Vous êtes sur la page 1sur 60

Presented by...

Ni Kadek Santika Dewi (1008505049) Putu Hediarta Widiana Putra (1008505080) Ni Made Lis Dwi Marni (1008505085)

Kelompok V

Latar Belakang
Makanan
Terdapat berbagai mikroorganisme patogen yang dapat mengkontaminasi

Perlu dilakukannya analisis cemaran mikroorganisme, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan

Rumusan Masalah
Apa saja jenis mikroorganisme yang menyebabkan cemaran dalam makanan? Berapa batas persyaratan maksimum cemaran mikroorganisme yang diperbolehkan terdapat dalam makanan? Bagaimana metode analisis cemaran mikroorganisme dalam makanan secara umum? Bagaimana contoh metode analisis cemaran mikroorganisme dalam makanan, khususnya dalam daging dan makanan olahan seperti yoghurt?

Tujuan
Dapat mengetahui jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan cemaran dalam makanan. Dapat mengetahui batas persyaratan maksimum cemaran mikroorganisme yang diperbolehkan terdapat dalam makanan. Dapat mengetahui metode analisis cemaran mikroorganisme dalam makanan secara umum. Dapat mengetahui contoh metode analisis cemaran mikroorganisme dalam makanan, khususnya dalam daging dan makanan olahan seperti yoghurt.

FooD =)
Terutama pada makanan berbahan daging, susu dan produk olahan keduanya

Tabel 1. Jenis dan Sumber Mikroorganisme Patogen dalam Produk Makanan

Tabel 2. Penggolongan Mikroba Patogen Berdasarkan Tingkat Bahayanya

Tabel 3. Parasit yang sering ditemukan pada makanan

Persyaratan Batas Cemaran Maksimum Mikroorganisme


TERUTAMA

DAGING DAN PRODUK OLAHANNYA

SUSU DAN PRODUK OLAHANNYA

Tabel 4. Spesifikasi persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada daging dan produk olahannya (dalam satuan CFU/gram)

Tabel 5. Spesifikasi persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada susu dan produk olahannya (dalam satuan CFU/gram atau ml)

Tabel 6. Spesifikasi persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada telur (dalam satuan CFU/gram)

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Buah

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Buah

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Serealia dan produk olahan serealia

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Ikan

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Produk-Produk Susu dan Analognya

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Daging dan Produk Daging

Metode Analisis Cemaran Mikroorganisme dalam Makanan

Metode yang paling umum digunakan dalam uji mikrobiologi pada makanan adalah enumerasi mikroorganisme dengan metode APC (Aerobic Plate Counts). Metode ini dapat digunakan sebagai indikator yang menyatakan jumlah total populasi bakteri aerob dalam sampel makanan.

Beberapa mikroorganisme memiliki metode analisis yang spesifik, seperti:

Coliform dan E. Coli

Bakteri patogen (Salmonela)

Bacillus aureus.

Ragi dan Jamur

Bakteri aerob gram positif yang mampu membentuk spora dan menyebabkan gastroenteritis karena mampu membentuk komplek enterotoksin. Spora dapat bertahan pada kondisi merugikan, seperti pengeringan dan pasteurisasi.

Menggunakan Plate Count Agar dengan metode tuang, diinkubasi pada suhu 35C selama 20-24 jam. Seluruh koloni yang tumbuh dihitung (20-200) dan direpresentasikan dalam colony forming unit (CFU). Salah satu sampel dilakukan heat shock dalam penangas air (70C, 15 menit) kemudian dibuat pengenceran seri. Setiap pengenceran seri sampel (0.1 ml) dipupuk di atas lempeng agar mannitol-egg yolk-polymyxin dengan bantuan hockey stick, diinkubasi pada suhu 30C selama 20-24 jam. Koloni dengan zona presipitasi warna eosin merah jambu-lavender dihitung (15-150 koloni). Min 5 koloni diambil sebagai subyek konfirmasi, diuji terhadap motilitas, fermentasi glukosa, reaksi Voges-Proskauer, dan reduksi nitrat menjadi nitrit. Jumlah B. cereus dihitung berdasarkan rasio koloni yang menunjukkan uji positif terhadap koloni presumtif yang diuji.

Pengujian kemampuan isolat memproduksi enterotoksin dilakukan dengan cara isolat B. cereus diinokulasi ke dalam brain heart infusion (BHI, Difco) dan diinkubasi pada suhu 32-35C selama 6-18 jam pada inkubator berputar (orbital shaking incubator, Firstek) dengan kecepatan 250 putaran/menit.

Coliforms memiliki kemampuan dalam memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas pada suhu 35C dalam 48 jam

Dalam pengujian coliforms dan E. Coli terdapat beberapa medium pembiakan yang umumnya digunakan, antara lain:

Chromocult NPS ( 36 2C , 2028 jam).

m FC NPS (36 2C , 1824 jam).

Teepol NPS (36 2C , 1824 jam).

MacConkey NPS (30-35C,1872 jam).

Chromocult NPS
Koloni biru gelap-violet. Koloni gram negatif tidak berwarna, dengan penambahan sedikit -glucuronidase memberikan aktivitas warna biru terang hingga biru hijau. Untuk pemastian adanya E. Coli berikan satu tetes Kovacs Indole Reagent pada setiap koloni biru gelap tersebut. Reaksi positif ditunjukkan oleh perubahan warna merah ceri setelah beberapa detik.

m FC NPS
E. Coli dan bakteri coliform membentuk koloni biru dengan warna biru disekitarnya. Warna ini adalah biru gelap pada coliform fecal dengan fermentasi laktosa yang kuat dan biru yang lebih terang untuk coliform non fecal dengan fermentasi laktosa yang lebih rendah. Inkubasi dengan suhu yang terlalu tinggi dapat menekan fecal coliform.

Teepol NPS (Laury Sulphate Medium)


E. Coli dan bakteri coliform membentuk 1-2 mm diameter koloni berwarna kuning dengan dikelilingi oleh zona kuning. Bakteri yang tidak memfermentasi laktosa menghasilkan warna merah atau koloni tidak berwarna tanpa zona kuning. MacConkey NPS E. Coli membentuk koloni besar berwarna merah, coliform membentuk warna merah muda, kadangkadang koloni seperti lumpur, lactose negative enterobacteria membentuk koloni tanpa tidak berwarna. Bakteri gram positif terinhibisi.

Pemeriksaan bakteriologis E Coli


Penghitungan TPC

Penghitungan MPN

Identifikasi E.coli

Penentuan Strain E.coli O157:H7

Metode TPC
Metode TPC (Total Plate count/jumlah hitung kuman per ml air). TPC ditentukan dengan menanam dari tiap contoh air, yaitu 1 ml contoh air dan 1 ml contoh air dengan penipisan 1 : 101 , 102 dan 1 : 103 masingmasing pada lempeng nutrient secara pour plate. Hasil pertumbuhan koloni dihitung dengan quibec coloni counter dan dinyatakan dalam jumlah kuman per ml air.

Metode MPN (Most Probably Number)


Penentuan MPN presumptive coliform/100 ml air. Dipakai laktosa broth dengan kekuatan 2 (double strength), 1.5 dan 1 strength. Dihitung tabung Durham yang memberikan hasil reaksi positif (Tabung Durham yang mengandung gas 10%) setelah pengeraman 37C selama 24 jam. MPN ditentukan dengan mencocokkan dengan atho Hoskin J.K dan hasilnya dinyatakan dalam MPN coliform/100 mL air.

Penentuan MPN faecal coliform/100 ml air Dari setiap tabung Durham reaksi positif presumptive coliform diambil 1 mata ose dan ditanam ke dalam tabung Durham yang berisi Escherichia coli Broth (E.C.medium). Hasil yang positif yaitu tabung Durham yang mengandung 10% gas setelah pengeraman 37C selama 24 jam dicocokkan dengan atho Hoskin J.K dan hasilnya dinyatakan dalam faecal coliform/100 ml air.

Penentuan MPN E.coli /100 ml air Dari tiap Durham reaksi positif faecal coliform diambil satu mata ose dan ditanam pada lempeng medium EMB (Eosin Methylen Blue) secara streaking. Biakan-biakan ini dieramkan 24 jam 37C. Setelah pengeraman dihitung jumlah lempeng yang ada pertumbuhan E.coli (=koloni dengan warna metallic sheen) dan hasil biakan positif (=lempeng yang ada pertumbuhan E.coli) dicocokkan dengan Tabel Hoskin J.K untuk menentukan MPN dari E.coli/100 ml air.

Identifikasi E.coli
Dilakukan pemeriksaan biokimia, yaitu uji-uji I M Vi C (Indol, MR. VP dan Citrat) dan uji gula-gula: Laktosa, Sukrosa, galaktosa, sorbitol dan Glukosa. Hasil positif: akan terjadi perubahan warna pada gula-gula tersebut. Penanaman E.coli dilakukan pada media: McConkey Agar, BGA (Briliant Blue Green Agar) dan SMAC (Sorbitol McConkey Agar Escherichia coli).

Identifikasi Strain Escherichia coli O157:H7


Setelah penanaman kuman Escherichia coli suspect pada Media SMAC akan terlihat koloni warna merah dengan zona jernih disekitarnya menunjukkan bahwa suspect positif Escherichia coli O157:H7, karena lambat dalam memfermentasikan sorbitol. Sedangkan yang bukan strain O157:H7 akan memberikan gambaran berwarna warna merah jambu tanpa zona. Terhadap koloni ini kemudian dilakukan pengujian serologis yaitu dengan Latex Aglutinasi buatan Oxoid. Positif akan menunjukkan aglutinasi dengan gambaran yang halus.

Bakeri ini cenderung bersifat patogen. Isolasi Salmonella bervariasi tergantung jenis makanan dan metode yang digunakan (FDA-BAM, FSIS).

Pengujian dasar mikrobiologi ragi dan jamur, yaitu dengan metode FDA BAM Enumeration Counts menggunakan Potato Dextrosa Agar (PDA) selama 5 hari pada suhu 25C. Jika tidak terdeteksi jamur , diinkubasi selama 48 jam. Medium lain yang umum digunakan antara lain : Malt Extract NPS Sabouraud NPS Schaufus Pottinger NPS

Metode Analisis Cemaran Mikroorganisme dalam Makanan Pada Sampel Daging:


Pengujian Total Plate Count (TPC) Menurut SNI 2897 : 2008 Pengujian Most Probable Number (MPN) Menurut SNI 2897 : 2008

Pengujian Total Plate Count (TPC) Menurut SNI 2897 : 2008


Pembuatan Media Pembuatan Media Buffered Pepton Water (BPW) BPW ditimbang sebanyak 20 gram dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan diatas hot plate sampai mendidih. Larutan didinginkan dan dipindahkan ke dalam tabung 9 mL sebanyak 1 ml, kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf pada temperatur 121C selama 15 detik.
Pembuatan Media Plate Count Agar (PCA) PCA ditimbang sebanyak 22,5 gram, dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih, disterilisasi dengan autoklaf pada temperatur 121C selama 15 detik.

Pembuatan Media Lauryl Sulfate Tryptose Broth (LSTB) LSTB ditimbang sebanyak 35,6 gram, dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih dan didinginkan pada suhu ruangan. Tabung reaksi yang sudah disiapkan diisi dengan tabung durham dan diisi sebanyak 10 mL media LSTB. Kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada temperatur 121C selama 15 detik. Pembuatan Media Escherchia Coli Broth (ECB) ECB ditimbng sebanyak 37 gram, dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih dan didinginkan pada suhu ruangan. Tabung reaksi yang sudah disiapkan diisi dengan tabung durham dan diisi sebanyak 10 mL media LSTB. Kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada temperatur 121C selama 15 detik. Pembuatan Media Levine Eosin Methylene Blue Agar (L-EMB) L-EMB ditimbng sebanyak 37,5 gram, dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih, kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada temperatur 121C selama 15 detik. LEMB dituang ke dalam petridish dan didiamkan sampai membeku.

Penyiapan Contoh
Daging sapi ditimbang sebanyak 10 g secara aseptik, kemudian masukkan dalam wadah steril. Tambahkan 90 mL larutan BPW 0,1% (Buffered Pepton Water 0,1%) steril ke dalam kantong steril yang berisi daging sapi, homogenkan dengan stomacher selama 1 menit sampai dengan 2 menit. Ini merupakan larutan dengan pengenceran 10-1 (Saidah dkk., 2011).

Cara Pengujian
1 mL suspensi pengenceran 10-1 tersebut dipindahkan dengan pipet steril ke dalam larutan 9 mL BPW untuk mendapatkan pengenceran 10-2 Dibuat pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan seterusnya dengan cara yang sama sesuai kebutuhan 1 mL suspensi dari setiap pengenceran dimasukkan ke dalam cawan petri secara duplo

Ditambahkan 15 mL sampai dengan 20 mL PCA (Plate Count Agar) yang sudah di dinginkan hingga suhu 45oC pada masing-masing cawan yang sudah berisi suspensi. Supaya larutan contoh dan media PCA tercampur seluruhnya, lakukan pemutaran cawan ke depan dan ke belakang atau membentuk angka delapan dan diamkan sampai menjadi padat. Diinkubasikan pada temperatur 34oC sampai dengan 36oC selama 24 jam sampai dengan 48 jam dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik. Jumlah koloni dihitung pada setiap seri pengenceran kecuali cawan petri yang berisi koloni menyebar. Pilih cawan yang mempunyai jumlah koloni 25 sampai dengan 250.

Pengujian Most Probable Number (MPN) Menurut SNI 2897 : 2008


Penyiapan Contoh
Daging sapi ditimbang sebanyak 10 g, kemudian masukkan ke dalam kantong steril. Tambahkan 90 ml larutan BPW 0,1% steril ke dalam kantong steril yang berisi daging sapi, dihomogenkan dengan stomacher selama 1 menit sampai dengan 2 menit. Ini merupakan larutan dengan pengenceran 10-1.

Cara Pengujian
a. Uji Pendugaan 1 mL larutan pengenceran 10-1 dipindahkan dengan pipet steril ke dalam larutan 9 ml BPW untuk mendapatkan pengenceran 10-2. Dengan cara yang sama, dibuat pengenceran 10-3. Masing-masing 1 ml dari setiap pengenceran dipipet ke dalam 3 seri tabung LST yang berisi tabung durham. Dinkubasi pada temperatur 37oC selama 24 jam. Diperhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung Durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas.

Cont...
b. Uji Konfirmasi (Peneguhan) Biakan positif dipindahkan dengan pipet dari setiap tabung LST ke dalam ke dalam tabung EC (Escherichia Coli Broth) yang berisi tabung Durham. Diinkubasikan pada temperatur 37oC selama 24 jam. Diperhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung/durham. Hasil uji Dinyatakan positif apabila terbentuk gas. Digunakan tabel Most Probable Number (MPN) untuk menentukan nilai MPN berdasarkan jumlah tabung EC yang positif. c. Isolasi-identifikasi Hasil yang positif dari media EC digoreskan pada media L-EMB dan diinkubasi pada temperatur 37C selama 24 jam. Koloni yang diduga E. coli berdiameter 2 mm sampai 3 mm, warna hitam atau gelap pada bagian pusat koloni dengan metalik kehijauan yang mengkilat pada media L-EMB.

Metode Analisis Cemaran Mikroorganisme dalam Makanan Pada Sampel Susu Cair:
Penentuan Angka Lempeng Total pada 35oC Penghitungan Jumlah Presumtif Coliform Dengan Metode Hitungan Cawan

Penentuan Angka Lempeng Total pada 35oC


Pengenceran dan Penuangan Media pada Cawan
Siapkan contoh susu secara aseptis. Lakukan pengenceran contoh susu secara desimal (menjadi pengenceran 1:10, 1:100, 1:1000, dan seterusnya). Letakkan labu erlenmeyer secara berderet dan masing-masing diberi tanda 1:10, 1:100, 1:1.000, dan seterusnya serta 1 (satu) labu erlenmeyer lainnya dengan tanda K (Kontrol). Deretkan pula cawan petri di depan labu erlenmeyer disesuaikan dengan pengencerannya. Dengan mengetahui sejarah contoh susu serta berdasarkan pengalaman, maka cemaran mikroba dalam susu dapat diperkirakan jumlahnya secara kasar, sehingga pemupukan pada cawan petri dapat diambil dari 3 atau 4 konsentrasi tertentu yang berurutan.

Bila diharapkan jumlah cemaran susu adalah 105, maka contoh susu dikocok dengan shaker/pengocok mekanis dan dengan menggunakan pipet steril pindahkan 0,1 mL ke dalam cawan petri bertanda 10-1 dan sebanyak 1 ml ke dalam Buffered Peptone Water 0,1% dalam labu erlenmeyer I bertanda 1 : 10. Kocok labu erlenmeyer (I) ini dengan shaker/pengocok mekanis, kemudian dengan pipet steril dipindahkan 0,1 mL ke dalam cawan petri bertanda 10-2, dan 1 mL ke dalam labu Erlenmeyer II bertanda 1:100. Dengan pipet steril, pindahkan 1 ml Buffered Peptone Water dari labu Erlenmeyer bertanda K ke dalam cawan petri bertanda K. Sementara itu tabung reaksi yang berisi 12 - 15 mL PCA dipanaskan dalam penangas air sampai mencair, kemudian didinginkan sampai suhunya mencapai 40 - 50oC.

Tuangkan tiap 12 - 15 ml PCA tadi ke masing-masing cawan petri yang sudah berisi larutan contoh. Supaya larutan contoh dan media PCA dapat tercampur dengan baik, maka lakukan gerakan searah gerakan jarum jam yang dilanjutkan dengan gerakan berlawanan dengan arah jarum jam, atau dengan gerakan seperti angka delapan, masing-masing sebanyak 5 kali. Selama pencampuran, jaga jangan sampai tutup 40 dari 82 cawan terkena campuran larutan contoh dan media tersebut. Biarkan cawan-cawan tersebut pada posisi horisontal sampai mengeras.

Inkubasi
Segera setelah media mengeras, cawan-cawan petri tersebut dibalik hingga posisi tutupnya berada di bawah, dan masukkan ke dalam inkubator 35oC selama 48 jam. Cawan-cawan harus diatur sedemikian rupa sehingga inkubator tidak terlalu penuh, dan tidak ada cawan yang menyentuh dinding inkubator. Cawan boleh diatur bersusun yang tingginya tidak lebih dari 6 cawan.

Penghitungan Jumlah Presumtif Coliform Dengan Metode Hitungan Cawan


Lakukan pengenceran contoh secara desimal. Untuk pengenceran pertama dianjurkan mengambil 25 mL contoh yang dimasukkan ke dalam 225 mL larutan PW 0,1% steril. Masukkan 0,1 mL atau 1,0 mL contoh ke dalam cawan petri steril. Pengujian sebaiknya dilakukan secara duplo. Kemudian tuangkan 10 - 15 ml media VRBA (suhu antara 45 48oC). Selama pencampuran, jaga jangan sampai tutup cawan terkena campuran larutan contoh dan media tersebut. Setelah memadat tuangkan kembali 3-4 ml VRBA cair (overlay) di atas permukaan agar. Segera setelah media mengeras, cawan-cawan petri tersebut dibalik hingga posisi tutupnya berada di bawah, dan masukkan ke dalam inkubator 35oC selama 18-24 jam.

Dihitung semua koloni berwarna merah keunguan yang dikelilingi zona merah (diameter koloni pada umumnya 0,5 mm atau lebih). Pilihlah cawan yang ditumbuhi oleh koloni yang jumlahnya antara 25 - 250. Gunakanlah tally counter untuk menghitung koloni, dan berilah tanda koloni yang sudah dihitung untuk menghindari penghitungan ulang. Hasil yang diperoleh adalah jumlah presumtif coliform per mL/gram contoh. Untuk mendapatkan jumlah coliform sebenarnya perlu dilanjutkan ke uji konfirmasi coliform. Dipilih koloni-koloni yang mewakili semua jenis koloni yang tumbuh. Diambil 10 koloni dengan ose steril, dan pindahkan masing-masing ke dalam 10 mL BGLBB steril dalam tabung-tabung reaksi yang telah dilengkapi dengan tabung durham. Dihitunglah tabung yang berisi gas

Interpretasi hasil:
Tabung positif (%) = jumlah tabung positif 10 x 100 %

Jumlah coliform per ml/gram = % tabung positif x jumlah (seluruh) koloni dalam cawan petri x faktor pengenceran cawan petri tersebut.

Bacteria Population of Some Commercially Prepared Yoghurt Sold in Enugu State, Eastern Nigeria

Analisis Cemaran Mikroba Pada Yogurt Dalam Jurnal

YOGURT
Yoghurt adalah minuman yang terbuat dari fermentasi susu sapi. Dalam Codex Standar, susu fermntasi diartikan sebagai produk susu yang dihasilkan dengan cara memfermentasi susu dengan ataupun tanpa modifikasi komposisi dan fermentasi dilakukan dengan menambahkan mikroorganisme yang sesuai dan proses reduksi pH terjadi dengan atau tanpa adanya proses koagulasi (presipitasi iso-elektrik). Yoghurt dibuat melalui proses fermentasi menggunakan campuran bakteri Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus dan Streptococcus salivarus subsp. Thermophillus yang berfungsi untuk menguraikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat, CO2, asam asetat, diasetil, asetaldehid dan zat lainnya

Adapun komposisi yogurt dan susu fermentasi berdasarkan yang tertera pada Codex Standard 243-2003 adalah sebagai berikut:

Proses pembuatan yogurt dan proses fermentasi laktosa dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

METHOD . . .
Pada proses sampling dikumpulkan yakni sebanyak delapan buah sampel yogurt dari produsen yang berbeda. Sebanyak 10 ml dari masing-masing sampel diambil secara aseptik kemudian dicampurkan dengan 90 ml larutan yang mengandung 0,1% pepton steril. Selanjutnya larutan ini diencerkan hingga diperoleh pengenceran dengan berbagai konsentrasi pengenceran (10-2, 103, 10-4, 10-5). Hail pengenceran ini kemudian diletakan pada masing-masing cawan petri yang telah berisi medium agar nutrien, Mac Conkey agar, Simmon sitrat agar, Sim agar, Blood agar dan Cystin lactose elektrolit defisien agar (CLED). Selanjutnya masingmasing sampel diinkubasi dengan periode inkubasi yang bervariasi. Selanjutnya koloni yang tumbuh pada cawan dihitung menggunakan Digital Iluminated Colony Counter. Jumlah koloni dinyatakan dalam satuan CFU/gram sampel. Koloni bakteri yang tumbuh dikarakterisasi berdasarkan penampilan dan bentuk pada mikroskop, morfologi koloni dan test biokimia

RESULT & DISCUSSION . . .


Berdasarkan hasil kultur, reaksi biokimia dan pengamatan morfologi ditemukan tujuh genus bakteri yang dihasilkan dari isolat sampel. Ketujuh genus bakteri tersebut adalah: Aeromona, Staphylococcuc, Klebsiella, Bacillus, Pseudomonas, Lactobacilus, dan Streptococcus. Cemaran dari bakteri Staphyloccocus sp. pada yogurt paling sering terjadi Frekuensi kejadian cemaran mikroorganisme oleh bakteri ini mencapai 100%. Cemaran dari bakteri ini sering mengkontaminasi sampel yogurt karena prevalensi dari genus bakteri ini yang sering ditemukan pada bagian tubuh manusia seperti tangan, hidung, kulit serta pakaian yang digunakan.

RESULT & DISCUSSION . . .


Hasil yang menunjukkan reaksi koagulasi positif terhadap S. aureus pada sampel dapat menimbulkan keracunan makanan akibat intoksikasi dari konsumsi makanan yang mengandung cemaran mikroba ini. Hal ini karena bakteri S. aureus dapat memproduksi enterotoksi dengan adanya kandungan pati dan protein. Kontaminasi dari Kliebsiella sp. ditemukan pada 50% sampel yang diuji. Kontaminasi dari koliform ini dapat disebabkan oleh penggunaan air yang telah terkontaminasi ataupun dari bahan baku yang digunakan.

RESULT & DISCUSSION . . .


Kontaminasi dari pseudomonas sp. ditemukan dalam presentasi yang sedikit dan bakteri ini merupakan flora normal dari organ intestinal serta kulit manusia, sehingga personil produksi yang dapat menyebabkan proses kontaminasi ini. Populasi dari Aeromonas sp. sangat sedikit ditemukan. Beberapa strain dari bakteri ini diketahui bersifat patogen terhadap manusia. Ditemukan isolat yang mengandung bakteri Lactobacillus sp. dan Streptococcus sp. tidak mengherankan mengingat bahwa bakteri ini digunakan sebagai biakan untuk proses fermentasi susu menjadi yogurt sehingga tidak termasuk kedalam kelompok bakteri kontaminan.

Kesimpulan
Berdasarkan Tim Penyusun Ambang Batas cemaran Mikroba dan Residu dari Badan standarisasi Nasional terdapat sembila jenis cemaran mikroba yang terdapat dalam sampel makanan yaitu jumlah total kuman (Total Plate Count), Coliform, Escherichia coli, Enterococci, Staphylococcus aureus, Clostridium sp., Salmonella sp, Camphylobacter sp. dan Listeria sp. Metode analisis cemaran mikroba pada makanan dibedakan berdasarkan sampel yang dianalisis. Analisis cemaran mikroba yang digunakan pada sampel daging adalah berdasarkan pengujian total plate Count (TPC) dan pengujian Most Probable Number (MPN) untuk Eschericia coli, sedangkan analisis cemaran mikroba pada sampel susu didasarkan pada penentuan angka lempeng total pada suhu 35oC dan perhitungan Coliform serta Escherichia coli. Untuk pemeriksaan terhadap Bacillus cereus digunakan Plate Count Agar dengan metode tuang. Untuk pemeriksaan ragi dan jamur digunakan metode FDA BAM Enumeration Counts menggunakan Potato Dextrosa Agar (PDA) .

Vous aimerez peut-être aussi