TRAUMA TRAKTUS URINARIUS Trauma traktus urinarius dapat terjadi pada pembedahan walaupun dilakukan oleh seorang ahli

, hal ini menunjukkan bahwa siapapun dapat melakukan kesalahan , sehingga merupakan peringatan agar lebih berhati-hati dalam melakukan pembedahan, antara lain identifikasi anatomis sangat penting sebelum mengiris atau mengikat. Berikut ini adalah epidemiologi kejadian trauma traktus urinarius:

TRAUMA URETER Trauma ureter relatif jarang terjadi. Penyebab terjadinya trauma iatrogenic ureter adalah operasi terbuka daerah perut dan panggul. Trauma ureter pada operasi yang sulit di daerah perut dan panggul, dimana letak ureter yang berpindah karena invasi tumor, duplikasi ureter, endometriosis, fibrosis retroperitoneal, dan proses inflamasi di daerah panggul, diverticulitis usus; semuanya akan menyebabkan kesulitan dalam identifikasi dan diseksi ureter. Beberapa keadaan rongga panggul yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya trauma ureter adalah : 1. Penyimpangan serviks uteri ke lateral 2. Adanya massa yang melekat pada peritoneum 3. Tumor intra-ligamenter 4. Adanya eksudat pada ligamentum latum 5. Tumor retroperitoneal 6. Karsinoma serviks uteri Ureter yang mengalami trauma akan menyebabkan gangguan akibat adanya ekstravasasi dari urin ataupun obstruksi, tergantung dari jenis traumanya. Pada trauma penetrans dimana ureter dapat tersobek parsial ataupun total, dapat terjadi urinoma akibat ekstra-vasasi dari urin yang berakhir dengan fistula ureterovaginalis. Apabila peritoneum ikut tersobek dan terjadi ekstravasasi urin ke kavum peritoneumdapat mengakibatkan terjadinya peritonitis. Bila yang terjadi adalah terikatnya ureter, maka padakeadaan ini terjadi obstruksi dan dapat berakibat terjadinya refluks aliran urin sehingga dapat terjadi hidronefrosis dan infeksi pada ginjal yang kemudian dapat berakhir dengan terjadinya kerusakan ginjal.

Mendrofa C (2000). Trauma traktus urinarius pada bedah ginekologi. Semarang: Universitas Diponegoro.