Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh: Kelompok 5
LIYAS ATIKA P. (112210101003) EKA MUSTIKA W. (112210101017) LILIANA A.I.K (112210101024) NOVIA D. ASTIKA (112210101027) OKTAVIA CATUR X. (112210101078)
Menurut UU lingkungan hidup nomor 23 tahun 1997: Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam, yaitu: a. pencemaran lingkungan oleh kegiatan rumah tangga dan perorangan, b. pencemaran lingkungan oleh kegiatan pertanian, c. pencemaran lingkungan oleh kegiatan industri, dan d. pencemaran lingkungan oleh kegiatan transportasi.
Macam-macam Pencemaran
Menurut tempatnya Pencemaran tanah Pencemaran air Pencemaran udara Pencemaran suara Menurut bahan pencemarnya Pencemaran kimiawi Pencemaran biologi Pencemaran fisik
RESUME JURNAL
PENDAHULUAN
Fakta Tentang Danau Buyan
Danau Buyan danau kaldera yang terbentuk dari hasil letusan gunung api dan runtuhan Gunung Beratan dan Buyan Purba. Dalam setahun disemprotkan sekitar 1500 kg pestisida padat dan 140 L pestisida cair Sebanyak 28% petani mengalami keracunan pestisida karena terpapar saat menggunakan pestisida. Terdapat residu cemaran pestisida klor
Peningkatan Aktivitas
sebagai objek pariwisata perkembangan aktivitas perhotelan, serta pertanian di wilayah tepian danau.
Bahan Pencemaran
Teknik Sampling
Pengambilan sampel air dilakukan di 5 bagian pada danau Buyan (Barat, Utara, Timur, Selatan, dan Tengah). Masing-masing bagian ditetapkan 11 titik pengambilan sampel. Masing-masing titik, diambil sampel pada kedalaman 1 m, 3 m (daerah batas penetrasi cahaya efektif), dan 5 m (daerah tidak terlihat adanya cahaya). Dilakukan komposit/pencampuran sampel-sampel yang diambil, sehingga terdapat 55 sampel untuk keseluruhan
Preparasi Sampel
Sampel air diambil menggunakan alat Kemmerer bottle sampler di 11 titik di setiap zona sampling, caranya: Botol sampel telah dipersiapkan di laboratorium dibilas dengan petroleum eter. Saat pengambilan sampel air, botol tidak perlu dibilas dengan sampel yang akan diambil.
Botol diisi sampel air tidak sampai penuh. Tidak diperlukan preservasi, tetapi botol setelah diisi sampel air segera ditutup rapat dan diisolasi. Ditempatkan pada bok berisi es, dibawa ke laboratorium dan disimpan di refrigerator.
Sebanyak 100 mL sampel air dimasukkan ke dalam corong pemisah (500 mL). Ke dalam corong pemisah tersebut di tambahkan larutan dietil eter 15 % dalam petroleum eter sebanyak 20 mL, dan dikocok selama 2 menit. Sampel dibiarkan sehingga terjadi pemisahan (terbentuk dua lapisan) Lapisan bawah ditampung dalam gelas beaker (100 mL), dan lapisan atas (lapisan organik) ditempatkan pada gelas labu (250 mL)
Lapisan bawah dimasukkan kembali ke corong pemisah dan dilakukan kembali langkah 3 dan 4, lalu lapisan organiknya digabungkan pada gelas labu
Lapisan bawah di masukkan kembali ke dalam corong pemisah dan dijenuhkan dengan larutan NaCl, selanjutnya ditambahkan larutan petroleum eter (20 mL), kocok selama 2 menit, biarkan memisah dan lapisan bawahnya dibuang, sedangkan lapisan atas digabung dengan lapisan atas lainnya dalam gelas labu
Lapisan atas (organik) ini selanjutnya dikeringkan menggunakan rotary evaporator, kemudian tambahkan petroleum eter 5 mL dan natrium sulfat anhidrat serta diaduk untuk memisahkan semua air yang masih tersisa
Sampel dianalisis dengan Kromatografi Gas dan Kromatografi Gas Spektroskopi Massa. Kondisi saat penentuan pestisida pada sampel air menggunakan bahan kimia dengan tingkat kemurnian untuk analisis kromatografi (HPLC grade), produksi J.T. Baker.
Besarnya residu cemaran pestisida dihitung sesuai dengan perhitungan pada persamaan berikut :
Parameter Uji
Parameter uji yang digunakan adalah parameter kimia karena telah dilakukan skrining menggunakan empat golongan fosfat-organik, yang terdiri dari metamidopos, dimetoat, klorpirifos, dan profenofos.
Hasil Penelitian
Dari empat golongan pestisida fosfat-organik yang diskrining, hanya terdeteksi tiga golongan yaitu dimetoat, klorpirofos, dan profenofos dengan residu terbesar didapatkan di zona Timur dan Selatan. Rata-rata secara keseluruhan untuk dimetoat, klorpirifos, dan profenofos masingmasing adalah 9,3; 3,5; dan 2,1 ppb. Sehingga total pestisida golongan fosfatorganik pada air Danau Buyan yang didapat adalah 19,1 ppb. Nilai tersebut masih jauh di bawah nilai ambang batas yang diijinkan sesuai SK Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000 yaitu
Namun, penggunaan pestisida yang berkelanjutan tidak menutup kemungkinan terjadi bioakumulasi fosfat-organik yang kemudian disertai dengan biomagnifikasi. Bioakumulasi dapat mengakibatkan cemaran yang tinggi pada biota air termasuk ikan sehingga beresiko bila dikonsumsi. Apabila hal ini terjadi maka akan dapat memberikan dampak negatif.
Terima Kasih