Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SIROSIS HEPATIS
DEFINISI : PENYAKIT KRONIK DENGAN
KARAKTERISTIK PENGGANTIAN JARINGAN NORMAL HATI DENGAN FIBROSIS YANG DIFUSE YANG AKAN MERUBAH STRUKTUR DAN FUNGSI HEPAR ( BRUNNER AND SUDDARTH, 2000). PENYAKIT KRONIK DAN PROGRESIF YANG DICIRIKAN DENGAN PERLUASAN FIBROSIS DAN PEMBENTUKAN NODUL( BLACK AND MATASSARIN-JACOBS,1997).
-metabolisme lemak( oksidasi asam lemak menjadi energi,membentuk lipoprotein,mensintesa kolesterol,dan fosfolipid,mensintesa lemak dari protein dan karbohidrat).
amino,membentuk urea dari amonia yang dibuang dari tubuh, membentuk plasma protein,biotransformasi hormon,obat-obatan dan zat lain.) Fungsi sirkulasi : memproses lebih dari 1000 ml darah permenit melalui sinusoidnya dari vena portal.
Faktor resiko : 1.penyalahgunaan alkohol. 2.riwayat keluarga dengan alkoholisme. 3.sirosis billiary : primer intrahepatik cholestasis. sekunder obstruksi saluran empedu ekstrahepatik. 4.obat-obatan : acetaminophen,methotrexate,methyldopa,isoni azid.
Lanjutan,
6.kongesti hepar akibat gagal jantung kanan. 7.gagal jantung yang lama. 8.penyakit katup. Sirosis laenec atau sirosis micronodular Diakibatkan oleh malnutrisi dari penyalahgunaan alkohol akibat dari malnutrisi maka terbentuk lemak dalam sel hati sehingga membentuk sikatrik yang menyebar luas.
Lanjutan,
Sirosis post nekrotik :
nekrosis masif disebabkan oleh hepatotoksik yang biasanya muncul setelah menderita penyakit hepatitis. Sirosis billiary : Sirosis ini mencakup jaringan fibrosis difus dan sikatrik sebagai akibat dari obstruksi dan infeksi bilier yang kronis.
Sirosis cardiac
Adalah : merupakan sekunder dari gagal jantung dengan kongesti vena hepar yang
berkepanjangan.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK 1.peningkatan enzym hati : SGOT,SGPT,LDH. 2.penurunan serum albumin. 3.peningkatan protrombin time. 4.HbsAg dan anti HBC dapat +/_
Lanjutan,
5.pada CT scan dapat dilihat bentuk, besar
dan densitas hepar. 6.biopsi histologis mikroskopik untuk diagnosis definitif dan sequelae.
Penatalaksanaan medis 1. mengontrol komplikasi, spt asites,
Lanjutan,
2. memaksimalkan fungsi hepar, dengan diet
yang bergisi,istirahat yang adekuat,dan pemberian kortikosteroid untuk mengurangi manifestasi sirosis dan memperbaiki fungsi hepar ( sirosis postnekrotik). 3.mengobati penyebabnya,seperti pemaparan zat hepatotoksin dihilangkan,tidak minum alkohol,obstruksi empedu dihilangkan. 4.mencegah infeksi.
Komplikasi sirosis
Hipertensi portal Penatalaksanaan medis pada perdarahan varices
akut meliputi : -vasokonstriktor( vasopresin,pitresin atau somatostatin), menurunkan tekanan portal sementara. -bloker beta adrenergik( propanolol, metoprolol,atenol) efektifitasnya terbatas krn mengurangi denyut jantung juga tekakan darah dan menutupi manifestasi awal hipoglikemi.
Lanjutan,
- ballon tamponade , memberikan penekanan pada varises yang ruptur shg dapat
menghentikan perdarahan. Menggunakan sengstaken-blakemore tube yang dimasukkan ke lambung dan balon yang diesopagus dan gaster dipompa, balon esofagus tidak boleh dibiarkan dalam keadaan mengembang lebih dari 24 jam dan perlu dilepas secara periodik shg tidak terjadi nekrosis,selain itu jg perlu untuk mengeluarkan sekresi saliva yang terakumulasi doatas balon, untuk mencegah aspirasi.
Lanjutan,
Scleroterapi ( sklerosis varices melelui
endoskopi),menyuntikkan zat sklerotik spt morrhuate sodium ke varices. Pada awalnya menyebabkan inflamasi dinding vena dan kemudian fibrosis. Dilakukan berulang kali dalam beberapa minggu. Ligasi varises melalui endoskopi
Tindakan pembedahan
Hanya dilakukan pada pasien yang tidak berespon thd treatmen yang lain atau pada
pasien yang sudah berulangkali di skleroterapi tetapi masih tetap terjadi perdarahan.
Manajemen pre operasi Menilai kondisi fisiologi dan kesiapan operasi, meliputi pengkajian neurologis, respirasi dan sistem renal, pxan lab,urinalisa, AGD,pembekuan
Tindakan pembedahan
Melakukan anastomosis dari sistem portal
yang tekanannya tinggi ke sistem vena sistemik yg tekanan rendah,tujuan tindakan ini adalah,: 1.mengurangi aliran darah portal shg dapat mencegah perdarahan varices. 2.mempertahankan aliran darah ke hepar untuk mencegah encepalopati hepatikum dan kerusakan hepar. 3.meningkatkan rasa nyaman klien.
perdarahan dan hipovolemia. -ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. - irama dan frekuensi pernafasan. - hipoalbuminemia. -hipoglikemi Manifestesi infeksi ( demam, leukositosis ) -peningkatan rasa nyeri. -perubahan tingkat kesadaran.
komplikasi
- bacterimia - DIC ( disseminated intravascular
Komplikasi,
Ascites adalah akumulasi cairan dirongga peritoneal. 3 mekanisme yg menjelaskan terjadinya ascites: 1.hipertensi portal mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik.
2.penurunan produksi albumin menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid. 3.penurunan volume sirkulasi menyebabkan hiperaldosteronism yang mengakibatkan retensi natrium dan air.
Pengkajian :
- perkusi abdomen ( shifting dullnes ) -mengukur lingkar perut. -menepuk perut ( tapping abdomen) untuk
Penatalaksanaan medis
Tujuan : memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dg memperbaiki Na melalui renal
dan membatasi cairan dan natrium. Terapi diuretik : spironolactone( aldaktone), albumin 10 gr untuk menggantikan tiap liter cairan asites yang hilang. Terapi diet : rendah natrium dengan pembatasan cairan, intake protein yang sedang, kecuali ada manifestasi encepalopaty hepatikum. Komplikasi perubahan pola nafas, ruptur umbilikum.
Encepalofaty hepatikum
Terjadi pada injuri hepar yang berat, gagal hati,. Penyebab : ketidakmampuan hepar untuk
memetabolisme amonia menjadi ureum, amonia dapat menekan sistem saraf pusat. Ditandai dengan : peningkatan amonia di dalam darah dan cairan serebrospinal. Setiap proses yang meningkatkan protein di dalam usus seperti peningkatan itake protein atau perdarahan GI taktus akan meningkatkan amonia dalam darah.
Manifestasi klinis
Perubahan tingkat kesadaran, perubahan memori, perhatian,konsentrasi,
terjadi segera dikeluarkan. 3.mengurangi bakteri yang memproduksi amonia dg neomicyn tidak diabsorbsi ke sirkulasi dan laktulosa mengurangi absorbsi amonia. 4.mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,hipoksia, infeksi,dan sedasi. 5.mempertahankan keamanan dan kenyamanan pada klien yg tak sadar.
Lanjutan,
6.mencegah infeksi. 7.tidak menggunakan obat- obatan
Masalah keperawatan
1.perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan. 2.perubahan ( kelebihan ) volume cairan. 3.resiko tinggi terjadinya kerusakan integritas
kulit. 4. tidak efektif pola nafas. 5.resti terjadinya injury( perdarahan). 6.gangguan harga diri/ bodi image. 7.kurangnya pengetahuan : prognosis dan pengobatan.
etiologi
Tidak diketahuai secara pasti. Faktor predisposisi : -kolitis ulcerasi,polips,kebiasaan makan
tinggi lemak,dan rendah serat, riwayat keluarga dengan karsinoma kolon, usia >40 th.
Klasifikasi histologi
Adenokarsinoma berdifferensi
Pemgelompokan stadium
Stadium 0 TIS ,N0,M0 I T1,T2,No,MoA II T3,T4,N0,M0B III setiap T,N123,M0 C IV setiap T, setiap N, M1D
Tumor primer (T) Tx : tumor primer tdk dapat dinilai. To : tidak ada tumor primer. Tis : karsinoma insitu T1 : invasi tumor di lap.sub mukosa T2 : invasi tumor di lap.otot propria T3 : invasi tumor melewati otott propria ke sub serosa. T4 :invasi tumor ke organ / struktur sekitarnya dan/peritonium visceral.
dinilai. NO : tidak didapatkan kelenjar limfe regional. N 1 : metastase di 1-3 kelenjar limfe peri colic atau peri rectal. N2 : metastase di 4 atau lebih ke limfe pericolik atau peri rectal. N 3 : metastase pada kelenjar limfe sesuai nama pembuluh darah dan atau pada kel. Apikal.
PATOLOGI
3 tipe karsinoma kolon dan rectum
( makroskopik ) 1. tipe polipoid atau vegetatif terutama di sekum dan kolon ascenden. 2.tipe skirus kolon desenden,sigmoid, dan rectum. 3. tipe ulseratif rectum.
Manifestasi klinik
Kolon kanan : Penurunan BB Anoreksia Nausea Vomiting Nyeri diatas umbilikus Anemia
Teraba massa
Manifestasi klinik
Kolon kiri Perdarahan rectum Perubahan pola BAB Tenesmus Obstruksi Nyeri dibawah umbilikus.
Pemeriksaan penunjang
Colok dubur Foto rontgen dengan barium Kolonoskopi USG abdomen CEA ( carsinoembryonik antigen )
Penatalaksanaan medis
Pembedahan Radiasi Kemoteraphi Tergantung dari jenis karsinoma.
Penatalaksanaan keperawatan
Pengkajian : Nyeri abdomen Karakteristik feses Riwayat kolitis ulceratif,polip kolorectal. Riwayat keluarga Kebiasaan makan Penurunan BB
Pemeriksaan fisik
Diagnosa keperawatan
Resiko defesit volume cairan b/d muntah Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d nausea dan anoreksia. Cemas b/d pembedahan dan dx kanker Gangguan body image b/d colostomi
tujuan
Mempertahankan cairan dan elektrolit Mencapai pemasukan nutrisi yang optimal. Menurunkan kecemasan. Meningkatkan pengetahuan tentang
prosedur pembedahan, diagnosa kanker. Mempelajari perawatan colostomi, perhatian terhadap perasaan klien.
dan mengandung gas. Bantu klien mengidentifikasi makanan yang dapat menyebabkan diare. Anjurkan klien untuk minum minimal 2 ltr/ hr (jika tidak ada kontra indikasi ).