Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Askep Fraktur/Vip/08
FRAKTUR
Definisi Fraktur : Diskontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang) yang biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak (Aswin,dkk. ; 1986) Filependukung\fracture 3.flv Filependukung\frakture 1-Vdo.flv
Askep Fraktur/Vip/08
Jenis fraktur
Askep Fraktur/Vip/08
Askep Fraktur/Vip/08
Fissura fraktur :Patah tulang yang tidak disertai perubahan letak yang berarti
Fraktur lengkap (complete fractur ) : Patah tulang yang disertai dengan terpisahnya bagian-bagian tulang
Comminuted fracture :Tulang patah menjadi beberapa fragmen
Askep Fraktur/Vip/08
Fraktur tekan ( stress fracture ) :Kerusakan tulang karena kelemahan yanag terjadi sesudah berulang-ulang ada tekanan berlebihan yang tidak lazim. Impacted fractur : Fragmen-fragmen tulang terdorong masuk ke arah dalam tulang satu sama lain , sehingga tidak dapat terjadi gerakan diantara fragmen-fragmen itu.
Askep Fraktur/Vip/08
Askep Fraktur/Vip/08
pembuluh darah atau organ viscera juga ikut terkena. Fraktur seperti ini dapat berbentuk : fraktur tertutup atau fraktur terbuka contoh : fraktur pelvis tertutupruptura vesica urinaria fraktur costaluka pada paruparu fraktur corpus humeri.paralisis nervus radialis
Askep Fraktur/Vip/08 9
Fraktur patologis :
karena adanya penyakit lokal pada tulang, maka kekerasan yang ringan saja pada bagian tersebut sudah dapat menyebabkan fraktur. Penyebab fraktur patologis : Umum : Osteoporosis. Metabolik. Rickets, defisiensi vitamin D, gangguan ginjal, skorbut. Gangguan endokrin Osteoporosis menopausal Pagets Disease pada tulang. Neuropatik ( neuro syphilis, poliomyelitis, paraplegia ) Kongenital. Tulang-tulang memang rapuh, seperti pada osteogenesis imperfekta.
Askep Fraktur/Vip/08 10
Fraktur berdasarkan lokasinya yang sering terjadi pada lansia (berhubungan dengan Osteoporosis) 1. Fraktur kompresi vertebra 2. Fraktur panggul 3. Fraktur pinggul Filependukung\Fr-Lansia.doc
Askep Fraktur/Vip/08
11
Lokal :
Tumor-tumor yang simplex seperti giant cell tumor atau chondroma, yang ganas seperti sarcoma. Infeksi tulang ( osteitis ) Metastase tumor pada tulang ( tumor primer biasanya pada mammae, thyroid, ginjal dan bronchus ) Kista Desakan langsung dari aneurisma atau dari tumor. Atrofi tulang karena jarang digunakan, ( Atrifi inaktiva, disuse atrofi ), misalnya pada pembidaian yang terlalu lama, sesudah poliomyelitis atau pada paraplegia.
Askep Fraktur/Vip/08 12
Riwayat trauma Nyeri, pembengkakan dan nyeri tekan pada daerah fraktur ( tenderness ) Perubahan bentuk ( deformitas ) Hilangnya fungsi anggota badan dan persendian-persendian yang terdekat Gerakan-gerakan yang abnormal Krepitasi
Askep Fraktur/Vip/08 13
3. Imobilisasi ( Sabiston 1995) Atau Retensi reduksi ( Wilson & Price 1985) 4. Pemulihan fungsi ( restorasi ) atau rehabilitasi (Price & Wilson1985; Sabiston 1995) Filependukung\orthopedic sergery.flv Filependukung\Reduksi-Fraktur.doc
Askep Fraktur/Vip/08
15
Post OREF
Askep Fraktur/Vip/08
16
Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang berasal dari pembuluh darah yang robek.
Askep Fraktur/Vip/08
17
- sel berproliferasi dari lapisan dalam periosteum, sekitar lokasi fraktur Sel - sel ini menjadi precusor osteoblast Sel sel ini aktif tumbuh kearah fragmen tulang Proliferasi juga terjadi di jaringan sumsum tulang Terjadi setelah hari ke 2 kecelakaan terjadi
Askep Fraktur/Vip/08 18
kallus )
Kallus Jika
terlihat massa kallus pada X - ray berarti fraktur telah menyatu setelah 6 - 10 hari setelah kecelakaan terjadi
Terjadi
Askep Fraktur/Vip/08
19
4. Stadium konsolidasi
Kallus
mengeras dan terjadi proses konsolidasi. fraktur teraba telah menyatu Secara bertahap menjadi tulang mature Terjadi pada minggu ke 3 - 10 setelah kecelakaan
Askep Fraktur/Vip/08
20
5.
Stadium Remodeling
Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada lokasi ex-fraktur Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklast Pada anak - anak remodeling dapat sempurna, dewasa masih ada tanda penebalan tulang.
Askep Fraktur/Vip/08 21
Luas fraktur Reposisi yang tidak memadai. Imobilisasai yang tidak memadai ditinjau dari segi waktu maupun luas imobilisasi Sepsis atau tindakan pembedahan
Askep Fraktur/Vip/08 22
jaringan lunak seperti otot diantara ujung-ujung fraktur. Imobilisasi yang tidak memadai. Traksi yang berlebihan ( distraksi ), sehingga mencegah penyambungan oleh callus. Infeksi.
Askep Fraktur/Vip/08 23
Komplikasi fraktur : 1. Shock Rasa nyeri yang timbul pada fraktur yang baru terjadi, terutama bila pengangkutan sepanjang perjalanan disertai pembidaian yang kurang baik selalu akan menimbulkan keadaan
shock neurogenik.
Askep Fraktur/Vip/08
24
2. Luka-luka Yg Terjadi Bersamaan. Pada kecelakaan lalu lintas seringkali terjadi trauma capitis yang berat atau kerusakan paruparu. Juga ada walau jarang trauma pada alat-alat abdomen (ruptura limpa, hepar atau vesica urinaria).
Askep Fraktur/Vip/08 25
3. Crush syndrome
Kegagalan hepatorenal dapat terjadi pada penderita-penderita dengan trauma yang mengakibatkan penghancuran yang luas dan devitalisasi pada otot-otot dan pembuluh darah. Sekresi ginjal menurun dan terjadilah uremia akibat output yang rendah dan asidosis.
Askep Fraktur/Vip/08 26
4. Emboli lemak
Embolisme
subklinis yang kecil dari lemak yang terjadi pada 30% perlukaan akibat trauma tidak serius.
Globulli
lemak yang berdiameter lebih besar daripada 8 mikron timbul di dalam darah dan terutama terdiri dari triglyserida.
Askep Fraktur/Vip/08
27
5. Trombosis venosa
Terutama pada mingu-minggu pertama sesudah trauma, trombosis sering terjadi pada vena yang dalam di betis.
Tanda : rasa nyeri di betis bila kaki di dorsoflexikan nyeri tekan betis pembengkakan tungkai.
Askep Fraktur/Vip/08
29
Emboli pulmonum
Peristiwa
ini selalu terjadi sekunder karena trombosis vena profunda di extrimitas pulmonum mungkin merupakan satu-satunya keadaan yang kelihatan.
Emboli
Askep Fraktur/Vip/08
30
7. Komplikasi lokal fraktur a. Vaskuler Tulang yang mengalami fraktur dapat menyebabkan pembuluh darah trombosis atau spasme arteriil.
b. Komplikasi vaskuler kasip 8. Komplikasi lanjut pada tulang a. Mal union b. Penyambungan yang kasip (Delayed union) c. Non - union
Askep Fraktur/Vip/08
31
9. Gangguan Persendian 10. Kerusakan syaraf 11. Kerusakan epiphyseal 12. Kerusakan Jaringan lunak 13. Kerusakan tendon 14. Komplikasi - komplikasi pada kulit 15. Atrofi akut
Askep Fraktur/Vip/08
32
PENGKAJIAN
Filependukung\KAJI-FR.DOC
Askep Fraktur/Vip/08
33
DIAGNOSA KEPERAWATAN : 1. Resiko tinggi trauma ( tambahan ) 2. Nyeri ( Akut ) 3. Resiko tinggi disfungsi neurovaskuler perifer 4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas 5. Gangguan mobilitas fisik 6. Aktual / resiko tinggi kerusakan integritas kulit 7. Resiko tinggi infeksi 8. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa dan tindakan pengobatan
Askep Fraktur/Vip/08
34
INTERVENSI KEPERAWATAN
Filependukung\INTV-FR.DOC Filependukung\SOP-RWTLK.doc
Askep Fraktur/Vip/08
35
Dislokasi
adalah perpindahan bagian apa saja, terutama tulang ; disebut juga luxation ( Dorland ; 1994 ). Apabila tak ada bagian dari rawan sendi yang menyentuh pasangannya, maka sendi tersebut dalam keadaan dislokasi ( Price & Wilson;1985 ).
Askep Fraktur/Vip/08 36
Subluksasi : menyatakan penyimpangan ( deviasi ) dari hubungan normal, dimana rawan sendi masih menyentuh rawan sendi pasangannya ( Price & Wilson; 1985 ). Tanda : Adanya rasa nyeri, perubahan posisi anatomis
Askep Fraktur/Vip/08
37
Penanganan
Reduksi. Pengenalan secara dini dan reduksi dini dari semua dislokasi penting untuk memberi hasil akhir yang
Roentgenogram post reduksi : harus dapat menunjukkan gambaran anatomi yang normal
Askep Fraktur/Vip/08
38