Vous êtes sur la page 1sur 30

ASKEP KARSINOMA PAYUDARA BAB 1 Laporan Pendahuluan

A. Pengertian Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40). Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk) B. Etiologi Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu: 1. Tinggi melebihi 170 cm Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas. 2. Masa reproduksi yang relatif panjang Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun) Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak. Kehamilan dan menyusui Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui. Wanita gemuk Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula. Preparat hormon estrogen Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun. Faktor genetic Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46) C. Anatomi Fisiologi 1. Anatomi Payudara Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis. 2.Fisiologi payudara Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari

sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535) D. Insiden Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004). Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiranrakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk). E. Patofisiologi Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas

sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai estrogen dependent mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor Estrogen Receptor Assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy,

oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589) F. Gejala klinik Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk) Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42) G. Klasifikasi kanker payudara 1) Tumor primer (T) a. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan b. To : Tidak terbukti adanya tumor primer c. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor d. T1 : Tumor < 2 cm T1a : Tumor < 0,5 cm T1b : Tumor 0,5 1 cm T1c : Tumor 1 2 cm

e. T2 : Tumor 2 5 cm f. T3 : Tumor diatas 5 cm g. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit. T4a : Melekat pada dinding dada T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange, satelit T4c : T4a dan T4b T4d : Mastitis karsinomatosis

2) Nodus limfe regional (N) a. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan b. N0 : Tidak teraba kelenjar axial c. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat d. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya. e. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

3) Metastas jauh (M) a. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan b. M0 : Tidak ada metastase jauh c. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula 8. Stadium kanker payudara : a. Stadium I penyebaran luas. b. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau

penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN c. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih

besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN d. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua

tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

e. Stadium IIIb

: semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau

kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular. f. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

(Setio W, 2000, hal : 285) H. Pemeriksaan diagnostic 1. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker. 2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista. 3. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain 4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus 5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66) I. Pencegahan Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut : 1) Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter. 2) Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara. 3) Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.

4) Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jarijari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. 5) Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. 6) Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan) J. Penanganan Pembedahan 1) Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena). 2) Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor. 3) Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial a. Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya seluruh isi aksial. b. Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

Non pembedahan 1) Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila. 2) Kemoterapi Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut 3) Terapi hormon dan endokrin Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 1600)

FORMAT PENGKAJIAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA PAYUDARA KIRI


Tanggal Pengkajian/wawancara A. Identitas Klien Nama Alamat No.Telpon Kontak Alamat kontak Umur Jenis Kelamin Pendidikan Agama Status perkawinan Pekerjaan Sumber riwayat Diagnosa medis : Ny Y : Jl.Sungai limboto 23 Mks : 0411-555133 : suami : klien : 49 tahun : wanita : Diploma rekam medic : Kristen :kawin : Teknisi rekam medic di RS : klien : kanker payudara : 23 November 2012

B. Status Kesehatan Saat Ini Terdapat nyeri tekan dipayudara sebelah kiri dan benjolan Riwayat kesehatan sekarang. Terdapat benjolan pada payudara kiri dank lien merasa nyeri didaerah tersebut.

C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Penyakit yang pernah diderita a. Kanak-kanak b. Kecelakaan/jatuh Klien pernah jatuh dilapangan tenis tahun 1985 lengan dan pergelangan tangan patah. c. Pernah dirawatdi RS/puskesmas

d. Alergi Makanan/minuman Obat-obatan Kebiasaan Pernah mengkonsumsi obat-obatan seperti: Ergotamine dan metamucil D. Riwayat Keluarga :;-

Keterangan: : laki-laki

: perempuan E. Pengkajian Fisik Tanda-tanda vital: TD S BB TB N P : 150/80 mmHg : 37,30C : 50 kg : 167 cm : 24 X/i : 90 X/i

F. Pemeriksaan Fisik a. Kepala Inspeksi Bentuk kepala Terdapat lesi/luka : Normal : Tidak ada

Palpasi Terdapat nyeri tekan : tidak ada Keadaan rambut Kulit kepala bersih : tidak rontok

b. Mata Inspeksi Kelopak mata/keadaan mata tidak terdapat lesi Scelera pucat Konjungtiva pucat Refleks cahaya normal Fungsi penglihatan baik c. Telinga Inspeksi Ukuran telinga simetris Lubang telinga tidak ada peradangan Fungsi pendengaran baik TIdak terdapat pembengkakan Tidak ada pengeluaran Lubang telinga simetris d. Mulut Inspeksi Keadaan mulut bersih Bbir pucat Gigi Lidah berwarna merah muda Lidah bersih Gusi : tidak ada peradangan dan tidak ada sariawan e. Leher Palpasi Tidak ada pembesaran kalenjar tiroid

f. Dada dan paru Bentuk dada normal dan simetris Palpasi Terdapat benjolan g. Abdomen Tidak ada pembesaran abdomen Terdapat nyeri tekan h. Kulit dan kuku Warna kulit sawo matang Warna dasar kulit merah muda Turgor kulit tidak elastic

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI JENIS KEBUTUHAN 1. Pola nutrisi a. Makan Frekuensi Jumlah Jenis Selera makan b. Minum Frekuensi Jumlah Jenis Minuman yang disukai 2. Pola eliminasi a. BAB Frekuensi waktu Warna konsitensi b. BAK Frekuensi Warna Jumlah Bau 3. Pola tidur dan istirahat a. Waktu tidur b. Lama tidur c. Kebiasaan pengantar tidur d. Kesulitan dalam tidur Susah tidur karena mengalami Susah tidur karena mengalami 22.00-05.00 WITA 8 jam Obat tidur 00.00-03.00 WITA 2-3 jam Obat tidur Kuas urine Kuas urine 2-3 X sehari Kuning padat 2 Xsehari Kuning pucat 2 X sehari Pagi dan sore Coklat Padat 1 X sehari Pagi Coklat Keras Sering 2 gelas setiap hari Air putih Air putih Jarang 1 gelas setiap hari Air putih Air Putih 3X sehari 1 piring Nasi putih Baik 1 X sehari piring Nasi putih Kurang SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT

nyeri tekan 4. Pola aktivitas dan latihan a. Kegiatan dlm hal pekerjaan b. Kebiasaan cuci rambut c. Kebiasaan gosok gigi d. Kebiasaan mandi 2 X sehari 2 X sehari 2 X sehari -

nyeri tekan

1 X semiggu 1 X semiggu 1 X semiggu

KLASIFIKASI DATA DATA SUBJEKTIF (DS) : Klien mengatakan nyeri tekan dan terdapat benjolan dipayudara disebelah kiri Klien merasa mual dan muntah Klien mengatakan nafsu makan berkurang Klien mengatakan BB menurun Klien mengatakan susah tidur Klien mengatakan tidur hanya 2-3 jam pada malam hari Klien mengatakan gelisah Klien mengatakan sering terbangun Klien mengatakan sebelum tidur terlebih dahulu minum obat tidur Klien mengatakan gelisah memikirkan penyakitnya Klien mengatakan denyut jantungnya berdenyut-denyut sangat cepat Klien mengatakan susah BAB Klien mengatakan BAB setelah makan malam setelah makan malam setiap hari Klien mengatakan ketika BAB fesesnya keras DATA OBJEKTIF(DO) : Ekspresi wajah klien tampak meringis Terdapat benjolan Benjolan keras tidak berukur Sukar digambarkan dan tidak bergerak jika diraba Klien Nampak pucat Klien Nampak lesu,lemah Turgor kulit tidak elastic Klien Nampak tidak bersemangat Tremor tangan ringan Bibir klien Nampak pucat Konjungtiva pucat Scelera pucat

Klien nampak menguap Klien Nampak gelisah Rentang perhatian menurun Mata klien Nampak kemerahan Klien nampak gelisah Klien nampak mondar-mandir Klien nampak dengan suara keras dan terpatah-patah Klien nampak berbicara terus-menerus Mata klien nampak bergerak dengan cepat Wajah klien nampak tegang Wajah klien nampak memerah Klien nampak bolak-balik kekamar mandi Klien nampak cemas Klien nampak khawatir Wajah klien nampak meringis Klien nampak nyeri tekan ANALISA DATA DATA DS: Klien mengatakan nyeri tekan dan terdapat benjolan dipayudara disebelah kiri Klien merasa mual dan muntah DO : Ekspresi wajah klien tampak meringis Terdapat benjolan Benjolan keras tidak berukur ETIOLOGI Karena adanya nyeri tekan dan benjolan pada payudara sebelah kiri
MASALAH KEPERAWATAN

Nyeri

Sukar digambarkan dan tidak bergerak jika diraba DS: Klien mengatakan nafsu makan berkurang Klien mengatakan BB menurun DO : Klien Nampak pucat Klien Nampak lesu,lemah Turgor kulit tidak elastic Klien Nampak tidak bersemangat Tremor tangan ringan Bibir klien Nampak pucat Konjungtiva pucat Scelera pucat DS : Klien mengatakan susah tidur Klien mengatakan tidur hanya 2-3 jam pada malam hari Klien mengatakan gelisah Klien mengatakan sering terbangun Klien mengatakan sebelum tidur terlebih dahulu minum obat tidur DO : Klien nampak menguap Karena adanya nyeri tekan dan benjolan pada payudar sebelah kiri Insomnia Karena adanya nyeri tekan dan benjolan pada payudar sebelah kiri Nutrisi

Klien Nampak gelisah Rentang perhatian menurun Mata klien Nampak kemerahan DS : Karena adanya nyeri tekan Cemas Klien mengatakan gelisah dan benjolan pada payudar memikirkan penyakitnya Klien mengatakan denyut jantungnya berdenyutdenyut sangat cepat DO : Klien nampak gelisah Klien nampak mondarmandir Klien nampak dengan suara keras dan terpatahpatah Klien nampak berbicara terus-menerus Mata klien nampak bergerak dengan cepat Wajah klien nampak tegang Wajah klien nampak memerah DS : Klien mengatakan susah BAB Klien mengatakan BAB setelah makan malam Karena adanya nyeri tekan dan benjolan pada payudar sebelah kiri Konstipasi sebelah kiri

setelah makan malam setiap hari Klien mengatakan ketika BAB fesesnya keras DO : Klien nampak bolakbalik kekamar mandi Klien nampak cemas Klien nampak khawatir Wajah klien nampak meringis Klien nampak nyeri tekan

DIAGNOSA KEPERAWATAN DATA DS: Klien mengatakan nyeri tekan dan terdapat benjolan dipayudara disebelah kiri Klien merasa mual dan muntah DO : Ekspresi wajah klien tampak meringis Terdapat benjolan Benjolan keras tidak berukur Sukar digambarkan dan tidak bergerak jika diraba DS: Klien mengatakan nafsu makan berkurang Klien mengatakan BB menurun DO : Klien Nampak pucat Klien Nampak lesu,lemah Turgor kulit tidak elastic Klien Nampak tidak bersemangat Tremor tangan ringan Bibir klien Nampak pucat Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, Mengembalikan nafsu makan klien sehingga kebutuhan DIAGNOSA Nyeri yang berhubungan dengan adanya benjolan pada payudara kiri. TUJUAN Mengurangi rasa nyeri sehingga klien merasa lebih tenang.

mengabsorbsi makanan karena nutrisinya terpenuhi. faktor penyakit.

Konjungtiva pucat Scelera pucat DS : Klien mengatakan susah tidur Klien mengatakan tidur hanya 2-3 jam pada malam hari Klien mengatakan gelisah Klien mengatakan sering terbangun Klien mengatakan sebelum tidur terlebih dahulu minum obat tidur DO : Klien nampak menguap Klien Nampak gelisah Rentang perhatian menurun Mata klien nampak kemerahan DS : Klien mengatakan gelisah memikirkan penyakitnya Klien mengatakan denyut jantungnya berdenyutdenyut sangat cepat DO : Klien nampak gelisah Klien nampak mondarmandir 1. Cemas berhubungan adanya perubahan status kesehatan 2. Cemas berhubungan dengankebutuhan yang tidak terpenuhi. 1. Klien merasa tenang dan bisa menerima kondisi kesehatannya 2. Memenuhi semua kebutuhan klien sehingga klien merasa aman dan nyaman. Gangguan tidur karena adanya ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang lama. Pola tidur yang teratur sehingga pasien merasa nyaman dan kebutuhan istirahat dantidur klien terpenuhi.

Klien nampak dengan suara keras dan terpatahpatah Klien nampak berbicara terus-menerus Mata klien nampak bergerak dengan cepat Wajah klien nampak tegang Wajah klien nampak memerah DS : Klien mengatakan susah BAB Klien mengatakan BAB setelah makan malam setelah makan malam setiap hari Klien mengatakan ketika BAB fesesnya keras DO : Klien nampak bolak-balik kekamar mandi Klien nampak cemas Klien nampak khawatir Wajah klien nampak meringis Klien nampak nyeri tekan 1. Konstipasi yang berhubungan dengan factor stress emosional 2. Konstipasi yang berhubungan kurangnya intake cairan dan intake serat. 2. Konstitensi feses klien menjadi lunak sehingga klien mudah untuk BAB. 1. Frekuensi BAB klien dapat kembali normal.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN 1. Nyeri yang berhubungan dengan adanya benjolan pada payudara kiri. 2. Anjurkan klien melakukan teknik relaksasi 3. Berikan obat anti nyeri sesuai petunjuk dokter 2. Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor penyakit. Mengembalikan nafsu makan klien sehingga kebutuhan nutrisinya terpenuhi 2. Monitor glukosa, albumin, dan hemoglobin. 1. Kaji tanda vital dan bising usus. 1. Untuk mengetahui apakah pasien mengalami bising usus. 2. Untuk mengetahui kadar glukosa,albumin,dan hemoglobin dalam tubuh klien. 3. Berikan makanan yang mudah dicerna. 4. Berikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit dengan 3. Memudahkan klien untuk mencerna makanan. 4. Untuk memancing nafsu makan klien Mengurangi rasa nyeri 1. Anjurkan klien sehingga klien merasa lebih tenang. melakukan teknik distraksi 1. Untuk mengalihkan perhatian klien sehingga klien lupa terhadap nyeri yang dirasakan. 2. Menimbulkan perasaan aman dan damai. 3. Untuk mengurangi nyeri RASIONAL

memperhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi. 3. Gangguan tidur karena adanya ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang lama Pola tidur yang teratur 1. Gunakan teknik sehingga pasien merasa nyaman dan kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi. 2. Jadikan ruangan klien berada pada kondisi rileks dan tenang 3. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang berprotein tinggi relaksasi. 1. Menimbulkan perasaan aman dan damai. 2. Klien merasa tenang dan rileks sehingga klien bisa tidur dengan nyenyak. 3. Karena makanan yang berprotein tinggi mengandung Tryptophan yang bisa membuat klien lebih rileks dan akahirnya mengantuk. 4. Cemas berhubungan adanya perubahan status kesehatan Klien merasa tenang dan bisa menerima kondisi kesehatannya 1. Berikan psikoterapi suportif. 1. Dengan terapi psikoterapi suportif memberikan motivasi dan dukungan pada klien agar klien memiliki rasa percaya diri. 2. Berikan psikoreligius 2. Terapi digunakan untuk mengatasi permasalahan psikososial. 5. Cemas berhubungan Memenuhi semua kebutuhan klien 1. Berikan makanan yang bergizi 1. Makanan yang bergizi dikomsumsidengan

dengankebutuhan yang tidak terpenuhi.

sehingga klien merasa aman dan nyaman

porsi dan jadwal teratur dapat mencegah dan mengatasi stress. 2. Bantu klien istirahat dan ridur dengan tenang. 2. Istirahat dan tidur yang cukupakan memulihakan keletihan fisik dan kebugaran tubuh.Dan dapat memperbaiki sel-sel yang rusak.

6. Konstipasi yang berhubungan dengan factor stress emosional

Frekuensi BAB klien dapat kembali normal.

1. Berikan stimulus untuk defekasi seperti munim kopi atau jus.

1. Dengan memberikan ransangan defekasi sehingga klien tidak memaksakan diri dalam BAB.

2. Berikan pelumas atau obat laksantif,misalnya dulcolax didareah usus

2. Dengan pelumas atau obat laksantif,misalnya dulcolax didareah usus akan memudahkan klien untuk BAB dan tidak merasa nyeri

7. Konstipasi yang berhubungan kurangnya intake cairan dan intake serat.

Konstitensi feses klien 1. Anjurkan klien menjadi lunak sehingga klien mudah untuk BAB. untuk meningkatkan asupan cairan dengan banyak minum. 2. Anjurkan klien makan bahan

1. Dengan minum yang banyak dapat meningkatkan intake cairan yang berkurang.

2. Makan makanan yang berserat bisa

makanan yang banyak mengandung serat seperti buah dan sayuran.

melunakkan feses sehingga klien mudah untuk BAB.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DIAGNOSA Nyeri yang berhubungan dengan adanya benjolan pada payudara kiri. IMPLEMENTASI 1. Menganjurkan klien melakukan teknik distraksi 2. Menganjurkan klien melakukan teknik relaksasi 3. Memberikan obat anti nyeri sesuai petunjuk dokter EVALUASI S : Klien mengatakan nyeri pada payudara berkurang O : - Menurunnya intensitas nyeri - Klien nampak lebih rileks A : Masalah teratasi P : Pertahankan intervensi Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor penyakit. 1. Mengkaji tanda vital dan bising usus. Hasil pemeriksaan: TD : 140/80 mmHg S : 37,30C S: Keluarga klien mengatakan klien makan dengan lahap O: Makanan yang diberikan dihabiskan A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi

BB : 52 kg TB : 167 cm N P : 24 X/i : 100 X/i

2. Memonitor glukosa, albumin, dan hemoglobin. 3. Memberikan makanan yang mudah dicerna. 4. Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit dengan memperhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi. Gangguan tidur karena adanya ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang lama 1. Menggunakan teknik relaksasi. 2. Menjadikan ruangan klien S: Keluarga klien mengatakan klien tidur dengan nyenyak O: Klien tidur 6 jam sehari

berada pada kondisi rileks dan tenang 3. Menganjurkan pasien untuk makan makanan yang berprotein tinggi Cemas berhubungan adanya perubahan status kesehatan 1. Memberikan psikoterapi suportif. 2. Memberikan psikoreligius

A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi

S: Klien mengatakan lebih tenang O: Klien nampak bisa menerima kondisi kesehatannya yang sekarang. A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi

Cemas berhubungan dengankebutuhan yang tidak terpenuhi.

1. Memberikan makanan yang bergizi. 2. Membantu klien istirahat dan ridur dengan tenang.

S: Klien mengatakan Lebih tenang dan nyaman O: Klien nampak segar dan bisa tersenyum A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi

Konstipasi yang berhubungan dengan factor stress emosional

1. Memberikan stimulus untuk defekasi seperti munimkopi atau jus. 2. Memberikan pelumas atau obat laksantif,misalnya dulcolax didareah usus

S: Klien mengatakan BAB 2 X sehari O: frekuensi BAB klien normal A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi S: Klien mengatakan fesenya sudah lunak sehingga klien mudah untuk BAB.

Konstipasi yang berhubungan kurangnya intake cairan dan intake serat.

1. Menganjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan dengan banyak minum.

2. Menganjurkan klien makan O: Klien tampak lebih tenang bahan makanan yang dan rileks

banyak mengandung serat seperti buah dan sayuran.

A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi

TUGAS TUTORIAL: MATA KULIAH ILMU KEPERAWATAN DASAR (IKD) III ASKEP KARSINOMA PAYUDARA KELOMPOK II.2

NAMA DOSEN PEMBIMBING TUTORIAL: HJ.ANDI ANNAS,SKM.,M.Kes

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. HJ.RISNAWATI 2. FITRIANI 3. HARDIANTI 4. MIRNAWATI NATSIR 5. IKA PURNAMA 6. KARTINI AZIS 7. MARIATI 8. INDRIATI RESKI 9. KASMIRA 10. FATMAWATI ARSYAD

PRODI: S1.KEPERAWATAN STIKES PANAKUKANG MAKASSAR ANGKATAN 2011

Vous aimerez peut-être aussi