Vous êtes sur la page 1sur 3

Tugas Tengah Semester Hukum Media Massa

ANALISIS TEKS Rasyid Rajasa Lolos dari Ancaman Kurungan pada MAJALAH FORUM KEADILAN, Edisi 7 April 2013, halaman 26-27
O L E H Josephine Fiona Ketaren (100904090)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI 2013

Analisis Wacana Rasyid Rajasa Lolos dari Ancaman Kurungan Tema pada teks ini adalah cerita tentang rawannya keadilan hukum bagi para pejabat dan para relasinya. Teks ini secara mayoritas lebih mengungkapkan betapa hukum rimba masih dianut hingga kini oleh para dewan hakim terhormat. Mereka amat toleran dengan tersangka yang memiliki cap anak pejabat, sehingga begitu banyak ketidakpuasan yang yang ditimbulkan dari hasil vonis hakim. Pada awal pemberitaan Rasyid, polisi tidak ingin mengungkapkan siapa penabrak yang mengendarai BMW X5 dengan pelat nomor B-272-HR, dan menewaskan dua orang, Muhammad Raihan (1,5) dan seorang kakek, Harun (57), dan mengakibatkan tiga orang lukaluka, yakni Supriyati (35), Enung (30) dan Ripal (8). Ini sungguh janggal karena polisi biasanya selalu menyebutkan insial tersangka pada setiap kasus pelanggaran hukum. Dan jelas sekali, pada awal proses hukum, sudah ada proses kekeluargaan untuk kasus Rasyid. Dikisahkan, bahwa Rasyid dijatuhi hukuman penjara 5 bulan dengan hukuman percobaan selama 6 bulan serta denda Rp 12 juta subsider 6 bulan kurungan. Majelis hukum menilai bahwa keputusan itu sudah sesuai asas keadilan atas pertimbangan 17 saksi yang dihadirkan dalam persidangan. Soeharjono juga menyatakan bahwa vonis tersebut bebas dari intervensi pihak manapun. Alasan lain adalah karena tindakan pidana ini tidak hanya disebabkan oleh tindakan terdakwa. Sebab, kendaraan Luxio F-1622-CY telah dimodifikasi pada posisi tempat duduk belakang yang tidak pada posisi standar, sehingga menyebabkan korban-korban terlempar saat pintu Luxio terbuka ketika ditabrak mobil terdakwa. Ada beberapa kondisi sosial dan lingkungan yang mempengaruhi keputusan hakim, seperti terdakwa yang koperatif, usianya masih muda dan sedang menjalani proses pendidikan di Inggris, sehingga ditakutkan vonis penahanan akan menunda Rasyid untuk menyelesaikan pendidikannya, serta keluarga Rasyid amat bertanggungjawab terhadap korban-korban tersebut, yakni dengan adanya pemberian materi kepada keluarga-keluarga korban. Namun, pengacara Rasyid masih mempersalahkan masalah kelalaian pada Luxio tersebut. Namun, kasus ini akan mampu menghadirkan ringannya harga nyawa seseorang, dan menimbulkan spekulasi bahwa begitu mudah bagi para pejabat untuk memaklumkan kesalahan mereka dan anggota keluarga mereka jika melakukan pelanggaran hukum. Meskipun, pada kasus Rasyid ini sudah terdapat sedikit kemajuan proses hukum Indonesia.

Satu sisi, pemberitaan yang berlebihan terhadap Rasyid memang dapat mengusik keluarga-keluarga korban, juga dapat menimbulkan suatu common sense bahwa negara ini memang hanya milik orang-orang berkuasa, sehingga tidak ada upaya yang bisa kita lakukan untuk menjadikan semua orang sama di mata hukum, dan lagi akan menimbulkan kejenuhan bagi para konsumen media, sehingga kurang menjual untuk dijadikan berita. Namun, di sisi lain, harus ada efek jera bagi para penguasa pelanggar hukum, namun mengingat hukum rimba sudah lama berlaku di Indonesia, maka itu hampir mustahil untuk tercapai. Pada pemberitaan ini, lebih banyak bercerita tentang Rasyid, dari pada para korbannya. Sehingga kurang cover both side, sebab perlu juga diberitakan apa saja sebetulnya kesalahan yang terdapat di pihak korban dan juga kerugian yang mereka peroleh, dan bagaimana Rasyid bisa menabrak Luxio tersebut. Pihak kepolisian, pengacara dan hakim juga kurang terbuka dalam mengungkap kasus ini, padahal jika pelaku adalah warga sipil biasa dan tidak memiliki kerabat untuk menyokongnya maka mereka pun gencar untuk melakukan tindakan hukum, meskipun pelaku tersebut masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Dari judul di atas, seperti ada kesan untuk memojokkan Rasyid dengan vonis bebasnya. Adanya penekanan putra Menko Perekonomian bahwa semua proses hukum ini hanyalah kamuflase para penegak hukum yang takut dengan Pak Menko dan adanya upaya serupa dari mereka agar jangan sampai anak Pak Menko menderita, dan kemudian uang ada untuk membungkam keluarga korban agar mereka tidak menuntut dan mempersulit proses pembebasan Rasyid. Terlebih, uang Rp 12 juta untuk seorang menteri tidak lah memberatkan. Minimnya, pendapat Rasyid dikutip juga mengesankan bahwa semua proses hukum ini sudah diatur sedemikian rupa. Keadaan 17 saksi itu juga tidak dipaparkan, sehingga sulit untuk dipastikan apakah kesaksian mereka yang sudah diambil sumpah sudah dipalsukan atau tidak. Pasal yang dikenakan untuk Rasyid juga tergolong ringan, karena biasanya para penegak hukum amat senang membebani terdakwa dengan sederet pasal untuk menimbulkan efek jera. Ditambah lagi, hukuman pun sudah dikurangi. Forum Keadilan memiliki aliran yang serupa dengan Tempo, ia mengutip kalimat WS Rendra, seorang legenda sastra Indonesia, Orang-orang harus dibangunkan, kenyataan harus dikabarkan, sehingga terlihat dari setiap judul beritanya terkesan cukup berani mengkritik pemerintah. Priyono B. Sumbogo sebagai penanggung jawab redaksi

Vous aimerez peut-être aussi