Annual Report N1 2008

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT
2008
PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)
Daftar Isi Table Of Content

1 Visi, Misi Dan Sasaran Perusahaan Vision, Mission And Company Objective 2 4 6 Ikhtisar Keuangan Financial Highlight Sambutan Dewan Komisaris Commissioners Statement Laporan Direksi Board Of Directors Report
Profil Perusahaan 12 Company Profile 14 Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile Profil Direksi 15 Board of Directors Profile 18 19 Struktur Organisasi Organizations Structure Peta Daerah Operasional Map Of Operations Area
Analisa Manajemen Atas Kinerja Perusahaan 20 Management Analysis Of Company Performance 29 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Laporan Auditor Independen 43 Independent Auditors Report
LAPORAN TAHUNAN
ANNUAL REPORT
2008
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

Laporan Tahunan Annual Report
2008
VISI, MISI DAN SASARAN PERUSAHAAN Vision, Mission And Company Objective
Visi / Vision
Menjadikan PTP Nusantara I (Persero) sebagai perusahaan perkebunan yang tangguh dalam menghadapi persaingan global dan mampu memberikan kesejahteraan bagi stakeholder. To build up PT Perkebunan Nusantara I (Persero) as the strong enterprise in facing global competition and to be a profitable company in order to improve the prosperity of stakeholder.
Misi
1. Meningkatkan pengelolaan perusahaan dibidang perkebunan dengan mengusahakan 2 (dua) komoditi yaitu kelapa sawit dan karet secara efisien dan ekonomis, dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). 2. M e n c i p t a k a n Va l u e C r e a t i o n u n t u k meningkatkan profitabilitas perusahaan secara berkesinambungan. 3. Meningkatkan pengelolaan budi daya kelapa sawit dengan menggunakan teknologi maju. 4. M e g u s a h a k a n , m e m e l i h a r a d a n meningkatkan kesejahteraan karyawan serta kepuasan pelanggan. 5. Berpedoman dan menjunjung tinggi nilainilai religious.
Mission
1. To increase the plantation enterprise management by planting the two prime commodities, palm and rubber, efficiently and economically, and implementing the principles of good corporate governance. 2. To perform value creation in order to raise profit continually. 3. To Use high technology to improve the manajement of palm and rubber. 4. To exert every effort, maintaining and improving the prosperity of employees and also the customer's satisfaction. 5. The follow religious values as the basic elements which have to be implemented and respected.
Sasaran Perusahaan / Company Objective

? Sasaran Perusahaan adalah untuk mempertahankan eksistensi PT
Perkebunan Nusantara I (Persero) dan untuk dapat dikembangkan pada masa mendatang. ? Meningkatkan daya saing produk kelapa sawit melalui peningkatan produktivitas dan rendemen.
? The objective of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) is to maintain its
existence to grow continually in the future.

? To increase the quality of palm oil through its productivity and yield due to
gain the competitive power better.

2008
IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlight

Informasi Keuangan Selama 5 (lima) tahun Buku 2004-2008 (Rp Juta) Key Financial Indicators In 5 (Five) Year Book 2004-2008 (Rp Milion)
INFORMASI HARGA SAHAM PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Non Listed mempunyai modal dasar sebesar Rp. 400.000.000.000,- (Empat Ratus Milyar Rupiah) dan modal yang ditempatkan sebesar Rp. 120.000.000.000,- (Seratus Dua Puluh Milyar Rupiah).
INFORMATION OF SHARE PT Perkebunan Nusantara I (Persero) as a state owned enterprise non listed is a wholly owned by the government of Rebpublic of Indonesia having the company statutory capital of Rp. 400.000.000.000,(Four Hundred Billions Rupiah) of the statutory capital, and paid up capital of Rp. 120.000.000.000,- (One Hundred and Twenty Billions Rupiah).

2008
ASPEK KEUANGAN DALAM GRAFIK Chart of Financial Aspect
Aspek Keuangan Dalam Grafik
Chart of Financial Aspect
Total Skor Kinerja

Point of Performance

2008
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS Commissioners Statement
Syamsuddin Mahmud Komisaris Utama / President Commissioner Assalaamu'alaikum Wr. Wb. PUJI dan syukur hanyalah kita persembahkan untuk Allah SWT, Tuhan yang kita sembah, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya untuk kita dan perusahaan kita, PT Perkebunan Nusantara I (Persero), sehingga pada tahun 2008, perusahaan ini secara bertahap mulai memasuki tahap pemulihan setelah diterpa kondisi keamanan yang kurang kondusif akibat konflik. KAMI menyambut gembira dan memberi penghargaan kepada Direksi yang telah menyusun buku Laporan Tahunan yang memuat berbagai aspek kegiatan PT Perkebunan Nusantara I (Persero). Melalui inilah, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) dapat mengkomunikasikan keberhasilan dan tantangan yang dihadapi kepada seluruh stakeholder. KINERJA PT Perkebunan Nusantara I (Persero) tahun buku 2008 lebih baik dibanding tahun 2007. Di tahun 2008, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 9,19 miliar, di atas laba bersih tahun 2007 sebesar Rp 7,82 miliar. Namun, pencapaian itu tentu tidak membuat kita lengah, karena tantangan ke depan kita sadari semakin besar. Kita harus membuktikan dapat mengelola amanah ini untuk memberikan hasil nyata bagi kesejahteraan rakyat pada umumnya dan karyawan perusahaan pada khususnya. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) has successfuly gained a better performance in 2008 than 2007. In the year of 2008, the company has booked the net profit of Rp 9.19 billions, over the 2007 profit of Rp 7. 82 billions. This achievement, of course, will not lead us to be inattentive, because we still need to overcome more challenges in the future. We have to prove, that we capable to manage the mandate to get a real result to increase the welfare of people in general, and our employees specially. We are happily welcome and appreciate the releasing of Annual Report which consist of the activities of PT Perkebunan Nusantara I (Persero). Through the Annual Report, we can expressed both the succeses and the challenges to the stakeholders. Assalaamu'alaikum Wr. Wb. The expression of gratitude only we address to Allah SWT, the only God we pray to, who always bless all of us and our beloved company, PT Perkebunan Nusantara I (Persero). With His blessing, our company runs in stages to recover after facing the challenges caused by unsecured condition during the internal conflict in Aceh.

2008
The only Agriculture Stated-owned Enterprise in Aceh, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) still has a good potency to develop under a great management. So, the management need to focus in increasing the production and productivity, solving any complication to the partners of KSO, conducting retrenchment in each line, arranging the operation standard clearly, and concerning to the units which still suffer the financial loss.
BUMN perkebunan satu-satunya di Aceh ini masih memiliki potensi yang cukup besar untuk berkembang, apabila dikelola dengan baik. Untuk itu, manajemen agar fokus pada beberapa hal, antara lain produksi dan produktivitas, penyelesaian masalah dengan mitra dalam kerjasama operasi, penghematan di semua lini, penyusunan standar operasional yang jelas dan memberikan perhatian kepada unit yang masih merugi.
KAMI memberikan penghargaan atas dedikasi yang telah ditunjukkan Direksi dan karyawan. Kami berharap motivasi tersebut terus bergelora, untuk mengantarkan perusahaan ini meraih visinya, menjadi salah satu
We apreciate to the board of Director and all employees' dedication. We always hope for our enthusiasm of motivation to courage the company to reach its vision, that is to be one of the tough agro business company in overcoming the global competition besides to stakeholder. Wit our expectation to the mercy of Allah SWT, we ask all of us to work harder and smarter to gain the much better performance of the company in the future. improve the welfare of the
perusahaan agrobisnis yang tangguh dalam menghadapi persaingan global dan mampu memberikan kesejahteraan bagi stakeholder. SERAYA mengharap rahmat Allah SWT, mari kita bekerja lebih cerdas dan lebih keras lagi sehingga kita dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

2008
LAPORAN DIREKSI Board Of Directors Report
Erwin Nasution Direktur Utama / President Director
PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sebagai satusatunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang juga merupakan kebanggaan masyarakat Aceh. Selama keberadaannya telah memainkan peran penting dalam membangun perekonomian masyarakat Aceh. Sejalan dengan upaya Pemerintah yang telah berhasil menciptakan kondisi keamanan dan kedamaian di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Direksi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) terus berupaya memperbaiki kinerja usaha melalui strategis bisnis antara lain program penyehatan tanaman Restrukturisasi Hutang pada perbankan dan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan pihak ketiga terhadap kebun Karet wilayah Aceh Timur dan kebun Kelapa Sawit wilayah Aceh Barat Selatan yang selama ini merupakan cost centre bagi perusahaan. Perbaikan kinerja perusahaan terus diupayakan manajemen melalui normalisasi pemeliharaan tanaman, Rehabilitasi pabrik yang continue serta meminimalisir Idle Capacity pabrik termasuk efektivitas dan efisiensi pembelanjaan perusahaan guna peningkatan likuiditas. Kinerja perusahaan pada tahun 2008 ditinjau dari sektor usaha dapat disajikan sebagai berikut. TANAMAN Dalam operasionalnya PT Perkebunan Nusantara I (Persero) mengelola kebun sendiri yang terdiri dari Kelapa Sawit seluas 24.284 Ha Tanaman Menghasilkan (TM) dimana dari luasan tersebut terdapat 6.401 Ha Tanaman Tua Renta, yang mana pada tahun 2009 akan dilaksanakan program Replanting seluas 1.141 Ha. Disamping Tanaman Menghasilkan (TM) PT Perkebunan Nusantara I (Persero) memiliki Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 1.850. Ha. Pencapaian produksi TBS yang diperoleh dari kebun sendiri sebesar 294.588 Ton atau 99,53 % dari pencapaian pada RKAP 2008 dan produktivitas sebesar 10,07 Ton/Ha atau 99,60 % terhadap RKAP 2008. Disamping kebun sendiri juga diperoleh produksi dari pembelian Plasma dan Non Plasma sejumlah 7.811 Ton.
PT Perkebunan Nusantara I (Persero) is not the only Agriculture State-owned Enterprise in Nanggroe Aceh Darussalam, but also the pride of Aceh's society. The existing of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) has played an important role in economic development of Aceh's society. Along with the government efforts to create the secured and peaceful condition in Nanggroe Aceh Darussalam, the PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Board of Directors have striven to improve the performance continuously through the business' strategies such as plants rejuvenation program, restructuring the bank's loan and conducting the Joint Operation of rubber estates management in East Aceh and palm oil estates management in South-West Aceh with the third partners. The estates above are used to be the cost center for PT Perkebunan Nusantara I (Persero). Management keeps trying to improve the company performance through the normalization plants cultivation, rehabilitating the millsfactories continuously and minimizing the millsfactories' idle capacity by performing the company expenditure effectively and efficiently to gain the increase of liquidity. The company Performance in 2008 for each sector can be described as follow. PLANTS PT Perkebunan Nusantara I (Persero) manages the palm oil nucleus estates for 24.284 hectares of productive plants included 6.401 hectares area of old plants which will be replanted in 2009 for 1.141 hectares. The other area is 1.850 hectares non productive plants. The nucleus estates produced 294.558 tons Fresh Fruit Bunches (FFB) or 99,53% of the 2008 RKAP target, with the average productivity was 10,07 tons or 99,60% compared to RKAP. The other production sources were purchasing FFB from plasma and non plasma estates for 7.811 tons.

2008
FACTORIES PT Perkebunan Nusantara I (Persero) has 3 (three) palm oil mills and 1 (one) palm kernel mill. The average usage of palm oil mills' processing capacity is 89,85 tons FFB/hour, while the idle capacity reaches 45,15 tons FFB/hour or 33,44%. The processing capacity of palm kernel mill is 17,60 tons kernel/day. It means its idle capacity reaches 42,49 tons kernel/day or 70,677%.
PABRIK Fasilitas pengolahan yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan produksi Minyak Sawit dan Inti Sawit terdiri dari 3 (tiga) unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan 1 (satu) unit Pabrik Inti Sawit (PIS). Kapasitas olah terpakai pabrik sebesar 89,85 Ton TBS/Jam, kapasitas Pabrik yang tidak dipakai sebesar 45,15 Ton TBS/Jam atau 33,44 % yang merupakan Idle Capacity. Sedangkan kapasitas olah terpaka Pabrik Inti Sawit (PIS) sebesar 17,60 Ton IS/Hari, kapasitas pabrik yang tidak terpakai sebesar 42,49 Ton IS/Hari atau 70,67 % yang merupakan Idle Capacity. BIDANG KEUANGAN Kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2008 lebih membaik dibandingkan dengan anggaran dan Realisasi tahun 2007 lalu. Namun akibat dari keterpurukan keuangan pada tahun-tahun sebelumnya dan penurunan harga jual CPO di akhir tahun 2008 ini, mengakibatkan kemampuan bayar masih lemah, perusahaan belum sepenuhnya mampu untuk memenuhi seluruh kewajiban yang sangat besar, sehingga masih diperlukan upaya dan langkah strategis untuk lebih meningkatkan kondisi keuangan dari hasil kinerja operasional seperti peningkatan produksi dan prokduktivitas serta peningkatan pendapatan lainnya melalui diversifikasi. BIDANG SDM Sasaran yang akan dicapai adalah pembinaan secara baik dan berkesinambungan dengan cara memberikan kesempatan kepada karyawan golongan IA-IID yang memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi menjadi karyawan golongan IIIA-IVD dan melaksanakan Jasa Seleksi untuk karyawan golongan IIIA-IVD yang akan menduduki jabatan strategis. Pelaksanaan Pendidikan/Pelatihan Jenjang Jabatan terus dilaksanakan serta penambahan wawasan bagi karyawan yang memerlukan keahlian tertentu melalui In house Training dan Seminar/Lokakarya. Pembinaan karyawan memberikan dampak positif yang sangat berarti dan memperlancar kegiatan operasional terutama kegiatan panen dan peningkatan rendemen. PEMASARAN Pencapaian volume penjualan komoditi Kelapa Sawit ekspor dan lokal sebesar 94,32 % dengan penerimaan penjualan sebesar Rp429.815 juta. Posisi penjualan ini masih dibawah RKAP, namun berada diatas tahun 2007.
FINANCIAL SECTOR The company financial performance in 2008 was getting better than the company budget and realization in 2007. But as the impact of financial recession and the low price of CPO, the company capability to pay was still weak. The company was not fully capable to fulfill the obligation, so that the company still needed some efforts and strategic steps to increase financial condition as the result of some company operations such as production and productivity increase, and raising the income through diversification program.
HUMAN RESOURCES SECTOR To gain the target of a good and extended human development is by providing the chance for employees of I A II D classification who are capable to follow the selection to be IIIA IVD employees, besides holding the selection for IIIA-IVD employees which will get the strategic position. The Education/Training program for structural position has to be conducted continuously to improve the knowledge of employees that need the special skill through In House Training and Seminar/Workshop. The employees' development has the meaning positive influences to run the company operation fluently especially the activities of harvesting and increasing the yield. MARKETING SECTOR The sale of palm oil for export and local market reached 94,32% with the income from sale was Rp429.815 millions. The position of palm oil sale was still under the target of RKAP in 2008, but above of the 2007 RKAP.

2008
PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN Konsep pembinaan yang digunakan untuk Program Kemitraan adalah pembinaan yang terpadu dan berkesinambungan yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan lembaga/instansi terkait yang berkompeten di bidangnya, sedangkan untuk Program Bina Lingkungan pada tahun 2008 dilaksanakan berdasarkan kebijakan perusahaan, sehubungan perusahaan pada tahun 2007 mendapatkan laba usaha yang relatif kecil maka sesuai keputusan hasil RUPS telah di alokasikan dana hibah perusahaan sebesar Rp400 juta untuk membantu masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pendidikan sarana dan prasarana umum, rumah ibadah dan pelestarian alam. RESTRUKTURISASI USAHA Meningkatkan kinerja perusahaan dan kaitannya dengan restrukturisasi usaha dalam rangka penyehatan perusahaan, maka langkah strategis yang telah diambil adalah pengelolaan kebun dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO) untuik kebun Kelapa Sawit yang dimulai sejak 1 Juli 2007 dimana dalam pelaksanaan KSO, manajemen KSO berkewajiban memberikan kompensasi tetap setiap bulannya dan kompensasi tidak tetap yang diperhitungkan setiap akhir tahun. Disamping KSO kebun Kelapa Sawit, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) juga mengadakan KSO kebun Karet yang dimulai sejak 1 Juni 2007. Pada awalnya kerja sama ini berjalan dengan baik, namun akibat dampak krisis ekonomi global yang menimpa dunia usaha, maka pihak mitra tidak dapat melaksanakan kegiatan operasional sebagaimana mestinya dan pada tanggal 10 Oktober 2008 pengakhiran KSO berakhir sebelum waktunya. Sehingga untuk tahun buku 2008 pendapatan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) yang bersumber dari perolehan bagi hasil dari Kerja Sama Operasi (KSO) kebun Karet tidak dapat terealisasi. ASSESMENT PENERAPAN GCG Dalam upaya menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG), PT Perkebunan Nusantara I (Persero) bekerja sama dengan BPKP NAD untuk melaksanakan assessment penerapan GCG, mulai tanggal 11 November 2008 s.d 26 Desember 2008 hasil assesment akan menjadikan masukan yang sangat penting bagi pengambilan keputusan dalam perbaikan penerapan GCG di masa yang akan datang. Dengan seluruh dinamika yang dialami pada tahun 2008 PT Perkebunan Nusantara I (Persero) berhasil memperbaiki kinerja perusahaan dari tahun sebelumnya sehingga memperoleh tingkat kesehatan Sehat dengan katagori A dengan nilai bobot sebesar 70,50.
THE PARTNERSHIP PROGRAM AND COMMUNITY DEVELOPMENT The development concept for The partnership program and community development is performing the unity of and extending program with the capable institutions. Based on the Stockholders General Meeting's decision, the Community Program in 2008 was providing the grant of Rp.400 millions to aid the community such as conducting health improvement program, building social and educational facilities, mosques and environmental conservation.
RESTRUCTURING THE BUSINESS In accordance to the restructure of the business as the effort of improving the company's performance, the company had taken the strategic steps in the form of Joint Operation (KSO) for managing the palm oil estates since July 1, 2007. The KSO has the obligation to pay the regular compensation each month and irregular compensation in the end of the year.
From June 1, 2007 PT Perkebunan Nusantara I (Persero) had also assigned the KSO to manage the rubber estates. The KSO run fluently in the beginning, but unfortunately the economic crisis that had influenced the world of business globally, also caused the partner of KSO could not run the operational activities properly. The result was the KSO must end before its proper time. The KSO ended on October 10, 2007, which meant PT Perkebunan Nusantara I (Persero) failed to get income from KSO of rubber estates for the year of 2008. THE ASSESSMENT IMPLEMENTATION OF THE GCG
To implement Good Corporate Governance (GCG), PT Perkebunan Nusantara I (Persero) had the cooperation with BPKP Nanggroe Aceh Darussalam from November 11, 2008 till December 26, 2008 to perform the assessment GCG implementation which would be an important input in making decision and correcting the GCG implementation in the future. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) had success to improve the company performance to be better than the year before by gaining the predicate Healthy with A category and the score 70,50.

2008
All PT Perkebunan Nusantara I (Persero) employees should continue the effort to get the best performance with our sincerity to work hard and the similarity of vision to run the operation of PT Perkebunan Nusantara I (Persero).
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan tidak terlepas dari kerja keras dan keikhlasan dari seluruh karyawan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) serta kesamaan visi dalam menjalankan operasional perusahaan. Sebagai penutup laporan ini, Direksi menyampaikan terima kasih kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam pengembangan organisasi perusahaan, serta kepada seluruh Staf dan Karyawan Perusahaan yang telah mencurahkan pikiran dengan penuh tanggung jawab dan loyalitas.
To close this report the Board of Directors wishes to express appreciation to the shareholder and the Board of commissioners who have given their direction and support in developing the company, also to all of the company's staffs and employees who have rendered their thoughts, high responsibilities and loyalties.

2008
Tanda Tangan Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi Signature Of Board Of Commissioner and Board Of Director
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan tahun 2008.
All of Board of Commissioner and all Board of Director was responsible of the content of this Annual Report 2008.
10

2008
Bapak Syofyan Djalil dalam kunjungan ke Panti Asuhan Yatim Piatu Yayasan Miftaahul Tarbiyatul Waliyyah Desa Alue Lhok Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur pada tanggal 8 Maret 2009
Bapak Syofyan Djalil dalam kunjungan ke lokasi Bibitan Kelapa Sawit PT Perkebunan Nusantara I (Persero) pada tanggal 8 Maret 2009
11

2008
PROFIL PERUSAHAAN Company Profile

Nama dan Alamat Perusahaan Nama Alamat Telepon Faximili e-Mail Website : PT Perkebunan Nusantara I (Persero) : Jl. Kebun Baru P.O. Box I Langsa 24451 : : : : 0641-21701, 21702, 21704 0641-21700, 21703 ptpn1_aceh@yahoo.com www.ptpn1.com Telepon : Faximili : e-Mail : Website : Name and Company Address Name : PT Perkebunan Nusantara I (Persero) P.O. Box I Langsa 24451 0641-21701, 21702, 21704 0641-21700, 21703 ptpn1_aceh@yahoo.com www.ptpn1.com
Address : Jl. Kebun Baru
Riwayat Singkat Perusahaan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) merupakan satusatunya BUMN Perkebunan yang berasa di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dibentuk dari hasil konsolidasi BUMN Perkebunan yang berdasarkan Peraturan pemerintah (PP) Nomot 6 tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996 yang dikukuhkan dengan Akta Pendirian Nomor 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH di Jakarta dengan modal dasar Perseroan sebesar Rp. 400,- Milyar dan yang sudah ditempatkan dan disetor pemerintah Rp. 120,- Milyar. Kemudian telah dilakukan perubahan dengan akta nomor 6 tanggal 8 Oktober 2002 oleh Kantor Notaris Sri Rahayu A. Prasetyo, SH dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor : C-200858 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002.
History of The Company PT Perkebunan Nusantara I (Persero) as the only Agriculture State-Owned Enterprise in Province Nanggroe Aceh Darussalam, which was formed by consolidation of several Plantation Enterprise, based on PP no. 6, 1996 on February 14, 1996 and officially incorporated by deed no. 34, dated March 11, 1996 by Notary Public Mr. Harun Kamil, SH, in Jakarta. The first capital was Rp400 billions, in which the government settled Rp120 billions. Later, the previous deed changed by the deed no. 6, dated October 8, 2002 of Notary Public Mrs. Sri Rahayu A. Prasetyo and ratified by the Decree of Minister of Justice and Human Right, no. C-200858 HT.01.04 TH.2002, dated October 25, 2002.
12

2008
PT Perkebunan Nusantara I (Persero) has 11 (eleven) estates, 6 (six) unit of them are palm oil estates which are managed by PT Perkebunan Nusantara I (Persero), Joint Operations run 3 (three) palm oil estates and 2 (two) rubber estates. There are 3 (three) units Palm Oil Mill and 1 (one) Palm Kernel Mill that employed by PT Perkebunan Nusantara I (Persero), while 2 (two) units Rubber Smoke Sheet Mill and 1 (one) unit Crumb Rubber Mill organized by Joint Operations.
Dalam operasional PT Perkebunan Nusantara I (Persero) mengelola 11 (sebelas) unit kebun yang terdiri dari 6 (enam) unit Kebun kelapa sawit yang dikelola oleh PTPN I (Persero) sendiri, 3 (tiga) Kebun Kelapa Sawit dan 2 (dua) Kebun Karet yang dikelola secara KSO. Selanjutnya memiliki sarana pengolahan produksi 3 (tiga) unit Pabrik kelapa sawit dan 1 (satu) Pabrik Inti Sawit (PIS) di kelola sendiri. Selain itu memiliki 2 (dua) unit Pabrik Rubber smoke Sheet (RSS) dan 1 (satu) unit Pabrik Crumb Rubber(PCR) yang dikelola secara KSO. Untuk kepentingan efisiensi usaha maka PT Perkebunan Nusantara I (Persero) memiliki 1(satu) unit SBU yaitu SBU Rumah Sakit Cut Meutia dibidang kesehatan.
Due to run business efficiently, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) has 1 (one) unit SBU as health center, that is Rumah Sakit Cut Meutia.
Kinerja Perusahaan Kinerja Perusahaan dihitung menggunakan pedoman SK Menteri BUMN RI No. KEP-100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002. Kinerja PT Perkebunan Nusantara I (Persero) tahun 2008 dalam kategori SEHAT (A) dengan total nilai 70,50 dibanding tahun 2007 dengan nilai 62,80.
Company Performance The company performance is rated by State Owned Enterprise Minister Decree No. KEP-100/MBU/2002, dated June 4, 2002. The performance of the company in 2008 is Healthy (A) with the score 70,50 compared to 2007 with total score 62,80.
13

2008
PROFIL DEWAN KOMISARIS Board Of Commissioners Profile

Lahir di Sigli Nanggroe Aceh Darussalam 24 April 1935. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sejak Juni 2003. Gelar Doktor dalam ilmu ekonomi diperolehnya dari Faculty of Econimic Sciences university of Ghent Belgia pada tahun 1975. Prof. DR. Syamsuddin Mahmud memulai karirnya sebagai Dosen di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sejak 1961. Karier beliau terus menanjak menjadi Pembantu Rektor I Unsyiah tahun 1975 s/d 1978 dan Dekan Fakultas Ekonomi Unsyiah tahun 1977 s/d 1981. Pada tahun 1983 s.d sekarang beliau menjabat sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi Unsyiah. Dibidang Pemerintahan beliau dipercayakan sebagai Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh pada tahun 1993 s/d 2000. Sebelumnya sebagai Ketua Bappeda Aceh Tahun 1982 s/d 1993. Atas dedikasinya, berbagai tanda jasa/ penghargaan kehormatan telah beliau peroleh. Berbagai publikasi telah disusun beliau yang banyak menyoroti kebijakan moneter dan pembangunan pedesaan serta kebijakan makro ekonomi. Prof.DR. Syamsuddin Mahmud was born in Sigli Nanggroe Aceh Darussalam at April 24, 1935. He positioned as the president commissioner of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) since June 2003. He got the Doctorate degree from Faculty of Economic Sciences University of Ghent Belgium in 1975. He began his career as the lecturer in Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh since 1961. In 1975 to 1978, he became the Rector first assistant of Unsyiah and the dean of Unsyiah Economic Faculty in 1975 up to 1981. From 1983 up to now he is the professor for Economic Faculty of Unsyiah.. Prof. DR. Syamsuddin Mahmud was the governor of Daerah Istimewa Aceh from 1993 to 2000. His previous position was the chief of Bappeda Aceh since 1982 up to 1993. For his dedication, he was awarded with appreciation and distinguished service medal. He also had publicized some writing about monetary policies, rural development and policies of macro economy.
Syamsuddin Machmud Komisaris Utama President Commissioner
Azwar AB Komisaris Commissioner
Azwar AB was born in Idi East Aceh on December 12, 1956. In 1981 he has graduated from Agricultural Faculty Syiah Kuala University, then continued to the Economic Faculty still in Syiah Kuala University in 1997 to 1999. He started his career as the head of operation unit for SCDP Project Bukit Rata, North Aceh, and SWP Project Ulee Kareng till 1986. In 1986 to 1989 he became the head of Formulating and Controlling section in District of Aceh Plantation , the head of branch office in District of Aceh Plantation Aceh Besar until 1992 , and in 1992 to 1995 he was the head of Aceh Plantation's Production Increase Project then he continued to be the Head of Administration still in District of Aceh Plantation in 1995. Being a member of Legislative Assembly at Provincial of Aceh in 1997, then the Head of Department in TCSSP Project in 1999, the vice of Head in District of Aceh Agriculture, Food crops and Horticulture in 2001. In 2002 he was the Head of District of Aceh Plantation, the Regent functionary of East Aceh in 2006, then in 2007 he was the Head of Plantation Revitalization Team and now he is one of commissioner for PT Perkebunan Nusantara I (Persero). Azwar AB lahir di Idi Aceh Timur pada tanggal 12 Desember 1956. In 1981 beliau lulus dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Economi masih di Universitas Syiah Kuala pada tahun 1997 s.d. 1999. Perjalanan karirnya dimulai sebagai kepala unit pelaksana Proyek SCDP Bukit Rata Aceh Utara dan Proyek SWP Ulee Kareng sampai tahun 1986. Pada tahun 1986 sampai 1989 beliau menjabat sebagai Kepala Seksi Perumusan dan Pengendalian dinas Perkebunan Daerah Istimewa Aceh, Kemudian sebagai Kepala Cabang Dinas Perkebunan Tk II Kabupaten Aceh Besar sampai dengan tahun 1992 , dan pada tahun 1992 s.d1995 beliau adalah Pemimpin Proyek Peningkatan Produksi Perkebunan Daerah Istimewa Aceh. Selanjutnya mulai tahun 1995 beliau menjabat sebagai Kepala Bagian Tata di Dinas Perkebunan Provinsi. Kemudian beliau menjadi anggota DPRD Provinsi Daerah Istimewa Aceh tahun 1997, Pemimpin Bagian di Proyek TCSSP tahun 1999, Wakil Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2001. Pada tahun 2002 beliau menjabat sebagai kepala Dinas Perkebunan Provinsi NAD, menjadi Pj Bupati Kabupaten Aceh Timur tahun 2006, selanjutnya pada tahun 2007 beliau adalah Ketua Tim Revitalisasi Perkebunan dan saat ini beliau menjadi salah satu anggota Komisaris PT Perkebunan Nusantara I (Persero).
14

2008
Sarwedi lahir di Temanggung pada tanggal 4 Agustus 1954. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Kresnadwipayana pada tahun 1986, kemudian menyelesaikan Program S2 di Universitas Indonesia tahun 2004. Perjalanan karirnya dimulai sebagai Pegawai di Departemen Keuangan mulai tanggal 1 Maret 1982. Jabatan terakhir sebelum menjadi salah satu anggota Komisaris PT Perkebunan Nusantara I (Persero) adalah Kepala Bidang Usaha Perkebunan I Kantor Kementerian Negara BUMN. Sarwedi was born in Temanggung on August 4, 1954. He has graduated from Economic Faculty Kresnadwipayana University in 1986, then completed S2 Program from Indonesia University in 2004. He started his career as officer in Finance Department on March 1, 1982. The last position before he become the commissioner of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) was the head of Plantation Efforts I Department in the Ministry office of Agricultural Stated-owned Plantation.
Sarwedi Komisaris Commissioner
PROFIL DIREKSI Board Of Directors Profile

Erwin Nasution lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara pada tanggal 10 April 1954. Tahun 1981 beliau lulus dari Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Perjalanan karirnya dimulai dengan melopen Asisten Tanaman Kebun Bah Jambi and Sei Kapas PTP VII tahun 1982. Kemudian beliau menjadi Asisten Tehnik/Teknologi di PKS Dolok Sinumbah PTP VII tahun 1983 s.d 1985. Dari September 1985 s.d Juni 1995, beliau menjabat sebagai Asisten Tanaman di Kebun Mayang. Saat menjabat di Kebun Mayang, pada bulan April 1994 beliau berpartisipasi dalam proyek Rosa. Pada Januari 1996, beliau menjabat Pjs. Askep Kebun Rimba Belian, kemudian tahun 1996, beliau menjadi Askep Kebun Rimba Belian. Kemudian sampai tahun 1998, beliau menjabat Askep Kebun Ngabang, PTPN XIII. Kemudian dari bulan Juli 1998, beliau adalah Pjs. Administratur Kebun Kumai. Kemudian menjadi Administratur Kebun Ngabang dari October 1998 s.d Juli 2001, sebelum pindah ke Kebun Dasal. Bulan Januari 2002, beliau menjabat sebagai Manager Distrik PTPN XIII, kemudian dipromosikan sebagai Direktur Produksi PTPN VII (Persero) Bandar Lampung berdasarkan SK Menteri BUMN no. 249/MBU/2003 tanggal 19 Juni, 2003. Selanjutnya, menurut SK Menteri BUMN no. 134/MBU/2006 tanggal 27 Desember, 2006 beliau ditunjuk kembali menjadi Direktur Produksi PTPN VII (Persero) Bandar Lampung. Terakhir, beliau diangkat menjadi Direktur Utama PTPN I (Persero) berdasarkan SK Menteri BUMN no. 44/MBU/2009 tanggal 4Maret, 2009 sampai dengan sekarang. Erwin Nasution was born in Tebing Tinggi, North Sumatera on April 10, 1954. In 1981 he had graduated from Agricultural Faculty North Sumatera University. He started his career as the volunteer of plants assistant in Bah Jambi and Sei Kapas estates of PTP VII in 1982. Then he became the technical/technology assistant in Dolok Sinumbah palm oil mill of PTP VII in 1983. up to 1985. From September 1985 up to June 1995, he was the plants assistant in Mayang estate. During his duty in Mayang estate, in April 1994, he has participated in Rosa project. On January 1996, he was the temporary official of the head assistant of Rimba Belian, then on October 1996, he continued to be the head assistant in the same estate. Next, until 1998, he was the head assistant of Ngabang estate, PTPN XIII. From July 1998, he was the temporary official of Kumai estate Manager. Being the manager of Ngabang Estate from October 1998 up to July 2001, then he moved to Dasal estate. On January 2002, he was the District manager of PTPN XIII, then he was promoted to be the Production Director of PTPN VII (Persero) Bandar Lampung based on the State-owned Minnister's Decree no. 249/MBU/2003 dated June 19, 2003. Next, according to the State-owned Minister's Decree no. 134/MBU/2006 dated December 27, 2006 he was continued to be he Production Director of PTPN VII (Persero) Bandar Lampung. Last, he was promoted to be the President Director of PTPN I (Persero) based on the State-owned Minister's Decree no. 44/MBU/2009 dated March 4, 2009 up to now.
Erwin Nasution Direktur Utama President Director
15

2008
Darmansyah Simamora Direktur Keuangan Finance Director
Darmansyah Simamora, Warga Negara Indonesia, 59 Tahun. Lulus Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas UNSAM, Menjabat sebagai 1979 s/d 1980 Volunteer Staf Bagian Pembiayaan, 1980 s/d 1982 Staf Bagian Pembiayaan Kandir, 1982 s/d 1987 KTU Kebun Karang Inong, 1987 s/d 1990 KTU Kebun Pulau Tiga, 1990 s/d 1992 Staf Urusan Bagian Pembiayaan Kandir, 1992 s/d 1993 sebagai KTU JR. Utara, 1993 s/d 1998 Sebagai Pjs. Kaur Finansial Bagian SPI, 1998 s/d 1999 Promosi sebagai Pjs. Kepala Bagian Pembiayaan Kantor Direksi, 1999 s/d 2002 Kepala Bagian Komersil Kandir, 2002 s/d 2003 Menjabat Sebagai Kepala Bagian Pembiayaan, 2003 s/d 2003 Sebagai Kepala Bagian Pembelian, 2003 s/d Agustus 2006 Kepala Bagian Pembiayaan. Memasuki masa MBT pada Sepetember 2006 kemudian 1 April 2007 s/d Sekarang Menjabat sebagai Direktur Keuangan PTPN I. Darmansyah Simamora, Indonesian citizen, 59 years old. He graduated from Economic Faculty Samudera University, became staff of volunteer in PTP I during 1979 to 1980, then he was the staff of Finance Department in Head Office PTP I in 1980 to 1982, during 1982 to 1987 he occupied being the chief of administration Karang Inong Estate, continued in 1987 to 1990 as the chief of administration Pulau Tiga Estate, next since 1990 until 1992 he became the staff at Finance Department in Head Office PTP I. From1992 to 1993 he was the chief of administration Julok Rayek Utara Estate, then 1993 to 1998 he got the position of the chief division of Financial, Internal Controlling Unit Department, then in 1998 to 1999 he promoted as the temporary head of Finance Department in Head Office PTPN, next in 1999 to 2002 to he was the head of Commercial Department. Then he returned to be the head of Finance Department in 2002 to 2003, next in 2003 he moved as the head of Purchasing Department. In 2003 to August 2006 he was head of Finance Department in Head Office PTPN I. Then he entered the time of Retired (MBT) in September 2006. Last, he is the Director of Finance PTPN I from April 4, 2007 up to now. Ismail Machmud, Warga Negara Indonesia, 60 Tahun. Lulusan Jurusan Kesuburan Tanah Fakultas Sumatera Utara dan Master Of Business Administratur bertempat Distance Learning Intitute, 1979 s/d 1980 Volunter Asisten Tanaman Sei Karang PTP V, 1980 s/d 1983 Asisten Tanaman Sei Bamban PTP V, 1983 s/d 1984 Asisten Tanaman Sei Putih PTP V, 1984 s/d 1987 Asisten Tanaman Pirsus krueng Pase PTP V, 1987 s/d 1990 Staf Urusan Bagian SPI PTP V, 1990 s/d 1995 Asisten Kepala Sei Rotan PTP V, 1995 s/d 1996 Administratur Kebun Batee Puteh PTP V, 1996 s/d 1999 Administratur Kebun Batee Puteh PTP I, 1999 s/d 2001 Administratur Cot Girek PTPN I , 2001 s/d 2003 Kepala Bagian Tanaman Kantor Direksi, 1 April 2003 s/d 26 Desember 2006 Direktur Pemasaran PTPN I, kemudian 27 Desember 2007 s/d sekarang menjabat sebagai Direktur Produksi PTPN I. Ismail Machmud, Indonesian citizen, 60 years old. After graduated from Faculty of Land Fertility, North Sumatera University he got Master of Business Administratur from Distance Learning Institue. During 1979 to 1980 he was the Volunteer of Plantation Assistant Sei Karang estate PTP V, continued in Sei Bambam estate since 1980 till 1983 and in Sei Putih estate PTP V in the year of 1983 to 1984. Next in 1984 to 1987 he became the Plantation Assistant in Pirsus Krueng Pase PTP V, continued as a staff at Department of Internal Controlling Unit in Head Office of PTP V during 1987 to 1990. In 1990 to 1995 he was the Chief Assistant Sei Rokan estate PTP V, then he promoted to be the manager of Batee Puteh estate PTP V, until 1999 he was still the manager of Batee Puteh estate PTP I. Next he occupied as the manager of Cot Girek estate PTPN I in 2001 to 2003, he moved to Head Office of PTPN I as the Head of Plantation Department since 2001 to 2003. Then he got positioned as Marketing Director of PTPN I on April 1, 2003 till Desember 26, 2006, Last, he is the Director of Production PTPN I from December 27, 2007 up to now.
Ismail Machmud Direktur Produksi Production Director
16

2008
Siswadi, Warga Negara Indonesia, 59 Tahun. Lulus Jurusan Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Menjabat sebagai 1976 s/d 1977 Voluenteer Bagian Tanaman Kandir, 1977 s/d 1978 Diangkat Sebagai Asisten Tanaman Kebun Karang Inong, 1978 s/d 1981 Staf Urusan Biro Kontrol/Efisiensi, 1981 s/d 1982 Staf Urusan Bagian Tanaman Kandir, 1982 s/d 1984 Asisten Kepala Pirsus Alur Punti, 1984 s/d 1986 Asisten Kepala Kebun Lama, 1987 s/d 1989 Pjs. Administratur Kebun Baru, 1989 s/d 1992 Pjs. Administratur Kebun Lama, 1992 s/d 1992 Administratur Kebun Karang Inong, 1992 s/d 1992 Plh. Kepala Biro SPI Kandir, 1992 s/d 1992 Administratur Kebun Karang Inong, 1992 s/d 1993 Kepala Bagian Komersil Kandir, 1993 s/d 1995 Administratur Kebun JRU, 1995 s/d 1998 Kepala Biro SPI Kandir, 1998 s/d 2001 Kepala Bagian Tanaman Kandir, 2001 s/d 2003 Kepala Biro SPI Kandir, Direktur SDM & Umum dari 1 April 2003 s/d 26 Desember 2006 mulai 27 Desember 2006 s/d sekarang menjabat sebagai Direktur SDM & Umum. Siswadi, Indonesian citizen, 59 years old. He graduated from Agriculture Faculty North Sumatera University, became staf of volunteer in Plantation Department of PTP I during 1976 to 1977, then he promoted as Plantation Assistant of Karang Inong estate in 1977 to 1978. He moved to Control/ Efficiency Bureau as a staff in 1978 to 1981, next in 1981 to 1982 he was a stsff in Plantation Department PTP I. He occupied being the Chief Assistant in Pirsus Alur Punti during 1982 up to 1984, then he moved to Kebun Lama in 1984 up to 1986 still as the Chief Assistant.He promoted to be the Manager of Kebun Baru PTP I in 1987 until 1989. He became the Manager of Kebun Lama in 1989 up to 1992. He moved as the Manager of Karang Inong estate in 1992. He got the position as the Head of Commercial Department also in 1992 up to 1993, further he became the Manager of Julok Rayeuk Utara estate in 1993 to 1995. Then he became the Head of Internal Controlling Unit Department in 1995 to 1998. He moved to the Head of Plantation Department in 1998 to 2001. Next he returned to be the Head of Internal Controlling Unit Department in 2001 to 2003. He became the Director of Human Resources from April 1, 2003 to December 26, 2006. Last, from December 27, 2006 up to now he is still Director of Human Resources.
Siswadi Direktur SDM & Umum Human Resources and General Affair Director
Wargani, Warga Negara Indonesia, 49 Tahun. Lulus Jurusan Sarjana Pertanian, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, IPB Tahun 1983. Semasa kerja menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka pada tahun 1994. Gelar Magister Management diraih pada tahun 1995 di MMA-IPB. Karier bekerja dimulai sebagai volunteer pada tahun 1984-1985 di Cinta Manis PTP XXIXXII. Menjabat sebagai Staf Litbang Cinta Manis pada tahun 1985-1989. Kemudian pada tahun 1989-1990 menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Litbang Cinta Manis. Pada tahun 1991-1993 sebagai Kepala Divisi Tanaman di Cinta Manis. Pada tahun 1993-1996 sebagai Staf Kantor Direksi dan diangkat sebagai Kepala Tanaman di Cinta Manis pada tahun 1996-1998. Promosi sebagai Administratur tahun 1998-1999 di Unit Blambangan Umpu, 1999-2001 di Unit Musi Landas, 2001-2002 di Unit Padang Pelawi tahun 2002-2007 di Unit Cinta Manis. Mulai 4 April 2007 s/d sekarang Diangkat sebagai Direktur Pemasaran & Perencanaan Pengembangan PTP. Nusantara I Wargani, Indonesian citizen, 49 years old. He graduated as the Magister of Agriculture, Soil Sciences Department, Agriculture Faculty Of IPB in 1993. After getting work, he entered Economy Faculty of Open University in 1994. He got the degree of Magister Management of MMA-IPB in 1995. His career started as a volunteer in Cinta Manis estate PTP XXI-XXII during 1984-1985. He posted the position to be a staff in the Research and development of Cinta Manis from 1985 up to 1989. He is promoted as the Head of Research and Development Subdivision in 1989 to 1990. From 1991 to 1993 he became the Head of Plant Division Cinta Manis estate. Next in 1993 to 1996 he was the Assistant II at the Head Office, next he posted to be the Head of Plant Department in 1996 to 1998. He prompted to be the Manager of Blambangan Umpu Unit from 1999 to 2001, then from 2001 to 2002 in Padang Pelawi Unit, last in Cinta Manis during 2002 until 2007. Next from April 4, 2007 up to now he got the position as Director of Marketing/Planning and Development PTP Nusantara I (Persero).
Wargani
Direktur Pemasaran dan Renbang Marketing-Research & Development Director
17

2008
STRUKTUR ORGANISASI Organizations Structure
18

2008
LOKASI UNIT USAHA Business Unit Location
Bidang usaha PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) meliputi usaha perkebunan dengan komoditi Kelapa Sawit dan Karet. Lokasi unit usaha PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) terdiri dari kebun-kebun, proyekproyek serta unit kerja yang berada di Daerah Nanggroe Aceh. Darussalam.
PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) runs the business of rubber and palm oil plantation. Its business area consists of several estates, units and project that spread in Nanggroe Aceh Darussalam.
Areal Tanaman PT Perkebunan Nusantara I (Persero)
*) Areal dikelola KSO
19

2008
ANALISA MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN Management Analysis Of Company Performance

Dalam operasionalnya PT Perkebunan Nusantara I (Persero) mengelola kebun sendiri yang terdiri dari Kelapa Sawit seluas 24.284 Ha Tanaman Menghasilkan (TM) dimana dari luasan tersebut terdapat 6.401 Ha Tanaman Tua Renta, yang mana pada tahun 2009 akan dilaksanakan program Replanting seluas 1.141 Ha. Disamping Tanaman Menghasilkan (TM) PT Perkebunan Nusantara I (Persero) memiliki Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 1.850. Ha. SEGMEN KELAPA SAWIT 1. Areal Kebun Sendiri Selama 5 (lima) tahun terakhir (2004-2008), luas areal tanaman secara linear mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya pelaksanaan replanting tanaman renta secara bertahap mengingat tingginya komposisi areal tanaman tua dan renta yang mencapai 26 % pada tahun 2008. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) manages the palm oil nucleus estates for 24.284 hectares of productive plants included 6.401 hectares area of old plants which will be replanted in 2009 for 1.141 hectares. The other area is 1.850 hectares non productive plants.
PALM OIL SEGMENT 1. Nucleus Estates For the last 5 years (2004-2008), total area of nucleus estate was decreased caused by the implementation of replanting program of old plants in stages. The composition of old plants area reached 26% in 2008.
2. Areal Kebun Plasma Luas areal tanaman tidak mengalami perubahan disebabkan oleh tidak adanya penanaman baru untuk areal plasma.
2. Plasma Estate The area of plasma estate was not change in 2008. For this year there was not any new planting for the plasma estate .
20

2008
3. Production of Nucleus Estates For the last 5 years (2004-2008), the palm oil production of nucleus estates had fluctuation in growth. In 2005 the production of FFB raised 13,61 %, from 252,280 tons to 286,623 tons then it decreased again in 2007. In 2008 the production increased 22.07%, from 200,3600 tons to 244,588 tons.
3. Produksi Kebun Sendiri Selama 5 (lima) tahun terakhir (2004-2008), produksi TBS kebun sendiri pertumbuhannya berfluktuatif. Produksi TBS pada tahun 2005 mengalami peningkatan 13,61 % dari 252.280 ton menjadi 286.623 ton dan setelah turun pada tahun 2007, pada tahun 2008 mengalami peningkatan 22,07 % atau dari 200.360 ton, menjadi 244 588 ton.
4. Produksi Minyak dan Inti Sawit Selama 5 (lima) tahun terakhir (2004-2008), produksi minyak & inti sawit kebun sendiri pertumbuhannya juga berfluktuatif. Produksi minyak & inti sawit pada tahun 2005 mengalami peningkatan 13,77 % dari 52.060 ton menjadi 59.229 ton dan setelah turun pada tahun 2007, pada tahun 2008 mengalami peningkatan 28 % atau dari 40.870 ton menjadi 52.316 ton.
4. Palm Oil and Palm Kernel Production For the last 5 years (2004-2008), the palm oil and palm kernel production of nucleus estates also had fluctuation in growth. In 2005 the palm oil and palm kernel production raised 13,61 %, from 252,280 tons to 286,623 tons then it decreased again in 2007. In 2008 the production increases 22.07%, from 200,3600 tons to 244,588 tons.
21

2008
5. Produktivitas (Ton/Ha) Kebun Sendiri Selama 5 (lima) tahun terakhir (2004-2008), produktivitas kebun sendiri cenderung mengalami penurunan disebabkan tingginya komposisi tanaman renta yang tidak diimbangi dengan program replanting, sehingga trend produksinya cenderung terus menurun.
5. Productivity of Nucleus Estates For the last 5 years (2004-2008), the average of productivity of nucleus estates had tendency to decrease as the impact of the height composition of old plants which was imbalance to replanting programs. The result was the decrease of production.
SEGMEN KARET 1. Areal Kebun Sendiri Selama 5 (lima) tahun terakhir (2004-2008), luas areal tanaman secara linear mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya pelaksanaan konversi tanaman karet ke tanaman kelapa sawit.
RUBBER SEGMENT 1. Nucleus Estates For the last 5 years (2004-2008), total area of nucleus estate was decreased caused by the implementation of plants conversion from Rubber to Palm Oil.
2. Areal Kebun Plasma / Plasma Estate Luas areal tanaman tidak mengalami perubahan disebabkan oleh tidak adanya penanaman baru untuk areal plasma. The area of plasma estate in 2008 was same to the last year because there was not any new planting for the plasma estate in this year.
22

2008
3. Production of Nucleus Estates For the last 5 years (2004-2008), the rubber production of nucleus estates continued to decrease. The decreasing as result of the width of old plants (>21 years) area which reached 63% in 2008 without any rubber rejuvenation program.
3. Produksi Kebun Sendiri Selama 5 (lima) tahun terakhir (2004-2008), produksi karet kering kebun sendiri terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh semakin luasnya areal tanaman tua (> 21 tahun) yang mencapai 63 % pada tahun 2008 dan tidak adanya program peremajaan tanaman karet.
4. Produktivitas Kebun Sendiri Selama 5 (lima) tahun terakhir (2004-2008), produksi karet kering kebun sendiri terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh semakin luasnya areal tanaman tua (> 21 tahun) yang mencapai 63 % pada tahun 2008 dan tidak adanya program peremajaan tanaman karet.
4. Productivity of Nucleus Estates For the last 5 years (2004-2008), the average of productivity of nucleus estates declined continuously as the impact of the height composition of old plants which was imbalance to plants rejuvenation programs. It made the production was decreased.
23

2008
NILAI PENJUALAN Selama 5 (lima) tahun terakhir (2004-2008) Nilai Penjualan mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2006 menurun 9,36% dibanding tahun 2005. Sedangkan pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 30,30% dibanding tahun 2007.
SALE For the last 5 (five) years, the average of sale of palm oil and rubber was increased, even in 2006 it was decreased to 9,63% compared to the sale 2005. In 2008, the average sale increased 30,30% compared to the sale of 2007.
Nilai Penjualan Kelapa Sawit dan Karet Tahun 2004-2008 (Rp. Juta) Value of Sale Palm and Rubber Year 2004-2008 (Rp. Million)
Realisasi Volume Penjualan selama 5 (lima) tahun terakhir (2004-2008) Kelapa Sawit dan Karet dapat disajikan sebagai berikut.
The volume of sale of Palm Oil and rubber for last 5 (five) year (2004-2008) can be presented as follow.
Volume Penjualan Kelapa Sawit dan Karet Tahun 2004-2008 (Ton) Volume of Sale Palm and Rubber Year 2004-2008 (Ton)
24

2008
Current Asset, Fixed Asset and Total Asset For the last 5 years, the average growth of current asset, fixed asset and total asset of PTPN I (Persero) was still fluctuated. Total asset in 2008 was Rp.499,62 billions or added Rp.3,64 billions. It meant the total asset raised 7,86 %, from its total in 2007 that amounted Rp.463,22 billions. The increase of total asset caused by the liquid asset such as Cash and cash equivalent, Supporting Material Inventories, Finished good inventories, and also the added value of income of deferred tax asset and other assets.
Aktiva Lancar, Aktiva Tetap dan Total Aktiva Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi. Total Aset akhir tahun 2008 sebesar Rp. 499.62 milyar naik sebesar Rp.3,64 milyar atau 7,86% dari tahun 2007 yakni sebesar Rp. 463,22 milyar . Kenaikan total aset ini disebabkan kenaikan aset liquid yakni : kas dan setara kas, persediaan bahan pelengkap, persediaan bahan jadi serta penambahan nilai perolehan aset pajak tangguhan dan aset lain-lain.
Aktiva Lancar, Aktiva Tetap dan Total Aktiva Tahun 2004-2008 (Rp. Juta) Current Asset, Fixed Asset and Total Asset Year 2004-2008 (Rp. Million)
Kewajiban Lancar, Kewajiban Jangka Panjang dan Total Kewajiban. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir total kewajiban terus mengalami kenaikan. Walupun kinerja keuangan tahun 2008 membaik dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya namun belum mampu menutupi kewajiban yang timbul . Total kewajiban tahun 2008 sebesar Rp.478,91 milyar naik sebesar Rp.27,21 milyar atau 6,02% dari tahun 2007 sebesar Rp.451,70 milyar. Hal ini karena kewajiban lancar naik sebesar Rp. 39,06 milyar 21,90%. Kenikan yang paling signifikan adalah hutang usaha. Selain itu perolehan laba tahun 2008 lebih besar dari tahun lalu. Namun sebaliknya kewajiban jangka panjang menurun sebesar Rp. 11,85 milyar atau 4,34% karena reklasifikasi hutang Bank dan Dapenbun dari hutang jangka panjang ke hutang lancar.
Current Liability, Long Term Debt and Total Liability For the last 5 years, the average growth of liabilities of PTPN I (Persero) increased continuously. Even the financial performance was getting better in 2008, but the company was still not able to fulfill its liabilities. Total liability in 2008 increased Rp.27,21 billions to be Rp. 478,91 billions, or 6,02% compared to 2007 that was Rp.451,70 billions. The cause of the liability increase was the addition of current liability for Rp.39,06 billions or 21,90%, significantly in trade payable. The profit in 2008 was also better than 2007. In the other hand the long term Debt decreased for Rp.11,85 billions or 4,34% as the impact of the reclassification of bank and Dapenbun loan to be current liability.
Kewajiban Lancar, Kewajiban Jangka Panjang dan Total Kewajiban Tahun 2004-2008 (Rp. Juta) Current Liability, Long Term Debt and Total Liability Year 2004-2008 (Rp. Million)
25

2008
Beban Usaha Selama 5 tahun terakhir beban usaha terus mengalami kenaikan kecuali tahun 2007. Total beban usaha tahun 2008 sebesar Rp. 72,42 milyar naik sebesar Rp. 19,84 milyar 43,40% dari tahun 2007 sebesar Rp. 52,58 milyar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan golongan karyawan dan kenaikan volume penjualan sebesar 16,311 ton dari tahun 2007 yang berdampak pada naiknya biaya penjualan.
Operating Expenses For the last 5 years, the average growth of trade expense was continually increased, except for the year of 2007. The total of operating expense increased Rp.19,84 billions to be Rp. 72,42 billions, or 43,40% compared to 2007 that was Rp.52,580 billions. The change of employees' grade and the increase of sales volume for 16,311 tons had influenced the sales expense.
Beban Usaha Tahun 2004-2008 (Rp. Juta) Operating Expenses Year 2004-2008 (Rp. Million)
Laba/Rugi Bersih Perolehan laba/rugi bersih selama 5 tahun terakhir ini mengalami fluktuatif. Laba/rugi bersih 2008 sebesar Rp. 9,19 milyar meningkat sebesar Rp.1,37 milyar atau 17,55% dari tahun 2007 sebesar Rp.7,82 milyar . Kenaikan ini disebabkan membaiknya harga jual pada tahun 2008 periode Januari sampai dengan Agustus 2008.
Nett Profit (Loss) For the last 5 years, the average growth of Net Profit of PTPN I (Persero) was fluctuated. The net profit in 2008 was Rp.9,19 billions or added Rp.1,37 billions. It meant the total asset increased 17,55 %, from its total in 2007 that amounted Rp.7,82 billions. The better sales price for January up to August 2008 had influenced the company profit.
Laba/Rugi Bersih Tahun 2004-2008 (Ton) Nett Profit (Loss) Year 2004-2008 (Ton)
26

2008
REVIEW OF SUBSTANTIAL FACTORS EFFECTING NET INCOME In 2008 the management and authorizing of plantation area was getting better caused by conducive security condition compared to 2007. Even the better fertilizing activities had resulted the increase of production to 44.228 tons or 22,07 compared to 2007.The CPO percentage to FFB reached 25,66% or increased 5,085 compared to RKAP. The palm oil price in 2008 was fluctuating significantly in increasing the net income of company. Up to August 2008, the increase of palm oil price had important role to improve the company income. Unfortunately, after August 2008, the price decreased continuously and the company's income as well. The net income had reached Rp.438,84 billions or 106,34% and 140.65% compared to RKAP and the 2007's income. The income improved because of the raising production and some policies that company had taken.
URAIAN TENTANG PENGARUH FAKTOR FAKTOR PENTING TERHADAP PENDAPATAN BERSIH Pengelolaan dan penguasaan areal lebih maksimal disebabkan kondisi keamanan tahun 2008 lebih baik dari tahun 2007 juga pemupukan pada tahun 2007 lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya telah memberikan dampak positif terhadap perolehan produksi tahun ini. Pada tahun 2008 perolehan produksi diatas tahun lalu sebesar 44.228 ton atau 22,07 % dengan rendemen 25,66% diatas anggaran sebesar 5,08%. Selama tahun 2008 telah terjadi pasang surut harga jual minyak yang sangat signifikan dalam mendongkrak pendapatan bersih perusahaan. Sampai dengan bulan Agustus 2008 harga jual minyak sawit sangat signifikan dalam menunjang pendapatan. Namun setelah bulan Agustus harga kembali terpuruk dan terus menggerus pendapatan sampai akhir tahun. Dengan berbagai kebijakan dan upaya peningkatan produksi yang dilakukan telah mendongkrak pendapatan bersih hingga mencapai Rp. 434,48 milyar atau 106,34% dari anggaran dan 140,65% dari tahun lalu. DAMPAK PERUBAHAN HARGA TERHADAP P E N J U A L A N D A N P E N D A PATA N B E R S I H PERUSAHAAN SERTA LABA OPERASI Perkembangan harga jual minyak yang terjadi sangat signifikan dalam mendongkrak pendapatan bersih perusahaan. Setelah bulan Agustus harga kembali terpuruk dan terus menggerus pendapatan sampai akhir tahun. Namun dengan berbagai kebijakan dan upaya peningkatan produksi yang dilakukan telah mendongkrak pendapatan bersih hingga mencapai Rp. 434,48 milyar atau 106,34% dari anggaran dan 140,65% dari tahun lalu. U R A I A N T E N TA N G PERUSAHAAN PROSPEK USAHA
REVIEW OF PRICE EFFECT ON SELLING, REVENUE, AND PROFIT
The palm oil price in 2008 was fluctuating significantly in increasing the net income of company. Up to August 2008, the increase of palm oil price had important role to improve the company income. Unfortunately, after August 2008, the price decreased continuously and the company's income as well. The net income had reached Rp.434,48 billions or 106,34% and 140.65% compared to RKAP and the 2007's income. The income improved as the consequence of the raising production and some policies that company had taken. REVIEW ON BUSINESS PROSPECT
Selama tahun 2008 telah terjadi perkembangan harga jual minyak yang sangat signifikan dalam mendongkrak pendapatan bersih perusahaan, meskipun setelah Bulan Agustus 2008 harga kembali melemah. Pada saat ini harga minyak sawit telah mulai menggeliat kembali. Peningkatan konsumsi serta kebutuhan CPO merupakan prospek yang sangat mendukung bagi pengembangan budidaya kelapa sawit kedepan yang ditandai dengan pengembangan biodiesel yang merupakan energi alternatif bagi kebutuhan BBM dunia. Guna menjawab tantangan kedepan PTPN I telah berbenah diri dengan memperbaiki kinerja dan melakukan rencana joint venture serta membentuk Anak Perusahaan untuk kebun-kebun non potensial dengan mitra yang memiliki capable.
Throughout 2008, the increasing palm oil price had made the company's income improved, even the price decreased after August. Today, the price of palm oil is once more getting better. The increase in CPO consumption and need are the great prospect that will support the development of palm commodity in the future. The great need of palm is indicated by the act of bio diesel development as the alternative of the world fuel. To overcome the next challenges, PTPN I (Persero) has corrected its performance by implementing the plan of joint ventures and performing the subsidiaries for the non potential estates with the capable partners.
27

2008
URAIAN TENTANG ASPEK PEMASARAN Dalam rangka mengantisipasi penurunan pendapatan perusahaan, Bagian Penjualan akan mengadakan beberapa hal sebagai berikut. 1. Mencari dan melihat peluang paar serta mendapatkan harga yang terbaik. 2. Selektif dalam penutupan kontrak. 3. Meningkatkan koordinasi dengan Direktorat Produksi dalam menjaga mutu produk yang akan dijual. JUMLAH DEVIDEN PER TAHUN YANG DIUMUMKAN ATAU DIBAYA SERTA JUMLAH PAJAK YANG DISETOR KE KAS NEGARA Selama 5 tahun terakhir rata-rata kinerja perusahaan cenderung mengalami fluktuasi. Namun demikian tahun 2008 kinerja keuangan telah mengalami perbaikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan perolehan laba sebesar Rp.9,186 milyar naik 17,55% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp. 7,815 milyar. PTPN I (Persero) sesuai Keputusan RUPS Tahun 2004 Nomor III point 3 dan Keputusan RUPS Tahun 2007 Nomor III point 4, RUPS tidak menetapkan pembagian laba pada PTPN I (Persero) karena masih mengalami akumulasi kerugian. Sedangkan untuk tahun 2008 masih menunggu keputusan RUPS yang belum dilaksanakan. Pajak yang disetor ke Kas negara selama 5 tahun terakhir terdiri dari PPH, PPN dan PBB sebesar Rp. 66.497.841.836.-. Penyetoran pajak fluktuatif sesuai dengan beban yang timbul dalam tahun-tahun tersebut namun tidak mampu dilunasi seluruhnya sesuai periode waktunya.
REVIEW OF MARKETING To anticipate the decrease of company's income, the Marketing Department plans to conduct some steps as follow. 1. To find and seek the market's opportunity and getting the best price. 2. To be selective in closing the contract. 3. To increase the coordination to the Production Directorate in maintaining the quality of products.
THE NOTIFIED AND PAYOUT DIVIDEND
For the last 5 years, the average growth of Performance of PTPN I (Persero) was tended to fluctuate. In 2008 the performance get improved by reaching the profit Rp.9,186 billions or increased 17,55% compared to 2007 income with amount Rp.7,815 billions. Based on the decision of general meeting of shareholders in 2004 No. III point 3, and the decision in 2007 No. III point 4, the profit sharing of PTPN I (Persero) was not stated because the company losses was still occurred. For 2008, the company is still waiting the General Meeting of Shareholders that does not conducted yet. The taxes that was paid off to government consist of Income tax, added value tax and land & building tax with amount Rp66.497.841.836,-. The payment of tax was adjusted to the expenses occurred in those years or the ability of the company to pay off.
28

2008
TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance
Kami telah melakukan assessment penerapan GCG pada PT Perkebunan Nusantara I (Persero) yang mencakup pengukuran dan pengujian terhadap aspekaspek partisipasi pemegang saham, kebijakan GCG, penerapan GCG, disclosure kebijakan dan praktik GCG, dan komitmen untuk tahun 2007 dan tahun 2008. Penerapan GCG adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada hasil penilaian atas penerapan tersebut. Kami melaksanakan assessment berdasarkan prosedur assessment GCG yang ditetapkan BPKP. Prosedur tersebut mencakup penggunaan indikator dan parameter GCG untuk mengukur penerapan GCG. Hasil assessment penerapan GCG pada PT Perkebunan Nusantara I (Persero) yang dilakukan sejak tanggal 11 November 2008 sampai dengan tanggal 27 Desember 2008 untuk periode tahun 2007 dan 2008 menunjukkan kualitas penerapan prinsipprinsip GCG dalam penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan dengan klasifikasi cukup dengan capaian skor sebesar 72,56 dari target sebesar 100. Skor tersebut berasal dari pencapaian aktual pada aspek aspek (a) hak dan tanggung jawab pemegang saham/RUPS sebesar 5,34 atau 59,29% dari bobot 9, (b) kebijakan GCG sebesar 7,29 atau 91,07% dari bobot 8, (c) penerapan GCG sebesar 45,76 atau 69,34% dari bobot 66, (d) pengungkapan informasi (disclosure) sebesar 6,06 atau 86,62% dari bobot 7, dan (e) komitmen sebesar 8,11 atau 81,11% dari bobot 10. Secara umum skor tersebut di atas menunjukkan aspek partisipasi pemegang saham yang penerapannya mencapai praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan GCG, diikuti dengan aspek penerapan GCG, komitmen, kebijakan GCG, dan disclosure kebijakan dan praktik GCG.
PT Perkebunan Nusantara I (Persero) has conducted the assessment of Good Corporate Governance (GCG) Implementation for measuring and testing to the participation aspects of stakeholders, GCG policy, GCG implementation, disclosure policy and GCG practices, also the commitment in 2007 and 2008. The GCG implementation becomes the responsibility of management, which will be assessed regularly. The assessment implemented based on the assessment procedures from BPKP. The procedures use the indicators and parameters of GCG to evaluate the GCG implementation. The assessment of the GCG implementation in PT Perkebunan Nusantara I (Persero) which has conducted from November 11, 2008 to December 31, 2008 for the period of 2007 and 2008 shows the quality of the implementation of GCG principles in organizing the corporate business gets the result with average rating, the score has been reached is 72.56 of 100. The score comes from the actual achievement aspects of (a) the rights and responsibilities of the stakeholders/General Meeting of Stakeholders get 5.34 of 9 or 59.29% , (b) the GCG policy gets 7.29 of 8 or 91,07%, (c) GCG implementation scored 45.76 of 66 or 69.34%, (d) disclosure scored 6.06 of 7 or 86.62%, and (e) the commitment gets 8.11 of 10 or 81.11%. In general the scores above indicate the participation aspects of stakeholders, in which its implementation conclude the best practices of GCG implementation, the aspects, commitment, policy, disclosure and GCG practices.
29

2008
Pada seluruh aspek masih diperlukan beberapa upaya perbaikan/penyempurnaan, sebagaimana dapat dikemukakan pada uraian tiap aspek sebagai berikut : 1. Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham Secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG aspek partisipasi pemegang saham adalah kurang. Indikator penerapan GCG yang telah mendekati best practices, adalah sebagai berikut : 1) Perusahaan selalu meminta persetujuan kepada Pemegang Saham terhadap hal-hal penting terkait dengan pengelolaan perusahaan. 2) Proses pemilihan Direksi dan Komisaris telah dilaksanakan secara transparan. 3) Perusahaan selalu mengkonsultasikan setiap kebijakan strategis yang akan dilaksanakan kepada instansi terkait seperti Departemen Keuangan, DPR dan lainnya. 4) Pemegang Saham selalu berperan dalam pemberian tanggapan atas usulan/kebijakan perusahaan dalam merespons perubahan pasar dan tidak mencampuri kegiatan operasional perusahaan. 5) RUPS selalu dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku. 6) R U P S t e l a h m e l a k s a n a k a n p r o s e s pengangkatan anggota Komisaris sesuai ketentuan yang berlaku. 7) R U P S t e l a h m e l a k s a n a k a n p r o s e s pengangkatan anggota Direksi sesuai ketentuan yang berlaku. Meskipun secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG berdasarkan indikator tersebut di atas telah mendekati best practices namun terdapat beberapa praktik yang masih memerlukan penyempurnaan, yaitu : 1) RUPS belum mengesahkan RJPP, menetapkan auditor eksternal, dan menetapkan gaji Direksi dan Komisaris sesuai dengan ketentuan. 2) RUPS belum membuat risalah RUPS yang mencerminkan adanya dinamika rapat dengan memuat berbagai pendapat peserta rapat termasuk pendapat yang berbeda dengan keputusan rapat (dissenting comment). 3) RUPS belum menetapkan sistem penilaian kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) bagi calon anggota Komisaris. 4) RUPS belum menetapkan dan melaksanakan sistem penilaian kinerja Komisaris secara kolegial maupun individual. 5) Dalam pengangkatan anggota Direksi, belum ada Direksi yang berasal dari kalangan luar BUMN. 6) RUPS belum menetapkan dan melaksanakan sistem penilaian kinerja Direksi secara kolegial maupun individual. 7) RUPS belum menetapkan sistem insentif berbasis Kinerja bagi Komisaris dan Direksi.
All aspects still need some actions for correcting/perfecting, which will be described as follow 1. The Rights and Responsibilities of Stakeholders Generally the actual achievement of GCG implementation for the stakeholders' participation aspects is still classified less rating. Indicators for GCG Implementation that are assumed close to Best Practices category are : 1) The company needs to have the permission from the stakeholders before deciding any issues related to the corporate business. 2) The process in electing the Directors and Commissioners has been done transparently. 3) The company has to consult to related institution such as Finance Department and Indonesian Legislative Assembly before taking any strategic policy. 4) The stakeholders need to be active in evaluating any corporate proposal/policy which taken to respond the market change. In the other hand, the stakeholders can not interfere in running the company. 5) The General Meeting of Stakeholders is always held according to the applicable regulation. 6) The General Meeting of Stakeholders has implemented the process of Commissioners promotion based on the applicable regulation. 7) The General Meeting of Stakeholders has conducted the process of Director promotion based on the applicable regulation. Even the actual achievement of GCG implementation based on the indicators above in general almost meets the best practices category, some practices still need the correction to be perfect, such as : 1)The General Meeting of Stakeholders does not approve the Company Long Term Plan yet. Besides, the external auditor and the salaries for the directors and commissioners are not determined according to the applicable regulation. 2) The General Meeting of Stakeholders minutes does not yet show the dynamic of meeting by presenting every opinion from the meeting participants included the dissenting comment. 3) The General Meeting of Stakeholders does not yet decide the system of Fit and Proper Test which will be used to examine the candidates of commissioners. 4) The General Meeting of Stakeholders does not yet draw up and implemented the system to evaluate the performance of commissioners both in collegial and individual. 5) In promoting directors, the candidates are always come from the State-Owned Enterprises. 6) The General Meeting of Stakeholders does not yet decree and operate the system to evaluate the performance of directors both in collegial and individual. 7) The General Meeting of Stakeholders has not yet determine the incentive system based on performance both for directors and commissioners.
30

2008
2. GCG Policies In general, the actual achievement of GCG implementation for the GCG policy aspects is categorized very good. The indicators of GCG implementation which has closed to best practices category are : 1) The company has owned the guideline/policy of GCG. 2) The content of the GCG guideline/policy of company is adjusted to the best practices implementation. Even the actual achievement of GCG implementation based on the indicators above is generally close to best practices category, some practices still need the correction to be perfect, that are : 1) The company does not yet owned the policy to regulate the rights and responsibilities of company to the creditors. 2). The company Code of Conduct does not yet explain the mechanism for maintaining Code of Conduct, included the report of any infraction. 3. GCG Implementation In general, the actual achievement of GCG implementation for the GCG policy aspects for the roles of Commissioners, Directors and Supporting Committee is categorized average rating based on Indicators for GCG Implementation to reach the Best Practices category are : 1) The Board of Commissioners (1) The Board of Commissioners owns and implements the initiation program for the new member of commissioners. (2) The Board of Commissioners should own the mechanism of decision making based on The Company Budgeting in the paragraph 20 till 26 of Article 16. (3)The Board of Commissioners has to own and conduct the initiation program for the new member of commissioners. (4) The Board of Commissioners needs to direct the directors in implementing the company plans and policies. (5) The Board of Commissioners always performs controlling and monitoring activities to the directors in running the company plans and policies. (6) The Board of Commissioners needs to be active in accessing any information about corporation. (7) The Board of Commissioners has to act the fairness in releasing information to the stakeholders. (8) The Board of Commissioners holds their meeting routinely and makes the documentation of the commissioners' activities. (9) The Secretary of Commissioners has performed his function successfully.
2. Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) Secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG aspek kebijakan GCG adalah baik sekali. Indikator penerapan GCG telah mendekati best practices adalah sebagai berikut : 1) Perusahaan telah memiliki pedoman/kebijakan GCG. 2) Muatan pedoman/kebijakan GCG perusahaan telah sesuai dengan best practices. Meskipun secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG berdasarkan indikator tersebut di atas telah mendekati best practices namun terdapat beberapa praktik yang masih memerlukan penyempurnaan, yaitu : 1) Perusahaan belum memiliki kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban perusahaan kepada kreditur. 2) Code of Conduct/Pedoman Perilaku perusahaan belum memuat mekanisme penegakan code of conduct termasuk pelaporan atas pelanggaran. 3. Penerapan Good Corporate Governance Secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG aspek penerapan GCG yang mencakup pelaksanaan peran Komisaris, Direksi, dan Komite Penunjang adalah cukup berdasarkan indikator penerapan GCG untuk mencapai best practices sebagai berikut : 1) Komisaris (1) Dewan Komisaris memiliki dan melaksanakan program pengenalan untuk anggota Komisaris baru. (2) Dewan Komisaris memiliki mekanisme pengambilan keputusan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Pasal 16 ayat 20 s.d ayat 26. (3) Dewan Komisaris selalu memberikan persetujuan atas asumsi dan rencana pencapaian dalam RJPP dan RKAP termasuk pencapaian-pencapaian dari rencana yang ada. (4) Dewan Komisaris selalu memberikan arahan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan. (5) Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan monitoring terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan. (6) Dewan Komisaris bertindak aktif dalam mengakses informasi tentang korporasi. (7) Dewan Komisaris memberi perlakuan yang adil dan setara (fairness) dalam memberikan informasi kepada stakeholders. (8) Dewan Komisaris selalu melaksanakan Pertemuan rutin dan mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan Komisaris. (9) Sekretaris Komisaris telah melaksanakan fungsinya dengan baik.
31

2008
2) Direksi 1) Direksi telah memiliki kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas. 2) Direksi selalu berperan dalam perencanaan perusahaan. 3) Direksi telah menetapkan mekanisme untuk mencegah pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi dan senior manajer. 4) Direksi telah menerapkan keterbukaan informasi. 5) Direksi selalu melaksanakan pertemuan rutin 3) Komite Penunjang 1) Keberadaan Komite Komisaris sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 2) Anggota Komite memiliki pengetahuan dan pengalaman kerja yang mendukung pelaksanaan fungsi Komite. 3) Anggota Komite Audit berasal dari pihak di luar korporasi dan tidak mempunyai kaitan dengan manajemen, kaitan kepemilikan dan dengan kegiatan usaha korporasi. 4) Komite Audit telah memiliki job description dan Ketua Komite dipilih dari anggota Komisaris. 4) Satuan Pengawasan Intern (SPI) 1) SPI telah dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan tugasnya. 2) SPI melaksanakan audit sesuai program kerja tahunan yang sudah ditetapkan dan memantau tindak lanjut rekomendasi hasil audit. 3) SPI telah ikut berperan dalam upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan.
2) Directors (1)The Board of Directors has owned its function, job description, responsibility and authority clearly. (2)The Board of Directors is always active in making the plan of company. (3)The Board of Directors has determined the mechanism for preventing any directors and senior manager for getting their own advantages from the company. (4)The Board of Directors has committed the disclosure of information. (5)The Board of Directors holds the meeting regularly. 3) Supporting Committee (1)The existing of the Committee of Commissioner is adjusted to the applicable regulation. (2) The members of Committee have the knowledge and experience to support their activities of performing the Committee function. (3) The members of Audit Committee may not come from the company. They even may not have any relationship to the management, the ownership and the corporate business. (4) The members of Audit Committee have had their job description. The leader is selected among the commissioners. 4). Internal Audit Unit (SPI) (1) SPI has been completed by supporting factors to encourage it in performing its duties successfully. (2) SPI conducts the audit based on its annual working program besides keeps watching the follow up action of its recommendation for the audit result. (3) SPI has participated in any effort to gain the achievement of the corporate business strategy. 5) Corporate Secretary The actual achievement of GCG implementation for the GCG aspect of Corporate Secretary role can not be evaluated yet. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) has not had any Corporate Secretary yet, so that each indicator can not be fulfilled. Even the actual achievement of GCG implementation based on the indicators above is generally close to best practices category, some practices still need the correction to be perfect, such as :
5) Sekretaris Perusahaan Capaian aktual kondisi penerapan GCG perusahaan pada aspek penerapan GCG dalam pelaksanaan peran Sekretaris Perusahaan belum dapat dinilai karena perusahaan belum memiliki Sekretaris perusahaan, sehingga tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator belum dapat dicapai. Meskipun secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG berdasarkan indikator tersebut di atas telah mendekati best practices namun terdapat beberapa praktik yang masih memerlukan penyempurnaan, yaitu :
32

2008
1) The Board of Commissioners (1) The Board of Commissioners does not have the knowledge and skill programs yet. (2).The Board of Commissioners of the last period (2003-2008) does not arrange the job division and the work plan, while the Board of Commissioners of the period 2008-20138 has organized the job division. The work plan is also being compiled. (3) The Board of Commissioners does not yet direct the directors for overall issues, especially in performing the study of the corporate vision and mission feasibility and the implementation of risk management and information technology system. The candidates of external auditors are not proposed to the stakeholders, but the commissioners directly determine the Accountant Public based on the proposal of the directors used the delegation of authority from the General Meeting of Stakeholders. (4) The Board of Commissioners does not control the directors yet in implementing the corporate plan and policies, related to the judgment for the director success in operating the corporation and the report of uncommon case to the stakeholders. (5) The Board of Commissioners does not have the criteria for candidates of directors yet. The proposal for candidates of directors is not accepted by the stakeholders yet. (6) The Board of Commissioners has signed the statement which is not renewed yet. The statement explained that no one of commissioner has any conflict of interest in the company. The statement itself needs to be renewed every year. (7) The Board of Commissioners does not determine the criteria of information which can be released to the stakeholders yet. (8) The Board of Commissioners does not observe the effectiveness of Good Corporate Governance practices. (9) The minutes of the Board of Commissioners meeting does not present the dynamic of meeting and the evaluation for the implementation of the last meeting decision yet . 2) Directors (1) The training program for The Board of Directors is not arranged yet. (2) The role of the Board of Directors in meeting the company performance target for some issues is not complete yet, such as the evaluation of company performance, asserting the effectiveness of internal control, and implementing the risk management. (3) The Board of Directors does not make any written report yet to the commissioners about the risk management implementation, performance management system, and the follow up of the audit result conducted both by SPI and external Auditor. (4) The Board of Directors has signed the statement which is not renewed yet. The statement explained that no one of director has any conflict of interest in the company. The statement itself needs to be renewed every year.
1) Komisaris (1) Komisaris belum memiliki program program pengembangan (knowledge dan skill) bagi Komisaris. (2) Komisaris periode sebelumnya (2003-2008) belum melakukan pembagian tugas dan menyusun rencana kerja, sedangkan Komisaris periode sekarang (2008-2013) telah menyusun pembagian tugas dan sedang menyusun rencana kerja. (3) Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan, namun belum menyeluruh, seperti belum melakukan kajian kelayakan visi dan misi korporasi, memberikan arahan mengenai manajemen risiko dan sistem teknologi informasi, dan tidak mengusulkan calon auditor eksternal kepada RUPS, tetapi Komisaris menetapkan KAP berdasarkan usulan Direksi sebagaimana pelimpahan wewenang RUPS. (4) Kontrol Komisaris terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan belum dilakukan dalam hal yang menyangkut penilaian tingkat keberhasilan Direksi dalam menjalankan korporasi dan pelaporan secara tertulis kepada Pemegang Saham pada saat terjadi kejadian luar biasa. (5) Komisaris belum memiliki kriteria bagi calon anggota Direksi, dan belum ada usulan caloncalon anggota Direksi kepada Pemegang Saham. (6) Komisaris telah menandatangani pernyataan tidak memiliki memiliki benturan kepentingan, namun belum dilakukan (diperbaharui) setiap tahun. (7) Komisaris belum menetapkan kriteria mengenai informasi yang dapat diberikan oleh Komisaris kepada stakeholders. (8) Komisaris belum melakukan pemantauan efektivitas praktik Good Corporate Governance korporasi. (9) Risalah rapat Komisaris belum mencantumkan dinamika rapat dan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan rapat sebelumnya. 2) Direksi (1) Kesempatan pembelajaran bagi Direksi belum terprogram. (2) Peran Direksi dalam pemenuhan target kinerja perusahaan belum menyeluruh dalam hal pengukuran kinerja perusahaan, analisis terhadap capaian kinerja perusahaan, asersi efektifitas pengendalian internal, dan penerapan manajemen risiko. (3) Direksi belum melaporkan secara tertulis pelaksanaan manajemen risiko, sistem manajemen kinerja, dan tindak lanjut hasil pemeriksaan SPI maupun Auditor eksternal kepada Komisaris. (4) Direksi telah menandatangani pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan, namun belum diperbaharui setiap tahun. (5) Risalah rapat belum seluruhnya mencantumkan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya.
33

2008
3) Komite Penunjang (1) Komisaris belum melaporkan pengangkatan Komite Audit kepada Pemegang Saham. (2) K o m i t e A u d i t b e l u m m e n j a l a n k a n aktivitasnya. (3) Komite Audit belum melaksanakan pertemuan rutin. (4) K o m i t e a u d i t b e l u m m e n j a l a n k a n kegiatannya dan belum ada laporan berkala kepada Komisaris. 4) Satuan Pengawasan Internal (SPI)
3). Supporting Committee (1) The Board of Commissioners does not report the promotion of the Audit Committee to the stakeholders yet. (2) The Audit Committee does not run the activities yet. (3) The Audit Committee does not hold its regular meeting yet. (4) The Audit Committee is in inactive condition, besides the commissioner does not accept the committee regular report yet. 4) Internal Audit Unit (SPI)
(1) Kualitas personil SPI masih kurang memadai. (2) SPI telah menjalankan perannya sebagai pengawas dan evaluator, namun belum ada evaluasi secara menyeluruh mengenai efektivitas internal control korporat sebagaimana kebijakan manajemen yaitu sistem intenal kontrol berbasis COSO. (3) Peran SPI atas prosedur dan pengendalian proses-proses bisnis perusahaan masih sebatas pemberian masukan atas temuan audit operasional yang sifatnya terbatas. 5) Sekretaris Perusahaan Capaian aktual kondisi penerapan GCG perusahaan pada aspek penerapan GCG dalam pelaksanaan peran Sekretaris Perusahaan belum dapat dinilai karena perusahaan belum memiliki Sekretaris perusahaan, sehingga tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator belum dapat dicapai. 4. Pengungkapan Informasi (Disclosure) Secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG aspek disclosure kebijakan dan praktik GCG adalah baik berdasarkan indikator penerapan GCG untuk mencapai best practices sebagai berikut : 1) Perusahaan selalu menyediakan informasi yang terkait denga penerapan GCG kepada stakeholders. 2) Perusahaan selalu menyediakan kemudahan akses informasi kebijakan dan praktik GCG bagi stakeholders. 3) Laporan Tahunan korporasi telah menyajikan upaya penerapan praktik Good Corporate Governance di lingkungan korporasi. Secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG berdasarkan indikator tersebut di atas telah mendekati best practices, namun terdapat beberapa praktik yang masih memerlukan penyempurnaan, yaitu : 1) Pedoman perilaku belum seluruhnya dapat diakses di website perusahaan. 2) Perusahaan belum mengungkapkan dalam Laporan Tahunan hal-hal sebagai berikut. (1) Jumlah remunerasi bagi masing-masing anggota Komisaris dan Direksi yang tetap dan variable.
(1) The quality of SPI personnel is still not sufficient. (2) Even SPI has run its duty as the controller and evaluator, the overall audit for the corporate internal control effectiveness according to the internal control system based on COSO. (3) The role of SPI for procedures and controlling the process of the company's business is still limited in performing the opinion of operational audit result. 5) Corporate Secretary The actual achievement of GCG implementation for the GCG aspect of Corporate Secretary role can not be evaluated yet. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) has not had any Corporate Secretary yet, so that each indicator can not be fulfilled. 4. Disclosure In general, the actual achievement of GCG implementation for the GCG disclosure aspects of GCG information and policies is good based on the indicators for GCG Implementation to reach the Best Practices category as follow: 1) The company always publishes the relevant information related to GCG implementation to the stakeholders. 2) The company always provides the access to get the relevant information about GCG practices and policies to the stakeholders. 3) The Company Annual Report has presented the implementation of GCG practices in corporate environment. Generally the actual achievement of GCG implementation based on the indicators above is close to best practices category, some practices still need the correction to be perfect, such as : 1) Some of the Attitude Guideline can not be accessed yet through the company website. 2) Some issues are still not informed yet in the Annual Report, such as : (1) The constant and variable remuneration of each commissioner and director.
34

2008
(2) The description of GCG supporting organs such as Corporate Secretary and Commissioners' Committee. (3) The description about the corporate guarantee for the rights of stakeholders. (4) The result of assessment by the independent party. (5) The disclosure about shares owned by the commissioners and their relatives does not exist. 1. Commitment In general, the actual achievement of GCG implementation for the GCG commitment aspects is categorized good rating based on the indicators for GCG Implementation to reach the Best Practices category as follow: 1) The company has signed the guideline/policy related to the Good Corporate Governance implementation. 2) The company has committed Reward and Punishment for the implementation of attitude guideline. 2) The company has always obeyed the applicable regulations. Even the actual achievement of GCG implementation based on the indicators above almost meets the best practices category, some practices still need the correction to be perfect, such as : 1) The team that monitors the adherence of GCG rules does not submit yet the activities report to the director. 2) Not all corporate level has understood about the corporate governance guideline and the attitude guideline. 3) The solid mechanism to follow up any complaint of all stakeholders included customers, suppliers and creditors does not exist yet. DISCLOSURE REMUNERATION OF COMMISSIONERS'
(2) Uraian mengenai organ pendukung GCG yaitu Sekretaris Perusahaan dan Komite Komisaris. (3) Uraian mengenai jaminan Perusahaan atas hak stakeholders. (4) Hasil assessment oleh pihak independen. (5) Tidak ada pengungkapan kepemilikan saham oleh Komisaris dan Direksi beserta keluarganya pada korporasi lain.
5. Komitmen Secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG aspek komitmen adalah baik berdasarkan indikator penerapan GCG untuk mencapai best practices sebagai berikut : 1) P e r u s a h a a n t e l a h m e n a n d a t a n g a n i pedoman/kebijakan terkait penerapan Good Corporate Governance. 2) Perusahaan telah memberikan reward and punishment atas penerapan pedoman perilaku. 3) Perusahaan selalu menjalankan peraturan perundangan yang berlaku. Meskipun secara umum capaian aktual kondisi penerapan GCG berdasarkan indikator tersebut di atas telah mendekati best practices namun terdapat beberapa praktik yang masih memerlukan penyempurnaan, yaitu : 1) Tim yang menangani ketaatan aturan GCG belum menyampaikan laporan kegiatan kepada Komisaris dan Direksi. 2) Belum seluruh jajaran korporasi memahami pedoman corporate governance dan pedoman perilaku. 3) Mekanisme baku untuk menindaklanjuti keluhankeluhan stakeholder belum mencakup seluruh stakeholder, seperti pelanggan, penyedia barang, dan kreditur. P R O S E D U R P E N E TA PA N D A N B E S A R N YA REMUNERASI KOMISARIS Sesuai surat Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nomor S-326/S.MBU/2002 tanggal 3 Mei 2002, tentang Penetapan Remunerasi Direksi dan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditetapkan sebesar: 1. Penghasilan
Based on the letter from the Secretary of State-Owned Enterprise Minister no. S-326/S.MBU/2002 dated May 3, 2002 about the Establishment of Remuneration for the Board of Directors and Commissioners/the Board of Stateowned Enterprises' Supervisors, the remuneration for the Board of Commissioners are described as follow : 1. Income
Penghasilan Gaji/Honorarium bagi Komisaris serta Sekretaris Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara I (Persero) ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berdasarkan kinerja perusahaan.
The remuneration/Honorarium to the board of commissioners and their secretary are established by Annual General Meeting of Shareholders based on the company's performance
35

2008
2. Tunjangan Transport Kepada Komisaris diberikan tunjangan transport per bulan sebesar ;
2. Transport Allowance The monthly transport allowance is paid to commissioners as follow :
a. Komisaris Utama b. Komisaris c. Sekretaris Komisaris

3. Tunjangan Komunikasi
18,2%xKomisaris Utama/salary of president Commissioner 16,6%xKomisaris Utama/salary of president Commissioner 7,3%xKomisaris Utama/salary of president Commissioner
President Commissioner Commissioner Secretary to Commissioner
3. Communication Allowance The monthly communication allowance is paid to commissioners as follow :
Kepada Komisaris diberikan tunjangan komunikasi per bulan sebesar ;
18%xKomisaris Utama/salary of president Commissioner 16,3%xKomisaris Utama/salary of president Commissioner 9%xKomisaris Utama/salary of president Commissioner
4. Biaya Perjalanan Dinas (BPD) dan fasilitas pengobatan serta perawatan kesehatan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan. 5. Dalam hal perusahaan memperoleh laba, maka Komisaris diberikan Tantiem yang besarnya dengan komposisi sebagai beriktut ;
4. The official Transportation Expenditure, Medical Facilities and Medical Care are adjusted based on the rules of the company. 5. In case of making profit, the company gives the Tantiem (bonus) to the commissioners with the composition as follow :
40%x Tantiem Direktur Utama/bonus of President Director 36%x Tantiem Direktur Utama/bonus of President Director 15%x Tantiem Direktur Utama/bonus of President Director
6. Santunan Purna Jabatan diberikan pada setiap masa jabatan Komisaris berakhir melalui pengikutsertaan dalam program asuransi atau tabungan pensiun dengan premi dan iuran tahunan ditanggung perusahaan. PROSEDUR PENETAPAN DAN BESARNYA REMUNERASI ANGGOTA DIREKSI Sesuai surat Badan Musyawarah Direksi (BMD) PT Perkebunan Nusantara I (Persero) nomor 080/BMDPTPN/IV/2004-RAHASIA, tanggal 18 Januari 2004, perihal Ketentuan Mengenai Penggajian, Santunan Sosial dan lain-lain bagi Anggota Direksi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) kepada Direksi diberikan Remunerasi sebesar ; 1. Penghasilan
6. Pension Benefits will be given to the Board of Commissioners at the end of serving period in the form of insurance or retirement fund with annual contribution guaranteed by the company.
DISCLOSURE OF DIRECTORS' REMUNERATION Based on the letter from Badan Musyawarah Direksi (BMD) PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) no. 080/BMD-PTPN/IV/2004-RAHASIA dated January 3, 2004 about the Establishment of Remuneration, Social Allowances and others for the Board of Directors of PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) are described as follow : 1. Income
a. Direktur Utama b. Direksi
100% x Ketentuan RUPS/AGMs endorsement 90% x Gaji Direktur Utama/salary of President Director
President Director Directors
2. Kenderaan/Perumahan Jabatan. Perusahaan menyediakan fasilitas berupa satu unit kenderaan/perumahan jabatan/dinas bagi masingmasing Anggota Direksi yang jenisnya ditetapkan dengan memerhatikan aspek kepantasan dan sesuai dengan kemampuan perusahaan. 3. Tunjangan Komunikasi Kepad Direksi diberikan tunjangan komunikasiper bulan sebesar ;
2. Transportation and Housing Allowances The company provides the facilities of 1 (one) unit official house and vehicle for each director appropriately according to the company's capability 3. Communication Allowance The monthly communication allowance is paid to directors as follow :
36

2008
14,4% x Gaji Direktur Utama/salary of President Director 12,9% x Gaji Direktur Utama/salary of President Director President Director Directors
4.Biaya Perjalanan Dinas (BPD) dan fasilitas pengobatan serta perawatan kesehatan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan. 5.Dalam hal perusahaan memperoleh laba, maka kepada Direkasi diberikan Tantiem yang besarnya oleh RUPS dengan komposisi ;
4. The official Transportation Expenditure, Medical Facilities and Medical Care are adjusted based on the rules of the company. 5. In case of making profit, the company gives the Tantiem (bonus) to the directors with the composition as follow :

6. Santunan Purna Jabatan.
100% x Ketentuan RUPS/AGMs endorsement 90% x Gaji Direktur Utama/salary of President Director
President Director Directors
6. The Pension Benefits Pension Benefits will be given to the Director who has finished his duty for a serving period based on letter from the Secretary of State-Owned Enterprise Minister no. S-326/S.MBU/2002 dated May 3, 2002. That letter replaced the Decision of Financial Minister no. 329/KMK/013/1991 dated April 1, 1997 about the payment of Uang Jasa Akhir Masa Jabatan (UJAMJ) for the Directors.
Kepada Direksi yang telah selesai mengakhiri masa jabatannya atau tugasnya untuk periode jabatan tertentu diberikan penghargaan berupa Uang Santunan Purna Jabatan, yang mengacu kepada surat Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nomor S-326/S/MBU/2002 tanggal 3 Mei 2002, menggantikan ketentuan pemberian Uang Jasa Akhir Masa Jabatan (UJAMJ) Direksi berdasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 329/KMK/013/1991 tanggal 1 April 1991. KOMITE AUDIT Dengan Surat Keputusan Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara I (Persero) nomor 02 Kom/KPTS/01/XII/2008 tanggal 6 Desember 2008, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) telah membentuk Komite Audit dengan susunan keanggotaan sebagai berikut : a. Drs. Sarwedi sebagai Ketua merangkap anggota b. Ir. Teuku Fauzi, M, Agm sebagai anggota c. Barliansyah, SE sebagai anggota Komite Audit berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan fungsinya masing-masing anggota Komite Audit diberikan honorarium atas beban perusahaan sebesar Rp4.000.0000,- (empat juta rupiah) all in perbulan. Komite Audit mempunyai tugas antara lain sebagai berikut ; a. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Internal Auditor maupun Eksternal Auditor sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar. b. M e m b e r i k a n r e k o m e n d a s i t e r h a d a p penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya. c. Memberikan rekomendasi atas penunjukan calon Eksternal Auditor. d. Memastikan bahwa terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan, laporan keuangan berkala dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada Pemegang Saham atau pihak lain yang terkait.
THE AUDIT COMMITTEE Based on the Decision from the President Commissioner of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) no. 02 Kom/KPTS/01/XII/2008 dated December 6, 2008 the Audit Committee had been formed. The members of the Audit Committee are : a. Drs. Sarwedi, Chairman and also member b. Ir. Teuku Fauzi, member c. Barliansyah, member The function of the Audit Committee is to assist and be responsible directly to the board of commissioners in performing the commissioners' duties. Each member of the Audit committee will accept the honorarium of Rp.4.000.000,- (four millions rupiah)/month all in. Scope of Work and Responsibility of the Audit Committee are : a. To evaluate the activities implementation and the audit result conducted by Internal and External Auditor to prevent the appearance of implementation and report that do not meet the capable standard. b. To recommend the internal Controlling System Completion and its implementation to the management. c. To recommend the selection to appoint the candidates of Internal Auditor. d. To ensure the conduct of satisfied review procedures to the information released by the company, regular financial report and others which will be reported to the shareholders or related parties.
37

2008
e. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Proses Manajemen Risiko di PT Perkebunan Nusantara I (Persero) harus merupakan proses yang berlangsung seara berulang dan terus menerus. Proses Manajemen Risiko tersebut terdiri atas ; a. Proses Awal - Membangun lingkungan internal. - Membangun konteks. - Melakukan Identifikasi Bisnis Utama dan Risikonya. b. Proses Inti - Melakukan Analisis dan Evaluasi Risiko. - Memberikan Tanggapan dan Perilakuan atas Risiko. c. Proses Penunjang - Melakukan kaji ulang. - Melakukan Pemantauan dan Penelaahan. - Melakukan Komunikasi dan Konsultasi. - Membuat Dokumentasi dan Pelaporan. Didalam Implementasinya Manajemen Risiko masih dalam tahap pengidentifikasian antara lain; Masalah Internal: 1. Terjadinya Idle Capacity. 2. Produktivitas tidak sesuai standar balai. 3. Cash flow perusahaan lemah. 4. Kolektibilitas pengembalian rendah akibat piutang bermasalah. 5. Risiko Claim. 6. Areal baru tidak diperoleh sesuai yang diprogramkan. 7. Belum memenuhi UMP yang diterapkan oleh Gubernur. Masalah Eksternal: 1. Fluktuasi harga yang tidak menetu. 2. Garapan masyarakat atas areal HGU. 3. Program aplikasi belum menampilkan citra peta kebun sesuai kebutuhan.
e. To identify the matters those need the Board of Commissioners' attention. f. To perform the other duties authorized by the commissioners. COMPANY BUSINESS RISK In order to operate its business, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sets the Policies of Risk Management to be implemented by management and all of employees.The process of Risk Management should be a continuously process, which is described as follow: a. The Beginning - Building internal environment - Building the context - Conducting the Identification of the Main Business and its Risk. b. The Core - Performing the Risk analyze and evaluation - Responding and Treating the Risk c. The Support - Conducting the Review - Controlling and evaluating - Holding the communication and consultation - Making the documentation and report The Implementation of Risk Management is still in the stage of the problems identification, such as: Internal Problems : 1. The Mills' idle capacity 2. The productivity is still under the standard. 3. The company's cash flow is still weak 4. The collect ability of loan's return is low caused by the complicated receivables. 5. The Risk of Claim. 6. The total of new planting area is not suitable to the program. 7. The Governor's regulation for the Company Minimum Wages is failed to fulfill. External Problems : 1. The Fluctuation of Price 2. The farmers plant the crops in the HGU areas. 3. The application program does not yet show the image of the estates' plan as the need.
Penanaman Perdana Kelapa Sawit 38

2008
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY FOR COMMUNITY AND ENVIRONMENT To create a harmonic relationship between the company and the community, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) performed the Partnership Program used to be known as Guidance of Small Enterprises and Cooperative Program (PUKK) and Community Development (CD). In conducting the program, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) referred to the applicable regulation (the Decision of State Minister of State-owned Enterprise Empowerment no. Kep-216/MPBUMN/1999 dated September 28, 1999 which was renewed by the Decision of State Minister of Stateowned Enterprise no. Kep-236/MBU/2003 dated June 17, 2003). In 2007 the total partner of the program was 1.095 units with the loan's amount of Rp12.783 millions. The Community Development Program was not only the community developing effort, but also to distribute the fund to aid the community directly in the form of the economic development for the society who lived around the estates of PT Perkebunan Nusantara I (Persero). The total fund allocation for the Community Development Program since 1999 up to 2008 was Rp.4.058 millions. Through the Community Development Program, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) provided the social aid to the mosques building, Islamic Boarding School, social activities, scholarship, and mass medicinal treatment, also the building of public facilities and infrastructures for the society who lived around the estates. In the other hand, Community Development Program of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) also distributed the credit for developing palm oil estates belonged to the cooperation of Islamic Boarding School (Kopotren), the school/university's cooperation and the group of people. Till 2008 the Community Development Program had aided the developing of 1.360 hectares palm oil estates with credit's distribution of Rp.6.990 millions.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN Untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat, PTPN1 melakukan Program Kemitraan yang dahulu dikenal dengan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan yang dahulu dikenal dengan Community Development (CD). Dalam pelaksanaan program tersebut, PTPN 1 mengacu kepada peraturan yang berlaku (SK Menteri Negara Pemberdayaan BUMN No. Kep-216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999, yang diperbaharui dengan SK Menteri BUMN No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003). Total mitra binaan sampai dengan tahun 2007 berjumlah 1.095 unit dengan nilai pinjaman Rp12.783 juta. Selain itu Program Bina Lingkungan merupakan upaya pembinaan dan penyaluran bantuan dana yang manfaatnya dapat langsung dirasakan bagi pembangunan dan pengembangan ekonomi masyarakat di wilayah sekitar perkebunan PTPN 1. Total dana bantuan yang terealisir untuk Program Bina Lingkungan mulai tahun 1999 sampai dengan tahun 2008 sebesar Rp4.058 juta. Program Bina Lingkungan yang dijalankan oleh PTPN1 adalah pemberian bantuan sosial seperti pembangunan masjid, pesantren, kegiatan sosial, beasiswa, pengobatan masal, pembangunan sarana dan prasarana umum yang diberikan masyarakat di sekitar kebun. Selain itu juga Program Bina Lingkungan PTPN 1 menyalurkan bantuan pinjaman untuk pembangunan kebun Kelapa sawit yang diperuntukkan bagi Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren), Koperasi Sekolah /Perguruan Tinggi dan kelompok masyarakat yang sampai dengan tahun 2008 mencapai 1.360 ha dengan nilai Rp6.990 juta.
39

2008
AKSES INFORMASI DAN DATA PERUSAHAAN Sebagai sarana untuk menginformasikan kebijakan dan operasional PT Perkebunan Nusantara I (Persero) memiliki website dan webhosting (www.ptpn1.com) serta alamat email (ptpn1_aceh@yahoo.com, n1aceh@ptpn1.com) yang dapat diakses melalui internet. ETIKA PERUSAHAAN
ACCES FOR INFORMATION AND DATA PT Perkebunan Nusantara I (Persero) provides the information and data that can be accessed through the website www.ptpn1.com besides the email address (ptpn1_aceh@yahoo.com, n1aceh@ptpn1.com).
CORPORATE CODE OF ETICHS Pedoman Perilaku (Code of Conduct) terdiri dari pedoman bagi segenap jajaran korporasi untuk menjadi pedoman berperilaku, bersikap, dan bertindak melakukan aktivitas dan pekerjaan yang diembannya, Filosofi PT Perkebunan Nusantara I (Persero), seluruh insan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) berpedoman kepada Tata Nilai Korporasi yang meliputi Nilai Nilai Organisasi, Nilai Nilai Insan Individu, Nilai Nilai Hubungan Antar Karyawan dan Nilai Nilai Kepemimpinan, juga PT Perkebunan Nusantara I (Persero) mempunyai Komitmen Korporasi dalam menjalankan aktivitasnya yang meliputi komitmen kepada karyawan, konsumen, pemasok dan pemerintah. Selain itu, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) mempunyai tanggung jawab sosial korporasi kepada masyarakat dan lingkungan hidup dengan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar dan berusaha mematuhi semua peraturan dan standar mengenai lingkungan hidup. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) menjalankan Kepatuhan terhadap Hukum dengan mentaati peraturan perundangan yang berlaku berkaitan dengan kegiatan bisnis korporasi serta menjalankan pengelolaan korporasi yang dilandasi oleh prinsip prinsip etika bisnis. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) mengatur aturan pemberian dan penerimaan terkait dengan bisnis korporasi (Imbalan Bisnis) yang meliput suap, hadiah/gratifikasi/cindera Mata. Setiap insan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) secara profesional menghindari benturan kepentingan dan tidak melakukan investasi atau ikatan bisnis dengan pihak lain yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan korporasi baik langsung maupun tidak langsung dan selalu mengutamakan kepentingan korporasi di atas kepentingan pribadi atau lainnya. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) mempertahankan sikap netral terhadap partai politik. Korporasi tidak memberikan bantuan dana dan fasilitas perusahaan kepada partai politik, politisi atau calon pejabat manapun. Dengan berlakunya Syariat Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka setiap insan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) wajib mematuhi ketentuan yang diatur dalam syariat Islam tersebut. Code of Conduct consist of the guidance for all employees to behave and act in conducting their duties, the philosophy of PT Perkebunan Nusantara I (Persero), the need of all personnel to be guided by the good value of corporate such as the values of organization, individual, internal relationship and leadership, also the commitment of corporation in running the activities included the commitments to the employees, consumers, suppliers and government. Beside the description above, Code of Conduct also regulates the corporation social responsibilities of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) to the society and the environment, maintain an harmonic relationship to the society around the company and obeying the all regulation and standards related to the environment. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) conducts the compliance to Law by obeying the valid regulations related to the corporation business activities, besides running the corporation based on the principal of business' ethics. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) also regulates the giving and receiving concerned to corporation business (business repayment) such as bribery, present, gift or gratification. The PT Perkebunan Nusantara I (Persero) personnel should professionally prevent the clash of interest, undo any investment or business relation to the parties that have any direct or indirect connection to the corporation and always give priority to the corporate interest over the individual interest. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) needs to stay neutral to the political parties. The corporation will not provide fund or corporate facilities to the political parties, politician or any official candidate. The PT Perkebunan Nusantara I (Persero) personnel should obey any regulation in the Islam Law that applied in Nanggroe Aceh Darussalam.
40

2008
Penyerahan Hasil Assessment Good Corporate Governance Oleh BPKP Perwakilan Nanggroe Aceh Darussalam
Penandatanganan MoU Kerjasama Bantuan Bimbingan Teknis Pengembangan dan Penerapan Perangkat Manajerial
41

2008
PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) BALANCE SHEETS WITH REPORT OF THE INDEPENDENT AUDITORS YEARS ENDED DECEMBER 31, 2008 AND 2007
Daftar Isi
Halaman/ Page Laporan Auditor Independen Neraca Laba Rugi Ekuitas Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan 43 46 50 52 54 56
Table Of Contents
Independent Auditors Report Balance Sheets Profit and Loss Equity Cash Flow Note to the Financial Statements
42
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN INDEPENDENT AUDITORS REPORT
HERTANTO, SIDIK & REKAN

NIUKAP : KEP-682/KM.1/2008 Nomor : HSR.IS.38-LAI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kepada Yth, Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Nanggroe Aceh Darussalam Kami telah mengaudit neraca PT Perkebunan Nusantara I (Persero) tanggal 31 Desember 2008, laporan perhitungan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung-jawab manajemen Perusahaan. Tanggung-jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan, kepatuhan terhadap perundang-undangaan dan pengendalian intern berdasarkan audit kami. Laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2007 telah diaudit oleh auditor independen lain yang laporannya diterbitkan dengan nomor : 012/AFL&R/GA/2008 tanggal 10 Maret 2008 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlahjumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu mencakup pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap kontrak, persyaratan bantuan dan pasalpasal tertentu peraturan perundang-undangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebutkan diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) tanggal 31 Desember 2008 serta hasil usaha, perubahan ekuitas, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern kami sampaikan secara terpisah kepada manajemen dengan laporan kami bernomor : HSR.IS. 38A-KP dan bernomor : HSR.IS. 38B-PI tertanggal 3 Maret 2009. No. HSR.IS.38-LAI INDEPENDENT AUDITOR'S REPORT The Shareholders, Board of Commissioners and Directors PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) We have audited accompanying balance sheet of PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) as of December 31, 2007, and the related statement of income, changes in equity and cash flows for the years then ended. We have also tested the company's compliance on certain Government Regulations and internal control system. These financial statements and compliance to the regulations and internal control system are the responsibility of the company's management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements, compliance to regulations, and internal control system based on our audits. The financial statement for the year ended December 31, 2007 was audited by another independent auditor, in its report no : 012/AFL&R/GA/2008 dated March 10, 2008 with unqualified opinion. We conducted our audits in accordance with auditing standards established by the Indonesian Institute of Accountants and Governments Audit Standards established by the Supreme Audit Board. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on test basis, evidence supporting the amount and disclosures in the financial statements. An audit also includes also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by the management, as well as evaluating the financial statements presentation. In addition, such audit also tested the company's compliance on certain contracts, requirements and articles on certain regulations and its compliance to the internal control system. We believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion. In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respect, the financial position of PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) as of December 31, 2008 the related statement of income and cash flow for the year then ended in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia. Our opinion on the Company's compliance to the regulation and internal control system are submitted separately to the management under our report No. HSR.IS.3A-PI and No. HSR.IS.3B-PI dated March 3, 2009.
Jl. Darmawangsa VI No. 23 Jakarta Selatan 12160 Indonesia Phon : 62-621 72780646, 72780647 Fax : 62-21 72780567 Email : hcwee@centrin.net.id
HERTANTO, SIDIK & REKAN

NIUKAP : KEP-682/KM.1/2008
Informasi tambahan pada Lampiran 1 - 10 disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian yang harus disajikan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut telah menjadi obyek prosedur audit yang kami terapkan dalam audit atas laporan keuangan, dan menurut pendapat kami, disajikan secara wajar dalam semua hal yang material berkaitan dengan laporan keuangan pokok secara keseluruhan.
The addition information of Attachments 1 10 presented for addition analysis purpose and are not the part of the financial statement. These information are the object of audit procedure in the financial statement's audit. In our opinion, all information present fairly in all material respect related to the financial statement.
KAP HERTANTO, SIDIK & REKAN
Indra Soesetiawan Ak, MM NIAP : 98.1.0493 3 Maret 2009 / March 3, 2009
Jl. Darmawangsa VI No. 23 Jakarta Selatan 12160 Indonesia Phon : 62-621 72780646, 72780647 Fax : 62-21 72780567 Email : hcwee@centrin.net.id
L A P O R A N FINANCIAL
K E U A N G A N STATEMENTS

2008
Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan secara Keseluruhan
46

2008
The Accompanying notes form an Integral part of Financial Statements
47

2008
48

2008
49

2008
50

2008
51

2008
52

2008
53

2008
54

2008
55
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

2008
1. GENERAL 1.1. Establishment of the Company PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) was established based the Government Regulation no. 6 year 1996 dated Februari 14, 1996 regarding Contributed Capital of Government of Indonesia for the establishment of the company and officially incorporated by deed no. 34, dated March 11, 1996 by Notary Public Mr. Harun Kamil. The establishment of PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) was approved by Minister of Justice of Indonesia Republic in its Decree No. C2-8432.HT.01.04.TH.96 date August 15, 1996. The Contributed Capital of Government of Indonesia described on the Government Regulation no. 6 year 1996 dated February 14, 1996 was : - The drawing some of the State's assets from PTP V to be contributed in Development Project of Aceh Province and the fund provided for the project. - The State's assets from PTP II, PTP III, PTP VII and PTP IX that was used for PT Cot Girek Baru which its statutory had been resolved before.
1. UMUM 1.1. Pendirian Perusahaan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) didirikan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.6 tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan (Perseroan) PT Perkebunan I yang kemudian diaktakan dengan Akta No. 34 oleh Harun Kamil SH, Notaris di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C28432.HT.01.04.TH.96 tanggal 15 Agustus 1996. Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia yang dimaksud dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No.6 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 tersebut diatas adalah: - Penarikan sebagian kekayaan Negara yang tertanam dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan V untuk Proyek Pengembangan di Propinsi Aceh Darussalam dan dana untuk penyehatan Proyek tersebut. - Kekayaan Negara yang berasal dari kekayaan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan II, PT Perkebunan III, PT Perkebunan VII dan PT Perkebunan IX pada PT Cot Girek Baru yang telah terlebih dahulu telah diselesaikan statusnya. - Konversi bunga pinjaman Negara Republik Indonesia dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang diteruskan kepada PT Perkebunan I untuk membiayai proyek NES III. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir dengan Akta No. 7 dari Syafnil Gani SH. M. HUM Notaris di Medan tanggal 13 Agustus 2008 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia Republik Indonesia No. AHU-80120.AH.01.02 tahun 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. 1.2. Tempat dan Kedudukan Dalam menjalankan usahanya PT Perkebunan Nusantara I (Persero) berkedudukan dan berkantor pusat di Langsa, Provinsi Aceh Darussalam. 1.3. Maksud dan Tujuan Sesuai dengan pasal 3 Akta No. 7 oleh Syafnil Gani SH. M. Hum, Notaris di Medan tanggal 13 Agustus 2008 tentang perubahan Anggaran Dasar Perseroan tanggal 8 Oktober 2002 maksud dan tujuan perusahaan adalah:
- The conversion of the state's interest of loan from the International Bank of Reconstruction and Development (IBRD) to be PT Perkebunan I's loan for funding the projects of NES III. The PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Article of Association was changed several times. The last one was the Deed no. 7 dated August 13, 2008 from Syafnil Gani SH, M.HUM, the Notary Public located in Medan which had been approved by the Minister of Law and Human Right by the Decree no. AHU80120.AH.01.02. year 2008 about the Change of the Company's Article of Association. 1.2. The Company Domicile In running its business, the Head Office of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) domiciles in Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam. 1.3. Goals and Objectives In accordance to article no 3 of the Amendment Deed No. 7 about the Change of the Company's Article of Association dated October 2008, the company's goals and objectives are :
57

2008
- Melaksanakan dan menunjang Kebijakan dan Program Pemerintah di bidang Ekonomi dan Pembangunan nasional pada umumnya serta pembangunan di bidang sub sektor pertanian pada khususnya dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai tujuan tersebut perseroan melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut: - Pengusahaan budidaya tanaman yang meliputi : Pembukaan dan pengolahan lahan, Pembibitan, Penanaman, pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatankegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman. - Produksi yang meliputi : Pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi serta produk turunannya. - Perdagangan yang meliputi : kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha perseroan. - Pengembangan usaha bidang perkebunan yang meliputi : Agro Wisata, Agro Bisnis dan Agro Industri. - Selain kegiatan usaha utama tersebut di atas perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha dalam rangka melakukan optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki diantaranya Trading House, Agro Industrial Complex, Real Estate, Pergudangan, Periwisata, Resort, Olah Raga dan Rekreasi, Rest Area, Perpupukan, Rumah Sakit , Pendidikan dan Penelitian, Prasarana Sumber Energi , Jasa Penyewaan dan Pengusahaan Sarana dan Prasarana yang dimiliki. 1.4. Modal Dasar Berdasarkan pasal 4 Akta No. 34 tanggal 11 Maret 1996 dari Notaris Harun Kamil SH terjadi perubahan Modal Dasar Perseroan dari sebesar Rp.105.000.000.000,00 (seratus lima milyar r u p i a h ) m e n j a d i s e b e s a r Rp.400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) yang terdiri dari 100.000 (seratus ribu) lembar Saham Prioritas dan 300.000 (tiga ratus ribu) lembar saham biasa, sehingga keseluruhannya berjumlah 400.000 (empat ratus ribu) lembar saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah). Atas Modal Dasar Perseroan tersebut telah ditempatkan sebanyak Rp.120.000.000.000,00 (seratus dua puluh milyar rupiah) yang terdiri dari 120.000 (seratus dua puluh ribu) lembar saham yang terdiri dari 100.000 (seratus ribu) lembar saham dengan hak suara khusus dan 20.000 (dua puluh ribu) lembar saham dengan hak suara biasa dan telah diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia.
To participate and support the government's policy in economy and the national development in general, especially in the development of agriculture sub sector by applying the corporate principles. To achieve the objective above, the company holds the main activities as follow : - Plats cultivation includes clearing and processing the land, Seedling, Planting, Maintaining and cropping, and also to conduct activities related to cultivation. - Production that includes the processing of its own plantations' product and other party's to generate unfinished or finished products, and all of their side products. - Trading that includes the marketing of varies products and to perform other trading activities related to the company's businesses. - Developing businesses in plantation, for instance: Agro Tour, Agro Business and Agro Industry. - Besides conducting the main activities above, the company is able to perform other industries services due to optimize the utility of the company's resources, such as : Trading House, Agro Industrial Complex, Real Estate, Warehouse, Tourism, Resort, Education & Research, Sport and Recreation, Rest Area, Cultivation, Hospital, the infrastructure of Energy Source, the Rental Services, and empowering the company's facilities and infrastructures.
1.4. Capital According to article no. 4 of the Deed no. 34 dated March 11, 1996 of Notary Public Harun Kamil, SH, regarding the Change of the Company's Article of Association, the statutory of the company's capital is changed from Rp.105.000.000.000,00 (one hundred and five billions rupiah) to Rp.400.000.000.000,00 (four hundred billions rupiah), that consist of 100.000 (a hundred thousands) of preferred stocks and 300.00 (three hundred thousands) of common stocks with par value of Rp.1.000.000,- (one million rupiah) per share. The fully paid up capital is Rp.120.000.000.000,00 (one hundred and twenty billions rupiah) that divided into 100.000 (a hundred thousands) of stocks with special right of suffrage and 20.000 (twenty thousands) of stocks with common right of suffrage which has been taken by the Republic of Indonesia.
58

2008
Based on According to article no. 4 of the Deed no. 7 dated August 13, 2008 of Notary Public Syafnil Gani, SH, the statutory of the company's capital is Rp.400.000.000.000,00 (four hundred billions rupiah) with par value of Rp.1.000.000,(one million rupiah) per share. The fully paid up capital is Rp.120.000.000.000,00 (one hundred and twenty billions rupiah) that consist of 120.000 (a hundred and twenty thousands) of stocks which has been taken by the Republic of Indonesia with the composition below :
Berdasarkan pasal 4 Akta No. 7 tanggal 13 Agustus 2008 Perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir dari Notaris Syafnil Gani SH.M.Hum. Modal Dasar Perseroan sebesar Rp. 400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) yang terdiri dari 400.000 (empat ratus ribu) lembar saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah). Dari Modal Dasar tersebut telah ditempatkan sebesar Rp.120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah) yang terdiri 120.000 (seratus dua puluh ribu) lembar saham, dan telah diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia dalam hal ini merupakan penempatan modal lama dengan komposisi seperti di bawah ini.
1.5.Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) adalah seperti di bawah ini. Dewan Komisaris : Susunan Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara I (Persero) didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. Kep-211/M-MBU/2003 tanggal 5 Juni 2003 adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Anggota Komisaris Anggota
1.5.Management The Board of Commissioners and Director of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) are : The Board of Commissioners : Based on the Decree of the Minister of Stateowned Enterprise no. Kep-211/M-MBU/2003 dated June 5, 2003, the Board of Commissioners are :
Prof. Dr. Syamsudin Machmud Dr. Ir. Murasa Sarkani Putra Mantaris Siagian SE. MBA
President Commissioner Commissioner Commissioner
Pada tanggal 24 September 2008 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. Kep181/MBU/2008 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dewan Komisaris, sehingga susunannya adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Anggota Komisaris Anggota Direksi : Susunan Direksi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. Kep-130/MBU/2006 tanggal 5 Juni 2003 adalah sebagai berikut: Direktur Utama Direktur Produksi Direktur Keuangan Direktur SDM & Umum Direktur Pem & Renbang
By he Decree of the Minister of State-owned Enterprise no. Kep-181/MBU/2008 dated September 24, 2008, the Board of Commissioners are changed to :
Prof. Dr. Syamsudin Machmud Azwar AB Sarwedi
President Commissioner Commissioner Commissioner
The Board of Directors : Based on the Decree of the Minister of Stateowned Enterprise no. Kep-130/MBU/2006 dated June 5, 2003 the Board of Directors are :
Ir. Fauzi Yusuf Ir. H. Ismail Machmud MBA Drs. H. Darmansyah Simamora Ir. H. Siswadi Ir. Wargani SE MM
President Director Production Director Finance Director HRD & General Affair Director MP & Development Director
59

2008
PT Perkebunan Nusantara I (Persero) selama tahun 2008 memiliki karyawan sebanyak 7.221 orang dan tahun 2007 sebanyak 7.425 orang. 1.6. Kerjasama Operasi (KSO) Perusahaan melakukan kegiatan Kerjasama Operasi (KSO) dengan pihak lain dalam mengelola sebagian lahan karet dan kelapa sawit, dengan rincian sebagai berikut: a. Kerjasama Operasi (KSO) Pengelolaan Kebun Karet di Wilayah Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam dengan PT Prima Karya Mahadika (PKM). Dasar Hukum - Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-147/MBU/2007 tanggal 22 Maret 2007 tentang Izin Pelaksanaan Program Penyehatan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) melalui Kerja Sama Operasi (KSO). - Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-416/MBU/2006 tanggal 14 September 2006 tentang Izin Prinsip Program Penyehatan PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) melalui Kerja Sama Operasi (KSO). - Rekomendasi Dewan Komisaris Perusahaan untuk pelaksanaan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan surat No. 01.Kom/X/34/VII/2006 tanggal 7 Juli 2006 dan No. 01.Kom/DIR/54/XII/2006 tanggal 5 Desember 2006. - Surat Direksi Perusahaan Nomor 01.PP/X/978/2006 tanggal 28 Nopember 2006 tentang pemberitahuan kepada PT PKM sebagai calon pemenang KSO Pengelolaan Kebun Karet milik Perusahaan. - Surat Dukungan Serikat Pekerja Perkebunan (SP-BUN) Perusahaan Nomor 44 SPBUN/01.D1/Rekom/V/2007 tanggal 12 Mei 2007 untuk dilaksanakannya KSO pengelolaan kebun karet Perusahaan di Kabupaten Aceh Timur. - Akta Perjanjian Pengelolaan Kebun Karet Milik PT Perkebunan Nusantara I (Persero) di Wilayah Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam , No 1 Tanggal 2 Juni 2007 dari Notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum, Notaris di Medan. Objek Perjanjian Objek perjanjian dalam Kerja Sama Operasi (KSO) ini adalah kebun-kebun karet seluas 9.215 Ha dan pabrik milik perusahaan dengan rincian sebagai berikut: - Kebun Julok Rayeuk Utara seluas 1.464 Ha di Kecamatan Indra Makmue, Kabupaten Aceh Timur. - Kebun Julok Rayeuk Selatan seluas 4.770 Ha di Kecamatan Indra Makmue, Kabupaten Aceh Timur.
In 2007 PT Perkebunan Nusantara I (Persero) had 7.425 employees, then in 2008 the amount decreased to 7.221 employees. 1.6. The Joint Operation (KSO) The company conducted KSO of palm oil and rubber estates management, which can be described as follow : a. The KSO of Rubber Estates Management in East Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam with PT Prima Karya Mahadika (PKM). The Basic of Conducting KSO - The Letter of the Minister of State-owned Enterprise no. S-147/MBU/2007 dated March 22, 2007 about The Operation permit of Restructuring Program of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) through The Joint Operation (KSO). - The Letter of the Minister of State-owned Enterprise no. S-416/MBU/2006 dated September 14, 2006 The Principal Permit of Restructuring Program of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) through The Joint Operation (KSO). - The Board of Commissioner's Recommendation for conducting KSO no. 01.Kom/X/34/VII/2006, dated July 7, 2006 and no. 01.Kom/DIR/54/XII/2006 dated December 5, 2006. - The letter from the Board of Director no. 01.PP/X/978/2006 dated November 28, 2006 about the announcement to PT Prima Karya Mahadika as the candidate of KSO of Rubber Estates management's holder. - The recommendation from the SP-BUN no. 44/SPBUN/01.D1/Rekom/2007 dated May 12, 2007 about the conducting KSO of Rubber Estates management in East Aceh. - The Agreement for Conducting KSO of Rubber Estates management of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) in East Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam no. 1 dated June 2, 2007 by the Notary Public Syafnil Gani SH, M.Hum in Medan. The Objects of the Agreement The Objects of the Agreement in the KSO are the rubber estates of 9.215 hectares planting area, including the factories with detail as follow: - Julok Rayeuk Utara Estate with 1.464 hectares planting area in Indra Makmue, East Aceh. - Julok Rayeuk Selatan Estate with 4.770 hectares planting area in Indra Makmue, East Aceh.
60

2008
- Karang Inong Estate with 2.981 hectares planting area in Ranto Peureulak, East Aceh. - One (1) unit of Crumb Rubber Factory in Julok Rayeuk Utara Estate 3 (three) factories of Rubber Smoke Sheet in Karang Inong, Julok Rayeuk Utara and Julok Rayeuk Selatan. The time of Agreement is for 26 years that had been started from June 1, 2007. b. The KSO of Palm Oil Estates Management in West Aceh, Nagan Raya and South Aceh Nanggroe Aceh Darussalam with PT Basyah Putra Investama (BPI). The Basic of Conducting KSO - The Letter of the Minister of State-owned Enterprise no. S-231/MBU/2007 dated April 27, 2007 The Operation Permit of Restructuring Program of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) through The Joint Operation (KSO). - The Letter of the Minister of State-owned Enterprise no. S-416/MBU/2006 dated September 14, 2006 The Principal Permit of Restructuring Program of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) through The Joint Operation (KSO). - The Board of Commissioner's Recommendation for conducting KSO no. 01.Kom/X/34/VII/2006, dated July 7, 2006 and no. 01.Kom/DIR/54/XII/2006 dated December 5, 2006. - The letter from the Board of Director no. 01.PP/X/978/2006 dated November 28, 2006 about the announcement to PT Basyah Putra Investama as the candidate of KSO of Palm Oil Estates management's holder. - The recommendation from the SP-BUN no. 44/SPBUN/01.D1/Rekom/2007 dated May 12, 2007 about the conducting KSO. - The Agreement for Conducting KSO of Palm Oil Estates management of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) in West Aceh, Nagan Raya and South Aceh no. 32 dated June 30, 2007 by the Notary Public Erwin Rahayu Purwantoron, SH in Medan.. The Objects of the Agreement : The Objects of the Agreement in the KSO are the Palm oil estates of 13.715 hectares planting area with detail as follow :
- Kebun Karang Inong seluas 2.981 Ha di Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. - 1 (satu) unit Pabrik Karet Remah (Crumb Rubber Factory) di Kebun Julok Rayeuk Utara dan 3 Pabrik Karet Sheet (Rubber Smoke Sheet) masing-masing berada di Kebun Karang Inong, Kebun Julok Rayeuk Utara dan Kebun Julok Rayeuk Selatan. Perjanjian kerja sama ini dilakukan untuk jangka waktu selama 26 Tahun mulai tanggal 1 Juni 2007. b. Kerjasama Operasi (KSO) Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit di Wilayah Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Selatan, Nanggroe Aceh Darussalam dilakukan dengan PT Basyah Putra Investama (BPI). Dasar Hukum - Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-231/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Izin Pelaksanaan Program Penyehatan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) melalui Kerja Sama Operasi (KSO). - Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-416/MBU/2006 tanggal 14 September 2006 tentang Izin Prinsip Program Penyehatan PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) melalui Kerja Sama Operasi (KSO). - Rekomendasi Dewan Komisaris Perusahaan untuk pelaksanaan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan surat No. 01.Kom/X/34/VII/2006 tanggal 7 Juli 2006 dan No. 01.Kom/DIR/54/XII/2006 tanggal 5 Desember 2006. - Surat Direksi Perusahaan Nomor 01.PP/X/977/2006 tanggal 28 Nopember 2006 tentang pemberitahuan kepada PT BPI sebagai calon pemenang KSO Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit milik Perusahaan. - Surat Dukungan Serikat Pekerja Perkebunan (SP-BUN) Perusahaan Nomor 44 SPBUN/01.D1/Rekom/V/2007 tanggal 12 Mei 2007 untuk dilaksanakannya KSO. - Akta Perjanjian Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Milik PT Perkebunan Nusantara I (Persero) di Wilayah Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Selatan, No 32 Tanggal 30 Juni 2007 dari Notaris Erwin Wahyu Purwantono, SH, Notaris di Medan. Objek Perjanjian Objek perjanjian dalam Kerja Sama Operasi (KSO) ini adalah kebun-kebun kelapa sawit seluas 13.715 Ha milik perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
61

2008
- Kebun Batee Puteh seluas 4.899 Ha di Kecamatan Arongan dan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Barat (sebagian areal dari kebun ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Jaya); - Kebun Ujung Lamie seluas 3.299 Ha di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya; - Kebun Krueng Luas seluas 5.527 Ha di Kecamatan Trumon Timur Kabupaten Aceh Selatan (sebagian areal dari kebun ini termasuk wilayah Kabupaten Aceh Singkil). Perjanjian kerja sama ini dilakukan untuk jangka waktu selama 12 Tahun mulai tanggal 2 Juni 2007. 1.7. Penerapan Good Corporate Governance (GCG). Berdasarkan hasil diagnostic assessment terhadap penerapan GCG pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) sejak tanggal 11 Nopember 2008 sampai dengan tanggal 27 Desember 2008 untuk periode tahun 2007 dan 2008 yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, No. LAP003/PW.01/4/2009 tanggal 2 Pebruari 2009 yang dapat disimpulkan sebagai berikut : a. B a h w a p e n e r a p a n G C G p a d a P T. Perkebunan Nusantara I (Persero) secara umum termasuk dalam kategori "cukup" dari lima kategori tingkatan, yaitu : sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang, dengan skor capaian aktual 72,56 dari skor maksimal 100. b. Lima aspek governance yang telah dilakukan diagnostic assessment tersebut, meliputi (1) Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham, dengan capaian skor 5,34; (2) Kebijakan GCG, dengan capaian skor 7,29; (3) Penerapan GCG, dengan capaian skor 45,76; (4) Pengungkapan Informasi (Disclosure), dengan capaian skor 6,06; dan (5) Komitmen, dengan capaian skor 8,11. 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI 2.1.Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun menggunakan konsep harga perolehan (historical cost) sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun atas dasar metode langsung dengan menggunakan konsep dana dan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
- Batee Puteh Estate with 4.899 hectares planting area in Arongan and Krueng Sabe, West Aceh (half of 4.899 planting areas are located in Aceh Jaya Regency). - Ujung Lamie Estate with 3.299 hectares planting area in Darul Makmur, Nagan Raya. - Krueng Luas Estate with 5.527 hectares planting area in Trumon Timur, South Aceh. The time of Agreement is for 12 years that had been started from July 1, 2007. 1.7. The Implementation of Good Corporate Governance (GCG). Based on the report of Diagnostic Assessment no. LAP-003/PW.01/4/2009 dated February 2, 2009 for the implementation of GCG in PT Perkebunan Nusantara I (Persero) from November 11, 2008 up to December 27, 2008 for the period of 2007 and 2008 by BPKP Nanggroe Aceh Darussalam, the conclusions are : a. The implementation of GCG in PT Perkebunan Nusantara I (Persero) in general can be categorized as average from five rating categories, that are very good, good, average, less, very less, with the actual score 72,56 of the maximal score 100. b. In Diagnostic Assessment, there are five aspects of governance has been evaluated such as (1) the Right and Responsibility of the Shareholders, with the score 5,34; (2) the GCG Policies wit the score 7,29; (3) The implementation of GCG with the score 45,76; (4) the Information Disclosure that scored 6,06; and (5) the Commitment that scored 8,11.. 2. ACCOUNTING POLICY 2.1.Basis of Financial Statement Preparation The company's financial statements are prepared on historical cost basis in accordance with the accounting standards generally accepted in Indonesia, except for certain accounts recorded on other measurement as disclosed in accounting policy of each account. The Cash Flow Statement is prepared on direct method uses the fund concept where activities are classified into operating, investing and financing.
62

2008
2.2.Revenue and Expenses Recognition Revenue for local sale is recognized when the merchandises are delivered to customer (free on board destination), meanwhile for the export, revenue is recognized when the merchandises are in the vessel (free on board shipping point) and accompanied by Bill of Lading. 2.3.Transaction in Foreign Currency Transactions in foreign currency are recorded based on the prevailing exchange rate on the date of transaction. On the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign are converted into Rupiah at BI mid rate that prevails on that date. The resulted gains or losses are credited or charged to income. The prevailing exchange rate on December 31,
2.2.Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan atas penjualan lokal diakui pada saat realisasi penyerahan produk kepada pelanggan (free on board destination), sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (free on board shipping point) dan telah dilengkapi dengan dokumen ekspor (Bill of Loading). Sedangkan beban diakui pada saat terjadinya. 2.3.Transaksi Dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi akan dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. Kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 10.950 dan 31 Desember 2007 sebesar Rp 9.419 setiap 1 US Dollar. 2.4.Transaksi Dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan PSAK No. 7 tentang "Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa" adalah: a. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries). b. P e r u s a h a a n a s o s i a s i ( a s s o c i a t e d companies). c. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor. d. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor, yang meliputi anggota Dewan komisaris, Direksi dan Manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut.
2008 and 2007 are Rp.10.950 and Rp.9.419 per 1 US dollar respectively. 2.4.Transaction with Related Party. The company entered into transaction with related parties. As that defined in Statement of Accounting Standards (PSAK) No. 7, related parties are : a. Enterprise that directly or indirectly, through one or more intermediaries, control or are controlled, or under common control with the reporting enterprise (including holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries). b. Associated Company c. Individual which has, directly or indirectly, an interest of vote in the reporting enterprise that gives them significant influence over the enterprise, and close members of the family of any such individual. d. Key management personnel that is those persons having authority and responsibility for planning, directing and controlling the activities of the reporting enterprise, including directors and officers of companies and close of the family of such individual.
63

2008
d.Perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Hal ini juga mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki oleh dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor, dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Sedangkan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 2.5.Kas dan Setara Kas
d.Enterprise in which substantial interest in the voting power is owned, directly or indirectly, by any person described in (3) or (4) or over which such person is able to exercise significant influence. This includes enterprises owned by the board of commissioners, directors, or the main shareholders of the reporting enterprise, and the enterprise that have a member of key management with the reporting enterprise. All transactions under same or different terms and conditions with the related party are disclosed in the Notes to the Financial Statement. 2.5.Cash and Cash Equivalent The cash owned and the time deposit for less
Saldo Kas yang dimiliki dan Deposito berjangka dengan periode jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dalam kondisi dijadikan jaminan, diklasifikasikan dalam akun Kas Setara Kas. 2.6.Piutang Piutang terdiri dari piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha timbul dari penjualan produk atau penyerahan jasa dalam kegiatan usaha normal Perseroan, sedang piutang lainlain timbul di luar kegiatan usaha normal Perseroan. Piutang usaha disajikan sebesar jumlah netto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang dan dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih lagi. 2.7.Sediaan Sediaan hasil jadi dinilai menggunakan metode mana yang lebih rendah antara harga pokok dengan harga pasar (which lower cost or market). Sedangkan bahan baku dan bahan pelengkap dicatat berdasarkan harga perolehan dan pemakaiannya diakui menggunakan metode rata-rata bergerak (moving average method). Sediaan bahan baku dan pelengkap yang tidak dapat digunakan lagi berdasarkan penilaian bagian teknis terkait, digolongkan dalam aset lain-lain. 2.8. Penyertaan Penyertaan dalam bentuk saham sebesar kurang dari 20% dicatat menggunakan metode harga perolehan.
than 3 (three) months and not to be held as collateral are classified into cash equivalent. 2.6.Account Receivables Account Receivables consist of trade receivable and other receivable. Trade receivables are the result of selling product of delivering services in the normal business of the Company. Other receivables result from activities outside the normal business of the company. Account receivable is stated at its net amount minus allowance for doubtful account. The allowance for doubtful account is estimated over the prediction of receivable collect-ability and will be written off when the receivable is definitely uncollected. 2.7.Inventory Inventory of finished goods are stated at lower cost or market price. Inventories of raw and indirect materials are recorded at their acquisition cost and their uses are recognized on moving average method. Inventory of unusable raw and indirect materials are classified into other assets. 2.8. Investment Placement in shares of less than 20% of the capital from the issuing company are recorded at its acquisition cost..
64

2008
The share placement of a company will be recorded based on the its acquisition cost due to long term investment. If the value decreases permanently, the recorded value will be declined to admit the decrease and its loss will be charged to the profit-loss statement in that year. 2.9.Fixed Asset Fixed assets are asset acquired on the date of company's establishment based on the Regulations of Republic Indonesia Government no. 6, 1996 about The Addition of Republic Indonesia Capital to PT Perkebunan Nusantara I (Persero) which are from PT Perkebunan II (Persero), PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan VII (Persero) and Cot Girek Baru of PT Perkebunan IX (Persero). Assets are recorded based on the acquisition
Penyertaan saham pada suatu perusahaan dicatat sesuai dengan biaya perolehan (metode biaya) dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatat dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. 2.9.Aset Tetap Aset tetap yang digunakan dalam melaksanakan usahanya adalah aset yang diperoleh pada saat pendirian perusahaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 tahun 1996 tentang Penambahan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham PT Perkebunan Nusantara I (Persero) yang berasal dari PT Perkebunan II (Persero),PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan VII (Persero) dan PT Perkebunan IX (Persero) pada Cot Girek Baru yang terlebih dahulu telah diselesaikan statusnya. Aset tetap dicatat berdasarkan nilai perolehan, sedangkan penyusutannya kecuali Tanah disusutkan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat dari masing-masing aset, dengan rincian sebagai berikut :
cost, in the other hand its depreciation except land will be depreciated applies the straight lines method over the estimated useful lives of each asset, which can be described as follows :
Aset tetap perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu : - Aset tetap yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Merupakan aset tetap berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, baik melalui pembelian atau dibangun terlebih dahulu, dipergunakan dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual serta mempunyai masa manfaat lebih dari satu siklus akuntansi. - Aset Tetap PT Perkebunan Nusantara I (Persero) yang dipergunakan dalam rangka Kerjasama Operasi (KSO), namun penyusutannya dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara I (Persero).
The company's fixed assets are classified into 2 (two) groups, that are : - Fixed asset that is managed by PT Perkebunan Nusantara I (Persero), is the tangible asset acquired in ready to use form, both from procurement activities or built first that are utilized in the company's activities and not to be sold, and also the assets have more than one accounting cycle . - Fixed asset of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) used in KSO operations, but its depreciation is still conducted by Perkebunan Nusantara I (Persero). PT
65

2008
Seluruh pengeluaran beban untuk tanaman belum menghasilkan akan di kapitalisasi dan akan disusutkan selama masa manfaat atau umur ekonomis dari aset tetap tersebut, yang akan diperhitungkan pada tahun setelah tanaman tersebut menghasilkan. Beban penyusutan aset non tanaman kecuali mesinmesin dan instalasi pabrik dialokasikan dalam perhitungan laba rugi tahun berjalan dan diklasifikasikan dalam akun Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) berdasarkan perbandingan luas areal tanaman menghasilkan dengan tanaman belum menghasilkan. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada perhitungan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan biaya persiapan panen dibebankan pada beban produksi sejak tanaman yang bersangkutan ditetapkan sebagai tanaman menghasilkan. Tanaman mulai disusutkan pada saat tanaman tersebut dinyatakan telah menghasilkan. Tanaman karet dinyatakan menghasilkan apabila umur telah mencapai 6 (enam) tahun dan 60% (enam puluh persen) dari jumlah pohon per blok sudah mencapai ukuran lilit batang 50 (lima puluh lima) cm atau lebih. Tanaman kelapa sawit dinyatakan menghasilkan apabila umur Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) telah mencapai 3,5 (tiga setengah) tahun dan produksi Tandan Buah Segar (TBS) telah mencapai 6 (enam) ton per hektar per tahun. Harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset tetap berupa nilai buku (book value) yang dihapuskan (write off) atau dijual dan dikeluarkan dari perkiraan aset tetap dibukukan sebagai biaya atau pendapatan di luar usaha yang akan mempengaruhi perhitungan laba-rugi pada tahun berjalan. 2.10. Penurunan Nilai Aset Sesuai dengan PSAK No. 48, "penurunan nilai aset" nilai aset dikaji kembali atas kemungkinan penurunan nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya tidak dapat dipulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Dilain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi perusahaan tahun berjalan.
All expenditures for non productive plants will be capitalized and depreciated during the useful or economic life from those fixed assets. The expenditures will be calculated in the year after the plants produce. The depreciation of non plants assets except the Machinery and Factory Installation will be allocated in the income statement of the current year and classified in the non productive plants account based on the comparison of the productive and non productive plants' area. The cost of maintaining and repairing activities allocated to the income statement when the activities occur, while the cost of harvesting preparation is charged to the production expenses since the plants is determined as the productive plants. The plants will be depreciated after they become the productive plants. Rubber plants will be determined as productive when they have reached 6 (six) years and 60% of plant in the block has 50 cm stalk circumstances or more. Palm plants will be determined as productive when they have reached 3,5 (three and half) years and the produce 6 (six) tons FFB per hectare/year. The acquired cost and the accumulation of assets depreciation are the parched book value or sold or erased asset prediction will be recorded as cost or out of business' income which will influence the statement of income in current year. 2.10. Decline of Asset's Values Based on PSAK no. 48 ' the decline of assets' value will be reevaluated over the decline of its natural value caused by event or situation's change that make its recorded value cannot be recovered. On the other side, the recovery of decreased value will admitted if there is an indication that the value decrease will no more occur. The loss (recovery) value decreased will be stated as expenses (income) on the company balance sheet of current year.
66

2008
2.11. Intangible Asset Intangible assets are the cost of Land Right acquisition and other cost that be recorded as much as its acquired cost, including all costs occur in the process of gaining those intangible assets and will be amortized each year based on the useful life of each intangible asset. 2.12.Others Asset To record any transaction which cannot be classified as current or incurrent asset, including asset of non productive plants, investment or intangible asset will be presented in others assets. 2.13. The Production's Cost The Production's Cost is calculated by amounting the cost of productive plants' maintenance, harvesting cost and the cost of transportation to the mills, processing cost, general cost, the cost of plant and non plant fixed assets depreciation, operating cost of the estates and mills. The result is divided by the total of products that are produced in one processing period. 2.14. G e n e r a l e x p e n s e s a l l o c a t i o n a n d Administration The company allocates half of the general expenses and administration that occurs in the Head Office in the income statement of current year, and the rest is allocated in the expenses of non productive plants investment, based on the area comparison of productive and non productive plants. 2.15. Interest Expenses Interest charges during construction and development of long term debt used for developing plantation and constructing building and machineries are capitalized. 2.16. Employees' Welfare The company offers employees' benefit plan as follow : a. Pension Fund The company provide the pension program for all of employees that are managed by Yayasan Dana Pensiunan Perkebunan (Dapenbun).
2.11. Aset Tidak Berwujud Aset tidak berwujud adalah merupakan biaya pengurusan perolehan HGU dan biaya lain yang dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh aset tidak berwujud tersebut dan diamortisasi setiap tahun berdasarkan masa manfaat masing-masing aset tidak berwujud yang bersangkutan. 2.12.Aset Lain-lain Mencatat suatu transaksi yang tidak layak digolongkan di dalam aset lancar maupun aset tidak lancar termasuk didalamnya aset tanaman non produktif, investasi/penyertaan maupun aset tak berwujud akan disajikan pada aset lain-lain. 2.13. Beban Pokok Produksi Beban Pokok Produksi dihitung dengan cara melakukan penjumlahan biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan, biaya panen, biaya pengangkutan ke pabrik, biaya pengolahan, biaya umum yang terjadi dikebun, biaya penyusutan aset tetap tanaman dan non tanaman serta biaya usaha yang terjadi di kebun dan pabrik dibagi dengan hasil produk jadi dari hasil pengolahan dalam satu periode. 2.14. Beban Umum dan Administrasi Perusahaan mengalokasikan beban umum dan administrasi yang terjadi di Kantor Pusat sebagian ke laporan laba rugi tahun berjalan dan ke beban investasi tanaman belum menghasilkan, berdasarkan perbandingan luas areal tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan. 2.15. Beban Bunga Beban bunga atas hutang jangka panjang yang digunakan untuk pengembangan tanaman serta untuk pembuatan bangunan dan mesin pabrik dikapitalisasi selama masa pengembangan dan pembuatan. 2.16. Beban Manfaat Karyawan Perusahaan melaksanakan program manfaat karyawan yang terdiri dari : a. Dana Pensiun Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan yang memenuhi syarat, yang dikelola oleh Yayasan Dana Pensiun Perkebunan (YDPP), yang terakhir menjadi Dana Pensiun Perusahaan Pekebunan (Dapenbun).
67

2008
Peraturan Dana Pensiun Perkebunan sesuai keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara X (Persero) sebagai pendiri Dana Pensiun Perkebunan Nomor XP-SURKP/04.07 tanggal 30 September 2007 yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan RI dengan keputusan Nomor : KPE-193/KM.10/2007 tanggal 2 Oktober 2007. Peraturan Dana Pensiun Perkebunan menetapkan dasar penyelenggaraan dana pensiun berdasarkan methode Program Pensiun Manfaat Pasti dengan Penghasilan Dasar Pensiun tahun 2002 dalam ketentuan beban perusahaan 9,8 % dan beban karyawan sebagai peserta 6% tidak mengalami perubahan, dimana seluruh perubahan peraturan merupakan beban perusahaan yang dibukukan sebagai iuran tambahan. b. Program Manfaat Karyawan Lainnya Perusahaan membukukan program manfaat karyawan yang diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003. Kewajiban atas masa kerja lalu diestimasi dengan menggunakan metode Projected Unit Credit berdasarkan asumsi aktuaria jangka panjang. Aplikasi PSAK 24 (Revisi2004 ) mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja karyawan yang mengharuskan perusahaan untuk mengakui kewajiban jika pekerja telah memberikan jasanya kepada perusahaan dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan, seterusnya merupakan beban perusahaan jika menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dan diberikan oleh karyawan yang berhak memperoleh imbalan kerja. Pada dasarnya imbalan kerja karyawan di klasifikasikan menjadi 3 jenis imbalan kerja meliputi Imbalan kerja jangka pendek, imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang. Perhitungan imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang dilakukan oleh jasa konsultan Aktuaris yang ditunjuk dan ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2.17. Pajak Penghasilan Perseroan telah menerapkan PSAK No.46 tentang "Akuntansi Pajak Penghasilan", yaitu suatu metode penangguhan pajak penghasilan dengan tujuan untuk mencerminkan pengaruh pajak di masa depan sehubungan dengan beda waktu (temporary difference) dasar pelaporan aset dan kewajiban dimana perbedaan metode perhitungan penyusutan aset tetap yang menggunakan metode garis lurus (straight line method) atau laporan keuangan komersial dengan perhitungan penyusutan menggunakan metode penyusutan saldo menurun (double the cleaning method) atau fiskal.
The regulation of Pension Fund of Agriculture Enterprise adjusted by the Decision of Director of Pt Perkebunan Nusantara X (Persero) as the founder of Dana Pensiun Perkebunan no. XP-SURKP/04.7 dated September 30, 2007 that legitimized by the Finance Minister with the Decree no. KPE-193/KM.10/2007 dated October 2, 2007. The regulation stated that the basic of offering the pension fund based on the method of Pensiun Manfaat Pasti program with the Penghasilan Dasar Pensiun in 2002, was the pension program that charged the company 9,8% and the employees paid 6% did not change, where all of the regulation's change were charged to the company which recorded as the addition contribution. b. Program of Employees' Other Welfare The company applies employee benefit plan as that stimulated by the law of work force no.13 year 2003. Past services liability is estimated on the basis of Projected Unit Credit based on long term assumption by actuary. The application PSAK 24 (2004 Revision) manages the accounting and disclosure of the employees' repayment, where company must admit its obligation if the employee has performed his services to the company and has right to get repayment that will be paid in the future, and it becomes the company liabilities continuously if the company gets the economic benefit from the employee. Basically, the employees' repayment can be classified to 3 types of repayment, including short term repayment, after working repayment, and long term repayment. The computation of after working repayment, and long term repayment are carried out by selected Actuary consultant based on the applicable regulation. 2.17. Income Taxes The company has applied PSAK no. 46 about The Accounting of Income Taxes. The standard states that the method of deferred income tax is expected to reflect the tax implication in the future of the time differences between commercial and fiscal.
68

2008
3. CASH AND EQUIVALENT The PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Cash and Equivalent can be described as follow :
3. KAS DAN SETARA KAS Saldo Kas dan Setara Kas yang dimiliki pada Kantor Pusat dan Kebun-kebun dengan rincian sebagai berikut:
4. PIUTANG USAHA Akun ini merupakan piutang usaha yang berasal dari penjualan ekspor dan lokal atas komoditi karet dan sawit dengan rincian sebagai berikut:
4. TRADE RECEIVABLES The account below is the Trade Receivables from the local and export sales of rubber and palm oil, that are:
69

2008
5. PIUTANG TAK TERTAGIH Akun ini merupakan piutang yang menurut umurnya sudah melebihi 3 (tiga) tahun dengan rincian sebagai berikut :
5. DOUBTFUL RECEIVABLES This account is the receivables that are not paid for more than 3 (three) years:
6. PIUTANG PEGAWAI Akun ini merupakan pinjaman tanpa bunga yang diberikan kepada karyawan pimpinan dan pelaksana, pinjaman ini bersifat lancar yang setiap saat mengalami perubahan karena pembayarannya dilakukan melalui pemotongan gaji bulanan karyawan yang bersangkutan dan uang muka kerja yang belum dipertanggungjawabkan dengan rincian sebagai berikut :
6. EMPLOYEES' RECEIVABLES The account below is the non interest bearing loans granted to employees which will be returned each month through their salaries :
70

2008
7. OTHERS RECEIVABLES The account below is amounts due from the FFB processing of third parties, the fuel consumption and the fixed compensation from KSO of Palm Oil estates, the pension liability, Jamsostek, the cost of KSO of Rubber Estate employees' health care, and the cost charged to the health service to the public or other companies.
7. PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini merupakan piutang atas titip olah TBS dari pihak ketiga, pemakaian bahan bakar minyak di unit kebun dan tagihan kepada manajemen KSO Sawit berupa kompensasi tetap bulanan, iuran pensiun, Jamsostek dan biaya perobatan karyawan dan manajemen KSO karet atas biaya operasional yang dikeluarkan oleh PT Perkebunan Nusantara I (Persero) serta tagihan piutang biaya pengobatan pada Rumah Sakit Cut Meutia atas pelayanan yang diberikan pada masyarakat dan perusahaan lain dengan rincian sebagai berikut :
8. SEDIAAN HASIL JADI Nilai sediaan hasil jadi adalah merupakan sediaan karet dan minyak sawit dengan rincian sebagai berikut :
8. PRODUCTION OUT PUT INVENTORIES The Production Out Put Inventories consist of rubber and palm oil inventories, which can be detailed as follow :
71

2008
Sedangkan rincian berdasarkan volume barang jadi adalah sebagai berikut:
Based on its volume, the details are :
Catatan : - Sesuai dengan kebijakan akuntansi, sediaan hasil jadi dihitung berdasarkan nilai terendah antara harga pokok produksi rata-rata dibanding harga pasar pada akhir tahun dan lazim disebut which lower cost or market. - Sediaan hasil jadi tersebut terdiri atas sediaan karet, minyak kelapa sawit dan inti sawit yang berada di kebun-kebun, pabrik kelapa sawit dan dititipkan kepada PT.Sarana Agro Nusantara di Belawan Medan. 9. SEDIAAN BAHAN BAKU DAN PELENGKAP Akun ini merupakan sediaan bahan baku dan pelengkap untuk melakukan operasional perusahaan yang ada pada unit kebun dan pabrik dengan rincian sebagai berikut :
Notes : - According to the Accounting Policies, the Production Out Put Inventories are counted based on the method of which lower cost or market. - The Production Out Put Inventories consist of, rubber, palm oil, and kernel from the estates, mills and the products that processed in PT Sarana Agro Nusantara Belawan, Medan. 9. SUPPORTING MATERIAL INVENTORIES The account below is the inventories of Supporting Material used in company's operations, such as :
72

2008
10.ADVANCES The account below describes about the costs have been paid in advance to the supplier and contractors for the fuel procurement, that are :
10.UANG MUKA Akun ini merupakan panjar yang telah dibayarkan kepada Leveransir dan Kontraktor atas pengadaan bahan bakar premium dengan rincian sebagai berikut:
11. PAJAK DIBAYAR DI MUKA Akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 3.893.236.047 dan 31 Desember 2007 sebesar Rp. 0,12.BIAYA DIBAYAR DIMUKA Akun ini merupakan biaya yang telah dibayar terlebih dahulu atas perbaikan peralatan kebun, perawatan alat berat dan panjar sewa Lisson Office, asuransi, sewa, operasional dan biaya lainnya dengan rincian sebagai berikut:
11. PREPAID TAXES This account shows the payment of PPN for Rp.3.893.263.047,- on December 31, 2008 and Rp.0 on December 31, 2007. 12.PREPAID EXPENSES The account below describes about costs have been paid in advance for the repairing of estates' equipments, tools maintenance, the down payment for Liaison Office's rent, insurance, operational expenditures and others, that are :
13.PENYERTAAN Akun ini merupakan saldo penyertaan Perusahaan pada Indoham Hamburg, dengan nilai penyertaan pada 31 Desember 2008 sebesar DM 50,193.34 atau setara dengan Rp. 173.272.000,-. Catatan : - Penyertaan Perusahaan pada Indoham HamburgJerman sesuai dengan akta notaris Dr. Gunther Grethe No. 278 tanggal 07 Pebruari 1991 adalah sebesar DM 12,000 atau Rp. 18.432.000,-. - Berdasarkan Surat Badan Musyawarah Direksi No. 100/BMD tanggal 4 Nopember 2002 dan Keputusan RUPS Indoham Hamburg tanggal 28 Agusutus 2002, mengenai perubahan status piutang Indoham Hamburg sebesar DM 38,193.34 atau Rp 154.840.000,- untuk menambah penyertaan Perusahaan menjadi DM 50,193.34 atau Rp 173.272.000,-.
13.INVESTMENT This account shows the Company's investment in Indoham Hamburg for DM 50,193.34 or Rp173.272.000,- per December 31,2008. Note : - Based on the deed of notary Dr. Gunther Grethe no. 278 dated February 7, 1991 The Company's investment in Indoham Hamburg was DM 12,000 or Rp18.432.000,-. - According to Badan Musyawarah Direksi IBMD) letter no 100/BMD dated November 4, 2002 and the decision of General Meeting of Indoham Hamburg Shareholders about the change of Indoham Hamburg's receivables statutory to be DM 38,193.34 or Rp.154.840.000,- . To add the investment, the receivables became DM50,193.34 or Rp173.272.000,-
73

2008
- Perubahan status piutang Indoham Hamburg telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris dengan Surat No. 01.4/01.Kom/509/2002 tanggal 13 Desember 2002. - Sesuai hasil RUPS Luar Biasa Indoham GmbH yang diselenggarakan di Semarang pada tanggal 20 Nopember 2008, diputuskan Pemegang Saham Mayoritas sepakat untuk menawarkan seluruh saham Indoham yang dimiliki oleh Lushing Pte kepada Pemegang Saham dari Kelompok PTPN sebesar 70% X 60% X Euro 256.250, khusus untuk PTPN I saham yang ditawarkan sebesar 6.150 lembar (6%) dengan nilai Euro 42.193 atau Rp 594.000.000,-. - Menindaklanjuti hasil kesepakatan rapat Badan Musyawarah Direksi (BMD) PTPN dan PT RNI tanggal 23 April 2008 dan surat Tim Penyelesaian Tahapan pembelian Kembali Saham Indoham GmbH Jerman tanggal 4 Juni 2008, namun dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas perusahaan saat ini maka penambahan penyertaan pada Indoham GmbH tersebut dirasa tidak perlu dilakukan sesuai surat Komisaris nomor Dekom-02/PTPN I/I/2009, tanggal 18 Januari 2009. 14.ASET TETAP Biaya perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap adalah sebagai berikut:
- The change of Indoham's Receivables statutory had been reported to the board of commissioner through the letter no. 01.4/Kom/509/2002 dated December 13,2002. - Based on the extraordinary General Meeting of Indoham's Shareholders, Majority of Shareholders decided to offer all shares that belonged to Lushing Pte to the shareholders from PTPN for 70%X60%XEuro 256,250. Specially for PTPN I, the shares offered were 6 (six ) that amounted Euro42.193 or Rp.594.000.000,-. General Meeting of Indoham's Shareholders was conducted in Semarang dated November 20, 2008. - To follow up the agreement of BMD and PT RNI dated April 23,2008 and the letter from team of The Arrangement of Stages for Indoham' Shares repurchasing dated June 4, 2008. In the other hand, with considering about the liquidity condition of Indoham, the commissioner, through the letter No. Dekom-02/PTPN I/I/2009, dated January 18, 2009, decides that the addition of investment to Indoham is not necessarily performed. 14.FIXED ASSET The Acquisition Cost, Accumulated Depreciation and the book value of fixed assets can be described as follow :
74

2008
*) Works in progress consist of the development of water installation in Tualang sawit estate that costs Rp.230.635.698,-, the fund of Rp.322.166.541,- for machines and factories equipment in Tanjung Seumantoh and the housing development in Cot Girek estate for Rp.826.387.925,-.
*) P e k e r j a a n d a l a m p e l a k s a n a a n m e r u p a k a n pembangunan instalasi air di Kebun Tualang Sawit sebesar Rp.230.653.698, mesin dan peralatan pabrik di PKS Tanjung Seumantoh sebesar Rp.322.166.541 dan pembangunan perumahan karyawan di Kebun Cot Girek sebesar Rp.826.387.925.
Catatan : - Penyusutan aset tetap periode tahun 2008 sebesar Rp. 31.933.007.717,- terdiri dari penyusutan aset yang di kelola sendiri sebesar Rp. 20.854.818.807,-, dan penyusutan aset yang dipergunakan oleh eks KSO Karet sebesar Rp. 3.730.084.417,- serta penyusutan aset yang dipergunakan KSO Kelapa Sawit sebesar Rp. 7.348.104.493,- seluruhnya menjadi beban PT Perkebunan Nusantara I (Persero). - Sebagian dari aset tetap kelola sendiri digunakan untuk menjamin pinjaman dari Bank Mandiri (ex BBD) dan Bank Agro Sindikasi - Jakarta. - Untuk kepentingan penataan, normalisasi serta efektivitas areal tanaman kelapa sawit pada tahun 2008, Perusahaan melakukan degradasi areal dengan klasifikasi sebagai berikut :
o
Notes : - The depreciation of fixed asset in 2008 for Rp.31.933.007.717,-, consist of the asset depreciation in the nucleus estate of PTPN I for Rp.20.854.818.807,-, asset depreciation in the KSO of Rubber estate for Rp.3.730.084.417,- and asset depreciation in the KSO of Palm oil estate for Rp.7.348.104.493,-. All of depreciation becomes the responsibility of PTPN I. - Some of fixed assets are used to be the collateral of Bank Mandiri (ex BBD) Loan and the syndication of Bank Agro- Jakarta. - For the palm oil planting area restructuring, normalizing, and effectiveness in 2008, the company conducted the area degradation with the classification as follow :
o
Areal puso permanen dengan luas areal 518 Ha. Areal ini merupakan areal yang tidak layak tanam dengan topografi terjal, jurang dan rendahan yang sepanjang tahun tergenang air. Areal puso cadangan dengan luas areal 1.022 Ha. Areal ini merupakan areal yang mempunyai tegakan di bawah 60 pokok per hektar serta areal hiaten/rendahan yang masih layak ditanami dan disisip melalui perbaikan drainase.
Permanent parched area of 518 hectares. This area was not appropriate to be planted because of its topography with steep area, ravines and watery area. Reserved Parched area of 1.022 hectares. This area was planted under 60 plants per hectare, including underbrush area that still suitable to be planted and inserted by new plant, also with repairing the drainage.
75

2008
Areal TM menjadi TBM-I dengan luas areal 259 Ha. Areal ini merupakan areal Tanaman Menghasilkan ( TM ) yang rusak terendam lumpur pada saat banjir pada waktu yang lalu. Pada tahun 2007 dilakukan rehabilitasi dan penanaman kembali dan areal Tanaman Menghasilkan yang jumlah tegakannya rendah akibat serangan hama babi sehingga harus dilakukan penyisipan kembali. Areal TBM-III menjadi TBM-I dengan luas areal 394 Ha. Areal ini merupakan areal Tanaman Belum Menghasilkan III (TBM-III) dengan jumlah tegakan rendah disebabkan serangan hama babi sehingga harus dilakukan penyisipan kembali.
Productive plant area became non productive plant I with the area of 259 hectares. This area was broken because of flood and wild boar's attack. In 2007, the company rehabilitated the area by conducting replanting and inserting new plants. Non Productive plant III area became non productive plant I with the area of 394 hectares. This area was broken because wild boar's attack and needed to be inserted by new plants.
PT Perkebunan Nusantara I (Persero) conducted the General Meeting of Shareholders in Linggar Jati Room, Horison Hotel Bandung, dated January 17, 2008 to legitimize the Company's RKAP for the year 2008 no. RIS-001/D4.MBU/2008. One of the item in RKAP stated the area Degradation can be performed based on the economic and technical consideration, after getting the PPKS Recommendation. The implementation of area degradation should be administrated and reported properly. The recommendation of PPKS no.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT.Perkebunan Nusantara I (Persero) Yang diadakan pada hari kamis tanggal 17 Januari 2008 di Ruang Linggar Jati, Hotel Horison, Bandung, Jawa Barat tentang "Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2008 Nomor : RIS - 001 / D4.MBU / 2008. Salah satu isi dari pengesahan tersebut RUPS menyatakan "Degradasi areal tanaman dapat dilaksanakan sesuai dengan pertimbangan teknis dan ekonomis setelah memperoleh rekomendasi dari PPKS. Pelaksanaan Areal Tanaman tersebut agar diadministrasikan dengan baik dan dibuatkan berita acara". Adapun Rekomendasi dari PPKS telah diterima dengan Nomor : 1596/PPKS/0.1/VIII/2007 mengenai laporan kunjungan evaluasi produksi tanaman kelapa sawit di kebun lingkup PTPN-I tahun 2007, tertanggal 03 Agustus 2007, dinyatakan sebagai berikut :
1596/PPKSD/01./VIII/2007, dated August 3, 2007 about the evaluation of palm oil production in PTPN I estates, stated that :
Menurut PPKS Puso Permanen seluas 518 Ha tidak layak ditanami karena topografi areal yang didominasi bergelombang-berbukit, adanya cekaman genangan air pada areal rendahan, selain itu dibeberapa tempat terdapat solum tanah yang dangkal (terdapat lapisan cadas dan berbatu). Sedangkan puso cadangan seluas 1.022 Ha menurut PPKS masih layak untuk ditanami dan dilakukan penyisipan. Adapun nilai perolehan yang tertanam pada aset tanaman yang direkomendasikan PPKS terdiri dalam kategori Puso Permanen dan Puso Cadangan adalah seperti dibawah ini.
According to PPKS, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) had 518 hectares permanent parched area that were not appropriate to be planted. The topography of that area was dominated by corrugated-hilly area, watery area and rocky ground area. Reserved Parched area was 1.022 hectares that still suitable to be planted and inserted by new plant The acquisition cost for permanent and reserved parched area will be described as follow :
76

2008
Atas dasar rekomendasi pengesahan RKAP dan rekomendasi PPKS tersebut, manajemen melakukan penghapusan aset tanaman menghasilkan yang dikategorikan dalam Puso Permanen dengan rincian sebagai berikut :
Based on the recommendation of RKAP and PPKS, management had written off assets detailed as follow : which was classified into Permanent parched area, that
Sedangkan terhadap aset tanaman yang dikategorikan dalam Puso Cadangan karena masih dapat dilakukan penyisipan kembali namun telah terjadi penurunan nilai tanaman diklasifikasikan pada aset lain-lain aset non produktif.
In the other hand, the asset that categorized as Reserved Parched area still could be recovered but its value declined to be non productive assets.
15.ASET PAJAK TANGGUHAN Akun ini merupakan aset pajak tangguhan yang dapat terpulihkan di masa yang akan datang akibat adanya beda waktu dasar pelaporan antara komersial dengan fiskal. Perbedaan temporer dimaksud terdiri dari penyisihan piutang dan beban penyusutan aset tetap. Saldo pada 31 Desember 2008 sebesar Rp. 11.172.025.380,- dan 31 Desember 2007 sebesar Rp 8.777.310.085,- . Perhitungan aset (kewajiban) pajak tangguhan sebagai berikut:
15.DEPERRED TAX ASSET This account is the Deferred Tax Asset that can be recovered next cause of the difference time of reporting between commercial and fiscal. The temporary differences include the allowance of receivables and the fixed asset depreciation. The balance in December 31, 2008 and December 31, 2 0 0 7 w e r e R p . 11 . 1 7 2 . 0 2 5 . 3 8 0 , - a n d Rp.8.777.310.085,The calculation of Deferred Tax asset (Liabilities) are:
77

2008
16. ASET TIDAK BERWUJUD Akun ini merupakan aset tidak berwujud dengan rincian sebagai berikut:
16. INTANGIBLE ASSET The Intangible Asset's account is detailed as follow :
Catatan: - Jumlah tersebut merupakan pengeluaran yang berkaitan dengan biaya pengurusan Hak Guna Usaha (HGU) atas kebun yang dimiliki PT Perkebunan Nusantara I (Persero) diantaranya : o Kebun Sei Serba dengan sertifikat No. 1/1987 tanggal 17 Januari 1987 yang akan berakhir pada tahun 2019. o Kebun Tualang Sawit dengan sertifikat No. 93/1994 tanggal 21 Maret 1994 yang diberikan untuk jangka waktu 35 tahun yang akan berakhir pada tahun 2029. o Kebun Bate Putih dengan sertifikat No. 35.36/1999 tanggal 5 Mei 1999 yang diberikan untuk jangka waktu 35 tahun yang akan berakhir pada tahun 2034. o Kebun Cot Girek dengan sertifikat No. 01/1996 tanggal 23 Desember 1996 yang diberikan untuk jangka waktu 30 tahun yang akan berakhir pada tahun 2026. - Pada tahun 2008 terjadi penambahan biaya pengurusan HGU. - Pada tahun 2008 terdapat penambahan biaya atas pengurusan sertifikasi amdal untuk PKS Pulau Tiga d a n P K S Ta n j u n g S e u m a n t o h s e b e s a r Rp.148.591.850,- serta dibukukannya kembali nilai HGB di Banda Aceh yang tidak jadi dijual sebesar Rp. 83.774.498,-.
Notes: - The amount above was related to the arrangement cost of Land Right of the estate in PTPN I. They were : o The certificate no.I/1987 dated January 17, 1987
o
for Sei Serba Estate which would end in 2019. The certificate no.93/1994 dated March 21, 1994 for Tualang Sawit Estate which would end in 2029. The certificate no.35.36/1999 dated May 5, 1999 for Batee Puteh Estate which would end in 2034. The certificate no.I/1996 dated December 23, 1996 for Cot Girek Estate which would end in 2026.
- In 2008 the cost for Land Right arrangement was added. - The company also added the cost for the certification arrangement of Environmental Impacts analysis in Pulau Tiga Mills and Tanjung Seumantoh of Rp.148.591.850,- in 2008, besides the HGB in Banda Aceh for Rp.83.774.498,- was rebooked.
78

2008
17.OTHER ASSET This account consists of :
17.ASET LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari:
1) Pembibitan merupakan sediaan bibit kelapa sawit terdiri dari Pre Nursery sebesar Rp. 1.099.785.796 dan Main Nursery sebesar Rp. 2.538.305.286 serta sediaan pokok bambu sebesar Rp. 16.622.516,-. 2) Adalah rekening perusahaan yang ada pada Donner Bank sebesar Rp.291.593.545, namun bukti kepemilikannya sampai saat ini belum dijumpai keberadaannya. 3) Biaya Hak Guna Usaha (HGU) dalam penyelesaian merupakan biaya pengurusan HGU untuk Kebun Tualang Sawit, Krueng Luas dan Ujung Lamie pada tahun 2002. 4) Aset tanaman non produktif merupakan areal degradasi lahan di kebun Tualang Sawit, kebun Cot Girek, kebun Sei Serba dan kebun Julok Rayeuk Utara yang telah mendapat Rekomendasi dari PPKS telah diterima dengan Nomor : 1596/PPKS/0.1/VIII/2007 mengenai laporan kunjungan evaluasi produksi tanaman kelapa sawit di kebun lingkup PTPN-I tahun 2007. 5) Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah mengalami gangguan keamanan akibat gerakan separatis yang menghendaki agar Nanggroe Aceh Darussalam terpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gangguan ini semakin terasa sejak tahun 2001 yang berdampak pada perusahaan berupa biaya bantuan dan pengamanan masyarakat yang meningkat tajam di mana sebelumnya karyawan di kebun-kebun merasa takut dan tidak nyaman untuk bekerja, akibat terjadinya penculikan, pembakaran, penghadangan, pembunuhan dan lain-lain.
1) Palm oil nursery consists of Pre Nursery for Rp.1.099.758.796,- and Main Nursery that costs Rp.2.538.305.286,- and the bamboo supply Rp.16.622.516,2) The company has deposits Rp.291.593.545,- in Donner Bank, unfortunately the evidence of belonging that account is still lost. 3) The cost for Land Right arrangement in progress is for the estates of Tualang Sawit, Krueng Luas and Ujung lamie in 2002. 4) Non productive plants asset is the degradation area in the estates of Tualang sawit, Cot Girek, Sei serba, and Julok Rayeuk Utara which has been recommended by PPKS through the letter no. 1596/PPKS/0.1/VIII/2007 about the evaluation report of palm oil production in PTPN I (Persero) estates in 2007. 5) The internal security conflict in Nanggroe Aceh Darussalam caused the separatism attack in order to separate Aceh province from Indonesia Republic. Since 2001 that movement had influenced the company operations, such as the increasing security cost in the estates where its employees could not work safely caused by the criminal acts like kidnapping, house burning, murdering et cetera.
79

2008
Untuk mengatasi situasi keamanan yang tidak kondusif tersebut, Perusahaan telah meningkatkan koordinasi dengan aparat TNI maupun POLRI yang berada di sekitar kebun/unit kerja masing-masing yang dibantu oleh Pam Swakarsa. Setelah adanya penanda tanganan MOU pada tanggal 15 Agustus 2005 antara Pemerintah RI dengan GAM di Helsinki Finlandia, diharapkan hal tersebut dapat menciptakan keamanan yang lebih kondusif sehingga kinerja Perusahaan akan menjadi lebih baik. 6) Aset tetap non produktif merupakan aset tetap mesin dan instalasi, alat pengangkutan dan alat pertanian dan inventaris kecil yang sudah rusak berat sehingga sudah tidak dapat dipergunakan lagi dan tidak ada fisiknya lagi, menjadi aset tetap lain-lain - aset tetap non produktif untuk selanjutnya dimintakan kepada pemegang saham untuk dilakukan penghapus bukuan. 18.HUTANG USAHA Akun ini merupakan hutang atas pembelian barang atau peralatan dan hutang kepada pemborong dengan rincian sebagai berikut :
To overcome the unsecured situation, the company had coordinated with Indonesian Army and Police to secure the estates with the support of internal guards. After the MoU signed in Helsinki Finland dated August 15, 2005 between Indonesia Republic and Freedom Aceh Movement, the security condition in Aceh was recovered step by step and creating the conducive situation to support the company performance. 6) Aset tetap non produktif merupakan aset tetap Non productive fixed assets included broken machines and installation, vehicles, agriculture equipment and inventory that no longer could be used and the stuff itself was not occurred anymore, would be classified to other assets non productive fixed assets. These asset would be written off with the shareholders' permit. 18.TRADE PAYABLES This account shows the goods procurement and the payables to the contractors.
Catatan: 1) Hutang pengadaan barang timbul dari pembelian pupuk, bahan kimia, suku cadang pabrik, obatobatan dan peralatan rumah sakit, peralatan komputer, barang cetakan, beban pengangkutan produksi dan lainnya. Rincian hutang berdasarkan unit terjadinya adalah sebagai berikut :
Note : 1) Payable results from Goods Procurement consist of purchases of fertilizer, chemical, factory spare parts, medicines, hospital equipment, computer hardware, printing matters, transportation cost et cetera. Detail of account payable as follow ::
80

2008
2) Payables to Contractors are from the technical and planting activities, including FFB delivering to the partner that can be explained as follow :
2) Hutang kepada pemborong timbul dari pekerjaan teknik dan tanaman serta pengangkutan TBS kepada pihak rekanan dengan rincian sebagai berikut :
3) Hutang sewa alat berat untuk melaksanakan operasional dengan rincian sebagai berikut :
3) Payables from Tools rent used in company activities are :
19.HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA Akun ini merupakan hutang antar Badan Hukum di lingkungan dan lembaga BUMN yang bergerak dalam bidang perkebunan dan Instansi lainnya dengan rincian sebagai berikut : - Hutang Antar Badan Hukum
19.RELATED PARTIES PAYABLES This account details the payables to Law Institutions and other State-owned Enterprise. - Payable to affiliated party
81

2008
- Hutang Dapenbun Jangka Pendek Hutang kepada Dana Pensiun Perkebunan yang dikelompokkan sebagai kewajiban jangka pendek dengan rincian sebagai berikut :
- Short Term payables to Dapenbun The payables to Dapenbun that classified as short term payables are :
- Hutang Dapenbun Jangka Panjang Sesuai dengan Akta Perjanjian No. 16 tanggal 30 Agustus 2004 oleh Notaris Uun Guniarsih, SH, Mkn, hutang jangka panjang perusahaan kepada Dana Pensiun Perkebunan sebesar Rp. 25.182.221.551,- telah di rescheduling selama 10 tahun sampai dengan tahun 2013 dengan rincian sebagai berikut :
- Long Term Payables to Dapenbun Based on the Deed no.16 dated August 30, 2004 from Notary Public Uun Guniarsih, SH, MKn, the long term payables to Dapenbun was Rp.25.182.221.551,- that had been rescheduling for 10 years (2013), with the description as follow: :
20. HUTANG PAJAK Akun ini merupakan kewajiban kepada Negara yang harus segera dibayar dengan rincian sebagai berikut :
20. TAX PAYABLES This account describes the company's liabilities to the State that must be paid.:
82

2008
21.OTHER PAYABLES This Account is the routine operational payable out of trade payables, such as the payables to PT PLN (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, Astek, hospital, the cost of photo copy material and health treatment out of Cut Meutia Hospital.
21.HUTANG LAIN-LAIN Akun ini merupakan hutang operasional rutin diluar hutang usaha, seperti hutang kepada PT PLN (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, Astek, Rumah Sakit, Biaya Fotocopy dan biaya berobat diluar RS Cut Meutia dengan rincian sebagai berikut :
22.BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini merupakan biaya gaji dan pesangon karyawan yang belum dibayar pada akhir periode dengan rincian sebagai berikut :
22.ACCRUED EXPENSES This account details the expenses for employee unpaid salaries and separation pay.
Catatan : 1) Adalah biaya gaji yang terhutang pada 31 Desember 2008. 2) Hutang lainnya kepada karyawan adalah hutang yang timbul karena adanya Surat Keputusan Direksi dalam rangka pemberian pesangon, hak pensiun karyawan sebesar Rp2.974.193.108 dan imbalan pasca kerja yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp.5.514.744.994. 23.UANG MUKA PENJUALAN Akun ini merupakan penjualan minyak sawit, inti sawit dan karet yang diterima terlebih dahulu dari rekanan, sedangkan realisasi pengirimannya terjadi pada periode berikutnya dengan rincian sebagai berikut :
Note : 1) The expenses of salaries which did not be pay yet until December 31, 2008. 2) This payable appeared as the impact of Director's Decree for paying the separation pay, pension that amounted Rp.2.974.193.104,- and post employment benefit due to one year that amounted Rp.5.514.774.994,23.SALES ADVANCE This account describes the down payment of selling palm oil, kernel and rubber from partners. The commodities that are sold will be delivered for next period.
83

2008
24. HUTANG BANK Hutang Bank - Jangka Pendek Akun ini merupakan hutang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dengan rincian sebagai berikut :
24. BANK LOAN Short Term Bank Loan This account explains the short term bank loan due in one year.
Hutang Bank - Jangka Panjang Akun ini merupakan hutang jangka panjang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun dengan rincian sebagai berikut :
Long Term Bank Loan Akun ini merupakan hutang jangka panjang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun dengan rincian sebagai berikut :
Catatan: Rincian hutang bank lebih lanjut seperti dibawah ini:
Note: The bank Loan can be detailed as follow :
84

2008
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Based on the Agreement of Long/Mid Term Credit no. 28/037/068/KI/1996 dated April 23, 1996, between PT Bank Mandiri Tbk (Persero) (ex PT Bank Bumi Daya Langsa) and PT Perkebunan Nusantara I (Persero), with conditions as follow : Plafond : Rp.161.507.200.000,Type of Financing : Long/Mid Term Credit Purpose : Expansion of Rubber Estate and Palm Oil Estate for 648 hectares and 26.400 hectares plus processing mill and infrastructures. Term of Loan : 13 (thirteen) years, from April 23, 1996 up to April 22, 2009. Interest rate : 18% pa Grace period : 5 (five) years Credit Collateral : 1. Financing project 2. The company fixed assets, such as : a. SHGU no. 2/Kuala Kepeng land of + 5.001 hectares therewith building in Kuala Kepeng Village, district of Trumon and Simpang Kiri, South Aceh Regency, Nanggroe Aeh Darussalam. b. SHGU no. 7/Ujung Lamie land of + 2.618 hectares therewith building in Ujung Lamie Village, district of Darul Makmur, West Aceh Regency, Nanggroe Aeh Darussalam. c. SHGU no. 97/Blang Tualang land of + 4.269,48 hectares therewith building in Blang Tualang Village, district of Birem Bayeun, East Aceh Regency, Nanggroe Aeh Darussalam.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Berdasarkan Perjanjian Kredit Jangka Menengah/ Panjang, Nomor : 28/037/068/KI/1996 tanggal 23 April 1996, antara PT Bank Mandiri Tbk. (Persero) ex PT Bank Bumi Daya (Persero) Cabang Langsa dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero), dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut : Plafond : Rp.161.507.200.000,Jenis Pembiayaan : K r e d i t J a n g k a P a n j a n g / Menengah. Kegunaan : Perluasan Kebun Karet seluas 684 Ha dan Kelapa Sawit seluas 26.400 Ha, berikut pabrik pengolahan dan prasarana. Jangka Waktu : 13 (tigabelas) tahun, dari 23 April 1996 s.d 22 April 2009. Suku Bunga : 18% per tahun Grace period : 5 (lima) tahun Agunan Kredit : 1. Proyek yang dibiayai 2. Aktiva tetap perusahaan berupa ; a. SHGU no. 2/Kuala Kepeng sebidang tanah seluas + 5.001 ha beserta bangunan diatasnya di desa Kuala Kepeng , kecamatan of Trumon dan Simpang Kiri, Kabupaten Aceh Selatan, Nanggroe Aeh Darussalam. b. SHGU no. 7/Ujung Lamie sebidang tanah seluas + 2.618 ha beserta bangunan diatasnya di desa Ujung Lamie, kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aeh Darussalam. c. SHGU no. 97/Blang Tualang sebidang tanah seluas + 4.269,48 ha beserta bangunan diatasnya di desa Blang Tualang Village, kecamatan Birem Bayeun, kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam.
85

2008
PT Bank Agroniaga Tbk (Persero). Berdasarkan Akta No. 38 tentang Perjanjian Sindikasi Kredit Investasi dari Notaris Ayu Mahyastoeti Notonegoro, SH di Jakarta, tanggal 9 Oktober 2000, antara PT Bank Agroniaga Tbk , PT Bank Bumi Putera Indonesia dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero), dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Plafond : Rp.80.179.999.999,Jenis Pembiayaan : Kredit Investasi Kegunaan : Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Pembangunan Infrastruktur Kebun. Jangka Waktu : s.d 31 Desember 2020. Suku Bunga : 5% per tahun Agunan Kredit : 1. SHGU no. 123 sebidang tanah seluas 1.956,7 ha beserta bangunan diatasnya di desa Timbang Langsa, kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam. 2. SHGU no. 128 sebidang tanah seluas 2.927,9 ha beserta bangunan diatasnya di desa Alur Gading, kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam.
PT Bank Agroniaga Tbk (Persero) Based on the Deed No. 38 about the Agreement of Credit Investment Syndication from Notary Ayu Mahyastoeti Notonegoro, SH in Jakarta, dated October 9, 2000, between PT Bank Agroniaga Tbk , PT Bank Bumi Putera Indonesia and PT Perkebunan Nusantara I (Persero), the conditions of the agreement are as follow : Plafond : Rp.80.179.999.999,Type of Financing : Investment Credit Purpose : Non Productive Plants Maintenance and Estates' infrastructures Development. Term of Loan : Up to December 31, 2020. Interest rate : 5% pa
Credit Collateral : 1. SHGU no. 123 land of 1.956,7 hectares therewith building inTimbang Langsa Village, district of Langsa Barat, Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam. 2. SHGU no. 128 land of 2.927,9 hectares therewith building in Alur Gading Village, district of Birem Bayeun, East Aceh Regency, Nanggroe Aceh Darussalam.
PT Bank Agroniaga Jakarta Ex Kopkar Mon Madu Berdasarkan Akta No. 38 tentang Perjanjian Sindikasi Kredit Investasi dari Notaris Siti Rayhana, SH di Jakarta, tanggal 9 Oktober 2000, antara PT Bank Agroniaga Tbk , PT Bank Bumi Putera Indonesia dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero), dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Plafond Kegunaan Jangka Waktu Suku Bunga : Rp.18.000.000.000,: Pelunasan sebagian fasilitas kredit Kopkar Mon Madu. : s.d 31 Desember 2020. : 5% per tahun
PT Bank Agroniaga Jakarta Ex Kopkar Mon Madu Based on the Deed No. 38 about the Agreement of Credit Investment Syndication from Notary Siti Rayhana, SH in Jakarta, dated October 9, 2000, between PT Bank Agroniaga Tbk , PT Bank Bumi Putera Indonesia and PT Perkebunan Nusantara I (Persero), the conditions of the agreement are as follow : Plafond Purpose Term of Loan Interest rate : Rp.18.000.000.000,: Paying off some of Kopkar Mon Madu's Credit . : Up to December 31, 2020. : 5% pa
Jenis Pembiayaan : Kredit Investasi
Type of Financing : Working Capital Credit
86

2008
Credit Collateral : 1. SHGU no. 123 land of 1.956,7 hectares therewith building inTimbang Langsa Village, district of Langsa Barat, Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam. 2. SHGU no. 128 land of 2.927,9 hectares therewith building in Alur Gading Village, district of Birem Bayeun, East Aceh Regency, Nanggroe Aceh Darussalam. 25.AMOUNTS DUE TO GOVERNMENT The account below details the payable to the Indonesian Government.
Agunan Kredit : 1. SHGU no. 123 sebidang tanah seluas 1.956,7 ha beserta bangunan diatasnya di desa Timbang Langsa, kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam. 2. SHGU no. 128 sebidang tanah seluas 2.927,9 ha beserta bangunan diatasnya di desa Alur Gading, kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam. 25.HUTANG KEPADA PEMERINTAH Akun ini merupakan hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia dengan rincian sebagai berikut:
1) Hutang IBRD Loan No. 1751
1) IBRD Loan No. 1751
IBRD Loan No. 1751 dan GOI Loan IBRD Loan No. 1751 dan GOI Loan adalah merupakan Penerusan Pinjaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan PN Perkebunan. Pinjaman tersebut dicairkan melalui PT Bank Mandriri Tbk berdasarkan perjanjian kredit dari IBRD no 1751/IND tanggal 29 Januari 1980 dan PT Bank Mandiri ex BBD dengan Perjanjian Kredit Investasi Jangka Menegah/Panjang No. 12/02/PK/Khusus/Non Gula/1980 tanggal 1 April 1980. Plafond pinjaman adalah Rp. 26.696.375.000,- dengan tingkat bunga 13,5 per tahun. Kredit Investasi Jangka Menegah/Panjang ini adalah untuk membiayai Proyek Nucleus dan Smallholder III (NES III) Inti termasuk Pembangunan dan rehabilitasi Kebun Kelapa Sawit dan Karet, pembelian mesin pabrik, dan bangunan beserta perlengkapannya. Karena kondisi perusahaan yang belum memungkinkan untuk melakukan pembayaran, sehingga pinjaman ini telah dua kali mengalami penjadwalan kembali pembayaran :
IBRD Loan No. 1751 and GOI Loan IBRD Loan No. 1751 and GOI Loan were the Agreement of Resumption of Loan between Indonesian Government and PN Perkebunan. The fund was released through PT Bank Mandriri Tbk based on the IBRD agreement no 1751/IND dated January 29, 1980 and PT Bank Mandiri ex BBD with the agreement of Long/Mid Term Investment Credit No. 12/02/PK/Khusus/Non Gula/1980 dated April 1, 1980. The loan plafond was Rp. 26.696.375.000,- with interest rate 13,5 per year. This Long/Mid Term Investment Credit was for financing the Development of Nucleus and Smallholder III Project, including the development and rehabilitation rubber and palm oil estates, factory's machines procurement and building contraction and its facilities. This loan was rescheduled twice, caused by incapability of company to pay the loan. The rescheduling acts were based on :
87

2008
- SK Menkeu RI No.S-775/MK.011/1986 tanggal 21 Juli 1986, jangka waktu dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1994, masa tenggang dari tahun 1980 sampai dengan 1988, dan masa angsuran dari tahun 1989 sampai dengan 1994. - SK Menkeu RI No.S-183/MK.013/1990 tanggal 24 Februari 1990 dan SK Menkeu RI No.S1226/MK.013/1990 tanggal 12 Oktober 1990, jangka waktu pinjaman dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2007, masa tenggang dari tahun 1980 sampai dengan 2001, dan masa angsuran dari tahun 2002 sampai dengan 2007. Dengan adanya penjadwalan kembali, pinjaman ini akan dibayar dengan 12 kali angsuran yang sama besarnya setiap 6 bulan sekali, yaitu setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli, mulai Januari 2002 sampai dengan 1 Juli 2007. Untuk penyehatan PTPN I (Persero), Manajemen telah mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk menjadikan hutang tersebut menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN) dengan dukungan Menteri Negara / Kepala BUMN dengan Surat No.S-325/M-PM.PBUMN/2000 tanggal 23 Agustus 2000. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 17/PMK.05/2007 tanggal 19 Februari 2007 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : 31/PB/2007 tanggal 29 Mei 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyelesaian Piutang Negara yang bersumber dari Naskah Perjanjian Penerusan Pinjaman dan Perjanjian Pinjaman Rekening Dana Investasi pada BUMN/Perseroan Terbatas, Manajemen PTPN I (Persero) menyampaikan Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP) tahun 2006 - 2026 sebagai kelengkapan pendukung dalam rangka penyelesaian hutang FEL-IBRD/GOI Loan 1751IND/SLA BI. No.12/033/IBRD/PP tanggal 29 Januari 1980 sebesar Rp.25.045.322.293,36 menjadi Equity, sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN). Manajemen PTPN I (Persero) dalam rangka program restrukturisasi pinjaman PTPN I (Persero) kepada Pemerintah dan program pelaksanaan Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP) telah menyampaikan sebagai berikut : - Surat kepada Dewan Komisaris, yaitu Surat Permohonan Rekomendasi Penyelesaian Hutang IBRD / GOI Loan kepada Pemerintah, Nomor : 01.3/01.Kom/553/2007 tanggal 23 Nopember 2007. - Surat kepada Menteri Keuangan RI cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan, yaitu Surat Rekomendasi atas Usulan Penyelesaian Hutang IBRD / GOI Loan PTPN I (Persero) kepada Pemerintah, Nomor : 01.Kom/X/39/XI/2007 tanggal 24 Nopember 2007.
- The Decree of Finance Minister no. S775/MK.001/1986 dated July 21, 1986 with the loan period from 1980 up to 1994, the grace period from 1980 up to 1988 and the payment period from 1989 up to 1994. - The Decree of Finance Minister no. S183/MK.013/1990 dated February 24, 1990 no. S-1226/MK.013/1990 dated October 12, 1990 with the loan period from 1980 up to 2007, the grace period from 1980 up to 2001 and the payment period from 2002 up to 2007. Based on the rescheduling program, the loan would be paid off 12 times, once in six moths, each January 1 and July 1, from January 2002 up to July 1, 2007. For the PTPN I (Persero) restructuring program, management has proposed to Finance Minister to change the loan to be Penyertaan Modal Negara (PMN) with the support of Minister/Head of Stateowned Enterprise by the letter no. S-325/MPM.PBUMN/2000 dated August 23, 2000 According to Finance Minister's regulation No. 17/PMK.05/2007 dated February 19, 2007 and the regulation of General Director of Treasury no. 31/PB/2007 dated May 29, 2007 about Technical Guide of State's Payables Arrangement that was quoted from document of Loan Resumption Agreement and the Loan Agreement of Investment Fund Account in State-owned Enterprise/Limited Enterprise, management of PTPN I (Persero) stated the Plan of Company Performance Restructuring (RPKP) in 2002 2006 to support the arrangement of IBRD/GOI Loan 1751-IND/SLA BI No. 12/033/IBRD/PP dated January 29, 1980 with amount Rp.25.045.322.293,36 to be Equity as a part of PMN. Management of PTPN I (Persero) in conducting loan restructuring program and the Plan of Company Performance Restructuring in 2002 2006 had conveyed : - The letter to the commissioner no. 01.3/01.Kom/553/2007 dated November 23, 2007 about the Application of Recommendation of IBRD/GOI Loan Arrangement to Government. - The letter to the Finance Minister and General Director of Treasury no. 01.Kom/X/39/XI/2007 dated November 24, 2007 about the Recommendation of the Application of IBRD/GOI Loan Arrangement to Government.
88

2008
- The letter to the Minister of State-owned Enterprise no. 01.3/X/948/2007 dated November 27, 2007 about the Application of Recommendation of IBRD/GOI Loan Arrangement to Government. - The letter to Finance Minister about the Commitment of conducting PTPN I (Persero) RPKP of 2006-2026 no. 01.3/X/989/2007 dated December 5, 2007. - The letter to the Finance Minister no. 01.3/X/990/XI/2007 dated December 5, 2007 about the Application of Loan Restructuring. PTPN I (Persero) management had gained the agreement from the shareholders to perform RPKP in arranging FEL-IBRD Loan of PTPN I, through the letter no. S-867/MBU/2007which consisted of : - The shareholders principally agreed the Plan of Restructuring Company Performance (RPKP) in arranging FEL-IBRD Loan No. 1751-IND which its resumption stated by SLA BI No.12/033/IBRD/PP January 29, 1980 as described in PTPN I letter 01.3/X/948/2007 dated November 27, 2007. - To evaluate the obedience of PTPN I Board of Director in performing its restructuring program, the company should stated the restructuring aspects as one of item explained in evaluating performance (Key Performance Indicator/KPI) of RKAP 2008. - The loan Convention would be processed in accordance to the applicable regulation. The arrangement of IBRD/GOI Loan 1751IND/SLA BI No. 12/033/IBRD/PP dated January 29, 1980 with amount Rp.25.045.322.293,36 to be Equity as a part of PMN is still in progress to get the agreement. The balance of main loan and interest loan of IBRD Loan 1751 and GOI Loan on December 31, 2008 was :
- Surat kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, yaitu Surat Permohonan Rekomendasi Penyelesaian Hutang IBRD / GOI Loan kepada Pemerintah, Nomor: 01.3/X/948/2007 tanggal 27 Nopember 2007. - Surat kepada Menteri Keuangan RI, yaitu Surat Komitmen atas Pelaksanaan RPKP tahun 2006 -2026 PTPN I (Persero), Nomor : 01.3/X/989/2007 tanggal 5 Desember 2007. - Surat kepada Menteri Keuangan RI, yaitu Surat Permohonan Restrukturisasi Pinjaman, Nomor: 01.3/X/990/2007 tanggal 5 Desember 2007. Manajemen PTPN I (Persero) telah mendapat Surat Persetujuan Pemegang Saham atas Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP) dalam Penyelesaian Hutang FEL-IBRD Loan PT Pekebunan Nusantara I (Persero), Nomor : S867/MBU/2007 tanggal 27 Desember 2007, sebagai berikut : - Pada prinsipnya menyetujui Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP) dalam penyelesaian hutang IBRD FEL No.1751-IND yang diteruspinjamkan melalui SLA BI. No.12/033/IBRD/PP tanggal 29 Januari 1980 sebagaimana termuat dalam surat Saudara Nomor : 01.3/X/948/2007 tanggal 27 November 2007. - Untuk menilai kepatuhan Direksi PTPN I (Persero) dalam rangka melaksanakan program penyehatannya, maka mencantumkan aspek restrukturisasi sebagai salah satu item dalam penilaian kinerja (Key Performance Indicator / KPI) pada RKAP tahun 2008. - Selanjutnya dapat memproses lebih lanjut permohonan penkonvesian hutang tersebut sesuai ketentuan yang berlaku. Penyelesaian hutang FEL-IBRD/GOI Loan 1751IND/SLA BI. No.12/033/IBRD/PP tanggal 29 Januari 1980 sebesar Rp.25.045.322.293,36 menjadi Equity, sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN) sampai dengan saat ini masih dalam proses dan menunggu keputusan. Posisi saldo hutang pokok dan hutang bunga pinjaman IBRD Loan 1751 dan GOI Loan pada tanggal 31 Desember 2008 sebagai berikut :
89

2008
2) Hutang GOI Loan / PT Bank Mandiri Tbk. (Persero) Eks BBD Dana Pendamping
2) GOI Loan /Ex Assisting Fund of BBD
3) Pinjaman Pemerintah Republik Indonesia Eks Gebr. Stork Apparaten Fabriek NV. Amsterdam. Pinjaman dari Gebr. Stork Apparaten Fabriek NV. Amsterdam dipergunakan untuk biaya pembangunan pabrik minyak kelapa sawit di Kebun Karang Inong yang diperoleh perusahaan sebagai hasil reorganisasi Perusahaan Perkebunan Negara tahun 1968. Pinjaman ini diperoleh dalam bentuk uang rupiah dan akan dikembalikan dalam mata uang yang sama. Dalam perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Perusahaan pada tanggal 9 April 1975, sisa pokok pinjaman sebesar Rp.347.352.921,- dan bunga sebesar Rp.102.647.079,- sejumlah Rp.450.000.000,yang dihitung dengan dasar 12% per tahun untuk periode sampai dengan 1 April 1975 menjadi hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Bank Indonesia. Pinjaman ini akan dibayar bilamana perusahaan telah mempunyai posisi keuangan yang baik. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan juga bahwa bunga atas pinjaman tersebut tidak diperhitungkan lagi sesudah tanggal 1 April 1975, sehingga jumlah hutang tidak berubah sampai dengan adanya pembayaran. 26. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA Akun ini merupakan kewajiban imbalan pasca kerja dengan rincian sebagai berikut:
3) Indonesian Government's Loan Ex Gebr. Stork Apparaten Fabriek NV Amsterdam. The loan from Gebr. Stork Apparaten Fabriek NV Amsterdam was the followed up of PN Perkebunan reorganization in 1968, that purposed for financing the development of palm oil mill in Karang Inong. The loan was in Rupiah and will be paid in the same currency. According the agreement between the company and government dated April 9, 1975, the rest of main loan was Rp.347.352.921 with the interest Rp.102.647.079,-. The total of loan was Rp.450.000.000,- that counted based on 12% per year. For the period up to April 1, 1975, the loan became the company's loan to government. The loan would be paid if the company had had a good financial condition. The agreement also stated that the interest of loan would not be counted after April 1, 1975. So that the amount of loan would not change until its payment set up. 26. LIABILITY OF POST EMPLOYMENT BENEFIT The details of Liability of Post Employment Benefit are :
90

2008
1) Past Service Benefit due in one year. - The company booked the employment benefit program based on The Law of Work Force no. 13/2003. The company also used the Projected Unit Credit Method to estimate the liability of Past Service Benefit based on long term actuary assumption. - The reserved cost of employment benefit was provided based on The Law of Work Force no. 13/2003 and PSAK No. 24 (the 2004 revision). The last calculation no. 039/PSAK-BJH/II-2008 dated February 15, 2008, was carried out by independent actuary Tubagus Syafrial,FSAI, FLMI, MBA Reg.921016, with the assumptions as follow :
o o o o
1) Disajikan dalam imbalan pasca kerja yang jatuh tempo dalam satu tahun - Perusahaan membukukan program manfaat karyawan yang diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Kewajiban atas masa kerja lalu diestimasi dengan menggunakan metode Projected Unit Credit Method berdasarkan asumsi aktuaria jangka panjang. - Biaya pencadangan manfaat karyawan sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan No. 13 dan PSAK No. 24 (Revisi 2004). Perhitungan terakhir dilakukan oleh aktuaris independen Tubagus Syafrial, FSAI, FLMI, MBA Reg. 921016 dengan Nomor: 039/PSAK-BJH/II-2008 tanggal 15 Februari 2009, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dan asumsi aktuaria sebagai berikut:
o o o o
o o o
o o
Tingkat bunga diskonto sebesar 13% per tahun. Tingkat kenaikan gaji rata-rata 2,5% per tahun. Tingkat inflasi kesehatan 7,5% per tahun. Rata-rata biaya kesehatan per orang per tahun Rp 573.324 (tahun 2007). Harga emas 22 k Rp. 75.000,- per gram Kenaikan harga emas 5% per tahun. Tingkat mortalita (menggunakan Tabel Mortalita CSO 58 Modified). Tingkat kecacatan 0,2% per tahun. Tingkat pengunduran diri 1% per tahun.
o o
o o
Technical Interest Rate is 13% annually. Average salary increase 1.5% annually. Average health inflation 7,5% annually. Average Health Care Cost per person Rp.573.324 annually (2007). The price of 22 carat gold is Rp. 75.000,- per gram. Average gold price increase 5% annually. Mortality rate (using the modified Mortality Table CSO 58). Disability Rate is 0,2% annually. Resignation Rate is 1% annually.
- Rekonsiliasi kewajiban manfaat karyawan diestimasi yg diakui di neraca dan beban manfaat yang diakui dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
- Reconciliation of estimated employment benefit liability in the balance sheet and recognize benefit charges in the profit & loss statement is as follow :
27. MODAL SAHAM Berdasarkan pasal 4 Akta No. 7 tanggal 13 Agustus 2008 Perubahan Anggaran Dasar Perseroan oleh Notaris Syafnil Gani SH.M.Hum. Dari Modal Dasar Perseroan yang telah ditempatkan sebesar Rp.120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah) yang terdiri 120.000 (seratus dua puluh ribu) lembar saham dan telah diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia dan telah disetor penuh dengan komposisi seperti di bawah ini.
27. PAID IN CAPITAL The PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Article of Association was changed several times. The last one was the Deed no. 7 dated August 13, 2008 from Syafnil Gani SH, M.HUM, the Notary Public Based on the amendment Deed no no. 7 dated August 13, 2008 Syafnil Gani SH, M.HUM, the Notary Public, article no. 4 stated the authorized capital of company becomes Rp.120.000.000.000 (one hundred twenty billions rupiah) that constitutes of 120.000 (one hundred and twenty) shares. All of capital is fully paid up by government with the composition as follow :
91

2008
28. CADANGAN UMUM Akun ini merupakan cadangan umum yang dibentuk dari alokasi laba Perseroan yang besarannya ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham setiap tahunnya. Selama periode berjalan cadangan umum tersebut telah digunakan untuk keperluan Perseroan dengan rincian sebagai berikut :
28. GENERAL RESERVE General reserved is coming from profit allocation decided by the shareholder's meeting annually. During the current year, general reserve has utilized for company's activities such as :
29. AKUMULASI LABA (RUGI) Akun ini merupakan akumulasi laba (rugi) yang diperoleh PT Perkebunan Nusantara I (Persero) dalam menjalankan operasionalnya dengan rincian sebagai berikut :
29. ACCUMULATED PROFIT (LOSS) The Accumulation of Profit (Loss) of PTPN I (Persero) is :
30. PENJUALAN BERSIH Merupakan hasil penjualan bersih yang dilakukan melalui penjualan ekspor maupun lokal atas komoditas sawit dan karet dengan rincian sebagai berikut :
30. NET SALES The net sales are coming from both export and local sales of palm oil and rubber.
92

2008
The sales volume of palm oil and rubber are :
Adapun penjualan komoditi sawit dan karet berdasarkan volume penjualannya dengan rincian sebagai berikut :
31. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian perhitungan beban pokok penjualan adalah sebagai berikut :
31. OST OF GOOD SOLD The detail of Cost of Good Sold is as follow:
93

2008
32. BEBAN PENJUALAN Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut :
32. SALES EXPENSES The explanation of sales expenses are :
33. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut :
33. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES The explanation of General and Administrative Expenses are :
94

2008
34. INTEREST EXPENSES The detail of Interest Expenses are :
34. BEBAN BUNGA Rincian beban bunga pinjaman adalah sebagai berikut :
35. PENDAPATAN (BEBAN) DILUAR USAHA Rincian Pendapatan (Beban) diluar usaha adalah sebagai berikut :
35. NON OPERATING INCOME (LOSSES) The detail of Non Operating Income (Losses) are :
95

2008
36. REKLASIFIKASI AKUN Untuk keperluan komparasi laporan keuangan, terdapat beberapa akun direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tanggal 31 Desember 2008.
36. ACCOUNT RECLASSIFICATION To comparison purposes, there are some reclassification of account in the disclosure of Financia Statement for the year ended December 31, 2008 as follow :
96

2008
37. ADDITIONAL INFORMATION The KSO of Rubber estates partner, PT Prima Karya Mahadika (PKM), has stated the Announcement of KSO Agreement Ending through the letter no. 015/XI/SKB/2008 dated September 26, 2008. To end the KSO, the company has taken actions that can be explained as follow : - PTPN I (Persero) and PT PKM have signed Berita Acara no. 10/PTPN I-PT PKM/BARA/ 2008 dated December 11, 2008 that explained about the ending of KSO of PTPN I Rubber Estates Management in East Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. - PTPN I (Persero) and PT PKM have signed Berita Acara no. 11/PTPN I-PT PKM/BARA/ 2008 dated December 11, 2008 that described about the Agreement to Conduct Inventory and Verification for the assets of KSO. - On December 17, 2008 PTPN I (Persero) and PT PKM have performed Reconciliation for KSO Assets and Liabilities that reported through Berita Acara of KSO Assets and Liabilities Reconciliation. Until this Independent Auditor Report is published, PTPNI (Persero) is still conducting Inventory and Rights and Liabilities estimation of PTPN I (Persero) and PT PKM, including to fulfill liabilities to the third parties. The ending process of KSO will be completed as last
37. INFORMASI TAMBAHAN PT Prima Karya Mahadika selaku mitra Kerja Sama Operasi (KSO) Karet PT Perkebunan Nusantara I (Persero) pada tanggal 26 September 2008 telah menyampaikan surat No. 015/XI/SKB/2008 tentang Pemberitahuan Pengakhiran Perjanjian Kerja Sama Operasi. Untuk proses pengakhiran Kerja Sama Operasi tersebut telah ditindak lanjuti dengan melakukan tahapan seperti di bawah ini: - Pada tanggal 11 Desember 2008 telah ditandatangani Berita Acara No. 10/PTPN 1 PT PKM /BARA/2008 tentang Berita Acara Pertemuan Pengakhiran Kerja Sama Operasi (KSO) Pengelolaan Kebun Karet Milik PT Perkebunan Nusantara I (Persero) di Wilayah Kebupaten Aceh Timur Provinsi NAD antara Direksi/Pemegang Saham PT Prima Karya Mahadika dengan Direksi PT Perkebunan Nusantara I (Persero). - Pada tanggal 11 Desember 2008 telah ditandatangani Berita Acara No. 11/PTPN 1 PT PKM /BARA/2008 tentang Berita Acara Kesepakatan untuk melakukan Inventarisasi dan Verifikasi dalam rangka Pengakhiran Kerja Sama Operasi (KSO) Pengelolaan Kebun Karet Milik PT Perkebunan Nusantara I (Persero) di Wilayah Kebupaten Aceh Timur Provinsi NAD antara Direksi/Pemegang Saham PT Prima Karya Mahadika dengan Direksi PT Perkebunan Nusantara I (Persero). - Pada tanggal 17 Desember 2008 telah dilakukan Rekonsiliasi terhadap Aset dan Kewajiban Kerja Sama Operasi (KSO) yang di tuangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Aset Kewajiban atas Pengakhiran Kerja Sama Operasi (KSO) Pengelolaan Kebun Karet Milik PT Perkebunan Nusantara I (Persero) oleh PT Prima Karya Mahadika di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Sampai Laporan Auditor Independen ini diterbitkan masih dilakukan inventarisasi dan perhitungan hak dan kewajiban para pihak dalam hal ini PT Prima Karya Mahadika dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero), termasuk di dalamnya pemenuhan kewajiban kepada pihak ketiga yang belum terselesaikan. Penyelesaian Penghentian Kerja Sama Operasi (KSO) ini akan diselesaikan paling lambat pada akhir tahun buku 2009 yang diharapkan akan mengacu dan tidak menyimpang dari koridor Perjanjian Kerja Sama Operasi seperti yang telah dituangkan dalam Akta Notaris No. 1 oleh Syafnil Gani SH, M. Hum tanggal 2 Juni 2007 tentang Perjanjian Pengelolaan Kebun Karet Milik PT Perkebunan Nusantara I (Persero) di Wilayah Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
on the book year of 2009. This process has to follow and obey the Agreement of KSO, that stated into the Notary Deed no. 1, dated June 2, 2007 about the KSO Agreement of PTPN I Rubber Estates Management in East Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, by Syafnil Gani SH, M. Hum.
97

2008
38. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN Manajemen Perseroan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 4 Februari 2009.
38. MANAGEMENT RESPONSIBILITY The responsibility of arranging Financial Statement is finished on February 4, 2009.
39. KAJIAN ATAS KELANGSUNGAN USAHA Dari hasil analisis model indikator (Z-score model) untuk menilai asumsi kelangsungan usaha perusahaan. Z-score model dikembangkan dari kombinasi beberapa formula analisis rasio keuangan untuk perusahaan yang belum go-public oleh Edwards Altman dengan formula sebagai berikut :
39. REVIEW OF COMPANY OPERATIONS Based on the indicators of Z-score model to
evaluate the continuity of company's operation, the analysis is conducted. Z-score is developed from the combination of some ratio analysis formula to non public enterprise by Edwards Altman with the formula as follow ::
Jika Diperhitungkan Dari Laba (Rugi) Sebelum Pajak.
The calculation based on Profit (Loss) before Tax.
- Jika hasilnya, Z < 1,23 mengindikasikan prediksi pailit. - Jika hasilnya, 1,23
- If the result Z< 1,23. It indicates the prediction of bankruptcy. - If the result Z< 2,90. It indicates the gray area. - If the result Z> 2,90. It indicates the prediction that the bankruptcy does not occur .
Z 2,90 mengindikasikan
gray area. - Jika hasilnya, Z > 2,90 mengindikasikan prediksi tidak pailit.
98

2008
Dari hasil perhitungan Z-score model tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebesar - 0,61 dan - 0,88 maka sesuai hipotesis bahwa, perolehan angka Z < 2,90 yang memprediksi bahwa perusahaan dalam kondisi pailit, tetapi menunjukkan kecenderungan kenaikan nilai Z-score tahun 2008 dibanding tahun 2007 sehingga memerlukan sikap kehati-hatian bagi manajemen PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dampak akumulasi saldo rugi tahun 2008 sebesar Rp. 156.231.787.785,- saldo laba tahun 2008 sebesar Rp. 9.186.660.179,- sehingga kinerja perusahaan perlu mendapatkan perhatian dari manajemen karena akumulasi kerugian yang masih sangat signifikan.
Based on Z-score model calculation, the scores in 2007 and 2008 were -0,61 and -0,88. So, hypothesis stated that the score Z<2,90 predicted the bankruptcy of the company, but compared to 2007, in 2008 the z-sore intended to increase. It means the management of PTPN I (Persero) needs to concern about the company's existence. Accumulated of loss balance about Rp.156.231.787.785,- and profit balance Rp.9.186.660.179,- in 2008 had influenced the company performance. The amount of loss accumulation is still significant, so that the management must pay more attention to the improvement of company performance .
99

2008
Ha
lam
an
ini
se
a ng
ja
o dik
so
k ng
an
100
PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Jl. Kebun Baru P.O. Box I Langsa 24451 Telp. 0641-21701, 21702, 21704 Fax. 0641-21700, 21703 Website : www.ptpn1.com E-mail : ptpn1_aceh@yahoo.com

Annual Report N1 2008

Transféré par

Informations du document

Copyright

Formats disponibles

Partager ce document

Partager ou intégrer le document

Options de partage

Avez-vous trouvé ce document utile ?

Ce contenu est-il inapproprié ?

Droits d'auteur :

Formats disponibles

Annual Report N1 2008

Transféré par

Droits d'auteur :

Formats disponibles

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

Daftar Isi Table Of Content

Laporan Auditor Independen 43 Independent Auditors Report

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

Sasaran Perusahaan / Company Objective

existence to grow continually in the future.

gain the competitive power better.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlight

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

Total Skor Kinerja

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS Commissioners Statement

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

LAPORAN DIREKSI Board Of Directors Report

Erwin Nasution Direktur Utama / President Director

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PROFIL PERUSAHAAN Company Profile

Address : Jl. Kebun Baru

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PROFIL DEWAN KOMISARIS Board Of Commissioners Profile

Syamsuddin Machmud Komisaris Utama President Commissioner

Azwar AB Komisaris Commissioner

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

Sarwedi Komisaris Commissioner

PROFIL DIREKSI Board Of Directors Profile

Erwin Nasution Direktur Utama President Director

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

Darmansyah Simamora Direktur Keuangan Finance Director

Ismail Machmud Direktur Produksi Production Director

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

STRUKTUR ORGANISASI Organizations Structure

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

Areal Tanaman PT Perkebunan Nusantara I (Persero)

*) Areal dikelola KSO

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

ANALISA MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN Management Analysis Of Company Performance

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

REVIEW OF PRICE EFFECT ON SELLING, REVENUE, AND PROFIT

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

THE NOTIFIED AND PAYOUT DIVIDEND

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)