Vous êtes sur la page 1sur 2

Selamat Datang di Bethesda Stroke Center

Diagnosis Nyeri Neuropatik dalam Praktek Sehari-Hari

Diagnosis Nyeri Neuropatik dalam Praktek Sehari-Hari Rizaldy Pinzon SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta Abstract Neuropathic pain condition is challenge to the health care. This common type of pain is often under diagnosed and undertreated, and it is associated with suffering, disability, impaired quality of life, and increase cost. Contrary to nociceptive pain, NSAID and opioid have a little benefit in neuropathic pain. Adjuvant analgesic (anti convulsant and anti depressant) is the cornerstone of neuropathic pain treatment. An adequate management should begin with a good clinical assessment and diagnosis. This review discus about the screening tools and diagnostic approach of patients suspected with neuropathic pain in our daily practice. Key words: neuropathy-pain-assessment-screening tools Pendahuluan Nyeri neuropatik didefinisikan sebagai “nyeri yang timbul akibat cedera/ lesi yang mengenai sistem somatosensorik”.1 Penatalaksanaan nyeri neuropatik seringkali tidak optimal. Hal ini terkait dengan tidak adekuatnya diagnosis nyeri neuropatik dalam praktek klinik sehari-hari.2 Nyeri neuropatik memiliki prevalensi yang cukup tinggi. Penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa 37% pasien nyeri punggung bawah memiliki komponen nyeri neuropatik.3 Nyeri neuropati perifer dijumpai pada 16% pasien diabetes.4 Nyeri neuropatik dihubungkan dengan kejadian depresi, kecemasan, dan gangguan tidur yang lebih tinggi.5 Tatalaksana nyeri neuropatik berbeda dengan nyeri nosiseptif. Pada nyeri neuropatik, cedera jaringan dapat saja telah lama berlalu.6 Diagnosis yang tidak tepat akan menyebabkan terapi yang tidak optimal. Pilihan analgetika pun sangat berbeda. Obat anti nnflamasi non steroid dan opioid merupakan pilihan utama dalam tatalaksana nyeri nosiseptif, namun hanya memiliki sedikit manfaat pada nyeri neuropatik.7 Kajian ini bertujuan untuk membahas secara mendalam aspek diagnosis nyeri neuropatik. Hasil kajian diharapkan akan membantu para praktisi medis dalam memberikan penatalaksanaan nyeri neuropatik yang lebih baik. Metode Penulis melakukan pelacakan pustaka secara sistematis di database Pubmed (www.pubmed.com). Kata kunci yang dimasukkan adalah: diagnosis-pain-neuropathic-assessment- tools. Kajian mendalam dilakukan dengan melihat komponen esesmen nyeri neuropatik yang dpat diperoleh makalah lengkapnya. Hasil kajian disimpulkan dalam bentuk tabulasi. Pembahasan Klasifikasi nyeri neuropatik Nyeri neuropatik dapat berasal dari lesi di semua jaringan somatosensorik, mulai dari ujung saraf bebas di nosiseptor sampai dengan neuron kortikal di otak. Nyeri neuropati dapat diklasifikasikan berdasar lokasi (sentral dan perifer), etiologi, gejala, dan mekanisme. Nyeri neuropati perifer dijumpai pada nyeri pasca herpes dan nyeri neuropati diabetika. Nyeri neuropati sentral ditemui pada nyeri pasca cedera medulla spinalis dan nyeri sentral pasca stroke.1,6 Tabel 1. Klasifikasi nyeri neuropatik Klasifikasi Keterangan Lokasi Central (spinal, thalamus, korteks) Perifer (nervus, plexus, ganglion radix dorsalis, dan radix spinalis) Etiologi Trauma Iskemia Inflamasi Neurotoxic Paraneoplastic Defisiensi Gejala dan tanda Kualitas nyeri Gejala positif dan gejala negatif Mekanisme Discharge ektopik Hilangnya inhibisi Sensitisasi perifer Sensitisasi sentral dapat bersifat spontan atau dibangkitkan. Gejala nyeri neuropatik dapat bersifat positif (misalnya: paraestesia atau disestesia), dan dapat pula negatif (hipestesia). Dokter harus mencurigai suatu kondisi nyeri neuropati bila menjumpai penderita dengan keluhan nyeri seperti dibakar, kejutan listrik, ditusuk-tusuk, dan kesemutan. 8 Tabel 2. Definisi gejala nyeri neuropatik9 Terminologi Definisi Paraestesia Sensasi abnormal, baik spontan atau dibangkitkan Disestesia Sensasi abnormal tidak menyenangkan, baik spontan atau dibangkitkan Hipestesia Berkurangnya sensitivitas terhadap rangsang sensorik (taktil maupun thermal) Hiperestesia Meningkatnya sensitivitas terhadap rangsang sensorik (taktil maupun thermal) Hipoalgesia Berkurangnya respon nyeri pada rangsang sensorik nyeri Hiperalgesia Meningkatnya respon nyeri pada rangsang sensorik nyeri Allodinia Nyeri muncul pada rangsang sensorik yang seharusnya tidak menimbulkan nyeri Hipestesia sering dijumpai pada nyeri neuropatik diabetika. Hiperalgesia dan allodinia seringkali dijumpai pada nyeri pasca herpes. Paraestesia dan disestesia sering dijumpai pada nyeri pasca stroke.9 Perangkat esesmen Esesmen pasien yang diduga menderita nyeri neuropatik ditujukan untuk hal-hal berikut: (1) menentukan apakah benar suatu nyeri neuropatik, (2) memastikan lokasi lesi saraf, (3) menentukan kausa, (4) menentukan dampak nyeri pada status fungsional, dan (5) menentukan dampak nyeri pada kondisi depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.10 Tabel 3 memperlihatkan perangkat esesmen untuk nyeri neuropatik yang paling umum digunakan. Tabel 3. Perangkat esesmen nyeri neuropatik11 LANS DN4 NPQ Pain Detect ID Pain Gejala Tertusuk, kesemutan Kejutan listrik Panas terbakar Baal Nyeri dibangkitkan dengan s ringan Nyeri dibangkitkan dengan dingin X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Pemeriksaan fisik Allodinia pada gosokan sikat Ambang rangsang nyeri tusuk meningkat X X X X LANS : Leeds Assessment of Neuropathic Symptoms and Sings DN4 : Douleur Neuropathique 4 Questions NPQ : Neuropathic Pain Questionnaire Tabel diatas memperlihatkan ada 5 perangkat esesmen nyeri neuropatik yang umum dikerjakan dalam praktek sehari-hari. Dua esesmen diantaranya (LANS dan DN4) memasukkan komponen pemeriksaan fisik. Perangkat esesmen ID pain tampaknya merupakan perangkat esesmen yang paling sederhana dan dapat diterapkan dalam praktek sehari-hari.11 Konfirmasi diagnosis dan diagnosis penunjang Nyeri yang muncul pada distribusi saraf (misalnya: radicular atau dermatomal) dan nyeri yang terjadi pasca kerusakan saraf (misalnya: hemiparaestesia pasca stroke, atau lesi allodinia pasca herpes) harus dicurigai sebagai nyeri neuropatik. Pada beberapa kasus (misalnya: herpetic neuralgia) tidak terlalu diperlukan tes penunjang tambahan.12 Pasien dengan nyeri terbakar dan kesemutan pada salah satu lengan atau tungkai seringkali perlu menjalani pemeriksaan neurofisiologi (ENMG/ Electro Neuro-Myo Grafi) untuk mengkonfirmasi apakah nyeri berasal dari radikulopati saraf spinal atau suatu neuropati jebakan (misalnya: Carpal Tunnel Syndrome).12 Pasien dengan dysestesia atau hipestesia pada ujung-ujung ekstremitas (glove and stocking distribution) menunjukkan suatu kondisi polineuropati. Pada beberapa kasus penyebabnya jelas (misalnya: diabetes atau uremia), namun pada beberapa kasus yang lain perlu dilakukan pelacakan sistematis untuk penentuan
http://www.strokebethesda.com Menggunakan Joomla! Generated: 7 May, 2013, 11:30

Selamat Datang di Bethesda Stroke Center

kausa (infeksi, metabolik, sindroma paraneoplastik, toksik). 12 Esesmen nyeri harus dilakukan secara berkala pada setiap kunjungan pasien untuk melihat perkembangan terapi dan pemantauan hasil pengobatan.12 Kesimpulan Nyeri neuropatik merupakan kondisi yang seringkali tidak terdiagnosis dan tidak tertangani dengan adekuat. Penatalaksanaan yang tepat dimulai dengan esesmen yang baik. Nyeri neuropatik harus selalu dicurigai pada kondisi berikut : (1) sifat nyeri terbakar/ tersengat listrik/ panas/ baal, (2) pada pemeriksaan fisik ditemukan gangguan somato sensorik berupa hipestesia, hiperalgesia atau allodinia, (3) distribusi nyeri mengikuti distribusi saraf, misalnya: radicular atau dermatomal, dan (4) ada riwayat lesi pada sistem somatosensorik (misalnya: herpes atau stroke). Daftar pustaka 1. Treede RD, Jensen TS, Campbell JN, Cruccu G, et al, Redifinition of neuropathic pain and a grading system for clinical use: consensus statement on clinical and research diagnostic criteria, Neurology, 2008;70:1630-5 2. Torrence N, Smith BH, Bennet MI, Lee AJ, The epidemiology of chronic pain predominantly neuropathic origin,: result from a general population survey, J Pain, 2006;7:281-9 3. Bouhassira D, Lanteri Minet M, Attal N, Laurents B, et al, Prevalence of chronic pain with neuropathic characteristic in the general population, Pain; 2008:136:380-7 4. Davies M, Brophy S, Williams, R, Taylor A, The prevalence, severity, and impact of painful diabetic peripheral neuropathy in type 2 Diabetes, Diabetes Care; 2006:29:1518-22 5. Berger A, Dukes E, Oster G, Clinical characteristics and economic cost of painful neuropathic disorder, J Pain; 2004;3: 143-91 6. Attal N, Cruucu G, Haanpaa M, et al, EFNS Task Force, EFNS guideline on pharmacological treatment of neuropathic pain, Eur J Neurol, 2006;13:1153-69 7. Dworkin RH, O Connor AB, Backonja M, et al, Pharmacologic management of neuropathic pain: evidence based recommendations, Pain;2007:132:237-51 8. Cruucu G, Anand P, Attal N, et al, EFNS guidelines on neuropathic pain assessment, Eur J Neurol, 2004;11:153-62 9. Haanpaa M, Treede RD, Diagnosis and classification of neuropathic pain, Pain:Clinical Updates, 2010;18(7) 10. Hansson P, Haanpaa M, Diagnostic work up of neuropathic pain: computing using questionnaire or examining the patients? Eur J Pain, 2007;11:367-9 11. Bennett MI, Attal N, Backonja MM, Using screening tools to identify neuropathic pain, Pain, 2007; 127; 199-203 Woolf CJ, Mannion RJ, Neuropathic pain: aetiology, symptoms, mechanism, and management, Lancet, 1999;353: 1959-64

http://www.strokebethesda.com

Menggunakan Joomla!

Generated: 7 May, 2013, 11:30

Vous aimerez peut-être aussi