Vous êtes sur la page 1sur 2

PARADIGMA KECERDASAN SPIRITUAL Oleh: Eka Ahmad Feri Jamroni 12.11.6135 11.1.

Pengertian Kecerdasan Spiritual Secara bahasa (etimologi) kecerdasan berkonotasi dengan intelektualitas. Dalam berbagai referensi intelektualitas mengandung arti cerdas, cendikia, pintar, dan mempunyai keilmuan. Sedangkan kata spiritual dapat kita pandang sebagai sebuah wujud batiniah atau penjiwaan seseorang dalam memaknai sebuah arti hidup dan kehidupan dalam kaitannya dengan Tuhan. 11.2 Pentingnya Kecerdasan Spiritual Bagi Manusia Spiritualisasi Islam adalah tugas pokok dan terpenting dari risala para nabi dan rasul disamping tugas talim (pengajaran) dan tazkir (peringatan). Dengan demikian, ulama yang berfungsi sebagai pewaris nabi Allah berkewajiban untuk mengemban dan menyukseskan tugas spiritualisasi tersebut. 11.3. Kecerdasan Spiritual dan Hidup Bahagia Secara normatif dan konseptual tidak ada manusia tidak ada satu pun manusia yang menolak untuk mendapatkan hakikat kebahagian itu sendiri. Karena itu, tujuan hidup manusia sesungguhnya adalah mencapai tingkat tertinggi yaitu kebahagiaan baik lahir maupun batin. Beberapa faktor yang menjadikan kita bahagia: uang, materi, kesehatan, spiritual, dan beramal. 11.4. Krisis Spiritualitas Masyarakat Modern Dalam dunia yang semakin maju ini, manusia malah kehilangan visi dan misi ketuhanan yang sejati. Sehingga perbuatan-perbuatan yang buruk pn menjadi terbiasa dan biasa dilakukan dalam kehidupan. Akibatnya adalah manusia menjadi terasing dalam dirinya, masyarakatnya, bahkan terasing dari Tuhannya sendiri. Dalam teologis, manusia terbuang dari rahim azali menuju kehidupan yang jauh dari Tuhannya karena melanggar perjanjian primodial (perjanjian kesucian) yaitu perjanjian kesucian antara manusia dengan Tuhannya. Krisis spiritual yang melanda pada umumnya disebabbkan oleh dampak dari kehendak kita untuk memutuskan hubungan komunikasi dengan Tuhan. Bahkan boleh jadi juga akibat dari adanya unsur kesengajaan dalam diri itu sendiri. Manusia merasa bangga dan percaya diri memutuskan hubungan dirinya dengan Tuhan, bahkan merasa sombong dengan kebohongan palsu dan semu tersebut. Ironis memang, jika realitas ini menjadi panduan dan pandangan hidup kita jika nilai-nilai hakiki sudah terkikis dari kehidupan manusia. Manusia seringkali terjatuh dan meleburkan diri dalam dosa dan kenistaan. Inilah simbolisasi kehidupan manusia yang yang ingkar terhadap Tuhannya. Kita dengan sengaja melakukan tindakan korupsi, riba, memakan hak orang lain, membunuh orang tanpa alasan yang kuat, dan bahkan saat ini, kita
1

juga bangga menghancurkan rumah Tuhan, seperti Masjid, gereja dan tempat-tempat lainnya. Penyakit spiritual adalah kondisi diri yang terfrugmentasi (a condition of being fragmented) terutama dari pusat diri. Sedangkan kesehatan spiritual (spiritual health) adalah kondisi keutuhan yang terpusat (a condition of central wholeness). Maka logika sederhananya adalah jika kita ingin mengalami kesehatan secara spiritual, sudah sewajarnya kita menjalani kehidupan ini dengan mengambil lokus dalam pusat diri, pusat spiritual, pusat hakiki sense of security kita, yang sebenarnya ada dan bersemayam dalam diri kita sendiri.

Vous aimerez peut-être aussi