama Ayah Nama Ibu Pendidikan Ayah Pendidikan Ibu Agama Suku Bangsa Alamat Tgl masuk Diagnosa medis Sumber informasi 2. Keluhan Utama Mata kiri keluar, benjolan dan berdarah Paliatif, Massa tumor (benjolan) Kualitatif, kuantitatif, Mata bengkak, keluar darah, mata timbul dan keluar keputihan. Regio, massa tumor tersebut pada mata kiri , sedangkan kanan hanya keluar air mata dan mengecil (mikrophtalmi) Severity, Dengan kejadian ini anaknya sering jengking dan posisi tersebut dipertahankan karena enak, upaya untuk menanganinya dengan menggnedong dan menidurkan anak serta minum obat dari dr. praktek Time., Hal ini terjadi pada hari selasa tanggal 15 Januari 2002 sehingga di bawa ke IRD RSDS. 3. Alasan masuk rumah sakit Tumor/benjolan pada mata kiri, keluar darah dan bertambah besar : An.A.O.M. : Laki-laki : 2th, 6 bulan :I : Tn. M/31 tahun : Ny. K.A./28 tahun : S.M.A : S M.A : Islam : Jawa : Jeneh RT 14/3 Gersik : 21-02-2002 : Tumor okuli sinestra DD retinoblstoma : Ibu dan bapak klien

4. Riwayat Keperawatan. a. Riwayat keperawatan penyakit sekarang i. Sejak umur 7 bulan klien tidak dapat melihat dan di bawah ke RSDS dan diperiksakan dinyatakan ada kelainan pada matanya dan perawatanny dengan kontrol ulang dan minum obat sesuai dengan anjuran. ii. Tanggal 14 Januari 2002 mata kiri klien bertambah besar, bengkak, berdarah dan dirujuk ke Rumah sakit Siti Khotidjah. iii. Mulai tgl 15 Januari 2002 klien merasa lemah, benjolan pada mata bertambah besar dan keluar darah yang membasahi permukaan matanya sehingga di bawa ke rumah sakit Siti Khitijah dan Dr. Budi menyarankan untuk di rawat/dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya . iv. Upaya yang telah dilakukan MRS tujuan operasi dengan bius umum,, Pengobatan Statrol eo 3x1 os, Rob. 1 x 1cth, laborat dan rontgen, rawat mata, rencana jumat operasi tetapi batal karena kondisi anak masih lemah. b. Riwayat keperawatan sebelunya i. Prenatal Umur kehamilan 9 bulan lahir spontan BB lahir 3 kg, Pb 50 cm, waktu lahir anak segera menangis, napas spontan ii. Alergi Menurut ibunya klien belum pernah alergi terhadap makanan maupun minuman iii. Tumbuh kembang Anak mulai berjalan umur 1 th, 4 bulan respon terhadap rangsangan pada mata/panggilan, 6 bulan anaknya tidak bisa melihat karena bila dipanggil anaknya jadi bingung, duduk umur 8 bl, tengkurap Umur 4 bl, 9 bl sudah ngoceh, 1 th mulai berbicara mama, Papa, dada. Bermain dapat dilakukannya sendiri seperti piano, mobil-mobilan atau bersama ibu/bapaknya. Untuk keperluaan toileting kadang masih ngompol, kadang memberi tahu, mandi dibantu lain-lain untuk keperluan seharihari dibantu. Anaknya bila bepergian bersama ibu dan bapaknya dengan menggunakan kaca mata hitamnya dan tidak mau di buka bila belum kembali ke rumahnya. iv. Imunisasi : siudah lengkap BCG 1x, DPT 3x, Polio 4x, Campak 1x, Hepatitis 2x

v. Status Gizi BB sebelum sakit 12 kg, MRS 10 kg Seharusnya BB : 2x 310+8= 15,8 kg Jadi 11,9kg / 15,8 kg = 75,3 %= gizi kurang. c. Riwayat Kesehatan keluarga. i. Riwayat adanya penyakit tumor pada mata disangkal. ii. Perkawinan satu family/saudara disangkal iii. Riwayat penyakit tumor umumnya disangkal 5. Pengkajian dengan pendekatan pola a. Pola persepsi Persepsi ibu tentang penyakit yang diderita anaknya harus segera ditolong, merasa kasihan melihat penderitaan anaknya dan bersedia untuk dilakukan operasi. b. Pola nutrisi dan metabolisme Pemenuhan nutrisi, saat ini anak makan dan minumnya biasa bahkan BB badan menurun biasanya BB 12 Kg turun jadi 10 Kg. Minum susu dancow, teh, suka makan bakso. Untuk keperlua makan dan minum dibantu oleh ibu/ayaknya. Status Gizi yang berhubungan denga keadaan tubuh postur tubuh cukup, anak dalam keadaan gizi. Untuk mepersiapkan diri anaknya sudah puasa mulai jam 24.00 dengan makan minum terakhir pada saat makan sore. c. Pala eliminasi Kebiasaan BAB frekuensi 1x d. Pola tidur dan istirahat Lamanya tidur siang 6-7 jam dan malam 6-8 jam, gangguan tidur (-), kebiasaan sebelum tidur dielus-elus, sambil cerita atau didina bubukkan. Posisi tidur terlentang dengan posisi kepala miring ke kanan dengan bantal 1 e. Pola aktivitas Klien tidak dapat bergerak leluasa karena mata tertutup verban pada mata kiri dan kanan tidak bisa melihat (respon lingkungan negatif). Untuk pergerakan dankekuatan otot dan sendi dalam batas normal. f. Pola hubungan dan peran Interaksi dengan orang lain kadangmasih merasa asing terutama pada petugas kesehatan dokter, perawat sehingga kadang timbul tangisan minta perlindungan ibu/ayahnya. Untuk tindakan yang sifatnya langsung sehari konsistensi lembek,warna kuning bau . BAK lancar kadang masih ngompol dan memberi tahu ibu/ayahnya.

diperlukan adanya permulaan permainan dan bujukan terlebiuh dahulu seperti mengganti verban pada mata. Interaksi dengan orang lain dan ayah/ibunya dapat dimengerti dan komunikatif. g. Pola persepsi dan konsep diri Klien mengatakan matanya tidak terasa sakit (tidak pernah mengelu sakit) tidak dapat melihat. Untuk menutupi matanya dengan kaca mata hitam. Masuk rumah sakit untuk dioperasi dan klien mau/bersedia supaya cepat sembuh. Rencana operasi hari senin tanggal 21 januari 2002. Keluarga bertanya apakah operasi lama, apakah kedua matanya diambil semua dan bagaimana setelah dilakukan operasi. Sebelumnya klien dan atau keluarga belum mempunyai pengalaman tentang operasi. h. Pola sensori dan kognitif: i. sensori Daya penciuman dbN Daya rasa dbN Daya raba dbN Daya pendengaran dbN Daya lihat Mata kanan
- Visus sulit dievaluasi - Ukuran + 1 cm (mikriofthalmik) - BMD, iris dan pupil sulit dievaluasi - Leukokorea pada lensa - Fundus fraksi (+) - Retina massa (+)

Mata kiri
- Svisus (-)/kebutaan - Selaput mata merah (perdarahan), bengkak dan menonjol - Segmen anterior sulit dievaluasi - Tumor okuli DD Retinoblastoma

ii. Kognitif Klien dapat berhitung, mengerti ucapan lawan bicara. Kooperatif dengan petugas kesehatan. Mengerti bahwa dirinya akan dioperasi diambil matanya yang rusak. i. Pola reprodoksi Seksual Testis sudah turun tidak ada pemosis j. Pola penanggulangan Stress Pada anak A.O.M kadang menangis karena adanya permintaan atau tidak senang dengan sesuatu. Untuk pertahanan dirinya minta perlindungan pada ibu/ayahnya dan mengungkapkan perasaannya.

k. Pola tata nilai dan kepercayaan pada anak K belum dapat dievaluasi karena baru dapat diajarkan membedakan baik dan buruk. Keluarga dalam menghadapi cobaan ini tetap tawakkal dan berusaha seoptimal mungkin demi anaknya seperti ke bank darah dan persiapan operasi lainnya ikut berpartispasi/kerja sama. Pendekatan spiritual dengan berdoa sesuai dengan agama islam dan memohon keselamatan dan keamanan. 6. Reviev of sistem a. Sistem Pernafasan RR, 24 kali/menit, simetris, Vesikuler +/+, Wheasing dan ronchi -/Pemeriksaan rontgen kesan normal. b. Sistem perdarahan Perfusi hangat, merah, jantung S1, S2 tunggal normal c. Sistem persyarafan Kesadaran 456, VOD -/-, VOS -/d. Sistem perkemihan Bak spontan. e. Sistem pencernaan Abdomen supel, flat, H/L tak teraba, bising usus normal. f. Sistem muskoloskletal odema -/-, kekuatan otot +5/+5, RF +/+, RP -/-/+5/+5 7. Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium Darah Hb LED Leukosit Diff count Trombosit Sakar darah puasa Kreatinin serum BUN Bilirubin direct Bilirubin indirect lengkap dan 12,3 gr% 35 mm/jam 7,9 x 109 /dl -/-/2/70/28/432 x 109 /L 74 mg/dl 0,4 mg/dl 10 mg/dl 0,44 0,11 kimia darah :

ALT/SGOT ALT/SGPT Fosfat alkali Protein total Albumin Urinalisis : Leukosit Protein Bilirubin Erytrosit b. Rontgen Foto thoraks Ap (dbN) 8. Penatalaksanaan a. Persiapan operasi

25 10 93 7,2 3,8 25 mg/dl 1 mg/dl -

- puasa 6-8 jam praoperasi rencana operasi I di GBPT - beri obat pencahar - tenangkan anak dan keluarga berpartisipasi b. Persiapan mental - support sistem 9. Analisa data
TGL 21022002 jam 07.00 WIB DATA Preoperasi : Data Subyektif : Keluarga dan klien mengatakan kapan berangkat operasi Keluarga mengatakan belum pernah mengalami operasi atau pengalaman lain yang berhubungan dengan operasi Keluarga mengatakan anak ini adalah anak pertamanya. Keluarga mengatakan bahwa akan dilakukan operasi mata dan mendpat informasi diambil matanya. Keluarga menunggu anaknya. Data Obyektif : Rencana operasi adalah enukleasi dengan tumor okul sinestra DD retinoblastoma bertanya apakah Perasaan cemas dan takut operasinya akan lama, dimana saya kan Mekanisme koping kurang adekuat Kurang pengetahuan dan informasi tentang operasi , orientasi lingkungan Situasi kritis pre operatif dan lingkungan yang baru Ansietas Ringan ETIOLOGI MASALAH

Keluarga nampak memperhatikan setiap ada pembicaraan tentang anaknya dan tindakan persipan operasi (termasuk pakaian operasi).

10.00 WIB

Keluarga

nampak

gelisah/tidak Situasi kritis pasca operatif dan lingkungan yang baru Kurang pengetahuan dan informasi tentang operasi , orientasi lingkungan dan prosesur pemeriksaan laborat PA Kecemasan

tenang, sedikit berkeringat Post operasi ; Data Subyektif ; Keluarga mengatakan bagaimana hasil dari operasinya (mata yang telah diangkat) Kenapa operasi hanya dikerjakan pada mata kiri dan yang kanan dibiarkan Apa yang perlu dilakukan setelah operasi nantinya. Bagaimana dengan mata anak saya bila diganti dengan yang lainnya seperti mata boneka Apakah anak saya sadarnya masih lama ? Data Obyektif ; Klien sedang berada di Recaovery Room Kesadaran samnolen Penilian pemulihan paska anestesi general pasca enukleasi dengan Jaringan saraf dipotong/pembuluh darah putus Diskontinuitas jaringan Zat kimia bradikinin, histamin, serotonin Ekskresi Dilatasi/melebih nilai ambang Nyeri Paska Enukleasi Mata hilang cedera menggunakan kriteria alderet (6) Jaringan mata yang diangkap di periksakan ke PA Data Subyektif : Ketika anak terbangun dari sadrnya langsung menangis, tetapi bisa didiamkan Data Obyektif : Pasca operasi enukleasi Perdarahan dan sekresi mata pada verban/rembesan (-) Anak dalam keadaan tidur Nadi 116 x/mnt, RR 24 kali/menit, suhu 37oC Posisi kepala dengan satu bantal miring kanan, tapi kadang miring kiri Enukleasi Nyeri Perasaan cemas Mekanisme koping kurang adekuat

Tidak bisa melihat Data Subyektif ; Anak hanya bisa meminta dan memanggil kurang dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Ketika bangun anak menangis dan minta minum air Anaknya sudah terbiasa dibantu dalam memenuhi kebutuhan dan Enukleasi Pengambilan jaringan, luka, perdarahan Pagositosis Mata diverban Mudah infeksi infeksi keinginannya. Data Obyektif ; Post operasi enukleasi Mata ta bisa melihat Klien belum boleh bergerak terlalu kasar (perlu tirah baring) Data Subyektif ; Data Obyektif ; Post operasi enukleasi, perdarahan dalam minimal, Mata tertutup verban Nadi 118 x/mnt, suhu 37oC Cedera Pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari

10. Diagnosa Keperawatan a. Preoperasi : Ansietas ringan berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengalaman tentang operasi (sifat, alternatif pilihan, hasil yang diperkirakan dan kemungkinan komplikasi) b. Postoperasi : i. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya laborat. ii. Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak pembedahan ii. Risiko cedera berhubungan dengan kehilangan fungsi mata iii. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan informasi tentang pemulihan kesadaran setelah operasi, perawatan dan pemeriksaan

kerentanan sekunder terhadap gangguan akibat pembedahan mata.

II. PERENCANAAN KEPERAWATAN a. Preoperasi : DIAGNOSA


Ansietas ringan berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengalaman tentang operasi (sifat, alter-natif, hasil dan kompli-kasi)

KRITERIA
Tujuan : Ansietas berkurang Kriteria : Keluarga dapat menyatakan rasa cemas dan masalahnya Keluarga tenang dan tidak gelisah dan tidak berkeringat dingin 1.

INTERVENSI
Ciptakan saling percaya 1.

RASIONAL

IMPLEMENTASI

EVALUASI
Setelah diberi penjelasan dan pendidikan kesehatan : S - Keluarga mengatakan siap operasi dan menerima serta tawakkal terhadap tindakan operasi pada anaknya. - Keluarga membca doa sebelum berangkat ke oK O Keluarga menjawabnya dengan jelas dan tegas. A. Masalah teratasi

2.

Dorong 2. pe-ngungkapan masalah atau rasa cemas

3.

Jawab pertanyaan yang berhubung-an dengan pena-talaksanaan keperawatan dan perawatan medis 4. Selesaika n per-siapan pasien sebelum dikirim ke GBPT operasi 5. meminim alkan keributan di ling-kungan 6. Beritahu kan pada keluarga untuk tetap menemani anaknya sampai nantinya di bagian

3.

4.

5.

6.

Dasar untuk 1. Menciptakan hubungan aling menemukan dan pemcehan percaya antara perawat-keluargamasalah. klien (salam-per-kenalanPerasaan kondisinya-kesiapan) cemas yang diungkapakan 2. Menciptakan lingkungan yang pada orang yang dipercaya tenang, kondusif dan berteman. akan memberikan dampak 3. Memberi kesempatan pada anak lega dan merasa aman. dan keluarganya untuk Pertanyaan mengungkapakan perasaan yang dijawab dan kecemasan dengan aktif dimengerti akan mengurangi mendengarkannya. rasa cemasnya. 3. Menjawab pertanyaan ke-luarga yang berhubungan dengan operasinya. Persiapan yang 4. Menyelesaikan persiapan operasi matang dapat menengkan sebelum beranngkat dari ruangan suasana lingkungan sebelum a. pakaian operasi operasi. b. informed concent Lingkungan c. Permintaan darah GSH 1 bag ribut memuat stress. d. Obat, cairan dan alat-alat medis yang diperlukan. 5. Menunjukkan perhatian dan diap Lingkungan meonolong apabila dibutuhkan. yang dimengerti akan 6. Memberi penjelasan tentang mendorong kenyamanan prosesdur operasi : dan keamanan klien. a. Pembiusan

premedikasi (tindakan b. Pembedahan yang dikerja-kan sebelum masuk kamar oleh tim (operator, pembantu operasi). operator, pembius, perawatan 7. Pemanta dan karayawan pelengkap uan psi-kologis klien 7. Tingkat lainnya) dan keluarga kecemasan pada ibu akan 7. Memberitahu keluarga untuk mempengaruhi psikologis sementara menemani anaknya 8. Tunjukka anak. sampai masuk ke premedikasi n per-hatian dan sikap 8. Support (tergantugn pada petugas OK mendukung system meningkatkan GBPT). mekanisme koping klien 6. Memobservasi tingkat kecemasan 9. Beri dalam menghadapi masalah. keluarga dan memberi penjelasan singkat 9. Penjelasan reinforcement terhadap tentang prosedur tentang informaasi seputar pernyataan/ support sistem yang operasi bedah memberikan positif, kesempatan berdoa. informasi yang positif dan pengalaman persiapan diri dalam pembedahan. 10. Beri reinforcement 10. Reinforcement terhadap pernyataan mem-berikan dorongan yang positif dan mensystem social untuk dukung meningkatan koping mekanisme.

b. Postoperasi ; DIAGNOSA
Ansietas ringan yang berhubung-an dengan kurangnya informasi tentang pemulihan kesadaran, perawatan dan pemeriksaan laboratorium

KRITERIA
Tujuan : Kecemasan berkurang Kriteria : - Keluarga mampu menggambarkan ansietas dan pola kopingnya. - Keluarga mengerti tentang tujuan perawatan yang diberikan/dilakukan. Keluarga memahami tujuan operasi pengambilan mata, perawatan pemulihan sadar dan pemeriksan hasil operasi.

INTERVENSI

RASIONAL

IMPLEMENTASI

EVALUASI

1. Kaji tingkat ansietas 1. Untuk mengetahui sampai 1. Menyepa ibu dengan komunikasi S: ringan, sedang, berat, sejauh mana tingkat terapeutik dan tunjukkan rasa - keluarga mengatakan kalau panik. kecemasan klien sehingga empati. baru datang dari kamr operasi memudahkan penanganan/ 2. Menjelaskan pada ibu : pemberian tindakan lebih a. Pulih sadar dapat kembali lagi O: lanjut. setelah obat bius reaksinya - Klien sedang tidur pada posisi 2. Berikan penjelasan 2. Keluarga memahami bahwa sudah habis, dan bisa pindah ke yang sakit, perdarahan (-), mengenai prosedur ia tindakan yang dilakukan pad ruangan. ketika dirubah posisinya perawatan, Pemulihan anaknya adalah yang terbaik. b. Operasi yang dilakukan hanya agak mengeluh. kesadaran dan pada mata yang kiri dan yang - Post operasi enukleasi. pemeriksaan bahan kanan dibiarkan karena - Terpasang infus D5 Rl 20 laborat. 3. Anak merasa aman dan pertimbangan dri dokter tetes/menit 3. beri kesempatan pada terlindungi saat memerlukan bedahnya. A: Masalah belum teratasi. ibu untuk tetap bersama bantuan karena disampingnya c. Pemeriksaan bahan laborat P: anaknya sampai sadar ada ibu. perlu untuk melihat benjolannya Rencana tindakan diteruskan. diri. 4. Pengetahuan mengurangi tumor sifatnya jinak/ganas, I: 4. Kaji tingkat penyerapan intensitas kecemasan. sehingga bisa ditentukan - Melaksanakan tindakan yang informasi yang tindakan selanjutnya telah ada. diberikan. (radiasi/penyinaran) dan -Menguatkan kembali untuk . pemasangan alat protesa mata memepertahankan posisi tidur untuk ditanam sebagi pengganti pada posisi mata yang sehat. bola mata). E: Kecemasan mulai berkurang 3. Memberi kesempatan pada ibu untuk menemani anaknya yang belum sadar dengan menggunakan

pakaian dari RS agar anaknya aman dan terlindungi. 4. Menjelaskan pada ibunya agar perawatan lanjut di ruangan : a. Mengatur posisi tidur pada sisi mata yang sehat. b. Menghindari tangisan yang keras, ngedan, batuk dan bersin bila perlu diobati. c. Makan dna minum menunggu kentuk (minum sedikit-sedikit)

DIAGNOSA
Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak pembedahan

KRITERIA

INTERVENSI

RASIONAL
a. Validasi data untuk tindakan lanjut. a.

IMPLEMENTASI
Menanyakan kembali pada keluarganya tentang nyeri yang dirasakan (menangis, mengungkapkan tempat nyeri/keluahan) b. Memberikan informasi bahwa sakit itu hal wajar pada post operasi, karena banyak jaringan yang rusak dan dipotong, sehingga yang perlu dilakukan : - pada posisi mata yang sehat. - Meminunmkan obat bila sudah sadar betul Ponstan syr. 3 x 1 cth - Bisa memberikan hiburan pada

EVALUASI
S - Keluarga mengatakan jarang menagis sementara tidur Keluarga mengatakan anaknya tidak mengeluh sakit O Klien tidur pada posisi mata yang kanan A. Masalah teratasi sebagian

Tujuan : a. Klarifikasikan dengan Nyeri berkurang keluarganya tentang rasa Kriteria ; nyerinya - Lokasi nyeri minimal (skala 0-4) b. Berikan informasi Tidak tentang penyebab dan menyeringai /tidak cara mengatasinya pada rewel, klien dan keluarganya. - Nadi 100 kali/mnt, RR 24 kali/menit c. Membantu klien dalam mengurangi rasa nyeri noninvasif dan nonfarmakologis (posisi, balutan (24-48 jam), distraksi dan relaksasi,

b. Nyerif fisiologis paska operatif yang dimengerti akan mendorong apartisipasi keluarganya dalam menangani nyerinya. : - mengatur posisi kepela Tindakan ini memungkinkan klien untuk mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri. Terapi farmakologi diperlukan

meditasi, nafas dalam) untuk memberikan d. Kolaboratif medis dalam nyeri. meberikan terapi analgetik

peredam

anaknya. - Latihan nafas dalam - Mengurangi ketetegangan c. Mengobservasi kondisi luka (perdarahan, odema dan drainase)

DIAGNOSA
Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap gangguan akibat pembedahan mata.

KRITERIA
Tujuan : Infeksi tak terjadi dalam perawtan 1-2 x 24 jam Kriteria : kemirahan periorbital (-) drainase baik suhu dalam batas normal (3637 oC nilai laboratorium Sel Darah Putih normal (8.00010.000 )

INTERVENSI

RASIONAL

IMPLEMENTASI

EVALUASI
S - Keluarga mengatakan selama di ruangan belum pernah panas O tanda radang/infeksi (-) suhu 37,5oC Nadi 108 x/mnt Drainase (-), perdarahan (-), odema (-) A Masalah teratasi sebagian P Lanjutkan I Melaksanakan tindakan no 1,2,3,4 dan 5) E Tanda-tanda infeksi (-) Keluarga kooperatif dalam menjaga kebersihan luka.

1. Observasi lokasi operasi 1. Lokasi luka dengan infeksi 1. Menobservasi tanda-tanda infeksi terhaap kemungkinan (dolor, calor, rubor, lokal pada lokasi oeprasi pada infeksi. fungsileosa, parestesia) darah mata kiri/kanannya. paling efektif dalam 2. Menganjurkan pada keluagra untuk perkembangan kuman. meningkatkan daya tahan tubuh 2. Tingkatkan daya tahan 2. Kesembangan netrogen anaknya dengan makan dan tubuh klien dalam dalam tubuh membantu dalam minum bila sudah kondisinya Penyembuhan luka : proses penyembuhan luka. baik, menjaga kebersihan luka. diit seimbang 3. Mengobservasi tanda-tanda vital kebersihan luka suhu 36,8oC, nadi 100 klai/menit 3. Tindakan untuk 3. Batuk, bersin. Dan menagis 4. Menghindari hal-hal yang dpat meregangkan luka matanya mencegah regangan pada dapat meregangkan jahitan sehingga meudah perdarahan (seperti batuk, bersin, menangis jahitan. dan keungkinan infeksi. atau posisi pada mata kiri 4. Kenaikan suhu dapat tertekan) 4. Observasi tanda-tnada ditandai adanya infeksi. 5. Mengingatkan kembali untuk vital meminumkan obat secara rutin 5. Tindakan perawatan 5. Aseptik dan antiseptik bila kondisinya betul sadar dan luka aseptik dan merupakan tindakan antikontaminasi. sudah mulai makan Ampicillin antiseptik 6. Anti kuman atau babteri syrup 3 x 1 cth. 6. Terapi antibiotika berspektrum luas.

IV CATATAN PERKEMBANGAN

TGL/DX
22-022002 JAM 16.00 (Dx. b. i) S;

CATATAN PERKEMBANGAN

PELAKSANA

Keluarga bertanya bagaiman hasil dari laborataorium Kira-kira tindak lanjtunya bagaimana, apakah boleh pulang kalau lukanya sembuh O Post operasi hari kedua Pa dikirm tanggal 21-02-2002 A. Masalah tetap P Sesuai Intervensi I Menjelaskan kembali bahwa hasil laborat perlu dibiakkan sehingga bisa didimpulkan apakah benjolan pada matanya yang sudah dioperasi merupakan tumor jinak/ganas. Mengenai raadiasi (penyinaran) atau tindakan lain ditentukan dari hasil laborat tersebut. Untuk perawatan luka akan dilakukan pada hari ketigakeempat setelah operasi. Menjelaskan penggunaan bola mata mainan bisa dipasangkan bila kondisi luka matanya baik dan iut menunggu 6minggu kemudian setelah operasi. Untuk pulang akan diatur lebih lanjut yang penting menunngu hasil PA (laborat) atau tergantung instruksi dokternya. Biasanya boleh pulang setelah satu minggu. E Keluarga dapat mengerti tentang tindak lanjut yang telah dilakukan dokter atau perawat ruangan Keluarga menganggukkan kepalanya

(Dx. b.ii)

S - Keluarga mengatakan jarang mennagis - Keluarga mengatakan anaknya tidak mengeluh sakit - Minum obat teratur O

Klien tidur pada posisi mata yang kanan Duduk bila makan dan minum A. Masalah teratasi sebagian P Lanjutkan *Dx. Iii) B. S Keluarga mengatakan selama di ruangan tidak panas Anaknya tidakmengeluh sakit O tanda radang/infeksi (-) suhu 36,7oC Nadi 100 x/mnt Drainase (-), perdarahan (-), odema (-) A Masalah teratasi sebagian P Lanjutkan I Melaksanakan tindakan no 1,2,3,4 dan 5) E Tanda-tanda infeksi (-) Keluarga kooperatif dalam menjaga kebersihan luka.

TGL/DX
24-022002 JAM 09.00 (Dx. b. 1) S;

CATATAN PERKEMBANGAN

PELAKSANA

Keluarga bertanya kapan akan dirawat luka O Post operasi hari keempat Verban mata agak kotor Perdarahan (+), odema (-) A. Masalah teratasi sebagian P HE I E Luka pada mata : Perdarahan minimal (sisa operasi, Menjelaskan kembali bahwa perwat luka dilakukan hari ini pada hari keempat setelah operasi. Mrrawat luka dengan aseptik danantiseptik

merah kental 0,5 cc), bersih. Keluarga dapat mengerti dan kooperatif, tampak senang karena tidak ada kototran/infeksi.merasa (verbal/noverbal) (Dx. b.2) S - Keluarga mengatakan jarang mennagis - Keluarga mengatakan anaknya tidak mengeluh sakit - Minum obat teratur O Klien tidur pada posisi mata yang kanan Duduk bila makan dan minum Bermain dengan mobil, telepon dan atau piano. A.

Masalah teratasi
*Dx. B. 3

S
Keluarga mengatakan selama di ruangan tidak panas Anaknya tidakmengeluh sakit O tanda radang/infeksi (-) suhu 36,5oC Nadi 108 x/mnt Drainase (-), perdarahan (-), odema (-) A Masalah

Vous aimerez peut-être aussi