Vous êtes sur la page 1sur 3

Abstrak Katun adalah kain yang terbuat dari serat kapas, Kain ini merupakan jenis kain yang

sangat sering digunakan oleh masyarakat karena memiliki kenyamanan dan mudah menyerap keringat , selain kelebihan diatas katun juga memiliki kekurangan diantaranya adalah mudah berkembangnya bakteri . Akhir-akhir ini banyak sekali dilakukan modifikasi ilmiah untuk memperbaiki sifat-sifat kapas Terutama Anti bakteri . Banyak cara yang dilakukan untuk membuat kapas menjadi tahan bakteri misalnya saja dengan menggunakan senyawa logam tembaga atu seng . Para peneliti menemukan bahwa tembaga memiliki karakteristik yang mampu melawan bakteri dan jamur. Ion tembaga akan memisah pada saat terjadi kontak dengan bakteri dan jamur sehingga bakteri dan jamur akan mati. Namun saat ini penggunaan tembaga sudah dilarang karena masyarakat sudah sadar bahwa senyawa yang mengandung zat berbahaya dilarang untuk digunakan dalam proses tekstil. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah membuat ekstrak sirih sebagai anti bakteri dan tahan luntur pada kain katun. Sirih adalah tanaman asli Indonesia,sehingga sirih akan sangat mudah kita dapatkan. Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari betlephenol, kavikol, seskuiterpen, hidroksikavikol, cavibetol, estragol, eugenol, dan karvakrol. Komponen aktif dari daun sirih terdapat dalam minyak atsiri tersebut. Selain itu, sirih juga mengandung terpronena, fenil propana, tannin, diastase, gula dan pati. Kandungan fenol,cheivol,allyl-phyrocathecin itulah yang membuat sirih benar-benar mempunyai khasiat anti kuman dan menghilangkan bau keringat manusia. Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki Kandungan eugenol dan hidroksikavikol yang memiliki aktivitas antimikroba, dan kandungan lain seperti kavikol, kavibetol, tannin, karvakrol, kariofilen dan asam askorbat juga mempunyai aktivitas antibakteri. Minyak atsiri dari daun sirih mampu melawan beberapa bakteri gram positf dan gram negatif. Adapun beberapa penelitian berhasil menguji kemampuan aktivitas antibakteri terhadap enam jenis bakteri yang meliputi gram positif dan gram negatif, seperti Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Listeria monocytogenes, Escheria coli, Salmonela typhimuriumdan, Pseudomonas aeruginosa.

Pemilihan jenis pelarut dengan menggunakan metode difusi sumur terhadap bakteri uji Escheria coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa ekstrak sirih yang diperoleh dari ketiga jenis pelarut yaitu air, etanol, dan etil asetat. Dari ketiga jenis pelarut yang digunakan, ekstrak dengan air mempunyai kemampuan menghambat bakteri uji terendah disusul kemudian pelarut etil asetat dan etanol. Selain dari sifat anti bakteri sirih juga memiliki kemampuan tahan luntur warna pada kain katun. Pada tahun 1950, para pengrajin tapis menggunakan daun sirih untuk membuat warna tidak luntur. Latar belakang masalah Katun adalah kain yang terbuat dari serat kapas, Kain ini merupakan jenis kain yang sangat sering digunakan oleh masyarakat karena memiliki kenyamanan dan mudah menyerap keringat , Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat). Sifat kapas yang hangat dan menyerap keringat ,menyebabkan kain ini mudah berkembangnya bakteri. Akhir-akhir ini banyak sekali dilakukan modifikasi ilmiah untuk memperbaiki sifat- Anti bakteri . Misalnya saja dengan menggunakan senyawa logam tembaga atu seng . Para peneliti menemukan bahwa tembaga memiliki karakteristik yang mampu melawan bakteri dan jamur. Ion tembaga akan memisah pada saat terjadi kontak dengan bakteri dan jamur sehingga bakteri dan jamur akan mati. Namun saat ini penggunaan tembaga sudah dilarang karena masyarakat sudah sadar bahwa senyawa yang mengandung zat berbahaya dilarang untuk digunakan dalam proses tekstil. Sirih adalah tanaman asli Indonesia,sehingga sirih akan sangat mudah kita dapatkan. Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari betlephenol, kavikol, seskuiterpen, hidroksikavikol, cavibetol, estragol, eugenol, dan karvakrol. Komponen aktif dari daun sirih terdapat dalam minyak atsiri tersebut. Selain itu, sirih juga mengandung terpronena, fenil propana, tannin, diastase, gula dan pati yang mampu melawan bakteri sehingga mampu menghasilkan kain anti bakteri.

Dari latar belakang di atas ,peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul,kemampuan Kapas Anti bakteri dan tahan luntur warna menggunakan ekstrak sirih Identifikasi Masalah Pelarut apakah yang paling cocok untuk membuat ekstrak sirih sehingga membuat anti bakteri kain kapas ? Apakah ekstrak sirih dapat menghasilkan kapas anti bakteri dan tahan luntur warna?

Maksud dan Tujuan Mengetahui pelarut yang paling cocok untuk sirih Menghasilkan kapas anti bakteri dan tahan luntur warna

Vous aimerez peut-être aussi