Vous êtes sur la page 1sur 7

Analisa Kebijakan Subsidi BBM dengan pendekatan Teori Sistem

Oleh : Ashabul Kahfi ( ASFI ) / 122020100039

Tugas MK Sistem AN 2013

Analisa Kebijakan Subsidi BBM dengan pendekatan teori Sistem David Easton Sebagai warga Indonesia, tentunya kita masih ingat jelas akan adanya isu kenaikan BBM pada bulan maret tahun 2012 lalu. Pada bulan itu, ada isu dari pemerintah, yang akan meningkatkan harga BBM dan rencananya, akan mulai diberlakukan tanggal 1 April. Jika kita melihat beritanya, dan masih ingat, sejak awal maret, banyak orang yang mendemo pemerintah. Demo ini tidak tanggung-tanggung, dari berbagai kalangan dan levelnya sudah Nasional (baik secara kualitas maupun kuantitas). Dan dampak kerusakan yang terjadi cukup masif dan anarkis, mulai dari sekedar membakar ban, membakar bendera, membakar foto Presiden, hingga membakar sepeda dinas, mobil Dinas, Pos Polisi, merusak fasilitas dan infrastruktur negara, dlsb. Kalau kita ingat jelas, tentunya sangat miris dan sedih sekali rasanya, atas apa yang telah terjadi di Negara yang kita huni dengan 250 juta jiwa ini. Di Sini penulis, sebagai mahasiswa biasa, seperti mahasiswa yang lain, hendak belajar memahami sekilas proses kebijakan pemerintah terkait subsidi BBM dari sudut pandang teori sistem. Itu semua diarahkan agar kita juga mengetahui apa saja dampak dan manfaat kenaikan harga BBM, serta siapa saja yang akan dirugikan dan diuntungkan dari kenaikan BBM. berikut adalah sistem politik model David Easton (1984:165) 1 Dalam mekanisme sistem politik, input terdiri dari atas tuntutan (demand) dan dukungan (support). Tuntutan terhadap sistem politik dapat bervariasi bentuknya, misalnya tuntutan untuk mendapatkan pelayanan yang layak, penghasilan yang layak, keamanan, prinsip-prinsip moral dan sebagainya. Tuntutan merupakan mesin bekerjanya sistem politik dan dalam beroperasi melakukan konversi atas tuntutan itu dalam bentuk kebijakan-kebijakan otoritatif sebagai outputnya. Jadi terpeliharanya sistem menuntut adanya tuntutan yang diproses dalam tingkat yang dapat diarahkan. Untuk memenuhi tujuan ini sistem politik menetapkan filter yang berfungsi melakukan seleksi maupun membatasi tuntutan-tuntutan itu. Filter-filter utama sebagai pengolahnya adalah institusi, budaya, dan struktur politik. Disamping tuntutan, sistem juga memerlukan dukungan. Dukungan tersebut bersifat terbuka dalam bentuk tindakan-tindakan yang secara jelas dan nyata mendukung dan tertutup yaitu tindakan-tindakan serta sentimen-sentimen yang mendukung. Dengan mengikuti proses konversi dalam sistem politik output/ keluaran dalam bentuk keputusan. Keputusan otoritatif dapat diproduksi, dalam proses konversi bisa disebut Black box. Hal ini dikarenakan dalam proses tersebut tidak jelas lembaga mana yang paling dominan dalam proses tersebut. Namun dapat diketahui bahwa mereka adalah kelompok yang disebut sebagai elite, yaitu lapisan yang paling menentukan kebijakan-kebijakan suatu negara (seperti Presiden, Menteri terkait, anggota DPR, anggota komisi terkait, dlsb) . yg dikutip dari, http://taufiknurohman25.blogspot.com/2011/04/teori-sistem-david-easton.html

Output/keluaran kemudian berproses lagi menjadi input setelah melalui proses feedback/ umpan balik. Dalam sistem tersebut juga dipengaruhi oleh lingkungan baik internal maupun eksternal, lingkungan tersebut mencakup lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang memberi masukanmasukan, variabel sistem, keluaran dan hasil akhir yang berupa kebijakan. Berikut adalah skema untuk mempermudah mengabstraksikan sistem politik menurut David Easton.

Sumber : http://www.dadalos.org/politik_int/politik/systemtheorie.htm

Sumber : http://mahasiswa-adm.blogspot.com/2012/11/analisa-dan-pemikiran-pendapat-david.html

Singkatnya, dalam proses sistem politik tersebut:

1. Beberapa penyebab/ hal-hal yang mendukung & menuntut kenaikan BBM (sekaligus menjadi alasan dan manfaat kenaikan harga BBM) :

Karena ketimbang memberikan subsidi pada para pemilik kendaraan bermotor, terutama pemilik kendaraan roda empat yang notabene memiliki daya beli yang lebih tinggi, maka akan lebih bermanfaat bagi perekonomian secara umum apabila subsidi BBM tersebut dialihkan pada pembangunan infrastruktur yang pada hakikatnya akan memberikan manfaat kepada masyarakat yang lebih luas. Dengan begitu, pemerintah bisa melakukan penghematan subsidi BBM hingga puluhan triliun setiap tahunnya. Bila harga BBM masih murah maka masyarakat mengonsumsi terlalu banyak bensin. Artinya Indonesia harus mengimpor lebih banyak minyak. Mengingat Padahal lebih baik memperbesar belanja modal untuk jangka panjang, Menurut Partai Demokrat (Ketua Departemen Bidang Keuangan DPP Partai Demokrat M Ikhsan Modjo) 2 Pertama adalah keberpihakan pada rakyat kecil. Saat ini, 10 persen dari orang kaya menggunakan Rp 5,8 triliun dari subsidi BBM. Sementara itu, 10 persen orang miskin menggunakan Rp 500 miliar subsidi BBM. Kedua, kenaikan harga BBM juga dipandang sejalan dengan upaya penghematan dan penciptaan energi terbarukan. Ketiga, dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi BBM dapat dialihkan untuk pembangunan infrastrukturKeempat, pengurangan subsidi turut menekan kasus penyelundupan BBM ke negeri tetangga. Saat ini, harga BBM di Singapura mencapai Rp 15.695 per liter, sementara di Malaysia sekitar Rp 5.750.

Dana dari subsidi BBM ini bisa dimanfaatkan untuk sektor lain yakni stabilitasi harga kebutuhan pokok dan kompensasi pada masyarakat. Adapun program kompensasi subsidi di BBM 2008 : 1) Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp. 14,1 triliun (Juni Desember) 2) Ketahanan pangan dan raskin Rp. 4,2 triliun (Juni Desember) 3) Tambahan subsidi KUR Rp. 1,0 triliun (Juni Desember) 4) Dukungan biaya pendidikan anak bagi PNS Gol I/II terutama TNI/Polri 5) Menghindari penyaluran subsidi yang ternyata salah sasaran

http://nasional.kompas.com/read/2012/03/25/15303340/Ini.5.Alasan.Demokrat.Dukung.Harga.BBM. Naik
2

2. Beberapa penyebab/ hal-hal yang mendukung dan menuntut BBM tetap harus disubsidi (sekaligus menjadi alasan dan manfaat harga BBM jika tidak berubah) : Kenaikan harga BBM berpotensi signifikan terhadap kenaikan harga di sebagian besar pasar. Mengingat BBM merupakan bahan baku utama sebagian besar industri di Indonesia, atau dengan kata lain, hampir seluruh penduduk Indonesia butuh BBM untuk menggerakkan roda perekonomian. Karena yang butuh sangat banyak, jika BBM jadi naik, maka akan berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga listrik, sembako, telepon, barang-barang elektronik, dan hampir seluruh industri yang ada akan menaikkan harga dasar, mengingat tarif transportasi tidak murah lagj. Kenaikan harga dasar tersebut, akan terjadi secara masif dan nasional. Dan pasti inflasi yang cukup tinggi tidak bisa negara hindari. Tidak hanya berhenti di situ, dampak kenaikan harga BBM akan semakin membuat orang yang miskin, akan semakin miskin, perusahaan-perusahaan akan semakin menekan dan memutuskan hubungan kerja terhadap pegawainya untuk meminimalisir pembengkaan pengeluaran mereka, angkatan kerja akan semakin sulit mencari kerja, daya beli masyarakat (khususnya masyarakat miskin) akan semakin menurun, jika tidak tertangani dan tidak terkendali secara baik, angka kemiskinan pasti bertambah. Kalangan awam pun paham bahwa ekspektasi laju inflasi, apalagi jika disertai kenaikan harga BBM, akan menambah biaya pengeluaran masyarakat, tidak terkecuali petani. Ukuran yang paling kasar seperti nilai tukar petani pun telah menunjukkan kecenderungan memburuknya kesejahteraan petani. Nilai tukar petani kumulatif pada Februari 2012 tercatat 105,1 (turun 0,60 persen) dengan gambaran tidak baik diderita petani padi (turun 1,02 persen), nelayan (turun 0,39 persen), dan petani hortikultura (turun 0,23 persen). Persoalan klasik di lapangan belum dapat ditanggulangi, seperti kenaikan harga faktor produksi pertanian, yaitu pupuk, pestisida, upah buruh, sewa lahan, dan lain-lain, karena akses yang tidak terlalu baik. Apalagi, dengan drama wacana kenaikan harga BBM satu-dua bulan terakhir, petani dan nelayan semakin sulit memperoleh bahan bakar sekadar untuk menyambung hidup karena spekulasi dan penimbunan yang marak terjadi. Tidak terlalu aneh walaupun laju inflasi nasional pada Februari 2012 tercatat 0,05 persen, laju inflasi di daerah pedesaan justru menembus 0,46 persen karena semua indeks kelompok pengeluaran naik. Tidak perlu disebut lagi bahwa penguasaan lahan petani Indonesia sangat tidak merata karena sebanyak 53 persen dari 17,8 juta rumah tangga petani padi-palawija hanya menguasai lahan 0,5 hektar atau kurang. Petani skala kecil ini benar-benar menjadi salah satu kelompok yang sangat rentan terhadap perubahan pengeluaran, apalagi jika harus menanggung tambahan beban kenaikan harga BBM yang berwujud dari biaya transportasi, biaya produksi, sampai pada kebutuhan sehari-hari. Demikian pula dari 30 juta (12,5 persen) masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, sekitar 19

juta di antaranya adalah penduduk pedesaan. Lebih memiriskan lagi, lebih dari 76 persen dari kelompok miskin ini sangat rentan terhadap kenaikan harga pangan, terutama beras. Artinya, peluang terjadinya kemiskinan baru sangat besar apabila masyarakat kecil ini memiliki ekspektasi laju inflasi yang cukup besar, terutama dari sektor pangan. Pengalaman kenaikan harga BBM tahun 2005 yang melonjakkan angka kemiskinan baru sampai 3 juta orang seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah agar mempersiapkan penanganan dampak yang demikian masif. Rencana strategi kompensasi dengan bantuan langsung sementara masyarakat sebesar Rp 150.000 per bulan mungkin menjadi hiburan secara politik, tetapi sangat jauh untuk menanggulangi dampak kesejahteraan yang ditimbulkannya

3. Unsur-unsur yang ada dalam Black Box sistem politik/ dalam hal ini, adalah seluruh elit-elit politik yang punya kuasa untuk menentukan hasil kebijakan, dalam hal ini adalah anggota sidang, yakni anggota DPR). Berikut adalah komposisi anggota DPR Fraksi Jumlah Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) 46 Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F- 94 PDIP) Fraksi Partai Demokrat (F-PD) Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (F-Gerindra) Fraksi Partai Golongan Karya (F-PG) Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (F-Hanura) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) Sekilas proses persidangan3 Sidang ini membahas 2 opsi yang kemudian dipilih oleh anggota DPR melalui mekanisme vooting, adapun opsi yang terpilih adalah opsi kedua (2), dan berikut adalah 2 opsinya! Opsi pertama tidak ada perubahan apapun dalam RUU APBN-P 2012 pasal 7 ayat 6 yang isinya tidak memperbolehkan pemerintah menaikkan harga BBM. Opsi kedua menerima penambahan pasal 7 ayat 6a yang isinya adalah memperbolehkan pemerintah mengubah harga BBM jika harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP) mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata 15% dalam waktu 6 bulan. 356 anggota fraksi menyatakan mendukung opsi kedua yang memberi kesempatan kepada pemerintah menaikkan harga BBM, namun dengan syarat. "Dalam hal harga minyak mentah rata-rata Indonesia dalam kurun waktu berjalan yaitu enam bulan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 http://nasional.kompas.com/read/2012/03/31/01025016/DPR.Sepakati.Opsi.Kenaikan.Harga.BBM.Be rsyarat http://goyangkarawang.com/2012/03/hasil-keputusan-sidang-dpr-soal-harga-bbm-bersubsidi
3

148 26 107 17 57 28 37

persen, maka pemerintah diberikan kewenangan untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukungnya," demikian bunyi penambahan ayat 6a tersebut. Selain Demokrat, fraksi-fraksi yang menyatakan setuju adalah Golkar, PAN, PKB dan PPP. Sementara itu, hanya 82 anggota yang menyetujui opsi pertama, fraksi tersebut adalah PKS dan Gerindra. Adapun PDIP dan Hanura wallkout dari sidang karena dengan tegas menolak kenaikan harga BBM tanpa tawar menawar, mereka membawa 93 suara yang jika pun digabungkan dengan suara PKS dan Gerinda (83) maka jumlahnya adalah 176, yang tetap kalah. PDIP dan Hanura memilih wallkout karena menganggap sidang inkonstitusional.

4. Keputusan Dari hasil keputusan DPR yakni opsi 2, maka kenaikan harga BBM subsidi tidak dilakukan 1 April 2012 seperti rencana dari pemerintah. Namun peluang naik dan tidaknya BBM akan ditentukan 6 bulan kedepan mengikuti perkembangan harga minyak dunia, nantinya pemerintah memiliki kewenangan mutlak tanpa harus melalui sidang paripurna lagi.

5. Output Harga BBM masih tetap sama, diseluruh Pertamina. Kesimpulan: Sejauh ini, BBM kita masih tetap disubsidi & belum ada perubahan harga, mengingat penambahan pasal 6a yakni "Dalam hal harga minyak mentah rata-rata Indonesia dalam kurun waktu berjalan yaitu enam bulan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 persen, maka pemerintah diberikan kewenangan untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukungnya," Berdasarkan penjelasan yang sekilas di atas, sudah jelas lebih banyak dampak & masalah daripada manfaat dari kenaikan BBM. Dan sudah jelas-jelas kenaikan harga BBM akan metugikan perekonomiam secara makro, mengingat masyarakat Indonesia masih belum siap dan belum cukup mampu menghadapi tantangan & dampak-dampak yang telah diperkirakan

Vous aimerez peut-être aussi