Vous êtes sur la page 1sur 22

Auditing

Pelaporan dan Standar Auditing


Kelompok 2
Hardy Pratama Halim (0913077) Samuel (0913093) Facy Francine Coandy (1013065)

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan karena akhirnya makalah yang kami susun ini dengan judul Laporan Audit dan Standar Audit akhirnya telah selesai. Terima kasih pada Pak Lukman yang telah membimbing hingga akhirnya makalah ini telah selesai. Makalah ini membahas tentang laporan audit termasuk di dalamnya unsure-unsur dalam laporan audit serta standar-standar yang digunakan dalam audit.Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat memberikan informasi yang baik.Oleh karena itu, saya mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan dari makalah ini.

Penulis

2|Page

Daftar Isi
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI 1 2

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Masalah Pokok BAB 2 PEMBAHASAN A. Laporan Audit

.. 3 3 3 .. 4 4 .... 11 .. 14 19 21

B. Analisis Terhadap Laporan Audit 5 C. Standar Audit Berlaku Umum D. Standar Profesional Akuntan Publik KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

3|Page

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilhasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Dalam mengaudit, akuntan public harus mengikuti beberapa standar umum yang disusun oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia. Karena tidak setiap orang dapat melakukan audit terhadap laporan keuangan dapat memberikan pernyataan bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut. Selain itu dalam melakukan auditing, proses akhir yang penting adalah membuat laporan audit karena laporan menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Dari sudut pandang pemakai, laporan dianggap sebagai produk utama dari proses audit. Karena dari laporan audit tersebut, pihak yang berkepentingan ( misalnya kreditur atau investor), dapat menggunakan laporan tersebut sebagai pertimbangan untuk memutuskan apakah ingin bekerja sama atau tidak dengan perusahaan yang bersangkutan.Pembuatan laporan audit adalah langkah terakhir dari proses audit. Sehingga dalam makalah ini akan dibahas tentang Laporan dan Standar Audit secara lebih lanjut.

4|Page

B. Masalah Pokok Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, maka masalah pokok yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Laporan audit; 2. Jenis-jenis paragraph dalam laporan audit baku; 3. Tipe laporan audit; 4. Standar audit yang berlaku umum; 5. Standar professional akuntan public; 6. Hubungan standar atestasi dan standar auditing; 7. Hirarki standar auditing.

5|Page

BAB 2 PEMBAHASAN A. Laporan Audit (Audit Report)


Laporan Auditor Independen [Pihak yang dituju oleh auditor] Kami telah mengaudit neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X2 dan 20 X1, serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT KXT tanggal 31 Desember 20X2, dan 20X1, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]

Paragraf Pengantar

Paragraf Lingkup

Paragraf Pendapat

[Tanggal] Gambar 1.1 Laporan Audit Baku Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya dan merupakan produk utama atau keluaran dari audit. Laporan audit, dikenal juga sebagai pendapat audit, adalah puncak dari proses pengumpulan dan evaluasi bukti yang cukup dan kompeten sehubungan dengan penyajian yang wajar dari asersi manajer dalam laporan keuangan. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku. Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraph:
6|Page

1. Paragraf pengantar (introductory paragraph): mengungkapkan tipe jasa yang diberikan oleh auditor, objek yang diaudit, dan pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya. 2. Paragraf lingkup (scope paragraph): berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor. 3. Paragraf pendapat (opinion paragraph): berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan. B. Analisis Terhadap Laporan Audit Dari contoh laporan audit baku (pada gambar 1.1) dapat di analisis masingmasing paragrafnya sebagai berikut: 1. Paragraf Pengantar Kalimat pada paragraf pengantar disajikan sebagai berikut: Objek yang menjadi sasaran audit terdapat pada kalimat pertama yang berbunyi: Kami telah mengaudit neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas untuk tahun yang terakhir pada tanggal tersebut Kalimat diatas menunjukkan bahwa auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut setelah ia melakukan audit, dan objek yang diaudit oleh auditor adalah neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas. Jadi, poin yang terkandung dalam kalimat tersebut: jenis jasa yang dilaksanakan (Kami telah mengaudit); laporan keuangan yang telah diaudit; entitas yang diaudit; dan tanggal laporan keuangan. Karena neraca dan laporan laba rugi dapat dipengaruhi oleh pemilihan metode akuntansi, seperti metode depresiasi, metode pemisahan pengeluaran modal (capital expenditures) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditures), di lain pihak laporan arus kas tidak terpengaruh oleh pemilihan metode akuntansi, sehingga laporan arus kas ini dapat digunakan sebagai alat untuk menguji keandalan neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas. Tanggung jawab auditor dan tanggung jawab manajemen terdapat pada kalimat kedua dan ketiga paragraf pengantar yang berbunyi: Laporan keuangan

7|Page

adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kalimat tersebut menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan terletak di tangan manajemen, bukan di tangan auditor. Oleh karena itu, manajemen adalah pihak yang bertanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan yang dibuatnya dan hanya manajemen yang mempunyai wewenang untuk mengubah apa yang disajikan dalam laporan keuangannya. Auditor bertanggung jawab atas pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit yang telah dilaksanakan atas laporan tersebut. Jika dalam audit, auditor tidak menyetujui penyajian unsure tertentu dalam laporan keuangan yang material jumlahnya, maka langkah pertama yang harus ditempuh oleh auditor adalah membicarakan hal tersebut dengan manajemen, dengan menyertakan penjelasan mengenai dasar pikiran atau alasan ketidaksetujuan auditor terhadap penyajian unsure tersebut.Apabila manajemen menyetujui alasan auditor, maka masalah tersebut selesai, dan unsur tersebut disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan saran auditor. Jika manajemen menolak alasan auditor, maka auditor sama sekali tidak mempunyai wewenang untuk mengubah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan pendapatnya. Dalam laporannya, auditor dapat memberikan pendapat bahwa laporan keuangan yang diauditnya menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan, kecuali unsure tertentu yang dikecualikan. 2. Paragraf Lingkup (scope paragraph) Paragraf ini menguraikan sifat dan ruang lingkup audit. Paragraf ini berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan public dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Dalam paragraph ini menyatakan audit dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Terdapat juga penjelasan ringkas mengenai standar auditing tersebut yang terdapat pada kalimat: Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit kami memperoleh
8|Page

keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Kalimat ini berisi: a. Audit yang dilaksanakan oleh auditor merupakan proses yang terencana. b. Audit ditujukan untuk memperoleh keyakinan (assurance) memadai, bukan absolute, sehingga dengan demikian terdapat resiko di dalam audit yang dilaksanakan oleh auditor. c. Auditor menggunakan konsep materialitas. Suatu audit direncanakan dan dilaksanakan untuk menemukan salah saji material, namun bukan semua salah saji dalam laporan keuangan. Dalam kalimat ketiga dalam paragraf lingkup berbunyi: Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Dalam kalimat tersebut berisi: 1. Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan atas dasar pemeriksaan seluruh bukti. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern merupakan dasar untuk menentukan jenis dan luas pengujian yang dilakukan dalam pemerikasaan. 3. Luas pengujian dan pemilihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas dasar pengalamannya. 4. Dalam audit, auditor melakukan pemeriksaan atas bukti audit, yang tidak hanya terbatas pada catatan akuntansi klien saja, namun mencakup informasi penguat (corroborating information). Dalam kalimat keempat dalam paragraph lingkup berbunyi sebagai berikut: Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadappenyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kalimat ini menjelaskan lebih mendalam karakteristik audit yang dilaksanakan oleh auditor. Dalam kalimat ini auditor menyatakan bahwa ia menggunakan pertimbangan dalam menetapkan dan mengevaluasi penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen. estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, auditor mengingatkan bahwa laporan keuangan tidak seluruhnya berisi fakta, namun sebagian disajikan berdasarkan estimasi.

9|Page

Kalimat kelima dalam paragraph lingkup berbunyi sebagai berikut: Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Kalimat ini mengidentifikasi keterbatasan lain audit yang dilaksanakan oleh auditor, yaitu bahwa pendapat yang dinyatakan oleh auditor hanya dilandasi oleh dasar yang memadai, bukan dasar yang konklusif atau absolute. 3. Paragaf Pendapat (Opinion Paragraph) Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang disebutkannya dalam paragraph pengantar. Paragraf ini menyatakan pendapat auditor apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material; posisi keuangan pada tanggal neraca; hasil usaha dan arus kas untuk periode tertentu yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum. Paragaraf dalam gambar 1.1 yang disajikan diatas merupakan pendapat wajar tanpa pengecualian atau unqualified opinion atau clean opinion. Ada empat tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor: a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion report). Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna: bebas dari keraguraguan dan ketidakjujuran; lengkap informasinya. Pengertian wajar ini tidak hanya terbatas dalam jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam laporan keuangan, namun mengikuti pula ketetapan penggolongan informasi, seperti penggolongan aktiva atau utang dalam kelompok lancar dan tidak lancar, biaya usaha dan biaya di luar usaha. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi berikut ini:
10 | P a g e

Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan.

Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.

Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

b. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan ( unqualified opinion report with explanatory language). Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku seperti gambar 1.2 di bawah ini:
Laporan Auditor Independen [Pihak yang dituju oleh auditor] Kami telah mengaudit neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X2 dan 20 X1, serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT KXT tanggal 31 Desember 20X2, dan 20X1, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Seperti telah dijelaskan pada Catatan X dalam catatan atas laporan keuangan, perusahaan mengubah metode perhitungan depresiasi dalam tahun 20X2. [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]

G a m b a r 1. 2

[Tanggal]

11 | P a g e

c. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion report). Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka ia akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit. Lingkup audit dibatasi oleh klien. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. Pendapat ini hanya diberikan jika secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsure yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak memperngaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. d. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report). Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Pendapat ini diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. Auditor juga memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. e. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion report). Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
12 | P a g e

Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar (adverse opinion) adalah: pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (no opinion) karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan klien. C. Standar Audit Berlaku Umum Standar audit (auditing standard) bertindak sebagai bimbingan bagi dan mengukur kualitas kinerja auditor. Standar audit membantu memastikan bahwa audit laporan keuangan dilaksanakan secara mendalam dan sistematis yang menghasilkan kesimpulan yang andal. Terdapat sepuluh standar audit yang berlaku umum, yang terdiri dari: Standar Umum: Tiga standar umum berisi tentang kualifikasi auditor dan kualitas pekerjaannya. Standar umum berhubungan dengan persyaratan pribadi auditor. 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Hal ini didapat dari pendidikan formal, program pendidikan berkelanjutan,dan pengalaman. Pelatihan adalah terus menerus, untuk memenuhi syarat, auditor tetap terjaga pengetahuannya mengenai peraturan akuntansi dan audit terbaru. Pendidikan formal akuntan public dan pengalaman kerja dalam profesinya merupakan dua hal yang saling melengkapi. Akuntan public juga perlu selalu mengikuti perkembangan bidang akuntansi agar tetap dapat menyediakan jasa yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakatnya. Untuk berpraktik sebagai akuntan publik di Indonesia, pada tahun 1997 pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai pemberian izin praktik sebagai akuntan publik, yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: No. 43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997 tentangjasa akuntan publik. Dalam surat keputusan tersebut, izin menjalankan praktik sebagai

13 | P a g e

akuntan publik diberikan oleh Menteri Keuangan jika seseorang memenuhi persyaratan sebagai berikut: Berdomisili diwilayah Indonesia. Lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselengarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Menjadi anggota IAI. Telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Independensi menghindarkan hubungan yang mungkin mengganggu objektivitas auditor. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Auditor tidak hanya harus independen dalam kenyataannya (yaitu benar-benar bersifat objektif) tetapi juga menghindari tindakan yang mungkin tampak memengaruhi independensi. Jika seorang auditor dianggap kurang independen,

pengguna mungkin akan kehilangan kepercayaan atas kemampuan auditor untuk melaporkan dengan jujur laporan keuangan. Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan dalam

mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang sering kali mengganggu sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut. Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen, auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut. Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya. Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan lepasnya klien 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.


14 | P a g e

Ketelitian profesional adalah fokus dari standar umum ini. Ketelitian berarti bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan tugasnya dengan tingkat keahlian yang biasa dimiliki oleh orang lain dalam profesi tersebut. Standar ini menghendaki diadakannya pemeriksaan secara kritis pada setiap tingkat pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dan terhadap pertimbangan yang dibuat oleh siapa saja yang membantu proses audit. Standar ini juga meliputi bagaimana prosedur itu diterapkan dan dikoordinasikan. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama berarti penggunaan pertimbangan sehat dalam penetapan lingkup, dalam pemilihan metodologi, dan dalam pemilihan pengujian prosedur untuk mengaudit. Standar Pekerjaan Lapangan Standar ini berhubungan dengan pengerjaan sesungguhnya dari audit. Standar ini memberi latar belakang konseptual bagi proses audit. 1. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Perencanaan yang tepat mengarah kepada audit yang lebih efektif yang lebih mungkin untuk mendeteksi salah saji material dan membantu dalam menyelesaikan perikatan dalam batas waktu yang wajar. Standar ini juga mensyaratkan bahwa asisten auditor dalam perikatan diawasi dengan baik. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Tingkat ketergantungan auditor pada pengendalian internal klien secara langsung memengaruhi sifat, saat, dan luas pekerjaan yang dilakukan oleh auditor independen. Selain itu, jika auditor independen mengidentifikasi area kelemahan dalam pengendalian internal klien, informasi ini dapat membantu auditor memfokuskan diri dalam area di mana salah saji kemungkinan besar akan terjadi. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

15 | P a g e

Kebanyakan pekerjaan auditor melibatkan pencarian dan analisis bukti untuk mengevaluasi dan mendukung asersi menajemen dalam laporan keuangan. Auditor menggunakan beraneka prosedur audit untuk mengumpulkan bukti ini. Standar Pelaporan 1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama audior dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuak yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. D. Standar Profesional Akuntan Publik Berbagai jenis jasa yang disediakan oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat didasarkan pada panduan yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Standar Profesional Akuntan Publik berupa buku yang berisi kodifikasi berbagai standar yang disusun oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Tipe Standar Profesional yang Diberikan oleh Dewan Ada lima macam standar professional yang diberikan oleh Dewan sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik: Standar Auditing Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
16 | P a g e

Standar Auditing (PSA). Standar Auditing yang dikeluarkan oleh Dewan bersifat wajib (mandatory) bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik. Termasuk di dalam Pernyataan Standar Auditing adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh Dewan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib (mandatory). Standar Atestasi Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib (mandatory). Standar atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan yang lebih rendah dalam jasa nonaudit. Standar atestasi terdiri dari sebelas standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT). Standar Jasa Akuntansi dan Review Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publiknya mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review adalah Interprestasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR),yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh Dewan dalam PSAR. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib (mandatory). Standar Jasa Konsultansi Standar jasa konsultansi memberikan panduan bagi akuntan publik di dalam penyediaan jasa konsultansi bagi masyarakat. Dalam jasa konsultansi, para praktisi

17 | P a g e

menyajikan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Standar jasa konsultansi dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa Konsultansi (PSJK) . Standar Pengendalian Mutu Standar pengendalian mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian mutu jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia. Kantor akuntan publik harus memiliki system pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentan kesesuaian perikatan professional dengan berbagai standar dan aturan relevan yang berlaku. Standar pengendalian mutu dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSM). Kelima macam standar professional tersebut diklasifikasikan dan dikumpulkan dalam satu buku yang diberi judul: Standar Profesional Akuntan Publik Di samping kelima macam standar tersebut, buku Standar Profesional Akuntan Publik juga berisi Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Hubungan Standar Atestasi dan Standar Auditing Standar atestasi disusun untuk memberikan panduan umum semua jenis perikatan atestasi, yang mencakup jasa pemeriksaan(examination), review, dan kompilasi terhadap asersi manajemen. Jasa pemeriksaan yang dicakup oleh standar atestasi meliputi pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis (dikenal dengan istilah auditing) dan laporan keuanan prospekif. Sedangkan jasa pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis diatur secara khusus oleh Dewan melalui standar auditing. Dengan demikian standar auditing merupakan bagian dari standar atestasi yang khusus mengatur mutu jasa akuntan publik yang berkaitan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan historis. Hierarki Standar Auditing Standar auditing terdiri dari sepuluh standar yang dibagi menjadi tiga kelompok standar: standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Kesepuluh standar auditing tersebut merupakan landasan konseptual yang dijabarkan ke dalam berbagai Pernyataan Standar Auditing (PSA) untuk memberikan panduan rinci bagi auditor dalam memberikan jasa audit atas laporan keuangan historis
18 | P a g e

kepada masyarakat. PSA, yang merupakan landasan operasional, diterbitkan oleh Dewan untuk memberikan acuan bagi auditor dalam menghadapi perkembangan dan perubahan kebutuhan jasa auditing oleh masyarakat. Untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor dalam pelaksanaan berbagai aturan yang tercantum dalam PSA, Dewan menerbitkan tafsiran resmi aturan dalam PSA dalam bentuk Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).

19 | P a g e

BAB 3 KESIMPULAN Dari hasil pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Laporan audit, dikenal juga sebagai pendapat audit, adalah puncak dari proses pengumpulan dan evaluasi bukti yang cukup dan kompeten sehubungan dengan penyajian yang wajar dari asersi manajer dalam laporan keuangan. Dalam laporan auditor, terdapat tiga paragraph utama yaitu: 1. Paragraf pengantar (introductory paragraph): mengungkapkan tipe jasa yang diberikan oleh auditor, objek yang diaudit, dan pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya. 2. Paragraf lingkup (scope paragraph): berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor. 3. Paragraf pendapat (opinion paragraph): berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan. Sedangkan dalam peragraf pendapat tersebut, terdapat beberapa tipe pendapat auditor yaitu: a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion report). b. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan ( unqualified opinion report with explanatory language). c. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion report). d. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report). e. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion report). Dalam auditing juga terdapat tiga standar audit yang berlaku umum yaitu: Standar umum; Standar pelaporan, dan Standar pekerjaan lapangan. Dan untuk standar professional akuntan public terbagi menjadi 5 bagian yaitu: standar auditing, standar atetasi, standar jasa akuntan dan review, standar jasa konsultasi dan standar pengendalian mutu.

20 | P a g e

Hubungan Standar Atestasi dan Standar Auditing : standar auditing merupakan bagian dari standar atestasi yang khusus mengatur mutu jasa akuntan publik yang berkaitan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan historis. Hierarki Standar Auditing : Standar auditing terdiri dari sepuluh standar yang dibagi menjadi tiga kelompok standar: standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.

21 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi.2011. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba 4 Messier,Jr.,Glover, Steven M. Glover, Prawitt,Douglass F. Prawitt. 2005. Jakarta: Salemba Empat. Boynton, William dkk.2003. Modern Auditing. Edisi 7. Jakarta: Erlangga
http://natawidnyana.wordpress.com/2010/05/01/contoh-laporan-auditor-independen/ http://www.keuanganlsm.com/.../psa-no-56-perikatan-audit-tahun-pertama.pdf

22 | P a g e

Vous aimerez peut-être aussi