Vous êtes sur la page 1sur 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI R DENGAN BBLR DI BANGSAL PERINATOLOGI RSUD SLEMAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas IndividuPraktik Klinik Keperawatan Anak II

Disusun oleh :

BEKTI UTAMI

PO7120108047

TINGKAT III/NON REGULER

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2010

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN 1. Pengertian Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants ( BBLR). Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan: 1. Prematuritas murniBayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK 2. Dismaturitas. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK 2. Etiologi Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu : a. Faktor ibu Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diaatas 35 tahun Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok b. Faktor kehamilan Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini

c. Faktor janin

Cacat bawaan, infeksi dalam rahim

d. Faktor yang masih belum diketahui 3. Komplikasi a. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin b. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu c. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak d. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah e. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC) f. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

4. Penatalaksanaan a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus) c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat 5. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul a. Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru b. Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan c. Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat. 6. Asuhan keperawatan Diagnosa Keperawatan 1 : Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru Tujuan : Pola nafas yang efektif Kriteria Hasil :

Kebutuhan oksigen menurun Nafas spontan, adekuat Tidak sesak. Tidak ada retraksi

Intervensi
Berikan posisi kepala sedikit ekstensi Berikan oksigen dengan metode yang sesuai Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan

Diagnosa Keperawatan 2 : Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan Tujuan Pertukaran gas adekuat Kriteria :
Tidak sianosis. Analisa gas darah normal Saturasi oksigen normal.

Intervensi :
Lakukan isap lendir kalau perlu Berikan oksigen dengan metode yang sesuai Observasi warna kulit Ukur saturasi oksigen Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan Lapor dokter apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan

Diagnosa Keperawatan 3 : Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit Tujuan : Hidrasi baik Kriteria:

Turgor kulit elastik Tidak ada edema Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam Elektrolit darah dalam batas normal

Intervensi :

Observasi turgor kulit. Catat intake dan output Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah.

Diagnosa Keperawatan 4 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat Tujuan : Nutrisi adekuat Kriteria :

Berat badan naik 10-30 gram / hari Tidak ada edema Protein dan albumin darah dalam batas normal

Intervensi :

Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat Observasi dan catat toleransi minum Timbang berat badan setiap hari Catat intake dan output Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu.

BAB II

A. Pengkajian Keperawatan Hari / tanggal : Senin, 18 Oktober 2010 Waktu Metode Dokumen. Sumber data : klien, keluarga, tenaga kesehatan lain, status kesehatan klien Tempat Oleh 1. Identitas a. Anak Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku / bangsa Dx Medis Pendidikan ibu Pekerjaan ibu Alamat b. Penanggung jawab Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : TnC : 24 tahun :Islam :SMA : Wiraswasta : Sumber Agung, Moyudan, Sleman : By R : 6 hari : laki-laki : Islam : Jawa/ Indonesia : BBLR, BCB, SMK, SPT : SMA : Ibu Rumah Tangga :Sumber Agung, Moyudan, Sleman : bangsal perinatologi RSUD SLEMAN : Bekti Utami :09.00 WIB : Wawancara, Observasi, Pemeriksaan Fisik dan Studi

Hubungan dengan klien : Ayah klien 2. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan klien 1) Keluhan utama Bayi lahir spontan pukul 06.00 WIB di bidan, BBL 1800 gram, kemudian dirujuk ke RSUD SLEMAN untuk dilakukan perawatan selanjutnya. 2) Riwayat kelahiran dan kehamilan a) Prenatal

Jumlah

kunjungan:

ibu

klien

mengatakan

rutin

memeriksakan kandungannya setiap 25 hari sekali Bidan / dokter : ibu klien memeriksakan kandungannya ke bidan praktek Penkes yang didapat : makan-makanan bergizi, banyak makan sayur hijau. ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum paham cara menyusui yang benar. Usia kehamilan : 40 minggu 2 hari Komplikasi obat : ibu klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat Obat-obat yang mempengaruhi janin : tidak ada Riwayat hospitalisasi : ibu klien mengatakan, belum pernah di rawat dirumah sakit b) Natal Bayi lahir pada tanggal 12 Oktober 2010, jam 6.40 menit, ditolong oleh bidan lahir spontan, air ketuban bewarna jernih. Riwayat kehamilan adalah G1P1A0, b. Riwayat kesehatan keluarga 1) Genogram

Keterangan : = laki-laki = Garis keturunan = garis pkawinan

= perempuan = Bayi R

= tinggal serumah

2) Kesehatan keluarga Ibu klien mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita penyakit menurun ataupun penyakit menular. 3. Riwayat sosial a. Sistem pendukung/keluarga dekat yang dapat dihubungi Saat dilakukan pengkajian, ayah klien mengunjugi klien untuk melihat keadaan klien di inkubator. Ayah klien mengatakan ibu klien belum bisa memberikan ASI secara langsung karena sedang demam. ASI perahan diantarkan oleh ayahnya ke bangsal

perawatan. Saat pengkajian, ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum paham cara menyusui yang benar. b. Hubungan orang tua dan bayi Ibu Ya Ya Ya Ya Ya Indikator Menyentuh Memeluk Berbicara Berkunjung Kontak mata Ayah Ya Tidak Ya Ya Ya

c. Anak yang lain Klien adalah anak pertama sehingga belum mempunyai saudara kandung d. Lingkungan rumah Ibu klien mengatakan dia dan suaminya tinggal di dekat mertuanya, rumahnya terletak di daerah ramai. e. Problem social dan ekonomi yang penting Ibu klien mengatakan ayah klien bekerja di jara perentalan, sedangkan ibu klien sendiri bekerja di counter HP, tetapi kemudian berhenti karena hamil. Ibu klien mengatakan tetap bersyukur meski keadaan ekonominya pas-pasan. 4. Keadaan kesehatan saat ini a. Diagnosa medis : BBLR, CB, KMK, SPT b. Status nutrisi : saat dilakukan pengkajian klien mendapatkan ASI perahan sebanyak 2 cc/2 jam. c. Obat-obatan : amobiotik (amoxicilin 3x0,3) IVFD 6 tpm d. Aktivitas : bayi bergerak aktif, tetap lemah dan menangis kuat 5. Pemeriksaan fisik Keadaan umum : a. Kesadaran : Compos Mentis b. Tanda-tanda vital : R = 40 x/Menit, T=37,2 C c. Apgar Score : 7/8 d. Status gizi : Berat badan : 1800 gram Panjang badan :45 cm Lingkar kepala :31 cm Lingkar dada :29,5 cm Lingkar lengan :75 cm 6. Pengkajian cepalo caudal a. Refleks: 1) Moro : + 2) Menggenggam :+ 3) Menghisap : + 4) Rooting :+ 5) Babynski:+ b. Kepala :rambut tipis, tidak ada lesi

c. Mata : mata simetris,sklera tidak ikterik, bersih. d. THT : telinga bersih,simetris, ditumbuhi bulu-bulu halus. e. Mulut : bibir simetris, kecil, tidak kering, terpasang selang OGT f. Punggung : tidak terdapat luka dekubitus

g. Abdomen : Inspeksi : tidak ada lesi, kulit abdomen Auskultasi : peritaltik 12 x/menit Palpasi : saat di palpasi bayi tidak menangis, tidak keras Perkusi : tidak kembung h. Thoraks Inspeksi : kulit dada tipis, terlihat penonjolan tulang dada Palpasi : ssat di palpasi bayi tidak menangis Perkusi : pekak Auskultasi : suara nafas vesikuler i. j. Umbilikus : tali pusat bewarna kecoklatan Integumen : kulit klien tipis, kulit ari mengelupas, di tumbuhi bulubulu halus. k. Genetalia : tidak ada kelainan bentuk genetalia, pada daerah bokong bewarna kemerahan karena iritasi popok. klien

menggunakan diapers. l. Ekstremitas Atas : anggota gerak lengkap, kuku jari tangan agak panjang, bersih. Bawah : anggota gerak lengkap , terpasang infus KAEN 10 tpm di kaki kanan, pada mata kaki kiri terdapat luka bekas tusukan infus. 7. Terapi Amobiotik IVFD O2 3x0,3 6 tpm 1l/menit

B. Analisa Data DATA DS : DO : pada daerah bokong bewarna kemerahan karena iritasi popok. klien menggunakan diapers. MASALAH kerusakan kulit PENYEBAB tubuh (urin,

integritas Ekskresi feses)

DS : Ayah klien mengatakan ibu klien belum bisa

Menyusui tidak efektif

Terhentinya menyusui

proses

memberikan ASI secara langsung karena sedang demam.

DO : terpasang selag OGT klien mendapatkan ASI perahan sebanyak 2 cc/2 jam. DS : DO : terpasang selag OGT sejak tanggal 12 Oktober 2010 terpasang infuse di kaki kanan tali pusat bewarna kecoklatan . DS: Resiko Asupan cairan yang tidak Resiko infeksi Tindakan invasif

Ayah klien mengatakan ibu klien belum bisa memberikan ASI secara langsung

Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit

adekuat

DO: saat dilakukan pengkajian klien mendapatkan ASI perahan sebanyak 2 cc/2 jam. terpasang selag OGT sejak tanggal 12 Oktober 2010

DS: ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum paham cara menyusui yang benar. ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum paham cara menyusui yang benar. DO: Riwayat kehamilan adalah G1P1A0,

Kurang

pengetahuan Kurang informasi

terpaparnya

tentang cara menyusui

C. Diagnosa 1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan Terhentinya proses menyusui ditandai dengan: DS : Ayah klien mengatakan ibu klien belum bisa memberikan ASI secara langsung karena sedang demam. DO : 2. terpasang selag OGT klien mendapatkan ASI perahan sebanyak 2 cc/2 jam. Resiko Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat ditandai dengan : DS: Ayah klien mengatakan ibu klien belum bisa memberikan ASI secara langsung DO: saat dilakukan pengkajian klien mendapatkan ASI perahan sebanyak 2 cc/2 jam. terpasang selag OGT sejak tanggal 12 Oktober 2010

3. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan eksresi tubuh (urine, feses) ditandai dengan : DS : DO : pada daerah bokong bewarna kemerahan karena iritasi popok. klien menggunakan diapers.

4. resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasif ditandai dengan : DS : DO : terpasang selag OGT sejak tanggal 12 Oktober 2010 terpasang infuse di kaki kanan tali pusat bewarna kecoklatan

5. Kurang pengetahuan tentang cara menyusui berhubungan dengan Kurang terpaparnya informasi ditandai dengan : DS: ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum paham cara menyusui yang benar. ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum paham cara menyusui yang benar. DO: Riwayat kehamilan adalah G1P1A0,

Diagnose keperwatan Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB 1. Menyusui tidak Tujuan Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB efektif

Perencanaan Intervensi Senin,18 Oktober 2010 Pukul 10.00 WIB 1. Observasi residu OGT

Rasional

Setelah dilakukan tindakan berhubungan dengan keperawatanselama 1x24 jam, Terhentinya proses orang tua klien bisa menyusui : Bayi mendapatkan ASI menyusui ditandai dengan: secara langsung DS : Ibu klien terlihat menyusui Ayah klien mengatakan ibu Bayi tidak rewel karena klien belum bisa haus memberikan ASI secara langsung demam. DO : karena sedang

2. Berikan ASI lewat selang OGT setiap 2 jam (2 cc)

1. Adanya residu yang berlebih menandakan ASI tidak di cerna dengan baik 2. Pemberian nutrisi lewat OGT adalah jalan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi Selama ibu klien belum dapat menyusui bayinya,

3. Anjurkan pada ibu klien untuk memerah ASI nya sebelum meningglkan rumah sakit 4. Kelola kebutuhan per hari pemenuhan cairan infus

3. Menghindari kekurangnya ASI, bila ibu klien tidak menunggi bayi 4. Cairan fisiologis sesuai program untuk pemenuhan kebutuhan cairan bayi

terpasang selag OGT klien mendapatkan ASI perahan sebanyak 2 cc/2 jam. Senin, 18 Oktober 2010 Pukul : 09.00 wib 2. Resiko Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam , Senin, 18 Oktober 2010 Pukul : 09.00 wib

Senin, 18 Oktober 2010 Pukul : 09.00 wib 1. Kaji tanda-tanda kekurangan cairan 1. Sebagai data awal untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan

berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat ditandai dengan : DS: Ayah klien mengatakan ibu klien belum bisa memberikan ASI secara langsung DO: saat dilakukan pengkajian klien mendapatkan ASI perahan sebanyak 2 cc/2 jam. terpasang selag OGT sejak tanggal 12 Oktober 2010

kebutuhan cairan dan elektrolit klien tercukuoi dengan seimbang dengan criteria : Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (biir kering, turgor kulit buruk) Klien mendapatkan pemasukan ASI yang adekuat Klien tidak muntah Tidak terdapat residu selang OGT yang berlebihan

2. Hitung kebutuhan cairan per hari

3. Anjurkan pada ibu klien untuk memerah ASI untuk diberikan lewat OGT 4. Kelola pmberian cairan per infuse

2. Sebagai dasar pemberian cairan perhari sesai kebutuhan tubuh 3. Mengantisipasi kontinyuitas pemberian ASI jika ibu pulang

4. Cairan fisiologis sesuai program untuk pemenuhan kebutuhan cairan bayi

3. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan eksresi tubuh (urine, feses) ditandai dengan :

Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB

Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam

1. observasi keadaan kulit

1. Mendeteksi dini terjadinya infeksi

DS : DO : pada daerah bokong bewarna kemerahan karena iritasi popok. klien menggunakan diapers.

kerusakan integritas kulit klien dapat berkurang, dengan kriteria : kemerahan pada bokong berkurang dan tidak meluas tidak terdapat tanda-tanda dekubitus pada bagian tubuh yang lain

bayi yang terkena tekanan seperti punggung, bokong 2. jaga agar pengalas sprei untuk bayi tetap bersih, kering, dan tidak berkerut 3. ajarkan kepada keluarga tentang perawatan kulit bayi 4. kelola pemberian salep

2. meminimalkan berkembangnya bakteri 3. Meminimalkan pertumbuhan bakteri 4. meminimalkan terpajannya paparan bakteri dari pengunjung.

4. resiko infeksi berhubungan Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB dengan tindakan infasif ditandai dengan : DS : DO : terpasang selag OGT sejak tanggal 12 Oktober 2010 terpasang infuse di kaki kanan tali pusat bewarna kecoklatan 4. Tali pusat kering tanpa komplikasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama bayi dirawat di rumah sakit klien tidak infeksi dengan kriteria : 1. Balutan infuse bersih 2. Tidak ada peningkatan kadar leukosit 3. Tidak terdapat tandatanda infeksi (tumor, rubor, kalor, fungsio laesa)

Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB 1. observasi tanda tanda infeksi (kalor, dolor, rubor dan tumor) 2. gunakan prinsip steril saat melakukan peraatan bayi di incubator 3. penuhi kebutuhan personal higiene klien 4. anjurkan keluarga untuk menggunakan jas pelindung dan juga sandal saat menjenguk klien 1. Mendeteksi dini terjadinya infeksi 2. meminimalkan berkembangnya bakteri 3. Meminimalkan pertumbuhan bakteri 4. meminimalkan terpajannya paparan bakteri dari pengunjung.

5. kelola pemberian antibiotik (Cefotaxime 2 x175 mg lewat IV)

5. membantu mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi

Senin, 18 Oktober 2010 Jam : 09.00 5. kurang pengetahuan ibu tentang cara menyusui berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi, ditandai dengan : DS: ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum paham cara menyusui yang benar. DO: Riwayat kehamilan

Senin, 18 Oktober 2010 Jam : 09.00

Senin, 18 Oktober 2010 Jam : 09.00 1. Kaji tingkat pendidikan dan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit tingkat pengetahuan kien meningkat dengan krieria ; Ibu klien mengatakan paham cara menyusui yang benar Ibu klien terlihat menyusui dengan benar

tingkat pengtahuan ibu 2. Upayakan bayi untuk belajar menyusui 3. Ajarkan ibu cara meneteki yang benar

4. Tingkat pendidikan ibu mempengaruhi tehnik yang akan di gunakan tenaga kesehatan untuk mengajaran ibu tentang cara menyusui yang benar. 5. Memungkinkan bayi untuk mencari puting ibu, menjadikan ibu bisa blajar berinteraksi dengan bayi, 6. Tatacara meneteki yang benar memungkinkan bayi mendapatkan ASI yang adekuat.

adalah G1P1A0,

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No. DX 1 Hari/ tgl/jam Senin 18 2010 Implementasi 1. Mengobservasi residu OGT oktober 2. Memberikan ASI lewat selang OGT setiap 2 jam (2 cc) S:O: Evaluasi

tidak ada residu Klien tidak muntah

08.00 wib 11.00 wib 14.00 wib

A : Tujuan tercapai sebagian

P: Lanjutkan intervensi no 1,2,4 - Observasi adanya muntah 3. Menganjurkan pada ibu klien untuk memerah - Amati reflex hisap bayi ASI nya sebelum meningglkan rumah sakit 4. Mengelola pemenuhan kebutuhan cairan infus per hari

Bekti utami

Bekti utami S:O: Tidak ada residu Tidak ada muntah Reflex hisap bayi baik

Selasa , 19 oktober 2010 20.00 wib 23.00 wib 04.00 wib

1. Mengobservasi residu OGT

2. Memberikan ASI lewat selang OGT setiap 2 jam (2 cc)

A: tujuan tercapai sebagian P: 3. Mengelola pemenuhan kebutuhan cairan infus - ajarkan ibu cara meneteki per hari - observasi keadekuatan pemasukan ASI

Bekti utami Bekti utami Rabu,20 Oktober 2010 14.00 WIB 1.30 WIB 1. Mengajarkan ibu cara meneteki yang benar 2. Mengobservasi keadekuatan pemasukan ASI S: O: bayi mau menyusu ibunya reflex hisap kuat bayi tidak rewel karena haus

Bekti Utami A: Tujuan tercapai sebagian P: - lepas OGT - lepas infuse - observasi keadekuatan pemasukan ASI Kamis , 21 1. Mengobservasi keadekuatan pemberian ASI Oktober 2010 2. Melepas infuse 11.00 wib 3. Meepas OGT 10.00 wib 12.00 wib Bekti utami bekti Utami S: O: -

Refleks hisap bayi baik OGT dilepas Infuse dilepas

A: tujuan tercapai Hentikan intervensi Bekti utami

Senin , 18 oktober 2010 08.00 wib 12.00 wib 14.00

1. mengkaji tanda-tanda kekurangan cairan 2. menghitung kebutuhan cairan per hari

S; O: Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (bibir kering, turgor kulit buruk) Kebutuhan cairan 2cc/2 jam

Selasa, 19 Oktober 2010 20.00 wib 20.10 wib 21.00 wib 22.00 wib 22.10 wib

3. menganjurkan pada ibu klien untuk memerah - Ibu memberikan ASI perahan untuk diberikan pada bayi ASI untuk diberikan lewat OGT A : tujuan tercapai sebagian 4. mengelola pmberian cairan per infuse P: lanjutkan intervensi bekti utami - Observasi keadekuatan pemberian ASI - Observasi reflex hisap bayi 1. mengkaji tanda-tanda kekurangan cairan bekti utami 2. memmberikan cairan sesuai dengan program S: O: 3. mengelola pmberian cairan per infuse - Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (bibir kering, turgor 4. mengobservasi pemberian ASI kulit menurun ) 5. Mengoberservasi reflek hisap bayi - Kebutuhan cairan 2cc/2jam Bekti utami - Reflex hisap bayi baik A: tujuan tercapai P: hentikan intervensi Bekti utami

Senin, 18 Oktober 2010 09.00 wib 10.00 wib 10.00 wib

1. mengobservasi keadaan kulit bayi yang S: O: terkena tekanan seperti punggung, bokong - Kulit bayi pada daerah bokong bewarna kemerahan 2. menjaga agar pengalas sprei untuk bayi tetap bersih, kering, dan tidak berkerut A: tujuan tercapai sebagian 3. mengelola pemberian salep gentamicin P: lanjutkan ontervensi, bekti utami - Observasi keadaan kulit bayi, - Penuhi kebutuhan personal hygiene mandi, - Ganti popok secara teratur Bekti utami 1. mengobservasi keadaan kulit bayi yang terkena tekanan seperti punggung, bokong 2. menjaga agar pengalas sprei untuk bayi tetap bersih, kering, dan tidak berkerut S: O: Kemerahan didaerah bokong sudah berkurang Diapers bersih, telah diganti

Selasa, 19 Oktober 2010 20.00 wib 23.00 wib Rabu ,20 oktober 2010

05.00 wib 06.00 wib 06.10 wib

3. memandikan bayi A: tujuan tercapai P: Hentikan intervensi 4. menganti diapers bayi 5. mengelola pemberian salep gentamicin bekti utami 1. mengobservasi tanda tanda infeksi (kalor, dolor, rubor dan tumor) 2. gunakan prinsip steril saat melakukan perawatan bayi di incubator

Bekti utami

Senin, 18 Oktobe 2010 08.00 wib 10.00 wib 12.00 wib

S: O: tidak ada tanda-tanda infeksi balutan infuse bersih

A: Tujuan tercapai sebagian 3. menganjurkan keluarga untuk menggunakan P: lanjutkan intervensi selama infuse masih terpasang , jas pelindung dan juga sandal saat menjenguk - lakukan perawatan tali pusat klien - mandikan bayi bekti utami Selasa, 19 Oktober 2010 20.00 wib 22.00 wib Rabu , 20 oktober 2010 05.00 wib 05.10 wib Kamis , 21 Oktober 2010 08.00 wib 10.00 wib 1. mengobservasi tanda tanda infeksi (kalor, dolor, rubor dan tumor) 2. gunakan prinsip steril saat melakukan perawatan bayi di incubator 3. memandikan bayi 4. melakukan prawatan tali pusat S: O: tidak ada tanda-tanda infeksi balutan infuse bersih tali pusat bewarna coklat , kering

bekti utami

bekti utami 1. mengobservasi tanda tanda infeksi (kalor, dolor, rubor dan tumor) S:2. gunakan prinsip steril saat melakukan O: perawatan bayi di incubator bekti utami -

A: tujuan tercapai sebagian P : lanjutkan intervensi Bekti utami

Infuse sudah dilepas Tali pusat bewarna coklat, kering

A: tujuan tercapai sebagian

P: lanjutkan intervensi Jumat 22 Oktober 2010 08.00 wib 10.00 wib bekti utami 1. mengobservasi tanda tanda infeksi (kalor, dolor, rubor dan tumor) 2. gunakan prinsip steril saat melakukan perawatan bayi di incubator S; O; Infuse sudah dilepas Tali pusat bewarna coklat, kering

A; Tujuan tercapai sebagian P: lanjutkan intervensi bekti utami - Infuse sudah dilepas - Tali pusat bewarna coklat, kering bekti utami

Senin, 18 Oktober 2010 09.00 wib

1. mengkaji tingkat pendidikan dan tingkat pengtahuan ibu 2. mengupayakan bayi untuk belajar menyusui bekti utami

S: ibu klien mengtakan dia lulusan SMA, biasa menggunakan bahasa jawa dalam keseharian nya ibu klien mengatakan belum mengetahui cara meneteki yang benar wajah ibu Nampak bingung saat pertama kali meneteki bayinya

O: -

A: tujuan tercapai sebagian P: lanjutkan intervensi , - ajarkan ibu cara meneteki bayi yang benar bekti utami Selasa , 19 Oktober 2010 21.00 wib 1. mengajarkan ibu cara meneteki yang benar 2. menobservasi keadekuatan pemasukan ASI O: bayi menetek dengan kuat S: - Ibu klien mengatakan paham cara meneteki bayi

bekti utami

bayi tidak rewel bibir bayi melekat di putting ibu peut bayi menghadap perut ibu

A: tujuan tercapai P: hentikan intervensi Bekti utami

Vous aimerez peut-être aussi