Vous êtes sur la page 1sur 3

Limfosit Pada limfosit, bila sebuah antigen pertama kali bertemu limfosit-B, akan merangsang sel untuk membuat

dan menyisipkan dalam membrannya molekul immuneglobulin yang memiliki daerah pengenalan spesifik untuk antigen itu. Setelah itu limfosit harus membentuk immunoglobulin untuk antigen yang sama. Dalam respons imun primer ini, limfosit-B dikatakan telah ditetapkan antigennya atau terprogram. Sel-sel ini menghasilkan sedikit immunoglobulin (antibodi) yang beredar. Karena sel-sel ini tetap sanggup mengenali dan memberikan respons terhadap antigen yang masuk untuk waktu yang lama, maka kadang-kadang disebut sebagai sel memori. Meskipun sel-B dianggap sebagai golongan limfosit, sebenarnya terdapat sama banyak jenis sel memori seperti banyaknya antigen yang pernah memasuki tubuh. Pemaparan kedua kali terhadap antigen yang sama memicu respons imun sekunder yang segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi yang beredar sebanyak 10 sampai 100 kali kadar sebelumnya. Sel limfosit kecil dalam peredaran, atau dalam jaringan, umumnya tidak membelah, tetapi bila limfosit dengan immunoglobulin permukaan terpapar lagi terhadap antigen yang sama, limfosit akan berkembang menjadi limfoblas. Pada proses ini, limfosit cepat membesar, nukleusnya menjadi eukromatik dan memilik nukleolus besar. Kemudian beberap membelah lagi, menghasilkan banyak limfosit dengan spesifitas antigen sama. Sebagian tinggal di organ limfoid, menambah populasi sel memori, sedangkan yang lain bermigrasi ke jaringan lain dan berkembang menjadi sel plasma yang menghasilkan banyak antibodi spesifik. Jika terdapat beberapa kali pemaparan terhadap antigen sama, kadar antibodi yang beredar dapat dipertahankan bertahuntahun. Perubahan morfologis serta proliferasi yang terjadi pada limfosit terangsang antigen selama respons imun sekunder in vivo dapat ditiru in vitro dengan mengolah limfosit dengan lektin konkanavakin-A. Limfosit-T berpartisipasi dalam respons imun dengan mengatur aktivitas limfosit-B. Pengaturan ini terlaksana dengan mensekresi limfokin yang mempengaruhi kegiatan limfosit-B. Bagi banyak antigen, sel-sel dari subpopulasi limfosit-T diperlukan untuk member rangsangan tambhan kepada limfosit-B untuk menghasilkan antibodi. Limfosit ini disebut limfosit-T helper. Dalam keadaan tertentu, subpopulasi limfosit lain menghambat produksi antibodi oleh sel B. Limfosit ini disebut limfosit-T supresor.

Monosit Monosit berasal dari sumsum tulang, dan beredar dalam darah selama satu atau dua hari, dan kemudian bermigrasi melalui dinding venul pasca-kapiler ke dalam jaringan ikat organ di seluruh tubuh. Di situ, monosit berdiferensiasi menjadi makrofag jaringan. Makrofag dapat memfagosititosis sel-sel tua dan debris sel dalam jaringan normal dan berperan aktif dalam pertahanan tubuh terhadap invasi bakteri. Selain itu, monosit berperan penting dalam respons imun humoral dengan mengolah antigen dan menyajikannya pada limfosit. Dalam proses pengaktifan makrofag, makrofag dibantu limfosit-T helper akan mengaktifkan makrofag melalui sinyal dari interaksi CD40L-CD40 dan sinyal dari sitokin IFN- (interferongamma). Respon yang muncul adalah meningkatnya beberapa molekul yang diproduksi oleh makrofag. Molekul tersebut antara lain reactive oxygen intermediates, nitrit oxide, lysosomal enzymes, sitokin TNF, IL-1. IL-12. Makrofag yang teraktifasi merupakan sel efektor dalam imunitas seluler dan berfungsi mengeliminasi mikroba terfagosit. Makrofag yang teraktifasi akibat stimulus IFN- akan membunuh mikroorganisme yang terfagosit, dengan cara memproduksi reactive oxygen intermediates, nitrit oxide. Makrofag juga akan menstimulus inflamasi akut local melalui sekresi sitoksin TNF, IL-1, chemokines, mediatormediator kimia, dan leukotrien. Selain itu makrofag dan netrofil secara bersama-sama membersihkan jaringan yang rusak akibat infeksi dan menyiapkan proses pemulihan jaringan melalui sekresi faktor pertumbuhan. Nitrit oxide merupakan molekul yang memiliki banyak aktifitas, salah satu aktifitasya yang terkait dengan makrofag adalah merupakan agen mikrobisidal kuat terhadap mikroorganisme intrasel. Nitrit oxide disintesis melalui mekanisme kerja enzim nitrit oxide synthase yang diaktifkan oleh berbagai macam stimulus mikroorganisme maupun sitokin. Sitokin tersebut adalah IFN-. IFN- menstimulasi sintesis reactive oxygen intermediates, nitrit oxide makrofag dengan cara mengaktifkan transkripsi gen yang mengkodekan enzim phagocyte oxidase dan nitrit oxide synthase.

Metamyelosit ??? Nunggu kejelasan sms dari ipeh kelamaan ^^

Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12; alih bahasa, Jan Tambayong. Jakarta: EGC. http://eprints.undip.ac.id/29074/3/Bab_2.pdf diakses pada 1 April 2012 jam 5.30 wib

Vous aimerez peut-être aussi