Vous êtes sur la page 1sur 15

ANTROPOMETRI

FORENSIK

PENDAHULUAN Pada beberapa kasus yang diantarkan oleh pihak penyidik ke Laboratorium Kedokteran Kehakiman untuk kepentingan pembuatan Visum et Repertum jenazah, ada yang didapati tidak utuh lagi. Ada yang terpotong potong oleh tindak pidana kekerasan atau oleh kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kereta api, atau tinggal tulang-belulang. Bila identitas korban telah diketahui, maka pemeriksaan yang dilakukan dokter tertuju untuk menentukan sebab kematian korban. Namun bila identitas korban tidak diketahui maka pemeriksaan dokter selain menentukan sebab kematian, juga menentukan identitas korban. Keadaan yang serupa juga dihadapi oleh dokter di lain tempat. Dalam media massa beberapa bulan yang lalu kita baca ada wanita di Jakarta terpotong-potong menjadi beberapa bagian , diduga dibunuh oleh suaminya. Kasus lain juga seorang wanita di Sukabumi dipotong menjadi tujuh bagian dalam usaha pembunuh untuk menghilangkan identitas korban. Pada kecelakaan masal seperti kecelakaan pesawat udara yang umumnya menyebabkan tubuh penumpang dan awak pesawat terbakar hangus atau terpotongpotong, pemeriksaan utama yang dilakukan dokter, penyidik dan badan-badan yang berkepentingan seperti asuransi adalah menentukan kembali identitas para korban. Salah satu usaha untuk menentukan identitas korban adalah menentukan tinggi badan korban. Pada jenazah yang tidak utuh, tinggi badan masih dapat ditaksir dari panjang beberapa tulang panjang seperti tulang Femur, Tibia, Fibula, Radius, Ulna, dan Humerus, dan dapat pula dari pengukuran beberapa bagian tubuh, seperti ukuran rentangan tangan antara ujung jari tengah kanan dan jari tengah kiri ukuran lengan lengan sampai ujung jari tengah, panjang lengan bawah sampai ke ujung jari tengah, panjang Clavicula, jarak antara simphisis pubis ke tumit, dan jaurak dari dagu sampai ke vertex.
KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU
Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

ANTROPOMETRI

FORENSIK

Beberapa penelitian telah menemukan formula untuk menentukan tinggi badan dari beberapa tulang panjang, antara lain : Formula Trotter dan Glesser, Formula Pearson dan Formula Stevenson. Ke tiga Formula ini tentu didapat dari mengukur tulang panjang bukan orang Indonesia. Bertitik tolak dari kenyataan ini perlu diadakan penelitian untuk mencari hubungan antara tinggi badan dengan panjang beberapa tulang panjang dan pengukuran panjang beberapa bagian tubuh pada orang Indonesia.

PENELAAHAN/TINJAUAN PUSTAKA (1) 1. Umumnya tinggi badan sama dengan panjang kedua ujung jari tangan bila. kedua tangan direntangkan maksimal. 2. Bila hanya didapati sepotong lengan maka tinggi badan sama dengan panjang lengan tersebut x 2 + 30 cm (panjang kedua Clavicula) + 4 cm (lebar caput sterm). 3. Panjang dari lengan bawah yang diukur dari Olecranon sampai ke ujung jari tengah = 5/19 tinggi badan. 4. Tinggi = 8 x tinggi kepala. 5. Jarak dari Symphisis pubis sampai ke lantai x 2 = tinggi badan atau sebaliknya dari runcak kepala ke Symphsis pubis x 2 = tinggi badan. 6. Dari pemeriksaan 50 orang dewasa oleh Singh dan Sohal di daerah Punjab Timur di tentukan tinggi badan = 11.1 x panjang Clavicula dengan error kesalahan 1,5 inci. 7. Tabel menentukan tinggi badan dari berbagai penelitian di India. Faktor Perkalian Untuk Menentukan Tinggi Pada Orang Dibeberapa Negara Bagian India Oleh Beberapa Peneliti. Tulang Hindus, Bihar dan Orisa Uttar Pradesh Sindiqui Punjab Punjab Mysoreans 2

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

ANTROPOMETRI

FORENSIK

1. Humerus 2. Radius 3. Ulna 4. Femur 5.Tibia 6. Fibula

Lk 5.31 6.78 6.0 3.32 4.49 4.46

PR 5.31 6.7 6.0 3.8 4.46 4.43

LK 5.8 6.9 6.3 3.7 4.48 4.48

LK 5.0 6.8 6.0 3.6 4.2 4.4

LK 4.97 4.03 5.93 3.57 4.18 4.35

LK 5.0 6 6.0

PR 5.31 6.21

1 6.4 6.85 3.6 3.75 4.2 4.39 4.4 4.55

8. Tabel penentuan tinggi badan dari Trotter. Rumus Penentuan Tinggi dengan Standart Error Dari Tulang Panjang Orang Kulit Putih dan Negro Laki-Laki Dan Perempuan berumur antara 18 - 30 tahun. Untuk yang Berumur Diatas 30 Tahun ditambah 0.06 Cm dan Untuk Mayat Ditambah 2.5 Cm Laki-laki kulit putih 3.08 Hum + 70.45 + 4.05 3.78 Rad + 79.01 + 4.32 3.70 Uln + 74.05 + 4.32 2.38 fem + 61.41 + 3.27 2.52 Tib + 78.62 + 8.37 2.68 Fib + 71.78 + 8.29 1.30 (Fem + Tib) + 68.29 + 2.00 Perempuan kulit putih 3.86 Hum + 57.97 + 4.45 4.74 Rad + 54.93 + 4.24 4.27 Uln + 57.76 + 4.30 2.47 Fem + 54.10 + 3.72 2.90 Tib + 61.53 + 3.06 2.93 Fib + 59.61 + 3.57 1.30 (Fem + Tib) + 58.29 + 3.55 (2) Laki-laki kulit hitam 3.28 Hum + 62.10 + 4.48 3.42 Rad + 81.56 + 4.80 3.26 Uln + 79.29 + 4.42 2.11 Fem + 70.35 + 3.94 2.19 Tib + 86.02 + 3.78 2.19 Fib + 85.65 + 4.08 1.15 (Fem + Tib) + 71.04 + 3.55 Perempuan kulit hitam 3.08 Hum + 64.67 + 4.25 2.75 Rad + 94.51 + 5.05 3.31 Uln + 75.38 + 4.83 2.28 Fem + 59.76 + 3.41 2.45 Tib + 72.65 + 3.70 2.49 Fib + 79.65 + 3.70 1.26 (Fem + Tib) + 59.72 + 3.28

1. Penentuan tinggi badan merupakan usaha yang penting dilakukan oleh dokter, bila yang diperiksa bahagian dari tubuh yang tidak lengkap atau yang
KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU
Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

ANTROPOMETRI

FORENSIK

diperiksa hanya tulang belulang. Walau pun tidak tepat sekali, namun tinggi badan masih dapat ditentukan dari mengukur berapa tulang panjang. Misalnya o Humerus merupakan 20% dari tinggi badan. o Femur merupakan 27% dari tinggi badan.

o Tibia merupakan 22% dari tinggi badan. o Tulang belakang merupakan 35% dari tinggi badan. 2. Bila yang diperiksa tulang-tulang panjang, maka pengukuran harus dilakukan secara standard dengan menggunakan meja Osteometri. Pengukuran dengan rol panjang atau kaliper sebetulnya tidak bermanfaat. 3. Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan berbagai formula ternyata berbeda-beda seperti digambarkan oleh Harris tahun 1953. Subjek Tinggi sebenarnya atau dugaan Rata-rata menurut Formula Pearson Rata-rata menurut Dupertuis dan Hadden Rata-rata menurut Trootter dan Gleser (3) Jika hanya bagian-bagian badan yang tertinggal yang diperiksa maka penentuan tinggi badan masih memungkinkan yaitu dengan mengukur beberapa tulang panjang. Namun harus diingat bahwa pengukuran ini tidak tepat betul, banyak peneliti telah menggunakan berbagai Formula untuk menentukan tinggi badan dari tulang panjang. 1. Di bawah ini dikemukakan salah satu Formula menentukan tinggi badan dalam cm. Laki-laki 81.231 +1.880 Femur 70.714 + 2.894 Humerus 78.807 + 2.376 Tibia Perempuan 73.163 + 1.945. Femur 72.046 + 2.754 Humerus 75.369 + 2.352 Tibia
Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

1 172.7 165.3 171.3 172.7

2 157.5 153.4 161.2 156.1

3 160.5 156.8 157.1 160.7

4 1152.4 149.9 153.1 253.0

5 161.1 156.6 1 160.9 161.0

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

ANTROPOMETRI

FORENSIK

86.165 + 3.271 Radius

83.189 + 3.343 Radius

2. Tinggi = jumlah antara kedua ujung jari tengah kanan ke kiri pada lengan yang direntangkan horizontal. 3. 3.Tinggi badan = 2 x panjang tangan + 12 inci untuk Clavicula + 1,5 inci untuk Sternum 4. Jarak antara vertex sampai permukaan atas Sympisis pubis sama dengan 1/2 dari tinggi badan. 5. Jarak dari tulang Sternum sampai Symphisis kira-kira sama dengan 1/3 tinggi badan. (4) Perkiraan tinggi badan akan mudah dikerjakan bila tulang yang diperiksa adalah tulang-tulang panjang, yaitu dengan mengukur panjang tulang kering (dry bone) dan kemudian dihitung dengan Formula Stevenson atau formula dari Trotter dan Glieser, yang merupakan formula-formula untuk manusia, termasuk Ras Mongoloid. 1.Formula Stevenson T.B = 61,7207 + 2,4378 x (F) 2,1756 Femur T.B = 81,5115 + 2,8131 x (H) 2,8903 Humerus T.B = 59,2256 + 3,0263 x (T) 1,8916 Tibia T.B = 80,0276 + 3,7384 x (R) 2,6791 Radius.

2. Formula Trotter dan Gleser T.B. = 70,37 + 1,22 (F + T) 3,24 Keterangan : T.B = tinggi badan dalam centimeter. F = Femur (tulang paha) H = Humerus (tu]ang lengan atas)
KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU
Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

ANTROPOMETRI

FORENSIK

T = Tibia (tulang kering) R = Radius (tulang hasta)

TUJUAN PENELITIAN Untuk mendapatkan formula empiris yang dapat digunakan untuk mengetahui tinggi seseorang dari panjang tulang-panjang dan ukuran beberapa bagian tubuh.

MANFAAT HASIL PENELITIAN Hasil perelitian akan bermanfaat untuk, menentukan tinggi badan pada kasus-kasus yang tidak utuh atau terpotong-potong yang dikirim penegak hukum ke Laboratoriun Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran USU/RS. Dr. Pirngadi Medan dan di Indonesia pada umunya.

METODE PENELITIAN I. Penentuan sampel Penelitian dilakukan pada laki-laki dan wanita dewasa muda. Pada penelitian ini diperiksa 50 orang laki-laki dan 50 orang wanita. II. Penentuan tempat-tempat pengukuran pada tulang atau bagian tubuh. 1. Tinggi badan di ukur dari vertex sampai ke tumit. 2. Panjang tulang humerus di ukur dari tuberculum mayor sampai ke epicondilus lateralis humeri. 3. Panjang tulang radius di ukur dari circumferentia articularis radii sampai ke processus styloideus radii. 4. Panjang tulang ulna di ukur dari olecranon sampai ke processus styloideus ulna. 5. Panjang tulang femur di ukur dari trochanter major sampai ke epicondilus lateralis femoris. 6. Panjang tulang tibia di ukur dari epicondilus medialis tibia sampai ke maleolus medialis.

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

ANTROPOMETRI

FORENSIK

7. Panjang tulang fibula di ukur dari capitulum fibulae sampai ke maleclus lateralis. 8. Panjang rentang tangan didapat dari pengukuran jarak kedua jari tengah pada objek yang disandarkan ke dinding 9. Panjang lengan yaitu jarak tubercullum mayor humeri sampai ke ujung jari tengah lengan kanan. 10. 10.Panjang lengan bawah yaitu jarak olecranon sampai ke ujung jari tengah lengan kanan. 11. Panjang clavicula yaitu jarak antra tonjolan tulang clavicula medialis dan lateralis. 12. 12.Jarak symphysis ke tumit di ukur dari tulang sympisis bagian atas sampai ke lantai. 13. 13.Jarak dagu vertex di ukur dari ujung dagu sampai ke puucak kepala. (lihat diagram pada iampiran I. halaman 14 s/d15 ) III. Alat yang digunakan. Alat pengukur meteran dari kain, ukuran tinggi pada timbangan dan plat pengukur pelvimetri untuk ukuran jarak dagu vertex. IV. Cara pengukuran. Pada setiap orang dilakukan pengukuran : 1. Tinggi badan. 2. Jarak kedua ujung jari tengah pada lengan direntang mahsimal dengan objek bersandar ke dinding. 3. Panjang tulang humerus 4. Panjang tulang radius. 5. Panjang tulang ulna 6. Panjang tulang femur 7. Panjang tulang tibia 8. Panjang tulang fibula 9. Panjang lengan kanan
KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU
Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

ANTROPOMETRI

FORENSIK

10. Panjang lengan bawah 11. Panjang clavicula 12. Jarak tulang symphisis sampai lantai. 13. Untuk no.2 sampai dengan no.12 digunakan meteran dari bahan kain. 14. Jarak dagu vertex dipakai alat pelvimetri.

HASIL Dibawah ini dikemukakan angka regresi dan r2 untuk masing-masing tulang dan ukuran beberapa bagian tubuh. TABEL I ANGKA REGRESI HUBUNGAN TINGGI DENGAN TULANG PANJANG PADA LAKI-LAKI DENGAN NILAI r2 UNTUK MASING-MASING TULANG No 1 2 3 4 5 6 T u l.a n g Humerus Radius Ulna Femur Tibia Fibula Rumus Regresi 1,34 x H +123,43 3,13 x Ra + 87,91 2,86 x U + 91,27 1,42 x Fe + 109,26 1.12 x T + 124,88 1,35 x Fi + 117,20 r2 0,22 0,45 0,43 0,30 0,23 9,29

TABEL II ANCKA REGRESI HUBUNGAN TINGGI DENGAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN TUBUH PADA LAKI-LAKI DAN NILAI R2 UNTUK MASINGMASING BAGIAN TUBUH No 1 2 3 Bagian Tubuh Rentang tangan Lengan Lengan bawah Rumus Regresi 0,64 x RT + 56,98 3,13 x Ra + 87,91 1,81 x LB + 83,65 r2 0.62 0,46 0,52 8

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

ANTROPOMETRI

FORENSIK

4 5 6

Symphisis kaki Dagu Vertex Clavicula

1,09 x SK + 71,59 2,47 x D7 + 104,53 2,27 x C + 130,30

0,62 0,14 0,14

TABEL III ANGKA REGRESi HUBUNGAN TINGGI DENGAN TULANG PANJANG PADA WANITA DAN NILAI R2 UNTUK MASING-MASING TULANG No 1 2 3 4 5 6 T u l.a n g Humerus Radius Ulna Femur Tibia Fibula Rumus Regresi 1,46 x H + 111,33 1,50 x Ra + 119,58 2,83 x U + 86,75 0,79 x Fe + 124,67 1,33 x T + 110,70 1,71 x Fi +99,20 r2 0,32 0,30 0,46 0,17 0,26 0,36

ANGKA REGRESI HUBUNGAN TINGGI DENGAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN TUBUH PADA WANITA DAN NILAI R2 UNTUK MASING-MASING UKURAN No 1 2 3 4 5 6 Bagian Tubuh Rentang tangan Lengan Lengan bawah Symphisis kaki Dagu Vertex Clavicula Rumus Regresi 0,64 x RT + 53,64 0,87 x LB + 92,65 1,83 x LB + 78,36 0,98 x SK + 76,92 0,49 x DV + 143,30 2,15 x C + 124,58 r2 0,69 0,39 0,44 0,62 0,02 0,27

PEMBAHASAN

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

ANTROPOMETRI

FORENSIK

Angka regresi di atas didapat dari nilai hubungan antara dua variabel, dalam hal ini tinggi badan dengan panjang tulang-panjang atau cengan ukuran beberapa bagian tubuh. Korelasi antara kedua nilai di atas atau kekuatan hubungan antara variabel ini ditunjukkan oleh nilai r2. Makin tinggi nilai makin kuat korelasi yang didapat. (5) Dari Tabel 5 sampai tabel 28 untuk masing-masing tulang dan ukuran bagian tubuh telah dibuat taksiran tinggi berdasarkan angka regresi yang didapat pada semua objek. Terlihat bahwa pada beberapa tulang dan ukuran bagian tubuh didapati taksiran tinggi hampir samadengan tinggi objek yang sebenarnya. Bila di pedoman nilai r2 untuk masiag-masing tulang dan ukuran beberapa bagian tubuh, maka berturut-turut didapati nilai r2 yang paling besar sampai ke nilai yang paling kecil sebagai berikut. : Pada laki-laki : jarak kedua jari tengah pada tangan direntang, jarak tulang symphisis sampai ke tumit, panjang lengan bawah, panjang sebuah lengan, panjang tulang radius, ulna, femur, fibula, tibia, humerus, clavicula dan jarak dagu sampai ke vertex. Untuk wanita : jarak kedua jari tangan direntang, jarak tulang sympnisis sampai ke tumit, panjang tulang ulna, panjang lengan bawah, panjang sebuah lengan, panjang tulang fibula, humerus, radius, clavicula, panjang femur dan jarak dagu sampai vertex. Pada penelitian ini panjang tulang tidak didapat dari mengukur jarak kedua ujung tulang, tetapi dari dua tempat atau titik pada kedua ujung tulang yang telah ditentukan terlebih dahulu. Titik atau tempat ini biasanya berupa bonjolan atau batas yang mudah didapat atau dikenal. Pemilihan ukuran panjang tulang cara ini ditempuh berdasarkan pemikiran bahwa bahan yang diperiksa atau bagian-bagian tubuh yang diperiksa tidak selamanya berbentuk tulang keying (dry bone). Dan lagi pula untuk mengukur tulang haring tersebut harus secara standar dan menggunakan papan osteometri. Alat ini

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

10

ANTROPOMETRI

FORENSIK

tidak dipunyai oleh dokter maupun oleh kebanyakan Laboratorium Ilmu Kedokteran Kehakiman di Indonesia. Namun kelemahan dari cara menentukan dua tempat atau titik pada kedua ujung tulang adalah tidak didapatnya titik yang pasti untuk itu. Nilai r2 yang kecil pada tulang panjang atau bagian tubuh mungkin berasal dari kesalahan pengukuran tulang cara ini. Untuk itu masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menetapkan kriteria titik dan tempat yang lebih tepat dari kedua ujung tulang, sehingga akan dapat rumus penertuan tinggi badan dari tulang panjang atau beberapa bagian tubuh yang lebih baik. Dan diperlukan pula penelitian lebih lanjut dengan memperhitungkan suku bangsa dan daerah dari penduduk Indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN Telah dilakukan penelitian untuk menentukan tinggi dari beberapa tulang panjang dan beberapa ukuran bagian-bagian tubuh. Dari pengumpulan data yang didapat dari 50 orang laki-laki dan 50 orang wanita dewasa muda didapat suatu rumus regresi untuk tulang panjang humerus, radius, ulna, femur, tibia dan fibula serta untuk beberapa bagian tubuh : panjang rentang tangan, panjang sebuah lengan, panjang lengan bawah, jarak symphisis sampai ke tumit, panjang clavicula dan jarak dagu sampai ke vertex. Pada penelitian dari rumus regresi yang didapat terlihat korelasi yang baik pada ukuran panjang rentang tangan, panjang sebuah lengan, jarak symphisis sampai ke tumit dan panjang lengan bawah.

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

11

ANTROPOMETRI

FORENSIK

Masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan titik dan tempat pengukuran pada kedua ujung tulang dan memperhitungkan faktor bangsa dan suku daerah objek penelitian.

KEPUSTAKAAN 1. N.J. Modi, Tex Book of Medical Jurisprudence and Toxicology, 20 th Edit. NM Tri Pathi Private Ltd, 1981, page 79 - 83. 2. Cyrill John Polson, The Essentiale of Forensic Medicine Second Edition revesed and Illustrated Pergamon Press, London, 1964, page 62 - 4. 3. Boyd. J.D. Irevor J.C. Modern Treade in Forensic Medicine Butter wooth London, 1953, page 133 - 152.
KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU
Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

12

ANTROPOMETRI

FORENSIK

4. Abdul Mun'im Idris, dan kawan-kawan, Ilmu Kedokteran Kehakinan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1079. hal 181. 5. Wayne W. Daniel, Biostatistics : A Foundation for Andys_s in the Health Sciences, Second Edition, John Wiley & Sons, 1974, page 254 - 303. 6. Amir.A, Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteram Forensik USU,Medan 2005. hal 191 94.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar isi ....... i ... ii

ANTROPOMETRI
PENDAHULUAN..........................................................................................................1 PENELAAHAN/TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................2
KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU
Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

13

ANTROPOMETRI

FORENSIK

TUJUAN PENELITIAN................................................................................................6 MANFAAT HASIL PENELITIAN...............................................................................6 METODE PENELITIAN...............................................................................................6 HASIL............................................................................................................................8 PEMBAHASAN............................................................................................................9 KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................11 KEPUSTAKAAN........................................................................................................12

KATA PENGANTAR

ii

Dengan rasa syukur dan hati lega, penulis telah selesai menyusun paper ini guna memenuhi persyaratan mengakhiri Kepanitraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan dengan judul Antropometri. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing, yaitu Prof.Dr.Amri AmirSpF,DMF,SH atas bimbingan dan arahannya selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Keokteran Forensik RSU Dr. Pirngadi Medan serta dalam penyusunan paper ini.
KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU
Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

14

ANTROPOMETRI

FORENSIK

Bahwasanya hasil usaha penyusunan paper ini masih banyak kekurangannya, tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, guna perbaikan penyusunan paper lain di kemudian kesempatan. Harapan penulis semoga paper ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan Ilmu Ilmu Kedokteran Forensik dalam masyarakat.

Medan, Oktober 2005 Penulis

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski

15

Vous aimerez peut-être aussi