Vous êtes sur la page 1sur 174

Askep Hepatitis

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Infeksi virus hepatitis yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai penyakit kuningmasih merupakan masalah kesehatan serius sampai saat ini. Insidens hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan dan memiliki morbiditas yang tinggi. 60-90% kasus hepatitis diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasialan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab. Diperlukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan peripurna agar hepatitis dapat sembuh dan yang lebih penting lagi adalah agar pasien mengetahui perawatan dan pencegahannya di rumah. Dengan perawatan yang sesuai diharapkan hepatitis tidak menjadi penyakit yang mematikan.

B. TUJUAN Tujuan pembuatan Laporan Pendahuluan ini adalah : 1. Mengetahui tentang penyakit hepatitis 2. Mengetahui masalah keperawatan yang muncul pada kasus hepatitis. 3. Mengetahui proses keperawatan yang diberikan kepada pasiena hepatitis.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan. Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian obat secara parenteral ( IV ). Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik. Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virusvirus lainnya , seperti : Cytomegalovirus Virus Epstein-Barr Virus Herpes simplex Virus Varicella-zoster Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai penyakit liver residu. Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian

B. ETIOLOGI 1. Infeksi Virus Hepatitis merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus , antara lain : Virus Hepatitis A ( HAV ) Virus Hepatitis B ( HBV ) Virus Hepatitis C ( HCV ) Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta

Virus Hepatitis E ( HEV ) Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri, tetapi jenis ini jarang ada. 2. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun. 3. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.

C. PATOFISIOLOGI Setelah liver membuka sejumlah agen, seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak dengan meradangnya sel-sel hati, lymfosit-lymfosit, bertambahnya cairan, sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringanjaringan hepar ( sel-sel hepar ). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan. Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, hepatitis , hepatitisD , dan hepatitis E sangat terbatas. Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien. Komplex kekebalan Kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B. Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990). Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana. Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym, perbaikan sel-sel hepar. Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang, sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah. Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .

D. TANDA DAN GEJALA Gejala dan tanda penyakit hepatitis adalah sebagai berikut : Selera makan hilang Rasa tidak enak di perut

Mual sampai muntah Demam tidak tinggi Kadang-kadang disertai nyeri sendi Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati) Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning Kulit seluruh tubuh tampak kuning Air seni berwarna coklat seperti air the Pada orang dewasa sebagian besar infeksi virus hepatitis akut akan sembuh dan hanya sebagian kecil (5 10%) yang akan menetap/ menahun. Pada kasus yang menahun :

Manifestasi bisa tanpa keluhan/ gejala atau dengan keluhan/ gejala ringan Diagnosis umumnya ditemukan pada waktu mengadakan konsultasi ke dokter, hasil laboratorium menunjukkan peninggian SGPT/ SGOT.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pengkajian Laboratorium. Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang akut, ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi. 2. Serum Enzim-enzim Liver. Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan mungkin lebih tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai aspartat aminotransferase atau AST antara 1000 2000 mU/mL. Alanine pospatase nilai normalnya 30 90 IU/L atau sedikit lebih tinggi. Nilai serum total bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL dan berlangsung ketat dengan tanda-tanda klinik penyakit kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga terdapat pada urine.

3. Pemeriksaan serologi. Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV ) terdeteksi dalam darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus menerus disebabkan oleh HAV adalah bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4 6

minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G. Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen. Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi memperkuat kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV adalah virus DNA double shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas permukaan ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya memunculkan diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6 bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B bermula saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu setelah kemunculan HBs AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi klien. Seseorang klien yang hasil testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih menularkan penyakit dari pada klien yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif. Kemunculan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada intrahepatik atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti HD ). Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut, tetapi hanya dapat diketahui melalui laporan pemeriksaan serum. Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang canggih untuk memeriksa test serologi pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian mereka tidak membedakaan antara IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim ImonoAssay dengan kemampuan dapat mendeteksi antibody dengan menambahkan antigen sebelum digunakan dan sekarang ini EIA tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan menambahkan nomor hasil positif yang palsu dengan adanya test screening yang dilakukan. Pada kejadian yang sama serokan versi dengan Hepatitis C akan tertunda sanpai tahun depan. Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk test. Anti HCV menentukan diagnosa yang tepat, merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara klinis biokimia dan hasil serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis E. 4. Pengkajian Radiografi.

Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan menempatkan XRay tepat diatas bagian abdominal. 5. Pengkajian Diagnosa Yang Lain. Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada liver. Biopsi membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten. Penemuan jaringan lemak yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan dengan neutrofil yang tetap dengan Hepatitis Laennecs ( yang disebabkan oleh alkohol ).

F. PENATALAKSANAAN 1. Penerangan Perawatan Pencegahan Hepatitis Virus a. Gunakan pencegahan umum atau pencegahan substansi tubuh untuk menjaga perpindaham kuman antara klien atau antara klien dengan staf perawat kesehatan b. Menghapuskan penggunaan jarum dan benda tajam lainnya dengan mengganti sistem penggunaan jarum c. Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B, recombinex HB ) diberikan dengan tiga seri suntikan. Vaksin ini juga untuk menjaga atau mencegah hepatitis B d. Untuk postexposure mencegah hepatitis B, lihat atau cari segera perhatian medis untuk kemungkinan administrasi imuno globulin hepatitis B ( HBIG ) atau imuno globulin ( IG) e. Laporkan semua kasus hepatitis pada DEPKES Daerah.

2. Pencegahan Hepatitis Virus a. Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu sebelum makan dan setelah dari toilet. b. Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air c. Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti sayuran mentah, buah dan sop. d. Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen, handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga, e. Jangan berbagi jarum suntikan

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut b. d agen injury biologis 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d intake yang kurang adekuan disebsbkan karena faktor biologi 3. Konstipasi b. d aktifitas yang adekuat 4. Kurang pengetahuan b. D misinterpretasi informasi

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung. Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta. Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP dr.Sardjito, yogyakarta. McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA

ASKEP HEPATITIS

Askep Hepatitis

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Hepatitis virus akut merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika Serikat tapi seluruh dunia. The centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 3000.000 infeksi virus hepatitis B. Walaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor morbiditas yang luas dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini. Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada hati. Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan berbagai macam penyakit khususnya hepatitis. Hepatitis adalah suatu penyakit yang dapat menimbulkan peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alcohol, dan dijumpai pada kanker hati. Gejala dan tanda masing-masing jenis hepatitis serupa namun cara penularan dan hasil akhirnya mungkin berbeda.

I.2 Tujuan

Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang penyakit hepatitis dan mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit tersebut. Makalah tersebut juga dijadikan sebagai refrensi dalam proses perkuliahan.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.
1.

Konsep Dasar Medis

Pengertian Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001). Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada jaringan hati (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I). Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terusmenerus tanpa penyembuhan dalam waktu palaing sedikit 6 bulan (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).

2. a.

Anatomi Fisiologi Anatomi

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr, atau 2,5 % berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis lunak yang tercetak oleh struktur sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang dinamakan kapsul glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu. Struktur mikroskopik : Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus, yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ (gambar). Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer merupakan sistem monosit-makrofag yang lebih banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan salah satu organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteria hepatica yang melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli (tidak tampak), berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran empedu yang besar (duktus koledokus). Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan pankreas. Darah vena porta ini berbeda dengan darah vena lain karena : Tekanan sedikit lebih tinggi.

Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif lebih banyak. Mengandung lebih banyak zat makanan. Mengandung lebih banyak sisa-sisa bakteri dari saluran pencernaan. Volume total darah yang melalui hati 100 1500 ml tiap menit dan dialirkan melalui vena hepatica kanan dan kiri yang mengosongkannya ke vena kava inverior.

b.

Fungsi Hati Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolik tubuh; pada tabel di bawah ini dapat dlihat beberapa fungsi utama hati :

Fungsi Hati
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pembentukan dan ekskresi empedu. Metabolisme pigmen empedu. Metabolisme protein. Metabolisme lemak. Penyimpanan vitamin dan mineral. Metabolisme steroid. Detoksifikasi. Ruang pengapung dan fungsi penyaring. Pembentukan urea.

10. Penyimpanan protein

Dari berbagai fungsi tersebut diatas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa fungsi dasar hati adalah : 1.) Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu. 2.) Fungsi metabolik 3.) Fungsi pertahanan tubuh 4.) Fungsi vaskular hati

Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu


Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan, kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus sesuai yang dibutuhkan. Hati mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus halus. Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam empedu direabsorbsi dalam ileum, mengalami sirkulasi ke hati, kemudian mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai peran aktif, ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.

Fungsi Metabolik
Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas dikirim melalui vena porta setelah diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan di simpan dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa secara konstan ke darah (glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan unuk menghasilkan panas

atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen, disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan. Hati juga mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis). Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma, kecuali globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang lain.

Fungsi Pertahanan Tubuh


Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana fungsi detoksifikasi oleh enzimenzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konjugasi zat yang memungkinkan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi perlindungan dimana yang berperanan penting adalah sel kuffer yang berfungsi sebagai sistem endoteal yang berkemampuan memfagositosis dan juga menghasilkan immunolobulin.

Fungsi Vaskuler Hati


Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid hati, seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika untuk selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira 350 cc darah. Darah arterial ini akan masuk dan bercampur dengan darah portal. Pada orang dewasa jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.

3.

Patofisiologi Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional darah dari hepar disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar. Pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan

nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh respon imune digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian besar oleh pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal

4. a. b. c. d. e.

Etiologi Virus. Bakteri (salmonella typhi). Obat-obatan. Racun (hepatotoxic). Alcohol.

5.

Klasifikasi Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic Acid) dan DNA (Deoksi Nucleic Acid). HepatitisA/Hepatitis infeksius Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.

HepatitisB/hepatitis serum Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane. Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.

Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.

Hepatitis c Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan penduduk amerika serikat sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan sekresi vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena gejalanya cenderung lebih ringan dari

hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari mereka mengidap infeksi serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan. Antibody terhadap virus hepatitis C dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan donor darah efektif. Adanya antibody terhadap virus hepatitis C tidak berarti stadium kronis tidak terjadi.

saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C. Hepatitis D Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (koinfeksi) atau amat progresif. agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis Fulminan, kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari virus hepatitis B. Hepatitis E

virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.

Tabel Virus Hepatitis Yang Dikenali Saat Ini

Jenis Hepatitis A

penularan Oral atau fekal

Prognosis Biasanya sembuh sendiri

Diagnosis Antibody hepatitis A ; IgM(stadium dini),IgG(stadium lanjut)

Hepatitis B

Ditularkan melalui darah,khususnya dari ibu ke anak. Juga ditularkan melalui hubungan seksual

Biasanya sembuh sendiri.10% diantaranya dapat menjadi hepatitis B kronis atau fulminan.

Antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) dan antigen inti(HbeAg) yang diikuti dengan antibody terhadap antigen permukaan hepatits B dan antigen inti.

Heparitis C

Ditularkan melalui darah ( angkat penularan melalui hubungan kelamin rendah).

50% dapat menjadi infeksi kronis

Antibody hepatitis C

Hepatitis D

Ditularkan melalui darah.ko-infeksi hanya dengan hepatitis B

Meningkatkan kemungkinan perburukan hepatitis B Biasanya sembuh sendiri, tetapi menimbulkan

Antigen hepatitis D, antibody hepatitis D.

Hepatitis E

Air tercemar, oral atau fekal

Pengukuran virus hepatitis E

angka kematian tinggi pada wanita hamil

6.

Manifestasi Klinik Terdapat tiga stadium :

a.

Stadium pre ikterik Berlangsung selama 4 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.

b.

Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.

c.

Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi) Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena penyebab yang biasa berbeda.

7.

Penularan

HVA Penularan Fekal oral

HVB Darah Saliva

HVC Darah Saliva

HVD Darah

HVE Fekal oral

Parenteral

Seksual

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I) Resiko penularan untuk HVA yaitu : sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti rumah perawatan, rumah sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi. Sedangkan resiko penularan HVB aktivitas homoseksual, memiliki banyak pasangan seksual, memakai obat-obatan melalui suntikan intravena, hemodialisis kronik, pekerja sosial di bidang kesehatan, transfusi darah (sekarang sudah jarang karena ada pemeriksaan rutin).

8.

Pencegahan Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada pencegahan diataranya sebagai berikut :

a.

Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.

b. c. d. e.

Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut. Pelihara personal hygiene dan lingkungan. Gunakan alat-alat disposible untuk suntik. Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.

9. a. b.

Penatalaksanaan Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah.

c. d.

Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal. Terapi sesuai instruksi dokter.

e. f. g.

Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan. Alat-alat makan disterilkan. Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik.

10. Komplikasi Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.

11. Pemeriksaan Diagnostik a. Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium. b. c. d. e. f. g. Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkonyugasi. Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert. Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati. Masa protrombin : meningkat pada penurunan sintetis protrombin akibat kerusakan sel hati. Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktus biliaris.

B.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Proses perawatan adalah suatu metode yang sistematik dan terorganisir dalam pemberian

askep yang difokuskan pada reaksi/respon manusia unik pada suatu kelompok/perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami baik aktual maupun resiko. 1. Pengkajian Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data, menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Dengan menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada pendapatan profil pasien yang akan memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien dan diagnosa yang cocok, merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien. Data dasar pasien memberikan suatu pengertian tentang status kesehatan pasien yang menyeluruh. Data tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati. Data dasar pengkajian pasien a. Aktivitas/istirahat Gejala b. Tanda : mukosa. c. Gejala : hemodialisa. d. Gejala : mual/muntah. Makanan dan cairan Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan berat badan atau meningkat (oedema), Eliminasi Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna tanah liat,adanya/ berulangnya Sirkulasi Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik pada sklera, kulit dan membran : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.

e. Tanda f. Gejala : :

Neurosensori Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriktis. Nyeri/kenyamanan Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, artalgia, mialgia, sakit kepala

(pruritus). Tanda g. Tanda h. Gejala Tanda : : : Keamanan Adanya transfusi darah/produk darah. Demam : Pernafasan Tidak minat/enggan merokok (perokok). Otot tegang, gelisah.

Urtikaria, lesi makula papular, eritema tak beraturan eksaserbasi jerawat. Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik). i. Gejala : Seksualitas Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko terpanjang (contoh : homoseksual

aktif/biseksual pada wanita).

2. Identifikasi/Analisa masalah (Diagnosa Keperawatan) Tahap kedua dari proses keperawatan sering disebut juga sebagai analisis, dan juga identifikasi masalah atau diagnosa keperawatan. Proses ini amat penting dan esensial karena proses ini merupakan satu bagian yang paling vital dalam proses keperawatan. Diagnosa keperawatan : a. Intolerans aktivitas berhubungan dengan :

Kelemahan umum : penurunan kekuatan/ketahanan : nyeri. Mengalami keterbatasan aktivitas : depresi. b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik : anoreksia, mua/muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan. c. d. Gejala e. : Kekurangan volume cairan dan diare, perpindahan area ke tiga (acites), gangguan proses pembekuan Harga diri rendah situasional berhubungan dengan Jengkel/marah, terkurung/isolasi, sakit lama/periode penyembuhan. Potensial terjadi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan dengan : kontak dengan pasien serta pengelolaan alat-alat. f. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan. g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi, tidak mengenal sumber informasi. 3. Perencanaan Diagnosa keperawatan : a. Aktivitas intoleran berhubungan dengan : : : * * Tujuan Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu. Kriteria Kelemahan umum, penurunan kekuatan otot/ketahanan : nyeri. Mengalami keterbatasan aktivitas. Laporan kelemahan. Tampak lemah, kekuatan otot menurun, istirahat di tempat tidur.

subyektif

objektif

Menunjukkan teknik/perilaku kemampuan kembali melakukan aktivitas. Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas. Tindakan keperawatan

1.) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung. Rasional : Meningkatkan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan. 2.) Ubah posisi dengan sering, perawatan kulit yang baik. Rasional : Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan. 3.) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi. Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan. 4.) Tingkatkan aktivitas sesuai intoleransi, bantu melakukan rentang gerak sedikit pasif/aktif. Rasional : Tirah baring yang lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas. 5.) Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, membaca, mendengarkan radio. Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan koping. 6.) Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati. Rasional :

Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi. Kolaborasi : Membantu menentukan kadar aktivitas yang tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko berulang. b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual. : : * * Tujuan Menunjukkan berat badan yang meningkat atau kembali normal. Diet yang dianjurkan dapat ditoleransi tanpa rasa tak nyaman. Kriteria Berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi. Kurang nafsu makan, nyeri abdomen/kram. Porsi makan tidak dihabiskan, berat badan menurun, muntah.

a subjektif

a obyektif

* 1.)

Tindakan keperawatan Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi sering dalam frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi paling besar. Rasional : Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.

2.) Berikan perawatan mulut sebelum makan. Rasional :

Menghilangkan rasa tidak enak, meningkatkan nafsu makan. 3.) Anjurkan makan pada posisi duduk tegak. Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan. 4.) Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman karbohidrat dan permen berat sepanjang hari. Rasional : Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna, toleran bila makanan lain tidak. 5.) Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp, tambahan diet lain sesuai indikasi. Rasional : Memperoleh kekurangan dan membantu proses penyembuhan. Kolaborasi : 6.) Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien dengan pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi.

Rasional : Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal atau lebih protein akan membantu regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat karena akumulasi produk akhir protein dapat mencetuskan hepati ensefalopati. 7.) Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan. Rasional : Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah dan diare, ditandai dengan : Data subyektif Data obyektif * Tujuan Mempertahankan hidrasi adekuat. * * 1.) Kriteria Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang. Tindaka keperawatan Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian, catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare. Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti/efek terapi. 2.) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa. Rasional : Indikator volume sirkulasi/perifer. 3.) Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi. Rasional : Menerangkan kemungkingan perdarahan ke dalam jaringan. 4.) Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi. Rasional : Menghindari trauma dan perdarahan gusi. : : Muntah dan diare.

5.) Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan. Rasional : Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan oedema. 6.) Berikan cairan IV, elektrolit. Rasional : Memberikan cairan dan penggantian elektrolit. 7.) Protein hidrolisat : vitamin K Rasional : Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat membantu mengembalikan cairan dari jaringan ke sistem sirkulasi, mencegah masalah koagulasi. d. Harga diri rendah berhubungan dengan gejala jengkel/marah, terkurung/ isolasi, sakit lama/periode penyembuhan. : : Perasaan tak berdaya. Perawatan isolasi, icterus pada mata dan seluruh tubuh.

a subyektif

a obyektif

Tujuan Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi negatif.

* *

Kriteria Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan/ kebutuhan isolasi. Mengakui diri sebagai orang tua yang berguna. Tindakan keperawatan

1.) Kontak dengna pasien mengenai waktu untuk mendengar. Rasional : Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya. 2.) Dorong diskusi perasaan marah. Rasional : Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa lebih mengontrol situasi. Pengungkapan menurunkan cemas dan depresi memudahkan perilaku koping positif. 3.) Hindari membuat penilaian neoral tentang pola hidup. Rasional : Pasien merasa marah/kesal dan mengalahkan diri : penilaian dari orang lain akan merusak harga diri lebih lanjut. 4.) Diskusikan harapan penyembuhan. Rasional : Periode penyembuhan mungkin lama/potensial stres keluarga/ situasi dan memerlukan perencanaan, dukungan dan evaluasi. 5.) Kaji efek penyakit pada faktor ekonomi pasien/orang terdekat. Rasional : Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pasien pada keluarga/penyembuhan lama. 6.) Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat energi. Rasional : Memampukan pasien untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif yang meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.

7.) Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada kuning atau hijau.

Kolaborasi
8.) Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh perencanaan pulang, pelayanan masyarakat dan atau lembaga komunitas lain. Rasional : Dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu untuk mengatasi masalah. e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahankan tubuh sekunder tak adekuat dan malnutrisi. : : * Faeces warna dempul. Urine warna pekat. Tujuan Mencegah penularan kepada orang lain. * Kriteria Mendemonstrasikan/melakukan teknik-teknik/cara penularan penyakit. Perubahan-perubahan teknik ulang perilaku atau mencegah penularan penyakit terhadap orang lain. * Tindakan keperawatan - Klien dirawat di ruangan isolasi

subyektif

obyektif

1.) Terapkan teknik isolasi dengan cara yang tepat Gunakan celemek dan sarung tangan bila mengadakan kontak dengan klien (berhati-hati terhadap kontaminasi dengan alat-alat suntik klien seperti darah dan sekretnya). Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Rasional :

Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif dalam mencegah transmisi virus tipe C di transmisikan melalui terpajan pada darah dan produk darah. 2.) Jelaskan prosedur isolasi kepada klien dan keluarga. Rasional : Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. 3.) Membahas pentingnya imunisasi kepada klien, keluarga dan tenaga kesehatan. f. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan. Data subyektif Data obyektif * Tujuan Klien akan mengungkapkan tidak terjadi gangguan integritas kulit. * * Kriteria Jaringan kulit utuh tanpa lecet/luka. Gatal-gatal berkurang/hilang. Tindakan keperawatan : Pengungkapan rasa gatal. : Bilirubin meningkat.

1.) Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi alkali. Rasional : 2.) Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk rasa gatal, pertahankan kuku pendek.

Rasional : Menurunkan resiko cedera kulit.

3.) Beri massage pada waktu tidur. Rasional : Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit. 4.) Hindari komentar tentang penampilan pasien. Rasional : Menimbulkan stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.

Kolaborasi
5.) Berikan obat sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin, difenhidramin. Rasional : Menghilangkan gatal, catatan : gunakan terus-menerus pada hepatik hebat. g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan : Data subyektif Data obyektif * Tujuan Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan. * Kriteria Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan dan gejala dengan faktor penyebab. Melakukan perubahan perilaku dan berpatisipasi pada pengobatan. : Pernyataan yang salah konsepsi. : Pernyataaan/meminta informasi.

Tindakan keperawatan

1.)

Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan. Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan yang sesuai keperluan.

2.)

Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit. Rasional : Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis dan situasi individu.

3.)

Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih. Rasional : Aktivitas yang dapat dinikmati akan dapat membantu menghindari pemusatan pada penyembuhan panjang.

4.)

Diskusikan pembatasan donatur darah. Mencegah penyebaran penyakit. Kebanyakan undang-undang negara bagian menerima donor darah yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis.

5.)

Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium. Rasional : Proses penyakit dapat memakai waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala ada lebih lama dari enam bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya hepatitis kronis.

6.)

Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6 12 bulan minuman atau lebih lama sesuai toleransi individu.

Rasional : Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

4. Implementasi Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu : a. b. c. d. Tindakan mandiri Tindakan observasi Tindakan health education Tindakan kolaborasi

5. Evaluasi Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi dapat dikemukakan 4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu : a. b. c. d. Masalah klien dapat dipecahkan . Sebagian masalah klien dapat dipecahkan. Masalah klien tidak dapat dipecahkan. Dapat muncul masalah baru.

HEPATITIS 2.2 Definisi Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)

Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145) Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang merupakan kumpulan perubahan klinis , biokimia, serta seluler yang khas. ( Brunner & Suddarth .2001:1169). Dari pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penyakit hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang merupakan infeksi sistemik oleh virus atau oleh toksin termasuk alkohol yang berhubungan manifestasi klinik yang berspektrum luas dari infeksi tanpa gejala, melalui hepatitis ikterik sampai nekrosis hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis ,biokimia, seta seluler yang khas. Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut. Klasifikasi hepatitis viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis yang tak khas (asimtomatik), hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu : 1. Hepatitis Kronin persisten Adalah suatu keadaan kekambuhan jinak, sembuh sendiri yang tidak dihubungkan dengan kerusakan hati yang progresif, dan tidak menyebabkan gagal hati atau sirosis. Bentuk penyakit ini dapat dengan ikterus yang nyata atau infeksi tanpa ikterus. Dalam masa penyembuhan yang berkepanjangan, penderita menunjukan gejala-gejala : capek, malaise, tidak nafsu makan, ikterus ringan, rasa tidak enak pada perut bagian atas atau mungkin sama sekali tanpa gejala. 2. Hepatitis kronik lobular Sering pula disebut hepatitis akut berkepanjangan karena perjalanan penyakit lebih dari 3 bulan. Pada tipe ini ditemukan adanya tanda peradangan dan daerah-daerah nekrosis di dalam lobulus hati 3. Hepatitis Kronik Aktif Adalah penyakit yang ditandai dengan destruksi hepatosit yang progresif yang memerlukan waktu yang bertahun-tahun dilanjutkan dengan erosi dari cadangan fungsi hati yang pada umumnya berkembang menjadi sirosis. 2.3 Etiologi Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi

ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia. 1. Penyebab hepatitis non virus : 1) Zat kimia dari obat dapat menimbulkan masalah yang sama dengan reaksi akibat infeksi virus hepatitis. Gejala dapat terdeteksi dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah pemberian obat. Pada sebagian besar kasus, gejala hepatitis menghilang setelah pemberian obat tersebut dihentikan. Namun beberapa kasus dapat berkembang menjadi masalah hati serius jika kerusakan hati (hepar) sudah terlanjur parah. Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati (hepar) antara lain halotan (biasa digunakan sebagai obat bius), isoniasid (antibiotik untuk TBC), metildopa (obat anti hipertensi), fenitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi) dan parasetamol (pereda demam). Jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat yang aman. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati (hepar) yang cukup parah bahkan kematian. 2) Alkohol sangat dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati (hepar). Konsumsi alkohol berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa merusak hati.Pemakaian alkohol yang lama juga akan menimbulkan perubahan pada mitokondria, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk oksidasi lemak. Semua yang tersebut di atas menyebabkan terjadinya perlemakan hati (fatty lever). Perubahan pada MEOS yang disebabkan pemakaian alkohol yang berlangsung lama dapat menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat-obatan, meningkatkan lipoprotein dan menyebabkan hiperlipidemia, berkurangnya penimbunan vitamin A dalam hepar, meningkatkan aktivasi senyawa hepatotoksik, termasuk obat-obatan dan zat karsinogen. 3) Beberapa penyakit ataupun gangguan metabolisme tubuh dapat menyebabkan komplikasi pada hati (hepar). Diabetes mellitus, hiperlipidemia (berlebihannya kadar lemak dalam darah) dan obesitas sering menyebabkan penyakit hati (hepar). Ketiga kelainan tersebut membebani kerja hati (hepar) dalam proses metabolisme lemak. Akibat yang biasa timbul adalah kebocoran sel-sel hati (hepar) yang berlanjut menjadi kerusakan dan peradangan sel hati (hepar) yang biasa disebut steatohepatitis. 4) Hepatitis autoimun terjadi karena adanya gangguan pada sistem kekebalan yang biasanya merupakan kelainan genetik. Sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel atau jaringan hati (hepar). Selain merupakan kelainan genetik, gangguan ini dapat pula dicetuskan oleh virus ataupun zat kimia tertentu KLIK DISINI BISNIS PRAKTIS LANGSUNG DAPAT Rp. 50.000,2. Penyebab Hepatitis adalah virus hepatitis yang dibagi menjadi : 1. Replikasi virus hepatitis A termasuk ke dalam jalur lisis. Pertama-tama virus akan menempel di reseptor permukaan sitoplasma, RNA virus masuk pada saat kapsid yang

tetinggal di luar sel akan hilang, di dalam sel RNA virus akan melakukan translasi , hasil dari translasi terbagi menjadi dua yaitu kapsid baru dan protein prekusor untuk replikasi DNA inang, DNA sel inang yang sudah dilekati oleh protein presukor virus melakukan replikasi membentuk DNA sesuai dengan keinginan virus , DNA virus baru terbentuk , kapsid yang sudah terbentuk dirakit dengan DNA virus menjadi sebuah virion baru, virus baru yang sudah matang keluar dan mengakibatkan lisis oleh sel-sel fagosit.( Brooks, 2005) 1. Hepatitis B. Varion menular melekat pada sel dan menjadi tidak terselubung . dalam inti sebagian genom virus beruntai ganda dialihkan menjadi DNA untai ganda sirkuler yang tertutup secara kovalen ( cccDNA). cccDNA berfungsi sebagai cetakan untuk semua transkip virus, termasuk RNA pre-genom 3.5 kb. RNA pre-genom menjadi terenkapsidasi dengan HbcAg yang baru disentesis. Dalam inti sintesis polimerasi virus melalui transkripsi balik salinan DNA untai negatif. Polimerase mulai mensintesis untai DNA positif, tetapi proses ini tidak lengkap . inti mungkin bertunas dari sel, mendapatkan HbsAg yang mengandung selubung . sebagai alternatif , inti dapat ditarik kembali ke dalam nukleus dan memulai lagi rangkaian replikasi berkutnya dari sel yang sama. 1. Hepatitis C, disebabkan oleh virus hepatitis C ( HCV ) yangmerupakan virus RNA kecil yang terbungkus lemak yang berdiameter sekitar 30 sampai 60 nm. 1. Hepatitis D , disebabkan oleh virus hepatitis D ( HDV ) yang merupakan virus RNA detektif yang membutuhkan kehadiran hepatitis B yang berdiameter 35 nm. 1. Hepatitis E, disebabkan oleh virus hepatitis E ( HEV ) yang merupakan virus RNA rantai tunggal yang tidak berselubung dan berdiameter kurang lebih 32-35 nm. 1. Hepatitis F, baru ada sedikit kasus yang dilaporkan , saat ini para pakar belum sepakat bahwa hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. 2. Hepatitis G adalah gejala serupa dengan hepatiis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan atau hepatitis kronik. Penularan melalui tranfusi darah dan jarum suntik. Tipe A Fekal-oral melalui orang lain Tipe B Parenteral, seksual, perinatal Tipe C Parenteral, jarang seksual, orang ke orang, perinatal Menyebar luas, dapat berkembang sampai kronis. Terutama Tipe D Tipe E Parenteral, oral perinatal, memerlukan koinfeksi dengantipe B. Peningkatan Akut insiden kronis dan gagal hepar akut. Melalui darah Feses yang

Metode Transmisi

Keparahan Asimtomatik parah

Sumber

Darah, feses, Darah,

Virus

saliva

saliva, semen, sekresi vagina

melalui darah

terkontaminasi

2.4 Manifestasi Klinis 1. Masa Tunas Virus A : 15-45 hari ( rata-rata 25 hari). Virus B : 40-180 hari ( rata-rata 75 hari ) Virus non A dan non B : 15-150 hari ( rata-rata 50 hari 0 1. Fase Pre Ikterik Keluhan umumnya tidak khas . keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari . nafsu makan menurun ( pertama kali timbul ) , nausea, vomiting, perut kanan atas terasa sakit. Seluruh badan tersa pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, mudah lelah terutama pada sore hari , suhu badan meningkat sekitar 39 derajat celcius berlangsung selama 2-5 hari , pusing, nyeri persendian. 1. Fase Ikterik Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meniningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari . kadang-kadang disertai gatal-gatal seluruh badan, rasa lesu dan mudah lelah dirasakan selama 1-2 minggu 1. Fase Penyembuhan Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit ulu hati, disertai bertambahnya nafsu makan , rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik . warna urne tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun masih lemas dan mudah lelah. 2.5 Patofisiologi Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk melalui pembuluh darah dan menuju ke hati. Di hati agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT), akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. Peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia). Salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk

berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara lambat dan juga merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan alkohol yang banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada alkoholik. Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba / palpasi hati. Nyeri tekan dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak. Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus. 2.6 Pemeriksaan Diagnostic 1.Laboratorium a.Pemeriksaan pigmen

urobilirubin direk bilirubun serum total bilirubin urine urobilinogen urine urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein

protein totel serum albumin serum globulin serum HbsAG

c. Waktu protombin

respon waktu protombin terhadap vitamin K

d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase


AST atau SGOT ALT atau SGPT LDH Amonia serum

2. Radiologi

foto rontgen abdomen pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif kolestogram dan kalangiogram arteriografi pembuluh darah seliaka

3. Pemeriksaan tambahan

laparoskopi biopsi hati

2.7 Penatalaksanaan Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis (kedokteran) maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur, akupresure, reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif. Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi suportif adalah terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja dengan baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk menghilangkan penyebab dari penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus. Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan replikasi virus hepatitis B (HB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi peradangan hati dan memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati maupun sirosis. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya kadar serum transminase dan komplikasi hepatitis yang lebih buruk. Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hepatitis diantaranya adalah 1. Tirah baring Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat mengalami fase akut. Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu dirawat di rumah sakit. Penderita harus

mengurangi aktivitas hariannya. Tujuan dari istirahat ini adalah memberi kesempatan pada tubuh untuk memulihkan sel-sel yang rusak. 1. Diet Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada stadium dini persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual, dan bahkan muntah, disamping hal yang menganggu yaitu tidak nafsu makan. Dalam keadaan ini jika dianggap perlu pemberian makanan dapat dibantu dengan pemberian infus cairan glukosa. 1. Obat-obatan Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit hepatitis virus akut. kematian/kerusakan

1. Dilarang makan dan minum yang mengandung alkohol. Biasanya penderita penyakit hepatitis akut merasa mual di malam hari. Oleh karena itu sebaiknya asupan kalori diberikan secara maksimal di pagi hari. Jika penderita mengalami rasa mual yang hebat atau bahkan muntah terus menerus maka biasanya makanan diberikan dalam bentuk cair melalui infus. 2. Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita diberi antiviral/antivirus dengan dosis yang tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah untuk menekan replikasi virus.Virus membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi (menggandakan diri). Sel inang dalam kasus hepatitis adalah sel-sel hati. Proses replikasi virus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama virus melakukan penetrasi (masuk) ke dalam sel inang (sel hati). Tahap kedua virus melakukan pengelupasan selubung virus. Tahap ketiga adalah sintesis DNA virus. Tahap keempat adalah tahap replikasi. Tahap terakhir adalah tahap pelepasan virus keluar dari sel inang dalam bentuk virus-virus baru. Virus-virus baru inilah yang siap menginfeksi sel-sel hati lainnya. Antivirus bekerja menghambat salah satu tahapan tersebut, tergantung jenis antivirusnya. Beberapa macam antivirus diantaranya adalahinterferon, lamivudin, ribavirin, adepovir dipivoksil, entecavir, dan telbivudin. Antivirus diberikan berdasarkan hasil tes darah dan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi antivirus akan lebih efektif pada kasus hepatitis aktif. Fungsi hati dan ginjal harus terus di monitor selama terapi antivirus, sehingga efek samping dapat dicegah sedini mungkin. Pada kasus hepatitis C, kombinasi terapi interferon dan ribavirin adalah yang dianjurkan. 2.8 Komplikasi Tidak setiap pasien dengan hepatitis virus akan mengalami perjalanan penyakit yang lengkap. Sejumlah kecil pasien meperlihatkan kemunduran klinis yang cepat , adapun komplikasi yang dapat terjadi pada klien hepatitis adalah ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat

yang oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatic. Kerusakan jaringan parenkim hati yang meluas akan menyebabkan serosis hepatis, penyakit ini banayak ditemukan pada alkoholik. KLIK DISINI BISNIS PRAKTIS langsung dapat Rp. 50.000,Diagnosa keperawatan Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, maka di temukan beberapa diagnosa keperawatan pada klien dengan hepetitis yaitu : 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi dan fungsi metebolisme pencernaan makanan. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. 4. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan. 5. Kurang pengetahuan tentang perawatan penderita hepatitis berhubungan dengan kurangnya informasi 1. 3. Intervensi keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.

Tujuan : klien merasa nyeri berkurang atau hilang. Kriteria hasil :

Tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri ( tidak mengeluh kesakitan, menangis )

Intervensi :

Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri .

Rasional: Nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.

Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri

Rasional : Klien yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri

Kolaborasi dokter untuk penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi

Rasional : Kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.( Carpenito Lynda Jual, 1999) 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan fungsi absorbsi dan fungsi metebolisme pencernaan makanan. Tujuan : Mempertahankan intake makanan dan minuman yang adekuat untuk mempertahankan atau meningkatkan BB. Kriteria Hasil :

Adanya peningkatan berat badan nilai laboratorium normal bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.

Intervensi :

Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.

Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang hari, membuat asupan makanan yang sulit pada sore hari.

Berikan perawatan oral hygiene sebelum makan. Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan napsu makan.

Rasional :

Anjurkan makan dalam posisi duduk tegak Menurunkan rasa penuh abdomen dapat meningkatkan pemasukan.

Rasional :

Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permanen berat sepanjang hari. Bahan ini merupakan bahan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna/toleran .

Rasional :

Konsul pada ahli gizi, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein yang sesuai toleransi

Rasional : Berguna untuk membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu, metabolisme lemak. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat ( hepatitis kronis ) karena pada akumulasi akhir metabolisme protein dapat mencetuskan hepatik ensefalopati.

Kolaborasi untuk terapi steroid, contoh prednison ( deltasone ) tunggal atau kombinasi azatoprin ( imuran )

Rasional : steroid dikontraindikasikan karena meningkatkan resiko berulang terjadinya hepatitis kronis pada pasien dengan hepatitis virus. Namun efek anti inflamasi mungkin berguna pada hepatitis akhir kronik ( khusus idiopatik ) untuk menurunkan mual dan muntah.(Carpenito Lynda Jual, 1999) 1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik. Tujuan : Menunjukan tehnik/perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.

Kriteria hasil :

Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas. Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan otot.

Intervensi :

Tingkatkan tirah baring/duduk. Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan.

Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan. Aktivitsa dan posisi duduk yang tepat diyakini menurunkan aliran darah kekaki yang mencegah sirkulasi optimal kehati.

Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.

Rasional : Meningkatkan hasil pernapasan dan meminimalkan takanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.

Lakukan latihan dengan cepat dan sesuai toleransi. Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

Rasional :

Tingkatkan aktivitas sesuai toletansi, bantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.

Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan aktivitas. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.

Dorong penggunaan teknik menejemen stress, contoh relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktivias hiburan yang tepat seperti nonton tv, radio, membaca.

Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali latihan dan dapat meningkatkan koping. 1. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan. Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan intake dan ouput cairan menjadi seimbang. Kriteria hasil :

Tanda-tanda vital stabil. Turgor kulit membaik. Pengisian kapiler nadi perifer kuat. Haluaran urine individu sesuai.

Intervensi :

Berikan cairan IV ( biasanya glukosa ) elektrolit.

Rasional : memberikan terapi cairan dan penggantian elektrolit

Awasi nilai laboraturium, contoh Hb/Ht, nat, albumin.

Rasional : menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasikan retensi natrium/ kadar protei yang dapat menimbulkan pembentukan edema.

Kaji tanda-tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit.

Rasional : indikator volume sirkulasi/ perfusi.

Awasi intake dan output, bandingkan dengan BB . misal muntah.

Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan penggantian cairan / efek terapi. 1. Kurang pengetahuan tentang perawatan penderita hepatitis berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan klien memahami tentang perawatan dan kebutuhan pengobatan pasien hepatitis. Kriteria hasil :

Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan. Berpartisipasi dalam pengobatan.

Intervensi :

Berikan informasi khusus tentang pencegahan/ penularan penyakit.

Rasional : kebutuhan atau rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis ( agen penyebab ) dan situasi individu.

Diskusikan efek samping bahaya meminum obat yang dijual bebas.

Rasional : beberapa obat merupakan toksik bagi hati, dan menyebabkan efek kumulatif toksik / hepatitis kronis.

Berikan informasi tentang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan minimal, atau lebih lama sesuai toleransi.

Rasional : alkohol dapat meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan, kemungkinan pilihan obat.

Rasional : mengidentifikasi area kekurangan dan pengetahuan/ salah informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai keperluan

ASKEP HEPATITIS
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV). Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total. Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral. Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PTNANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ETNANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan

PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell, 1990). Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV. Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar. 2. Tujuan Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien hepatitis Tujuan khusus Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai : Pengkajian klien hepatitis Diagnosa yang mungkin timbul pada klien hepatitis Intervensi yang akan dilaksanakan pada klien hepatitis Pelaksaan tindakan keperawatan pada klien hepatitis Manfaat Sebagai bahan pembelajaran untuk penderita hepatitis agar lebih menjaga kesehatannya Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan Sebagai sumber informasi bagi para pembaca

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KOSEP DASAR TEORI A. PENGERTIAN

Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131) Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

B. ANATOMI FISIOLOGI

a. b. c. d.

a. b. c.

C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO 1. Hepatitis A Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh air dan makanan Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 hari Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat. 2. Hepetitis B (HBV) Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya. Masa inkubasi 26 160 hari dengan rata- rata 70 80 hari.

d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko. 3. Hepatitis C (HCV) a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30 60 nm. b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual. c. Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 hari d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B 4. Hepatitis D (HDV) a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki memakai obat terlarang dan kebiasaan penderita hemovilia c. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B. 5. Hepattitis E (HEV) a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 36 nm. b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun resikonya rendah. c. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari. d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi. D. GEJALA KLINIS Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah sebagai berikut. 1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat. 2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada sklera,kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan. 3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda E. INSIDEN 1. Hepetitis A Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk. Walaupun epidemik juga terjadi pada negara negara dengan sanitasi baik. 2. Hepatitis B Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi padat dengan tingkat kesehatan yang buruk. 3. Hepatitis C

90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena 4. Hepatitis D Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi 5. Hepatitis E Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India, Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko. G. PATOFISIOLOGI

H. PENATALAKSANAAN Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi,

faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit. Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan : 1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan) 2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran) 3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini). 2. KONSEP DASAR ASKEP A. PENGKAJIAN a. Biodata. Identitas. Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis. Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir. Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan klien.

b. Keluhan utama Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning c. Riwayat kesehatan 1. Riwayat Kesehatan Sekarang Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas 2. Riwayat Kesehatan Masa lalu Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya 3. Riwayat kesehatan keluarga Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan. 4. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati 1. Aktivitas Kelemahan Kelelahan Malaise

2. Sirkulasi Bradikardi ( hiperbilirubin berat ) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa 3. Eliminasi Urine gelap Diare feses warna tanah liat 4. Makanan dan Cairan Anoreksia Berat badan menurun Mual dan muntah Peningkatan oedema Asites 5. Neurosensori Peka terhadap rangsang Cenderung tidur Letargi Asteriksis 6. Nyeri / Kenyamanan Kram abdomen Nyeri tekan pada kuadran kanan Mialgia Atralgia Sakit kepala Gatal ( pruritus )

7. Keamanan Demam Urtikaria Lesi makulopopuler Eritema Splenomegali Pembesaran nodus servikal posterior 8. Seksualitas Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus

C. INTERVENSI KEPERAWATAN Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah. Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien terpennuhi. Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi. 1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan 2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.

3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan. 4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan 5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta. Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau teratasi. Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya) 1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri. 2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri

Akui adanya nyeri Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya

R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri 3. Berikan informasi akurat dan

Jelaskan penyebab nyeri Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui

R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan) 4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi

R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar. Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien normal Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu 1. Monitor tanda vital : suhu badan R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi 2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi 3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan 4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien berkurang Kriteria hasil : tidak terjadi keletihan 1. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang 2. Sarankan klien untuk tirah baring R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit. 3. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting 4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan

R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan 5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi) R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu. Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi kerusakan intergritas kulit dan jaringan. Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus. 1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering

Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin) Keringkan kulit, jaringan digosok

R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf 2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi 3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus 4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret. Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam pasien tidak mengalami gangguan pola nafas. Kriteria hasil : Pola nafas adekuat Intervensi : 1. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen

2. Auskultasi bunyi nafas tambahan R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan 3. Berikan posisi semi fowler R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran sekret 4. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak 5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi infeksi pada pasien. Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. 1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh

Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun

R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis 2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit 3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan. R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi 4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi

D. IMPLEMENTASI Diagnosa 1: 1. Memabntau makanan yang dimakan oleh klien beserta jumlah dan bagaimanan pola makan klien 2. Memberikan snack atau makanan yang mengundang selera pasien 3. Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi metabolisme tubuh 4. Memberikan pola diet rendah lemak Diagnosa 2: 1. Mengukur skala nyeri untuk mengetahui perkembangan kondisi klien 2. Mengompres bagian yang nyeri agar nyeri berkurang 3. Memberikan penjelasan mengenai proses infeksi hingga menyebabkan nyeri 4. Memberikan obat analgesic sesuai anjuran dokter Diagnosa 3 1. Mengukur suhu tubuh klien 2. Mengompres aksila, kepala, dan lipat paha klien untuk mengurangi panas 3. Memberikan minum pada klien sedikitnya 8 gelas perhari 4. Memberikan obat antipiretik sesuai dosis dan tepat waktu F. EVALUASI 1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi. 2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya) 3. Tidak terjadi peningkatan suhu 4. Tidak terjadi keletihan 5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus. 6. Pola nafas adekuat 7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. BAB 3 PENUTUP 1. Kesimpulan Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.

2. Saran Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat

menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.

DAFTAR PUSTAKA Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta. Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta. Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung. Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta. Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001. Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998. Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika. Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.\

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS


00.07 Teguh Subianto 3 comments
Share :

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS A. DEFINISI Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada hati.( Syivia .A. price : 2005 hal : 485 ) Hepatitis virus akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya berhubungan erat dengan adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dll.( Arief Mansjoer, 2001 : 513 ) Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001) B. ETIOLOGI
Type A Type B Type C Type D Type E

Metode transmisi

Fekal- Parenteral Parenteral Parenteral oral seksual, jarang perinatal, melalui perinatal seksual, memerlukan orang orang ke koinfeksi lain orang, dengan type

Fekaloral

Keparahan

Tak ikterik dan asimtomatik

Parah

Sumber virus

Darah, feces, saliva

Darah, saliva, semen, sekresi vagina

perinatal B Menyebar Peningkatan Sama luas, insiden dengan dapat kronis dan D berkem- gagal hepar bang akut sampai kronis Terutama Melalui Darah, melalui darah feces, darah saliva

2.Alkohol Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis. 3.Obat-obatan Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut. C.TANDA DAN GEJALA 1.Masa tunas Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari) Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari) Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari) 2.Fase Pre Ikterik Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B. 3.Fase Ikterik Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu. 4.Fase penyembuhan Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai. D.PATOFOSIOLOGI Patways Klik Untuk Melihat Pathway Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh usus disertai nkrosis dan inflamasi pada sel sel hati yang menghsilkan kumpulan perubahanklinis, biokimia serta seluler yang khas. Disini

hepatitis dibagi menjadi dua yaitu hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis A dinamakan hepatitis hepatitis infekglusa, dosebabkan oleh virus RNA dari vamili anterovirus. Cara penularanya melalui fekal orl terutama lewat konsumsi makanan dan minuman yang tercemar virus tersebt. Masa inkubasi diperkirakan 1 7 minggu dengan rata rata 30 hari. Ketika gejala muncul, bentuknya berupa infeks saluran nafas atas yang ringan seperti flu dengan panas yang tidak terlalu tinggi. Anoreksia merupakan gejala dini dan diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak tersebut untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Sedangkan Hepatitis B berbeda dengan hepatitis A, ditularkan melalui darah (jalur perkutan dan permukosa). Virus tersebut pernah ditemukan oleh darah, saliva, semen serta sekretvagina dan dapat ditularkan lewat mmbran mukosa serta pada luka kulit. Memiliki masa inkubasi panjang. Gejala dan tanda samar dan bervariasi. Panas dan gejala pernapasan jarang ditemukan E.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1.Laboratorium a.Pemeriksaan pigmen - urobilirubin direk - bilirubun serum total - bilirubin urine - urobilinogen urine - urobilinogen feses b.Pemeriksaan protein - protein totel serum - albumin serum - globulin serum - HbsAG c. Waktu protombin - respon waktu protombin terhadap vitamin K d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase - AST atau SGOT - ALT atau SGPT - LDH - Amonia serum 2. Radiologi - foto rontgen abdomen - pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif - kolestogram dan kalangiogram - arteriografi pembuluh darah seliaka 3. Pemeriksaan tambahan - laparoskopi - biopsi hati F. KOMPLIKASI Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati 1.Aktivitas - Kelemahan - Kelelahan - Malaise 2. Sirkulasi - Bradikardi ( hiperbilirubin berat ) - Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa 3. Eliminasi - Urine gelap - Diare feses warna tanah liat 4. Makanan dan Cairan - Anoreksia - Berat badan menurun - Mual dan muntah - Peningkatan oedema - Asites/Acites 5. Neurosensori - Peka terhadap rangsang - Cenderung tidur - Letargi - Asteriksis 6. Nyeri / Kenyamanan - Kram abdomen - Nyeri tekan pada kuadran kanan - Mialgia - Atralgia - Sakit kepala - Gatal ( pruritus ) 7. Keamanan - Demam - Urtikaria - Lesi makulopopuler - Eritema - Splenomegali - Pembesaran nodus servikal posterior 8. Seksualitas - Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis : 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan

masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah. 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta. 3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar 4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis 5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu 6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus G. INTERVENSI 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah. Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi. a.Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan R/keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan b.Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering R/adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya. c.Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan R/akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan. d.Anjurkan makan pada posisi duduk tegak R/menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan e.Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak R/glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar. 2.Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta. Hasil yang diharapkan : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya) a.Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri R/nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri. b.Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri - Akui adanya nyeri - Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri

c.Berikan informasi akurat dan - Jelaskan penyebab nyeri - Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan) d. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri. 3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar. Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu a. Monitor tanda vital : suhu badan R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi c. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan d. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit. 4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis a. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang b. Sarankan klien untuk tirah baring R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit. c. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting d. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan e. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi) R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis 5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu

Hasil yang diharapkan : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus. a. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering - Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin) - Keringkan kulit, jaringan digosok R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf b. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi c. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus d. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan 6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret. Hasil yang diharapkan : Pola nafas adekuat Intervensi : a. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen b. Auskultasi bunyi nafas tambahan R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan c. Berikan posisi semi fowler R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran sekret d. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak e. Berikan oksigen sesuai kebutuhan R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia 7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus Hasil yang diharapkan : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. a. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen - Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh - Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis b. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi

R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit c.Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan. R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi d. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi DAFTAR PUSTAKA Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta. Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta. Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung. Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit, EGC, Jakarta. Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001. Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998. Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika. Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.

ASKEP HEPATITIS

HEPATITIS

Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan . Dimana juga merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus , antara lain : Virus Hepatitis A ( HAV ) Virus Hepatitis B ( HBV ) Virus Hepatitis C ( HCV ) Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta Virus Hepatitis E ( HEV ) Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri , tetapi jenis ini jarang ada.

Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian obat secara parenteral ( IV ) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.

Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virusvirus lainnya , seperti : Cytomegalovirus Virus Epstein-Barr Virus Herpes simplex Virus Varicella-zoster Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis , tetapi kemungkinan mempunyai penyakit liver residu . Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian

PATHOFISIOLOGI Setelah liver membuka sejumlah agen , seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak dengan meradangnya sel-sel hati , lymfosit-lymfosit , bertambahnya cairan , sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit , pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas , nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar . meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringanjaringan hepar ( sel-sel hepar ) . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan. Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan hepatitis E sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien . Komplex kekebalan Kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B . Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding

pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana. Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adlah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .

KLASIFIKASI HEPATITIS Hepatitis Virus Lima jenis penyakit hepatitis virus akut dengan melalui ragam penyerangan, ragam permulaan dan masa inkubasi . Virus ini untuk jenis parenteral dan non parenteral sehubungan dengan mekanisme transmisi (penyerangan). Jenis non-parenteral : Hepatitis A dan Hepatitis E , penyebaran virus melalui route oral-fecal . Jenis parenteral : Hepatitis B , Hepatitis C , dan Hepatitis D , penyebarannya melalui transfusi darah melalui pembuluh darah vena dan hubungan sex.

Hepatitis A Bahan penyebab yang dapat menjangkit Hepatitis A kemungkinannya adalah virus RNA dari golongan enterovirus . Karakteristik Hepatitis A adalah sama dengan sifat khas dari syndroma virus dan sering kali tidak dapat dikenali . Penyebaran Hepatitis A melalui route oral-fecal dengan ingesti oral dari ketidakbersihan fecal. Air yang tidak bersih mengandung sumber penyakit atau infeksi, kerang-kerang yang diambil dari air yang tercemar , dan makanan yang tidak bersih karena terjamah oleh HAV . Virus dapat juga tersebar melalui aktivitas sex oral-anal dan kadang-kadang melalui pembukaan pengeluaran fecal dalam Rumah Sakit. Dalam kasus yang sama , Hepatitis A dapat juga bertransmisi dalam aliran darah . Masa inkubasi Hepatitis A antara dua sampai enam minggu dengan rata-rata waktu empat minggu . Penyakit ini dapat mengancam hidup manusia ( sangat berbahaya bagi hidup manusia ).

Hepatitis B

Hepatitis B berbentuk sebagai serum hepatitis . Virus Hepatitis B ( HBV ) adalah partikel double-sheel berisi DNA yang terdiri dari antigen ( HBcAg ) , permukaan antigen ( HBsAg) dan protein independent ( HBeAg ) dalam sirkulasi darah. Jenis penyebaran HBV adalah route terkontaminasinya jaringan percutaneous dengan darah . Selain itu juga penyebarannya melalui mukosa membran dengan lewat : Kontak dengan cairan tubuh , seperti : semen , saliva , dan darah . Kontaminasi dengan luka yang terbuka . Peralatan dan perlengkapan yang terjangkit. Contoh waktuterjadinya transmisi ( penyebaran ) , antara lain : Jarum suntik ( secara sengaja atau kebetulan ). Transfusi darah yang terkontaminasi dengan luka , goresan atau lecet Mulut atau mata yang terkontaminasi selama irigasi luka atau suction. Prosedur bedah mulut atau gigi. HBV dapat terjadi klien yang menderita AIDS . HBV lebih menjangkit atau berbahaya dari pada HIV , dimana sebagai penyebab AIDS . Untuk penyebab ini Hepatitis B mendapat tempat terbesar untuk perawatan kesehatan profesional . Hepatitis B dapat tersebar melalui hubungan sex dan khususnya para gay (male-homo) (Dindzans,1992). Virus ini dapat juga tersebar dengan melalui penggunaan peralatan tato dan pelubang daun telinga ; penggunaan yang terkontaminasi pada perlengkapan pembagian obat ( terkontaminasinya perlenkapan pembagian obat ) ; berciuman ; dan perlengkapan lainnya seperti : cangkir , pasta gigi , dan rokok. Perjalanan penyakit Hepatitis B sangat beragam. Hepatitis B kemungkinan mempunyai serangan tipuan dengan sinyal yang lemah dan sekumpulan penyakit atau komplikasi yang serius , seperti : masa inkubasi 40 sampai dengan 180 hari , tetapi Hepatitis B secara umum akan berkembang 60 sampai 90 hari setelah pembukaan (terserang) . Penyakit liver kronik berkembang 5% pada klien dengan infeksi HBV akut.

Hepatitis C Virus Hepatits C (HCV) sama dengan HBV, dan mempunyai pengurai seperti flavi-virus, virus pemutus rantai RNA. HCV penebarannya melalui darah dan produksi darah dan terindentitas pada gay , tersebar selama hubungan sex . Symptom berkembang 40 sampai 100 hari setelah

penyerangan virus . Masa inkubasi adalah 2 sampai 22 minggu , dengan rata-rata masa inkubasi 8 minggu. Akibat meningkatnya Hepatitis C dan Hepatitis B pada klien yang sama , epidemiologi dan hepatologi dipelajari dengan seksama . Klien yang menggunakan obat secara IV menyebabkan 40% terjangkit HCV .

Hepatitis D Hepatitis D disebabkan karena terinfeksi HDV , virus RNA yang tidak sempurna membutuhkan fungsi pembantu HBV. HDV bergabung dengan HBV dengan kehadirannya dibutuhkan untuk replikasi virus. Virus delta dapat menjangkit pada klien secara simultan dengan HBV atau bisa juga dengan meninfeksi secara superimpose pada klien yang terinfeksi HBV super infeksi kemungkinan mempunyai waktu hidup yang sama dengan Hepatitis B kronik dan mungkin juga berkembang dalam keadaan carrier yang kronik . Transmisi primer penyakit ini melalui route non-percuntaneous , terutama hubungan personal yang tertutup (selingkuh). Durasi infeksi HDV ditentukan dengan durasi infeksi HBV tidak lebih lama dari infeksi HBV. Bagaimanapun infeksi HDV kronik menunjukkan adanya kemajuan yang cepat dari penyakit liver, penyebab penambah kerusakan hati yang telah siap disatukan dari infeksi HBV kronik.

Hepatitis E Virus hepatitis sangat mudah dikenal dengan epidemis cairan dari hepatitis, sejak ditemukan epidemi di Asia, Afrika dan Mexico. Di AS dan Canada hepatitis E terjadi pada orang orang yang mengunjungi daerah endemic. Virus rantai tunggal RNA dikirimkan melalui rute oral fecal dan menyerupai virus hepatitis A. HEV mempunyai periode inkubasi 2 9 minggu. Hepatitis E tidak menuju infeksi kronik atau carier.

RACUN DAN PENGARUH OBAT ( KIMIA ) HEPATITIS 2 Tipe Utama Toxic Hepatitis Yang Dikenal : 1. Direct Toxic Hepatitis ( DTH ) DTH dihasilkan dalam nekrosis dan infiltrasi lemak dari liver. Penyebab racun hepatitis adalah racun yang umum yang sistematis atau diubah di liver dari metabolisme toxic. Masyarakat yang mempunyai kebiasaan buruk seperti alcoholic dapat memiliki DTH sebagai

contoh, Acetaminophen ( Tylenol, Exdol ), dalam penggunaan secara bersamaan Over The Counter ( OTC ) analgesik dapat menyebabkan nekrosis hepatic yang hebat. Industri toxin, seperti Carbon Tetrachloride, Trichloroethylene dan phosphor kuning, juga memiliki efek direct toxic pada liver. 2. Iodiosyncratic Toxic Hepatitis ( ITH ) ITH dihasilkan dari pergantian morfologi liver yang sama ditemukan divirus hepatitis. Dalam reaksi obat Iodiosyncratic, kasus hepatitis tidak terprediksi dan jarang. Ini mungkin terjadi disetiap saat selama atau dalam waktu dekat setelah membuka obat. Agen yang dihasilkan di ITH meliputi : Halothane, agent anestesi. Methyldopa ( Aldomet, Dopamet ), obat anti hipertensi. Isoniazid ( INH, Isotamine ), agent anti tuberculosa. Phenytoin ( Dilantin ), anti konvulsant.

KOMPLIKASI HEPATITIS Kegagalan sel liver untuk regenerasi, dengan kemajuan proses nekrotik dihasilkan secara hebat, sering membentuk hepatitis yang fatal yang lebih dikenal dengan hepatitis fulminan. Bentuk nekrosis hepatitis secara besar besaran sangat jarang. Hepatitis kronik terjadi seperti hepatitis B atau hepatitis C. Infeksi sangat tidak mungkin pada agent delta hepatitis ( HDV ), dalam klien dengan penampakan antigen hepatitis B atau HbS Ag mungkin menuju hepatitis kronik yang akut dan kemunduran klinis. Dalam beberapa kasus hepatitis fulminan dengan kematian mungkin terjadi. Pada seseorang dengan hepatitis kronik aktif ( CAH ) kerusakan liver yang meningkat dan dikarakteristikkan oleh nekrosis hepatitis secara terus menerus, inflamasi akut dan fibrosis. Klien mungkin tidak ada gejala untuk waktu yang lama dari proses penyakit liver atau fibrosis yang terus menerus mungkin menuju ke kerusakan liver, sirosis, dan kematian. Hepatitis kronik aktif mungkin di manifestasikan oleh : Gejala klinik persistent dan hepatomegali. Adanya kelanjutan dari HbS Ag. Pengangkatan, turun naiknya tingkatan serum aspartate amino transferase ( AST ), billirubin dan alkaline phospatase untuk 6 12 bulan setelah terjadi hepatitis akut.

Biopsi liver lebih mudah oleh keseimbangan diagnosa hepatitis kronik. Pada seseorang dengan hepatitis kronik persistent dan hepatitis kronik lobar,kerusakan liver tidak meningkat setelah tanda pengambilan.Tipe dari hepatitis dihasilkan dari infeksi dengan dan virus hepatitis B dan hepatitis C. Pada kesalahan yang tidak meningkat, perkembangan serosis jarang. Banyak klien dengan hepatitis kronik persisten tidak ada gejala dan fisiknya terlihat normal. Data laboratorium mungkin menampakkan peningkatan serum AST dan alkaline phospatase yang mungkin tetap bertahan sampai 1 tahun.

ETIOLOGI Penyebab hepatitis meliputi : Infeksi virus. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.

PERBEDAAN TANDA-TANDA DARI 5 TIPE VIRUS HEPATITIS

Tanda

Hepatitis A

Hepatitis B

Hepatitis C ( non-A, non-B hepatitis)

Delta Hepatitis

Hepatitis E

Persamaan

*Infeksihepatiti *Serum s. *Inkubasi hepatitis yang pendek. hepatitis. *Inkubasi hepatitis yang panjang.

*Epidemi nonA, non-B hepatitis atau dengan masuknya transmisi hepatitis.

Diagnosa

Anti HAV Ig

HbS Ag dalam serum. 17 98 hari.

Anti HDV titer naik. 17 98 hari.

Anti HEV

penyakit akut. M dalam serum. Waktu 28 94 hari.

2 9 minggu

inkubasi Kelompok resiko tinggi Lebih banyak Semua pada anak anak dan latar belakang institusional. kelompok umur beresiko, terutama pecandu obat, klien hemodialisis dan orang orang kesehatan. Musin Penghujan dan awal kemarau. Transmisi Melalui oral fecal antara seseorang yang tinggal bersama dengan kontak langsung. Melalui transfusi darah dan produk darah. Darah dan cairan darah. Infeksi Melalui oral Setiap tahun Setiap tahun Setiap tahun Setiap tahun Semua umur, terjadi setelah transfusi darah. Pecandu obat. Orang yang tinggal pada daerah kumuh.

gabungan dari fecal, hepatitis B, non perkutan, kontak tertutup. transmisi dari cairan yang terkontaminasi

Peradangan virus pada hati umumnya dalam bentuk hepatitis. Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A dan Hepatitis B juga terinfeksi oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis C ( HCV ) belum dapat diidentifikasi. Ini menunjukkan bahwa sedikitnya dua virus dalam klasifikasi ini. HCV negatif non A, hepatitis non B mungkin timbul karena infeksi oleh virus yang belum terisolasi atau terinfeksi HCV yang tidak dapat teridentifikasi oleh penanda serologi. Empat tipe virus hepatitis, delta hepatitis hanya terjadi pada virus hepatitis B dan disebabkan oleh virus hepatitis D. Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E.

Penyaringan rutin dari donor darah dan menghapuskan penjualan sumber darah membuat penurunan terjadinya hepatitis B setelah transfusi darah. Bagaimanapun resiko vital hepatitis setelah transfusi merupakan masalah penyebab utama dan tergantung pada metode dimana produksi darah diproses. Berbagai macam produk darah membawa resiko besar klien dengan hemodialisis juga membawa resiko tinggi terkena hepatitis B. Laporan kasus pada DEPKES daerah untuk semua tipe hepatitis vital diketahui jumlahnya untuk mencegah penyebaran.

PENERANGAN PERAWATAN PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS Gunakan pencegahan umum atau pencegahan substansi tubuh untuk menjaga perpindaham kuman antara klien atau antara klien dengan staf perawat kesehatan Menghapuskan penggunaan jarum dan benda tajam lainnya dengan mengganti sistem penggunaan jarum Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B, recombinex HB ) diberikan dengan tiga seri suntikan. Vaksin ini juga untuk menjaga atau mencegah hepatitis B Untuk postexposure mencegah hepatitis B, lihat atau cari segera perhatian medis untuk kemungkinan administrasi imuno globulin hepatitis B ( HBIG ) atau imuno globulin ( IG ) Laporkan semua kasus hepatitis pada DEPKES Daerah.

PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu sebelum makan dan setelah dari toilet. Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti sayuran mentah, buah dan sop. Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen, handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga, Jangan berbagi jarum suntikan.

KEJADIAN / PENGARUH Hepatitis A umumnya kebanyakan tipe hepatitis virus dunia. Dan yang tertinggi adalah hepatitis B. Dan jumlahnya 40 % tercatat kasus hepatitis vital (Dindanz, 1992 ) Ini meningkat kejadiannya pada wabah penggunaan obat IV. Kebersihan rendah merupakan bentuk penyebab utama dari perpindahan pada kelompokm ini. Sekitar 5 % dari populasi dunioa terinfeksi virus hepatitis B ( Wright, 1992). Hepatitis B utamanya terjadi pada dewasa muda di USA. Dengan 75 % terjadi pada kasus antara umur 15 dan 39 tahun. Kejadian ini meningkat selama 1980 dan awal 1990. Kira kira 300.000 kasus baru dari terjadinya hepatitis B di USA setiap tahun 59 % dari semua kasus pengguna obat IV, heteroseksual dengan gantai pasangan dan homoseksual laki-laki. 3 % dari semua kasus terjadi pada pekerja perawat kesehatan. Hepatitis C ( Infeksi HCV ) jumlahnya kira kira 20 % dari semua kasus hepatitis vital yang tercatat oleh perawat kontrol kuman Amerika (CDC) dan biasanya ddisebabkan oleh

penyebaran hepatitis. Penyebab 80 % dari kasus penyebarab hepatitis kronik ( Dindanz, 1992 ). Kejadian ini mungkin diremehkan karena belum terlaporkan / rendahnya laporan. Beberapa klien dengan hepatitis kronik, 95 % terinfeksi dengan jalan transfusi darah. Hepatitis kronik berkembang sekitar 50 % dari klien dengan infeksi HCV akut dan terjadinya sirosis 20 % dari klien ini ( Wright, 1992 )

Pertimabangan Perubahan Bentuk Infeksi dengan agen delta telah menyebar di seluruh dunia bagaimanapun di negara Mediterania, Afrika Timur, Eropa Selatan dan Timur Tengah. Infeksi delta mewabah pada beberapa orang dengan hepatitis B. Penyakit hepatitis E telah ditemukan di India dan telah tercatat sedikit kasus di Asia, Afrika dan Meksiko (Herrera, 1993 )

MANAJEMEN KOLABORASI TINDAKAN. Riwayat : Ketika diperoleh riwayat dari klien dengan dicurigai hepatitis vital perawat mengatakan pada klien bahwa dia diketahui mengidap hepatitis A atau B. Pearawat menanyakan apakah klien

baru baru ini melakukan transfusi darah atau melakukan hemodialisis untuk penyakit ginjal. Perawat bertanya tentang : Aktifitas social termasuk hubungan seksual ( heteroseksual, biseksual atau homo seksual ) Penggunaan obat obatan Menggunakan anting atau tattoo Akomodasi kehidupan seperti barak militer yang penuh, institusi yang benar atau apartemen yang padat, atau pusat penampungan orang dengan lambat mental. Riwayat pekerjaan klien dimasukkan. Perawat mempunyai pertanyaan khusus tentang pekerjaan sebagai berikut : Pekerja perawat kesehatan seperti teknisi laboratorium Perawat di area beresiko tinggi seperti ruangan operasi, ruangan darurat, klinik perawatan kritis dan klinik hemodialisis dan feresis. Seorang pegawai di pusat perkembangan lambat mental. Perawat menanyakan pada klien apakah baru baru ini melakukan perjalanan ke negara asinga atu daerah yang sanitasinya jelek / fasilitas air yang jelek. Juga ditanyakan tentang penyerapan air dan kemungkinan sumber kontaminasi atau penyerapan dari kerang kerangan seperti oister.

TINDAKAN FISIK / MANIFESTASI KLINIK Hepatitis Vital Sumber dan penyebab dari manifestasi klinik dari semua kelima tipe hepatitis vital adalah sama. Perawat menetapkan keluhan subyektif klien secara umum, menentukan apakah terjadi gejala akut ( hepatitis A atau E ) atau tipuan ( hepatitis B atau C ) Klien mungkin merasa lelah dan kehilangan selera. Selanjutnya perawat memeriksa kelanjutan untuk mengira perjalanan klien ; Perasaan umum yang tidak nyaman Lemah Mialgias ( nyeri otot ) Sakit kepala Arthritis Intabilitas

Depresi Nausea Muntah Perawat menanyakan pada klien apakah kehilangan selera pada akhir akhir ini. Makan makanan kotor. Perokok yang tidak suka sigaret. Perawat palpasi pada kuadran kanan atas abdominal untuk melihat hati tidak lembut dan letaknya. Klien mungkin merasa nyeri hati dengan pergerakan kulit, sclera, dan membran mucus diperiksa untuk melihat penyakit kuning. Klien mungkin melakukan perawatan medis hanya setelah terlihat penyakit kuning, dipercaya bahwa gejala samar yang lain adalah sindrom seperti influenza yang terus menerus. Penyakit kuning pada hepatitis dihasilkan dari penyumbatan intra hepatic dan disebabkan oleh oedema dari saluran empedu hati. Urine gelap dan berwarna seperti tanah liat sering dialami oleh klien tersebut. Perawat mengambil urine dan contoh spesimen untuk inspeksi visual dan analisis laboratorium. Perawat juga melihat kulit apakah timbul kudis ( gatal ) pada klien dengan diagnosa hepatitis B dan C. Benjolan tidak teratur dari erythema, berwarna merah atau urtycaria mungkin terjadi. Klien sering mengalami pruritus ( gatal ) dan mungkin mempunyai abrasi kulit karena garukan. Klien dengan hepatitis A biasanya merasa demam, suhunya mungkin diantara 38C 40C. Demam mungkin dalam grade rendah atau tidak dengan hepatitis B / C

RACUN DAN OBAT PENYEBAB HEPATITIS Penggambaran klinik pada racun dan obat penyebab hepatitis tergantung pada agen kausatif. Reaksi idiosyncratic mungkin menghasilkan manifestasi klinik yang tidak dapat dibedakan dari beberapa hepatitis vital atau mungkin seolah olah merupakan gejala pipa empedu ekstrahepatik seperti sakit kuning yang keras, kudis, arthalgias dan demam.

TINDAKAN PSIKOSOSIAL Hepatitis vital biasanya terjadi pada penderita akut. Gejala ini mungkin meringankan dan mengurangi dengan cepat atau tidak diketahui. Manifestasi klinik dari hepatitis B dapat tetap dalam usaha selama 6 bulan.

Problem emosional untuk menyenangkan klien sering terpusat pada perasaan mereka atau marah karena sakit dan merasa lelah dari pengungkapan selera. Perasaan tidak umum secara umum tidak aktifitas dan keluhan samar menunjukkan depresi dan keputusasaan. Klien khawatir tentang efek panas dan komplikasi. Klien dengan hepatitis vital sering merasa bersalah bahwa mereka membawa virus untuk orang lain. Injfeksi adanya penyakit hepatitis dapat menyebabkan kesenjangan sosial, kien akan merasa malu dengan adanya tindakan isolasi dan perasaan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dan akhirnya berkelanjutan di rumah. Adanya ras malu inilah menyebabkan klien membatasai interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Klien takut akan penyebarab virus kepada keluarga dan teman. Anggota keluarga klien setiap takut kontak dengan penyakit dan mereka akan menjaga jarak dengan klien. Perawat memberi ijin kepada klien beserta keluarganya untuk saling mengungkapkan perasaannya dan mengetahui penyebab penyebarannya. Tindakan pencegahan berupa isolasi membuat klien beserta keluarganya menjadi gelisah. Jika penyebarab Hepatitis B disebabkab oleh tindakan tingkah laku sosial yang buruk seperti ; penggunaan obat-obatan terlarang dan perilaku homoseksual maka klien akan merasa malu dan bersalah. Klien tidak dapat kembali bekerja sampai hasil tes darah yang menunjukkan serologi bernilai negatif. Kerugian biaya pengobatan dan rawat inap bagi klien dengan tampa adanya asuransi kesehatan menyebabkan pasien beserta keluarganya sangat cemas akan keuangan yang harus ditanggung.

Pengkajian Laboratorium. Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang akut, ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.

Serum Enzim-enzim Liver. Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan mungkin lebih tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai aspartat aminotransferase atau AST antara 1000 2000 mU/mL. Alanine pospatase nilai normalnya 30 90 IU/L atau sedikit lebih tinggi. Nilai serum total bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL dan

berlangsung ketat dengan tanda-tanda klinik penyakit kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga terdapat pada urine.

Pemeriksaan serologi. Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV ) terdeteksi dalam darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus menerus disebabkan oleh HAV adalah bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4 6 minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G. Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen. Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi memperkuat kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV adalah virus DNA double shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas permukaan ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya memunculkan diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6 bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B bermula saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu setelah kemunculan HBs AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi klien. Seseorang klien yang hasil testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih menularkan penyakit dari pada klien yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif. Kemunculan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada intrahepatik atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti HD ). Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut, tetapi hanya dapat diketahui melalui laporan pemeriksaan serum. Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang canggih untuk memeriksa test serologi pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian mereka tidak membedakaan antara IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim ImonoAssay dengan kemampuan dapat

mendeteksi antibody dengan menambahkan antigen sebelum digunakan dan sekarang ini EIA tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan menambahkan nomor hasil positif yang palsu dengan adanya test screening yang dilakukan. Pada kejadian yang sama serokan versi dengan Hepatitis C akan tertunda sanpai tahun depan. Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk test. Anti HCV menentukan diagnosa yang tepat, merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara klinis biokimia dan hasil serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis E.

Pengkajian Radiografi. Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan menempatkan X-Ray tepat diatas bagian abdominal.

Pengkajian Diagnosa Yang Lain. Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada liver. Biopsi membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten. Penemuan jaringan lemak yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan dengan neutrofil yang tetap dengan Hepatitis Laennecs ( yang disebabkan oleh alkohol ).

ANALISA Diagnosa Keperawatan. Diagnosa keperawatan digunakan pada klien dengan Hepatitis virus akut yang disebabkan oleh : 1. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan ketidaknyamanan ataau rasa tidak nyaman. 2. Berubahnya nutrisi yang masuk kedalam tubuh atau kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan anoreksia, nausea dan vomiting.

Diagnosa Keperawataan Tambahan. Klien dengan Hepatitis virus merupakan bukti problem sekunder yang disebabkan oleh : 1. Anxietas sehubungan dengan rawat inap dirumah sakit dan waktu sakit yang cukup lama. 2. Nyeri sehubungan dengan peradangan pada liver. 3. Berubahnya aktifitas yang semakin berkurang sehubungan dengan isolasi sosial.

4. Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan kulit sehubungan dengan kekurangan dan kruritus. 5. Isolasi sosial sehubungan dengan resiko penyebarab infeksi.

RENCANA DAN TINDAKAN A. Intoleransi Aktifitas. : Meningkatkan aktifitasnya ssampai seperti pada saat sebelum sakit. : Klien dengan Hepatitis virus akut diyakini adanya peradangan yang ganas pada liver. Klien yang tidak dirawat inap untuk Hepatitis virus tidak perlu mendapatkan perawatan secara spesifik kecuali Hepatitis C. Hepatitis C diobati dengan menggunakan alpha interferon, dimana berguna untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Rencana keperawatan untuk semua klien-klien dengan Hepatitis virus didasarkan ukuran liver yang normal, maningkatkan regenerasi selular dan mencegah adanya komplikasi. Selama stadium akut pada hepatitis virus interensi ditujukan menghentikan peradangan liver sampai meningkatkan regenerasi sel hepar. Istirahat merupakan interensi yang penting untuk mengurangi permintaan metabolis liver dan meningkatkan suplay darah. Keperawatan biasanya berupa dukungan.

rencanaan

tervensi

ecara Fisik : Perawat mengkaji respon klien terhadap aktifitas dan periode istirahat. Bedrest secara total dianjurkan selama fase ikteri halus pada Hepatitis. Klien biasanya lelah dan tampak malas, tetapi waktu istirahat diselang-seling dengan waktu aktifitas dianjurkan dan biasanya sekali-kali dilakukan untuk meningkatkan penyembuhan hepar. Rencana keperawatan pada klien dan perubahan-peruahan yang dibutuhkan untuk menunjukkan sekumpulan gejala-gejala keganasan dan hasil dari test fungsi hati ddan menentukan enzimenzim. Masa istirahaat tetap dilakukan aktifitas sepeerti perawataan diri sendiri berjalan-jalan dilakukan sampai dapat ditoleransi sebagai aktifitas tetap.

ecara Psikis : Istirahat secara psikis dan emosional sangatlah penting. Karena bedrest dan in aktifitas menyebabkan ansietas. Perawat memasukkan pengalihan aktifitas dalam rencanaa keperawatannya misalnya, perawat menanyakan keperluan klien dengan membawa sesuatu materi bacaan : majalah, buku, Koran. Rumah sakit menyediakan TV dan telephon. Perawat juga

menganjurkan pada staf dan anggota keluarga untuk meluangkan waktu untuk masuk kekamar klien.

B. Perubahan Nutrisi Yang Masuk Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. : Intake nutrisi dan kalori yang optimal pada klien sehingga meningkatkan

encanaan

penyembuhan jaringan liver. : Dorongan terapi nutrisi ditujukan untuk meningkatkan regenerasi sel-sel hepar atau oleh kelebihan cairan seperti biasanya dan diet balance yang baik. Hal ini tidaklah selalu tepat karena nausea dan vomiting, anoreksia dan biasanya tidak suka terhadap makanan. Tindakan keperawatan untuk meningkatkan intake nutrisi yang baik dengan : 1. Terapi diet. 2. Obat-obat pengontrol nausea. 3. Perlakuan menyenangkan yang biasa dilakukan.

ervensi

Terapi Diet . Diet spesial biasanya tidak dikehendaki. Diet tinggi karbohidrat dan kalori dengan kualitas lemak dan protein yang layak sedikitnya, sering makan akan lebih baik dari pada tiga kali makan dalam porsi besar. Perawaat bertanya tentang makaanan pilihan klien karena makanan favorit ditoleransi lebih baik dari pada makanan yang diberikan secara acak. Klien dianjurkan menyiapkan menu diet, menyelaksi makanan yang menarik. Perawat berkonsultasi dengan ahli gizi tentang sumber-sumber gizi yang mengandung kalori tinggi seperti susu. Dokter spesialis memerintahkan untuk tambahan vitamin jika intake kalori sangat kurang seperti ensure. Jika klien tidak dapat menerima makanan secara oral, makanan diberikan secara sonde. Erawat menanyakan kepada keluarga klien apkah menyiapkan makanan favorit dari rumah dan membawanya ke RS jika mungkin. Makanan yang berlemak dan makanan yang digoreng perlu dihindari dan menyediakan makanan tinggi karbohidrat dan protein.

Terapi Obat. Dokter menulis resep obat anti-emetic untuk menghilangkan rasa mual seperti : trimethobenzamide hydrochorida (Tigon,Tegamide ) dan Dimenhydrinate ( Dramaamine,

Travomine ), Proclhorperazine maleate ( Compazine ) dihindari karena potensial akan efek hepatotoxic.

, Phenothiazine, dilarang atau

Perlakuan Yang Menyenangkan. Setia makanan dan aroma kemungkinan merangsang nausea. Perawaat menghentikan atau menghilangkan penyebab pendorong nausea bila perlu. Suatu usaha untuk mendorong napsu makan.. Pasien menyediakan atau perawatan mulut atau melatih melakukan oral higine sebelum makan . Hindarkan makan dengan tidur, klien makan dengan duduk di kursi di atas meja. Ini sulit dilakukan dirumah sakit tapi harus dilakukan dirumah. Perawat menyediakan bedpan, urinal didekat klien dan menyediakan penyegar ruangan.

RENCANA PEMULANGAN * Persiapan perawatan di rumah Jika mungkin klien disedikan kamar mandi sendiri untuk personal higien, mesin cuci sendiri, handuk sendiri, alat makan dan minum sendiri, pisau cukur sendiri, dan makanan klien disendirikan. *Pendidikan kesehatan Perawat mengajarkan klien dan keluarga untuk mengobservasi pencegahan transmisi infeksi. Perawat menganjurkan klien untuk menghindari alkohol dan minum obat yang tidak diresepkan oleh dokter. Misal acetominophen (Tylenol,Exdol) selama 3-12 bulan. Klien harus mengukur pola istirahat dari toleransi fisik peningkatan aktivitas. Perawat menganjurkan klien beraktivitas untuk mencegah kelelahan. Klien makan makanan ringan, tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang diit dan perencanaan menu. Perawat mengajarkan klien tentang penyebab penyakit dan menghindari aktivitas seksual sampai test HBsAg negatif. Panduan pendidikan virus hepatitis Hindari obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter Hindari alkohol Istirahat yang cukup dan tidur di malam hari secara adekuat Makan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak Hindari aktivitas seksual sampai test antibody negatif

Ikuti panduan pencegahan transmisi penyakit * Persiapan Psikososial Dirumah, klien mermerlukan peningkatan aktivitas social tapi terjadi isolasi social karena penyebab. Perawat memberikan dukungan emosional. Perawat menjelaskan klien dapat kontak dengan orang lain selama personal hygine baik. Kontak yang dekat seperti berpelukan, berciuman harus dicegah sampai tes HbsAg negatif * Sumber Perawatan Kesehatan Klien dengan virus hepatitis dan keluarga harus kontak dengan pelayanan kesehatan untuk mendapatkan informasi dalam mengontrol infeksi. Klien dirumah diberi batasan toleransi aktivitas/ dukungan keluarga minimal dalam melakukan aktivitas sehari- hari, persiapan makanan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum Kriteria hasil : Klien dapat meningkatkan aktivitasnya. 2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah Kriteria hasil : Klien mendapatkan intake nutrisi dan kalori secara optimal untuk meningkatkan penyembuhan jaringan liver.

INTERVENSI Diagnosa no 1 1. Beri waktu pada klien untuk istirahat 2. Lakukan perawatan yang tidak melelahkan 3. Anjurkan bedtrest untuk masa penyembuhan 4. Beri jadwal aktivitas pada klien , misal : perawatan diri sebelum ambulasi Rasional no 1- 4 : Istirahat meningkatkan penyembuhan liver, mengurangi radang Sel hepatic. 5. Berikan aktivitas yang disukai klien , misal : membaca, menoton Tv 6. Anjurkan pada keluarga dan pengunjung untuk tidak terlalu lama menjenguk Rasional no 5 6 :

Kunjungan dan aktivitas independaen menurunkan kecemasan. Perawat harus mencegah kunjungan yang terlalu lama karena menimbulkan kelelahan.

Diagnosa no 2 1. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet TKTPRL Rasional no 1: Diet tinggi karbohidrat memberikan energi, protein memberikan regenerasi Sel hepatic. 2. Berkan makanan ringan ( camilan ) 3. Berikan makanan yang disukai klien dan diizinkan oleh menu 4. Berkan makanan tinggi protein misal : susu 5. Berikan suplemaen vitamin dan makanan cair seperti Ensure/Ensure plus 6. Hindari makanan berlemak dan kering yang dapat menimbulkan mual Rasional no 2 6 : Makanan berat menyebabkan anoreksia, makan terlalu banyak menyebabkan distensi abdomen, mual dan muntah. 7. Beri anti antiemetic seperti trimothobensamide hydrochloride ( Tigan ) sesuai resep dokter Rasional no 7: Antiemetic untuk menurunkan mual dan muntah . 8. Hindarkan bau yang tidak enak dari klien Rasional no 8 : Bau yang tidak enak menyebabkan mual . EVALUASI Pada diagnosa keperwatan dan dukungan intervensi perawatan kesehatan, perawat mengevaluasi perawatan pada klien : 1. Klien akan membatasi aktivitas fisik 2. Klien akan melakukan isolasi yang diperlukan 3. Klien akan meningkatkan intake nutrisi

4. Klien akan adalah adalah penyakit yang menyerang salah satu organ penting dalam tubuh kita yaitu organ hati. Penyakit Hepatitis atau penyakit kuning adalah segala hal bentuk peradangan yang menyerang organ tubuh yang disebut dengan hati ataupun liver. Demikian kurang lebih dari

pengertian hepatitis. Tadi di atas adalah pengertian penyakit hepatitis menurut tinjauan medisnya.Nah kali ini Blog Keperawatan akan sedikit berbagi mengenai askep hepatitis yang tentunya akan dibahas menurut tinjauan dari keperawatan dan semoga hal mengenai askep hepatitis ini bisa berguna serta dapat bermanfaat. Dan bagi sahabat yang ingin mengetahui akan artikel mengenai hepatitis anak dan cara mencegahnya sahabat bisa membacanya di hepatitis pada anak Langsung saja sahabat menginjak kedalam asuhan keperawatan hepatitis ini. Seperti biasanya dalam melakukan asuhan keperawatan yang dilakukan pertama kali adalah dengan melakukan pengkajian.

Pengkajian Asuhan Keperawatan Hepatitis. Data yang diambil dalam melakukan pengkajian ini tergantung dari penyebab dan berat ringannya kerusakan / gangguan hati yang diderita. 1. Aktifitas. Yang dikaji dalam hal ini diantaranya yaitu : kelemahan, kelelahan, malaise. 2. Sirkulasi. Yang dikaji dalam hal ini diantaranya yaitu : bradikardi ( hiperbilirubin berat ), ikterik pada sklera kulit, membran mukosa. 3. Eliminasi. data yang didapatkan pada pengkajian ini yaitu : urine gelap, diare feses warna tanah liat. 4. Makanan dan Cairan. Data yang dikaji diantaranya yaitu : anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah, peningkatan oedema, asites (acites). 5. Neurosensori. Data yang dikaji diantaranya yaitu : peka terhadap rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis. 6. Nyeri / Kenyamanan. Data yang dikaji pada pengkajian ini diantaranya yaitu : adanya kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan, mialgia, atralgia, sakit kepala, rasa gatal ( pruritus ). 7. Keamanan. data yang dikaji pada pengkajian ini berupa : demam, urtikaria, lesi makulopopuler, eritema, splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior 8. Seksualitas. Data yang dikaji diantaranya yaitu : Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan. Selanjutnya kita melangkah kepada diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan pada pasien dengan hepatitis adalah sebagai berikut : 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan

makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah. Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi. Intervensi Keperawatan : 1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan. 2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering. 3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan. 4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak. 5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta. Hasil yang diharapkan : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya) Intervensi Keperawatan : 1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri. 2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri : Akui adanya nyeri, dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya. 3. Berikan informasi akurat dan jelaskan penyebab nyeri, tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui. 4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi. 3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar. Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu. Intervensi Keperawatan : 1. Monitor tanda vital : terutama dalam hal ini adalah suhu badan. 2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. 3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur. 4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat. 4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu. Hasil yang diharapkan : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus. Intervensi Keperawatan : 1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering. 2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal.

3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk. 4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin 5. Resiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus. Hasil yang diharapkan : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Intervensi Keperawatan : 1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh. Dengan cara cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen. Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh. Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun 2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi. 3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan. 4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat. 5. 6. BAB II 7.

PEMBAHASAN

8. 9. A. Definisi Hepatitis Akut 10. 11. Hepatitis atau lebih dikenal dengan "Penyakit Hati" adalah terjadinya peradangan pada hati karena toxin. Bisa disebabkan oleh kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi karena Pola Hidup Sehat yang diabaikan. Bila hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut". 12. Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). 13. Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada hati.( Syivia .A. price : 2005 hal : 485). 14. Hepatitis virus akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya berhubungan erat dengan adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dll.( Arief Mansjoer, 2001 : 513 15. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)

16. B. Jenis-jenis Hepatitis 17. 1. Hepatitis A 18. Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara spontan tanpa meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah. Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan ikterik (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak merasakan gejala sama sekali. Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk menangkalnya. 19. 20. 2. Hepatitis B 21. Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus Hepatitis B (HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena, transfusi), keringat, peralatan medis yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan. Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus tersebut tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan sirosis atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang terkena hepatitis B tidak betul-betul sembuh, sehingga mendapatkan masalah liver di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan virus HBV karena dapat ditularkan oleh orang yang sehat (yang tidak mengembangkan penyakit hepatitis B) tetapi membawa virus ini. Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas dirasakan adalah nyeri dan gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan ikterik. Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari program vaksinasi anak. 22.

23. 3. Hepatitis C 24. Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi

darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis. Penularan virus hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang yang sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari. Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi liver. Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi. Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik). Kemudian, fungsi liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan sirosis. Saat ini belum ada vaksin yang dapat melindungi kita terhadap hepatitis C. 25. 26. 4. Hepatitis D 27. Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. . 28. 29. 5. Hepatitis E 30. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces. .

31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. C. Etiologi Hepatitis Akut 38. 1. Berdasarkan Tipe : Tipe A Metode transmisi Fekal-oral melalui orang lain

Tipe B Parenteral seksual, perinatal

Tipe C Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal Menyebar luas, dapat berkembang sampai kronis Terutama melalui darah

Tipe D Parenteral perinatal, memerluk an koinfeksi dengan type B Peningkat an insiden kronis dan gagal hepar akut Melalui darah

Tipe E Fekaloral

Keparahan

Tak ikterik dan asimtomatik

Parah

Sama dengan D

Sumber virus

Darah, feces, saliva

Darah, saliva, semen, sekresi vagina

Darah, feces, saliva

39. 40. 2. Zat kimia dari obat 41. Zat kimia atau obat-obatan dapat menimbulkan masalah yang sama dengan reaksi akibat infeksi virus hepatitis. Gejala dapat terdeteksi dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah pemberian obat. Pada sebagian besar kasus, gejala hepatitis menghilang setelah pemberian obat tersebut dihentikan. Namun beberapa kasus dapat berkembang menjadi masalah hati serius jika kerusakan hati (hepar) sudah terlanjur parah. 42. Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati (hepar) antara lain halotan (biasa digunakan sebagai obat bius), isoniasid (antibiotik untuk TBC), metildopa (obat anti hipertensi), fenitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi) dan parasetamol (pereda demam). Jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat

yang aman. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati (hepar) yang cukup parah bahkan kematian. 43. 3. Alkohol 44. Alkohol sangat dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati (hepar). Konsumsi alkohol berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa merusak hati.Pemakaian alkohol yang lama juga akan menimbulkan perubahan pada mitokondria, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk oksidasi lemak. Semua yang tersebut di atas menyebabkan terjadinya perlemakan hati (fatty lever). Perubahan pada MEOS yang disebabkan pemakaian alkohol yang berlangsung lama dapat menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat-obatan, meningkatkan lipoprotein dan menyebabkan hiperlipidemia, berkurangnya penimbunan vitamin A dalam hepar, meningkatkan aktivasi senyawa hepatotoksik, termasuk obat-obatan dan zat karsinogen. 45. D. Tanda dan Gejala Hepatitis Akut 46. 47. 1. Masa Tunas 48. Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari) Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari) Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari) 49. 50. 2. Fase Pre-Ikterik 51. .

. . .

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B. 52. 53. 54. 55. 3. Fase Ikterik

56.

. Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

57. 58. 4. Fase Penyembuhan 59. . Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai. 60. 61. 62. 63. E. Patofisiologi Hepatitis Akut 64. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh usus disertai nkrosis dan inflamasi pada sel sel hati yang menghsilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Disini hepatitis dibagi menjadi dua yaitu hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis A dinamakan hepatitis hepatitis infekglusa, dosebabkan oleh virus RNA dari vamili anterovirus. Cara penularanya melalui fekal orl terutama lewat konsumsi makanan dan minuman yang tercemar virus tersebt. Masa inkubasi diperkirakan 1 7 minggu dengan rata rata 30 hari. Ketika gejala muncul, bentuknya berupa infeks saluran nafas atas yang ringan seperti flu dengan panas yang tidak terlalu tinggi. Anoreksia merupakan gejala dini dan diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak tersebut untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Sedangkan Hepatitis B berbeda dengan hepatitis A, ditularkan melalui darah (jalur perkutan dan permukosa). Virus tersebut pernah ditemukan oleh darah, saliva, semen serta sekretvagina dan dapat ditularkan lewat mmbran mukosa serta pada luka kulit. Memiliki masa inkubasi panjang. 65. Pathway hepatitis A

66. 67. 68. 69.

70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115.

116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133.

F. Komplikasi Ensefalopati hepatik terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan

oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. G. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium a. Pemeriksaan pigmen 1) Urobilirubin direk 2) Bilirubun serum total 3) Bilirubin urine 4) Urobilinogen urine 5) Urobilinogen feses b. Pemeriksaan protein 1) Protein totel serum 2) Albumin serum 3) Globulin serum 4) HbsAG HBsAG adalah antigen hepatitis B permukaan yang merupakan protein virus yang

pertama muncul setelah infeksi. Keberadaan HBsAg selama 6 bulan menunjukkan infeksi

kronis. Apabila hasil yang didapat adalah negatif mengindikasikan orang tersebut belum pernah terpapar terhadap virus atau tengah pulih dari infeksi hepatitis akut dan telah berhasil bebas dari virus (atau jika ada maka itu infeksi yang tersembunyi). Nilai positif (reaktif) mengindikasikan sebuah infeksi aktif namun tidak mengindikasikan apakah virus itu bisa ditularkan atau tidak. 149. 150. 5) HbeAG HBeAG adalah antigen e Hepatitis yang merupakan protein dari virus dan

menunjukkan bahwa virus secara aktif mereplikasi dalam hati dan bahwa darah seseorang dan cairan tubuhnya sangat menular. Hasil positif (reaktif) mengindikasikan adanya virus yang bisa ditularkan pada orang lain. Hasil negatif berarti virus tidak bisa ditularkan pada orang lain, kecuali di belahan dunia di mana strain virus tidak memproduksi protein eantigen adalah hal yang umum. 151. 152. 153. 154. 155. c. Waktu protombin Respon waktu protombin terhadap vitamin K d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase 1) SGPT SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim yang

terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan terjadi pengeluaran enzim SGPT dari dalam sel hati ke sirkulasi darah dan akan terukur melalui pemeriksaan laboratorium. 156. 157. 2) SGOT SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT,

SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOT akan meningkat kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati. Namun SGOT tidak spesifik hanya terdapat di dalam hati. SGOT juga dapat ditemukan di sel darah, sel jantung dan sel otot, karena itu peningkatan SGOT tidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati. 158. 159. 3) LDH (Laktat Dehidrogenase) Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir

semua sel rmetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang ditemukan di jantung, otot rangak, hati, ginjal, otak dan sel darah merah.

160. 161.

4) Amonia serum Amonia serum merupakan indicator yang sensitive untuk menunjukkan cedera

selhati sangat membantu dalam pendeteksian penyakit hati yang akut seperti hepatitis. 162. 163. 164. 2. Radiologi a. Foto rontgen abdomen b. Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang

berlabel radioaktif 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. c. Kolestogram dan kalangiogram d. Arteriografi pembuluh darah seliaka 3. Pemeriksaan tambahan a. Laparoskopi b. Biopsi hati H. Penatalaksanan 1. Tirah baring (bed rest) Biasanya direkomendasikan tanpa memperhitungkan bentuk terapi yang lain

sampai gejala hepatitis sudah mereda. Selanjutnya,aktifitas pasien harus dibatasi sampai gejaola pembesaran hati dan kenaikan kadar bilirubin serta enzim-enzim hati dalam serum kembali normal. 173. 174. 2. Nutrisi yang adekuat Nutrisi yang adekuat harus dipertahanakan; asupan nutrisi dibatasi bila

kemampuan hati untuk memetabolisasi produk sampingan protein terganggu 175. 176. 3. Upaya kuratif Untuk mengendalikan gejala dispepsia dan malaise umum mencakup penggunaan

antasid, beladonna, serta preparat antiemetik. Apabila muntah tetap terjadi klien mendapat terafi cairan. 177. 178. 4. Masa Pemulihan Pemulihan gejala yang lengkap kadang-kadang membutuhkan waktu 3 atau 4

bulan atau lebih lama lagi. Selama stadium ini pengembalian aktivitas fisik yang berangsur-angsur diperbolehkan dan harus dianjurkan sesudah gejal ikterus menghilang. 179. 180. 5. Pertimbangan psikososial

181.

Pertimbangan psikososial harus dikenali oleh perawat, khususnya akibat

pengisolasian dan pemisahan pasien dari keluarga serta sahabat mereka selama stadium akut dan infektif. Prencanaan khusus diperlukan unutk meminimalkan perubahan dalam persepsi sensorik. Keluarga perlu diikutsertakan dalam perencanaan untuk mengurangi rasa takut dan cemas dalam diri pasien tentang penularan penyakit tersebut. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. I. Pencegahan Hepatitis Akut 1. Personal Hygiene Selalu cuci tangan, menjaga kebersihan dan lingkungan. 2. Persedian air Menjaga persediaan air agar tidak terkontaminasi dengan virus hepatitis. 3. Restoran Orang yang sudah terkontaminasi virus hepatitis tidak boleh bekerja direstoran

karena dapat ditularkan melalui makanan. 189. 190. 4. Imunisasi pasif Imunisasi serum diberikan pada orang yang tinggal atau berkunjung di daerah

yang mempunyai resiko tinggi hepatitis A dimana dapat memberikan perlindungan selama 2 bulan. .

191. 192. 193. 194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202.

J. Asuhan Keperawatan Hepatitis Akut 1. Pengkajian Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati a. Aktivitas 1) Kelemahan 2) Kelelahan 3) Malaise b. Sirkulasi 1) Bradikardi ( hiperbilirubin berat ) 2) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa c. Eliminasi 1) Urine gelap

203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232.

2) Diare feses warna tanah liat d. Makanan dan Cairan 1) Anoreksia 2) Berat badan menurun 3) Mual dan muntah 4) Peningkatan edema 5) Asites e. Neurosensori 1) Peka terhadap rangsang 2) Cenderung tidur 3) Letargi 4) Asteriksis f. Nyeri / Kenyamanan 1) Kram abdomen 2) Nyeri tekan pada kuadran kanan 3) Mialgia 4) Atralgia 5) Sakit kepala 6) Gatal ( pruritus ) g. Keamanan 1) Demam 2) Urtikaria 3) Lesi makulopopuler 4) Eritema 5) Splenomegali 6) Pembesaran nodus servikal posterior h. Seksualitas Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

2. Diagnosa Keperawatan :

233.

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

dan mual/muntah. 234. b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi

hati dan bendungan vena porta. 235. c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum, penurunan kekuatan atau ketahanan

dan nyeri. 236. d. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan akumulasi pigmen

bilirubin dalam garam empedu. 237. 238. 239. No. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia dan mual/muntah Tujuan Dan Kriteria Hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam, diharapkan pasien dapat menunjukkan status gizi dengan kriteria hasil : - Menunjukkan perubahan pola makan yang meningkat - Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan Intervensi - Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar. - Berikan perawatan mulut sebelum makan - Anjurkan makan pada posisi tegak - Konsultasi pada ahli diet, dukung tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien. Rencana Asuhan Keperawatan :

- Awasi glukosa darah - Berikan tambahan makanan dukungan total bila perlu 2. Nyeri b/d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam, diharapkan pasien - Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang didapat oleh pasien

dapat menunjukkan - Instruksikan paien pengurangan rasa nyeri dengan kriteria hasil: - Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan. - Melaporkan nyeri kepada penyedia layanan kesehatan - Menggunakan tindakan meredakan nyeri dengan analgesic dan nonanalgesik secara tepat. 3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum, Setelah dilakukan tindakan untuk menginformasikan kepada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai - Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat - Bantu pasien mengidentifikasi tindakan kenyamanan yang efektif di masa lalu seperti, distraksi, relaksasi, atau kompres hangat/dingin - Bantu arahkan pasien untuk

penurunan kekuatan atau ketahanan dan nyeri

keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan pasien

melakukan aktivitas kehidupan seharihari

mampu melakukan - Bantu pasien untuk tugas-tugas fisik yang paling dasar dengan kriteria hasil: Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan mengubah posisi secara berkala - Rencanakan aktivitas bersama pasien dan keluarga untuk meningkatkan kemandirian dan ketahanan

intoleransi aktivitas - Evaluasi motivasi Menunjukkan perilaku yang mampu melakukan aktivitas dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas

4.

Kerusakan integritas kulit/jaringan b/d akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan jaringan kulit utuh dan penurunan pruritus dengan kriteria hasil: Keutuhan struktur dn fungsi fisiologis normal kulit Mendemonstasikan

Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun alkali Anjurkan menggunakan bukubuku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol Hindari komentar tentang penampilan pasien

aktivitas perawatan kulit rutin yang efektif Pasien akan melaporkan tak ada penurunan pruritus atau lecet . 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 1. Kesimpulan Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus

BAB III PENUTUP

atau obat-obatan. Penyakit ini dapat menyerang laki-laki maupun perempuan dengan gejala-gejala klinis seperti lelah, demam, mual, muntah, diare, mata kuning, dan lain-lain

atau dapat pula penyakit ini timbul tanpa gejala sehingga tidak terdeteksi. Penyakit hepatitis ini merupakan penyakit yang dapat menular melalui air liur, kontak seksual, transfusi darah, jarum suntik dan alat-alat yang terkontaminasi oleh virus hepatitis. 260. 261. 262. 2. Saran Sebaiknya setiap orang dapat berhati-hati dan selalu menjaga kebersihan

lingkungan agar terhindar dari virus-virus yang dapat mengakibatkan hepatitis. Tentunya sebagai petugas kesehatan yang rentan tertular dari penderita kita herus lebis sigap dan memperhatiakan kesterilan.

Hepatitis dan Askep Hepatitis


Diposkan oleh Nur " RETTA " Kayat.

Liver
Fungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada pada darah. Selain itu, masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Jika seseorang menderita hepatitis, yang merupakan peradangan pada hati atau liver ini, dapat menghancurkan kesehatan orang tersebut secara keseluruhan karena racun tetap mengendap pada darah dan merusak atau mengganggu kerja organ lain. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah. Rusaknya fungsi hari atau liver ini dapat disebabkan karena seseorang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan atau karena termakan racun yang membebani kerja liver dan mengakibatkan fungsi hati menjadi rusak. Tetapi, pada kebanyakan kasus, hepatitis disebabkan oleh virus yang ditularkan penderita hepatitis. Ada 5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virus hepatitis A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D (VHD) dan virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis. Virus yang paling banyak menjangkiti manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan 1 dari 3 orang yang ada di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus mengendap pada tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis menimpa penduduk Asia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini menyebabkan kematian sedikitnya 600.000 orang per tahun. Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.

Gejala Hepatitis
Beberapa gejala yang umum dari hepatitis adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dan sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala penyakit hepatitis tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak. Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya, virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.

Hepatitis A
Virus hepatitis A biasa terdapat pada kotoran penderitanya. Virus dapat hidup pada air atau es batu. Cara penyebaran virus ini adalah karena meminum air yang tercemar VHA. Bisa juga karena mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hidup pada makanan atau karena orang yang mempersiapkan makanan tidak terbiasa cuci tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja pada tangannya terdapat virus hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan toilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran manusia ini akhirnya berpindah. Hepatitis A adalah salah satu dari tipe hepatitis yang ada. Pada kesempatan kali ini kita hanya menekankan pada tipe A termasuk pengobatan hepatitis A. Penyakit ini di sebabkan oleh hepatitis A virus (HAV). HAV dapat ditularkan dengan makan makanan atau minum air yang telah terkontaminasi oleh kotoran individu yang terinfeksi. Wabah bisa terjadi di negara-negara di mana pasokan air tercemar oleh limbah. Pada beberapa Negara, kontaminasi kerang telah menyebabkan wabah besar. Kontak erat dengan individu yang terinfeksi juga dapat menularkan infeksi hepatitis A, ini merupakan perhatian khusus di sekolah tempat anak-anak untuk berhati-hati dan pemberitahuan tentang cara mencuci tangan setelah menggunakan fasilitas toilet sebagai upaya pencegahan. Hal ini tentunya lebih efektif ketimbang harus melakukan pengobatan hepatitis A kepada mereka yang menderita. HAV memiliki masa inkubasi 10 sampai 40 hari. Ini adalah waktu dari paparan virus sampai timbulnya penyakit ini. Gejala pertama termasuk hilangnya nafsu makan, membenci rokok, mual, sakit otot dan sendi dan demam ringan. Kemudian termasuk gejala menguningnya kulit (dalam istilah kedokteran disebut jaundice), selaput lendir, dan urin gelap. Lamanya penyakit ini biasanya dua sampai tiga minggu, tetapi setiap orang dapat tetap bergejala untuk beberapa bulan. Sebelum berbicara pengobatan hepatitis A, tentunya kita harus tahu dulu bagaimana tipe hepatitis A dapat dicegah. Pertimbangkan vaksinasi hepatitis A, hal ini biasanya digalakkan oleh negara-negara dengan kebersihan terbatas. Kebersihan yang baik mengurangi risiko infeksi. Sebagai langkah lanjut pengobatan hepatitis A, dokter biasanya akan memberi nasihat tentang vaksinasi untuk rumah tangga dan kontak dekat lainnya. Selanjutnya langkah diagnosis dibuat berdasarkan tes antibodi, yang akan menunjukkan adanya antibodi terhadap virus hepatitis A dalam darah pasien. Antibodi IgM menunjukkan infeksi baru (atau vaksin) dan antibodi IgG

menunjukkan infeksi sebelumnya atau vaksinasi yang sukses. Tes darah untuk fungsi hati akan mengungkapkan keparahan kerusakan hati dan dimonitor sampai pemulihan. Mereka dengan hepatitis berat mungkin membutuhkan pemantauan masuk rumah sakit untuk rawat inap.

Hepatitis B
Penularan virus hepatitis B (VHB) biasanya melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur, cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B terdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur, perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato dapat memindahkan sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah yang sudah mengering dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu benda. Cara lain penyebaran virus ini adalah karena terbawa dari sejak kandungan dari seorang ibu yang terinfeksi dan karena hubungan seks. Penyakit Hepatitis B disebabkab oleh virus Hepatitis, merupakan penyakit kronis (menahun) dan sangat menular. Intensitas penularan Hepatitis B seratus kali lebih menular daripada penularan Virus HIV AIDS Uniknya sipenderita hampir tidak merasakan gejala yang khas, sehingga mereka merasa sehat sehat saja. Keadaan ini sangat berbahaya karena dengan diam diam Hepatitis B menular ke semua orang tanpa diwaspadai oleh orang sekitarnya. Gejala yang khas yang perlu diwaspadai adalah warna urine (air kencing) menjadi keruh seperti air teh. Komplikasi Hepatitis B bisa mengakibatkan berkerutnya jaringan hati atau bisa juga menjadi kanker hati. Lebih parah lagi sel hati akan meletus, membengkak dan menyebabkan kerusakan organ hati.

Cara Penularan :

Ibu yang mengandung menderita Hepatitis B dapat dipastikan menular kepada janinnya. Melalui Jarum suntik, Jarum tindik,Jarum akupuntur, atau alat sejenisnya bekas penderita. Melalui Transfusi darah yang tercemar virus hepatitis. Melalui hubungan intim. Melalui media cairan tubuh : Sperma, air liur, tinja.

Cara Pencegahan :

Imunisasi bayi dengan Vaksin Hepatitis B sebanyak 3 kali. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari hari. Rumah sehat dan lingkungan sehat sangat efektip dalam pencegahan. Dengan BAB ( Buang Air Besar) di jamban akan membantu pencegahan penularan penyakit Hepatitis B.

Catatan : Hepatitis jenis lain yaitu Hepatitis A,C,D,E,F dan G, namun yang sering dijumpai adalah Hepatitis A dan Hepatisis B. Sampai kini masih belum ditemukan obat penyembuh Hepatitis.

Hepatitis C
Pengindap hepatitis C biasanya ditularkan dengan cara yang hampir sama dengan penularan hepatitis B, tetapi pada kebanyakan orang adalah karena jarum suntik. Hepatitis C sama seperti hepatitis B, yang disebabkan virus hepatitis C yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh yang lain. Seperti halnya hepatitis B, hepatitis C juga dapat menyebabkan sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis C merupakan jenis hepatitis yang paling serius. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Seringkali, penderita hepatitis C tidak menunjukkan gejala walaupun telah terinfeksi bertahuntahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar adalah lelah, hilang selera makan, sakit perut, urin menjadi gelap dan kulit atau mata menjadi kuning yang disebut jaundice (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal. Hepatitis C kronis dapat diobati dengan Pegylated Interferon dan Ribavirin. Pengobatan Hepatitis C sedini mungkin sangatlah penting. Meskipun tubuh penderita telah melakukan perlawanan terhadap infeksi, tetapi hanya 15% yang berhasil, pengobatan tetap diperlukan untuk mencegah Hepatitis C kronis dan membantu mengurangi kemungkinan hati menjadi rusak. Kadangkala, pengobatan Hepatitis C memerlukan waktu yang lama, dan tidak dapat membantu. Tetapi karena penyakit ini dapat menjadi parah sepanjang waktu, sangatlah penting untuk mencari pengobatan yang tepat dari dokter. Untuk mencegah agar tidak terjangkiti hepatitis C maka harus tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri, diantaranya adalah beberapa hal berikut ini:

Cara penyebaran yang paling efesien Hepatitis C adalah melalui suntikan yang terkontaminasi oleh darah, misalnya di saat memakai obat suntik. Maka hanya pergunakan jarum suntik dan alat suntik yang steril Lakukan kehidupan seks yang aman, atau dengan kata lain jangan melakukan hubungan seks secara bebas. Jangan pernah berbagi alat seperti jarum, alat cukur, sikat gigi, dan gunting kuku, dimana dapat menjadi tempat potensial penyebaran virus Hepatitis C. Bila melakukan manicure, tato dan tindik tubuh pastikan alat yang dipakai steril dan tempat usahanya resmi. Orang yang terpapar darah dalam pekerjaannya, seperti pekerja kesehatan, teknisi laboratorium, dokter gigi, dokter bedah, perawat, pekerja ruang emergensi, polisi, pemadam kebakaran, paramedis, tentara atau siapapun yang hidup dengan orang yang terinfeksi, seharusnya sangat berhati-hati agar tidak terpapar darah yang terkontaminasi.

Juga termasuk menggunakan peralatan tajam dan jarum dengan benar, mencuci tangan secara teratur dan menggunakan sarung tangan dalam pekerjaannya. Jika anda pernah mengalami luka karena jarum suntik, anda harus melakukan tes ELISA atau RNA HCV setelah 4-6 bulan terjadinya luka untuk memastikan tidak terinfeksi penyakit Hepatitis C. Pernah sembuh dari salah satu penyakit Hepatitis tidak mencegah penularan penyakit Hepatitis lainnya. Orang yang menderita penyakit Hepatitis C dan juga menderita penyakit Hepatitis A memilki resiko tinggi terkena penyakit hepatits fulminant, suatu penyakit hati yang mematikan dan perkembangannya sangat cepat. Dengan demikian, ahli kesehatan sangat merekomendasikan penderita penyakit Hepatitis C juga melakukan vaksinasi Hepatitis A dan Hepatitis B.

Menangangi Hepatitis
Perawatan dini harus segara dilakukan agar penderita dapat disembuhkan, karena semakin lambat ditangani, virus akan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker. Tetapi, kadangkala karena tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak parah. Vaksinasi dapat diberikan agar seseorang mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya. Walau seseorang belum terindikasi virus ini tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru muncul puluhan tahun kemudian. Pemberian vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka lebih lemah untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa. Jika kondisi hati sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi, ini akan sulit karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita yang membutuhkan hati. Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak yang akan menggeroti kesehatan penderitanya. Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi untuk semua, karena bisa saja tanpa sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau liver. Tetapi, dengan kekebalan tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis yang membahayakan ini.

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Hepatitis

PENGERTIAN Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131) Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145) B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO 1. Hepatitis A
1. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm 2. Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh air dan makanan 3. Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 hari 4. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat

2. Hepetitis B (HBV)
1. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm 2. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya. 3. Masa inkubasi 26 160 hari dengan rata- rata 70 80 hari. 4. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko

3. Hepatitis C (HCV)
1. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30 60 nm. 2. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual. 3. Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 hari 4. . Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B

4. Hepatitis D (HDV)
1. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm 2. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia 3. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari 4. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.

5. Hepattitis E (HEV)
1. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 36 nm. 2. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun resikonya rendah. 3. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari 4. . Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.

C. INSIDEN 1. Hepetitis A Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk. Walaupun epidemik juga terjadi pada negara negara dengan sanitasi baik. 2. Hepatitis B Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi padat dengan tingkat kesehatan yang buruk. 3. Hepatitis C 90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena 4. Hepatitis D Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi 5. Hepatitis E Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India, Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.

D. PATOFISIOLOGI Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati. Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice. Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati E. MANIFESTASI KLINIK Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah sebagai berikut. 1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat. 2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan. 3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda F. TES DIAGNOSTIK 1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT) Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati 2. Darah Lengkap (DL) SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan. 3. Leukopenia Trombositopenia mungkin ada (splenomegali) 4. Diferensia Darah Lengkap Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma. 5. Alkali phosfatase Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat) 6. Feses Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

7. Albumin Serum Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati. 8. Gula Darah Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati). 9. Anti HAVIgM Positif pada tipe A 10. HbsAG Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A) 11. Masa Protrombin Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin. 12. Bilirubin serum Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler) 13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein) Kadar darah meningkat. 14. BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP. 15. Biopsi Hati Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis 16. Skan Hati Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati. 17. Urinalisa 18. Peningkatan kadar bilirubin. Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria. G. PENATALAKSANAAN MEDIK Tidak ada terpi sfesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal. H. ASUHAN KEPERAWATAN

Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis virus.Identitas. - Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis. - Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir. - Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan klien. b. Keluhan utama

Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning c. Riwayat kesehatan 1. Riwayat Kesehatan Sekarang Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas 2. Riwayat Kesehatan Masa lalu Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya 3. Riwayat kesehatan keluarga Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan. 2.Diagnosa keperawatan yang lazim muncul . 9 a. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum. b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/muntah. c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan diare. d. Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi. e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat. f. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang terinfeksi. g. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan. h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan proses penyakit. i. Hipertermi berhunbungan dengan proses infeksi. j. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus. k. Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktifitas. l. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar. m. Kehilangan kontrol berhubungan dengan perubahan aktifitas rutin. 3. Rencana keperawatan. DX.I . Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum. Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas. Kriteria hasil : ekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas. kekuatan otot. Intervensi Rasional 1.Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkunga yang tenang. 2.Tingkat aktifitas sesuai Meningkatkan ketenangan istirahat dan menyediakan energi yang digunakan untuk

penyembuhan. Tiarah baring lama dapat menurunkan toleransi 3. Awasi kadar enzim hepar. kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat. Membantu menurunkan kadar aktifitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko berulang. DX . II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat. Kriteria hasil :

Intervensi Rasional 1. Awasi keluhan anoreksia, mual/muntah. 2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekwensi sering. 3. Lakukan perawatan mulut sebelum makan. 4. Timbang berat badan. 5. Berikan obat vit. B kompleks, vit c dan tambahan diet lain sesuai indikasi. Berguna dalam mendefinisikan derajat luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat. Makan banyak sulit untuk mengatur bila klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang hari, membuat masukan makanan sulit pada sore hari. Menghilangkan rasa tidak enak dan meningkatkan nafsu makan. Penurunan BB menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien. Memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan. DX. III. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare. 11 Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal. H. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a) Biodata. o Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis. o Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,

penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir. o Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan klien. b) Keluhan utama Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning c) Riwayat kesehatan o Riwayat Kesehatan Sekarang Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas o Riwayat Kesehatan Masa lalu Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya o Riwayat kesehatan keluarga Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan. 2. Diagnosa keperawatan a) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum. b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/muntah. c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan diare. d) Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi. e) Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat. f) Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang terinfeksi. g) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan. h) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan proses penyakit. i) Hipertermi berhunbungan dengan proses infeksi. j) Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus. k) Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktifitas. l) Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar 3. Rencana keperawatan. Diagnosa I : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum. Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas. Kriteria hasil : o Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas. o Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan otot. Intervensi : a) Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkunga yang tenang. Rasional : Meningkatkan ketenangan istirahat dan menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan. b) Tingkat aktifitas sesuai toleransi

Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat. c) Awasi kadar enzim hepar Rasional : Membantu menurunkan kadar aktifitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko berulang. Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat. Kriteria hasil : o Nafsu makan baik. o Tidak ada keluhan mual/muntah. o Mencapai BB , mengarah kepada BB normal Intervensi : a) Awasi keluhan anoreksia, mual/muntah. Rasional : Berguna dalam mendefinisikan derajat luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat. b) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekwensi sering. Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang hari, membuat masukan makanan sulit pada sore hari. c) Lakukan perawatan mulut sebelum makan. Rasional : Menghilangkan rasa tidak enak dan meningkatkan nafsu makan d) Timbang berat badan. Rasional : Penurunan BB menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien e) Berikan obat vit. B kompleks, vit c dan tambahan diet lain sesuai indikasi. Rasional : Memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan Diagnosa III : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan diare. Tujuan : Klien akan menunjukkan status cairan adekuat. Kriteria hasil : o Tanda tanda vital stabil : TD : 90/50 120/70 mmhg N : 85 100 x/mnt S : 36 37C P : 15 25 x/mnt o Turgor kulit normal ( cepat kembali ) o Intake dan output seimbang. Intervensi : a) Monitor intake dan output Rasional : Memberikan informasi tentang penggantian /efek terapi. b) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler , turgor kulit dan membran mukosa. Rasional : Indikator volume sirkulasi / perfusi c) Berikan cairan IV (biasanya glukosa), elektrolit. Rasional : Memberikan cairan dan penggatian elektrolit.

Diagnosa IV: Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi. Tujuan : Klien memperlihatkan perilaku yang menimbulkan interaksi sosial. Kriteria hasil : o Klien berpartsipasi dalam aktifitas. o Klien dapat mengungkapkan perasaan / persepsi. Intervensi a) Tingkatkan hubungan sosial. Rasional : Partisipasi orang lain dapat meningkatkan rasa kebersamaan b) Jelaskan tentang tujuan dari perawatan . Rasional : Pemahaman alasan untuk perlindungan dari mereka sendiri dan oranmg lain dapat mengurangi perasaan isolasi. c) Dorong klien / keluarga untuk mengeksperisikan perasaan dan permasalahan Rasional : Membantu mengidentiufikasi dan memperjelas alasan kesulitan berinteraksi Diagnosa V: Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat. Tujuan : Klien akan menunjukkan tehnik melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari infeksi ulang dan transmisi ke orang lain. Kriteria hasil : o Memperlihatkan pengertian tentang tindakan kewaspadaan dengan mengikuti petunjuk. o Mempertahankan suhu tubuh yang normal , pernapasan jelas dengan tidak ada bukti lain terjadinya infeksi. Intervensi a) Lakukan tehnik isolasi untuk infeksi enterik dan pernapasan sesuai kebijakan rumah sakit termasuk cuci tangan efektif. Rasional : Mencegah transmisi virus ke orang lain. Melalui cuci tangan efektif dalam mencegah transmisi virus. b) Awasi / batasi pengunjung sesuai indikasi Rasional : Klien terpajan terhadap proses infeksi (khususnya respiratorius) dan potensial resiko komplikasi sekunder. c) jelaskan prosedur isolasi pada klien/orang terdekat. Rasional : Pemahaman alasan untuk perlindungan diri sendiri dan orang lain. d) Berikan antibiotik untuk agen pencegahan. Rasional : Pengobatan hepatitis virus dan bacterial untuk mencegah/membatasi infeksi sekunder Diagnosa VI : Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang terinfeksi. Tujuan : Keluarga dan orang lain tidak tertular infeksi. Kriteria hasil : o Keluarga mengerti tentang cara penularan. o Orang tua menerapkan pola hidup yang sehat dan bersih. Intervensi : a) Ajarkan tehnik mencuci tangan yang benar. Rasional : Cuci tangan mencegah transmisi virus. b) Ajarkan tentang kebersihan perorangan. Rasional : Infeksi hepatitis dapat terjadi didalam lingkungan dengan hygiene dan sanitasi yang buruk.

c) Imunisasi bila indikasi ketularan Rasional : Karena terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis maka penekanan lebih diarahkan pada pencegahan melalui imunisasi. Diagnosa VII : Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan . Tujuan : Klien menunjukkan jaringan kulit yang utuh. Kriteria hasil : o Melaporkan penurunan proritus atau menggaruk. o Ikut serta dalam aktifitas untuk mempertahankan integritas kulit. Intervensi : a) Lakukan perawatan kulit dengan sering, hindari sabun alkali. Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilang gatal b) Pertahankan kuku klien terpotong pendek. Instruksikan klien menggunakan ujung jari atau menggunakan ujung jari untuk menekan pada kulit bila sangat perlu menggaruk. Rasional : Untuk menurunkan resiko kerusakan kulit bila menggaruk. c) Pertahankan liner dan pakaian kering. Rasional : Pakaian basah dan berkeringat adalah sumber ketidaknyamanan . Diagnosa VIII : Kurang pengetahuan berhubungan kurangnya informasi tentang proses penyakit. Tujuan : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses penyakitnya. Kriteria hasil : o Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit. o Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan Intervensi : a) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan /prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan. Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan informasi tambahan sesuai keperluan. b) Berikan informasi khusus tentang penyakitnya. Rasional : Kebutuhan atau rekomendasi akan bervariasi karena tipe hepatitis dan situasi individu. c) jelaskan pentingnya istirahat dan latihan rasional : Aktifitas perlu dibatasi sampai hepar kembali normal. Diagnosa IX : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. Tujuan : Klien menujukkan suhu tubuh dalam batas normal Kriteria hasil : o Klien tidak mengeluh panas o Badan tidak teraba hangat Suhu tubuh 36 370C Intervensi : a) Kaji adanya keluahan tanda tanda peningkatan suhu tubuh Rasional : Peningkatan suhu tubuh akan menujukkan berbagai gejala seperti luka merah, badan teraba hangat. b) Monitor tanda tanda vital terutama suhu tubuh c) Berikan kompres hangat pada aksila/ dahi

Rasional : Demam disebabkan efek efek dari endotoksin pada hipotalamus dan efinefrin yang melepaskan pirogen Akxila merupakan jaringan tipis dan terdapat pembulu darah sehingga akan mempercepat pross konduksi dan dahi berada didekat hipotalamus sehingga cepat memberikan respon dalam mengatur suhu tubuh. Diagnosa X : Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus. Tujuan : Klien akan menujukkan pola eliminasikembali sperti biasa Kriteria hasil : o Klien tidak mengluh sering buang air besar o Feses tidak encer Intervensi : a) Observasi, catat frekwensi defekasi, karakteritik dan jumlah proses penyakit, harapan/prognosis,kemungkinan pilihan pengobatan. Rasional : Membantu menentukan berat episode (diare) b) Berikan diet yang tepat, hindari makanan tinggi lemak,makanan dengan kandunganserat tinggi Rasional : Stimulan GI yang meningkatkan mobilitas/ frekensi defekasi. c) Berikan anti diare yang ditentukan dan evaluasi keevektipan Rasional : Untuk mengontrol diare. Diare tidak terkontrol dapat menyebabkan kekurangan cairan Diagnosa XI : Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas Tujuan : Klien akan menujukkan pola eliminasikembali seperti biasa Kriteria hasil : o Konsistensi feses lembek o Buang air besar setiap hari Intervensi : a) Monitor ferkwensi, karakteristik dan jumlah feses Rasional : Mengidentifikasi derajat gangguan dan kemungkinan bantuan yang diperukan b) Tingkatkan diet pasien dengan banyak makan makanan berserat dan buah Rasional : Meningkakan konstintensi fekal untuk dapat melewati usus dengan mudah dan menurunkan konstipasi c) Tingkatkan pemenuhan cairan dengan minum banyak minimal 1.000ml/hari Rasional : Dapat melembekkan feses dan mefasilitasi eliminasi d) Berikan pelunak feses, supositoria sesuai indikasi Rasional :Mungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan pelahan / evaluasi feses Diagnosa XII : Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar Tujuan : klien mengungkapkan nyeri berkurang / teratasi Kriteria hasil : o Tidak ada keluhan nyeri o Ekspresi wajah ceria o Tanda tanda vital dalam batas normal TD : 90 / 50 120 / 70 mmHg N : 85 100 / menit P : 15 25 / menit SB : 36 370 C Intervensi :

a) Kaji tingkat nyeri Rasional : Mengetahui persepsi dan reaksi klien terhadap nyeri serta sebagai dasar keefektifan untuk intervensi selanjutnya b) Monitor tanda tanda vital Rasional : Perubahan frekwensi jantung atau TD menujukkan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital talah terlihat c) Berikan tindakan kenyamanan misalnya perubahan posisi relaksasi Rasional : Tindakan non analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan

AsKep Hepatitis
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93) Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan. Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting. Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk

waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169) Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. (Marilyn E. Doengoes, 1999: 758) Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Dalam memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan keperawatan yang tepat, disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi penjelasan tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan akibat yang didapat kalau pengobatan tidak dilakukan.

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Hepatitis merupakan istilah umum yang berarti peradangan pada sel-sel hati. Peradangan hati ini dapat disebabkan oleh infeksi, paparan alcohol, obat-obatan tertentu, bahan kimia, atau racun, atau dari system kekebalan tubuh. ( Arif Muttaqin, 2011 ) Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada hati.( Syivia .A. price, 2005 ) Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. ( Brunner & Suddarth, 2001 ) Jadi, Hepatitis virus akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya berhubungan erat dengan adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dll. Jenis-jenis Hepatitis Hepatitis A : yang dahulu dinamakan hepatitis infeksiosa, disebabkan oleh virus RNA dari family enterovirus. Cara penularan penyakit ini adalah melalui jalur fekal-oral, terutama lewat konsumsi makanan atau minuman yang tercemar virus tersebut. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.( Brunner & Suddarth, 2001 ) Hepatitis B : yang dahulu dinamakan hepatitis serum. Disebabkan oleh virus hepatitis B ( HBV ), Cara penularan penyakit ini adalah parental atau lewat kontak dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan oral-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya. Ancaman kesehatan kerja yang penting bagi petugas kesehatan. ( Brunner & Suddarth, 2001 ) Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis. Hepatitis C : yang dahulu dinamakan non-A, non-B. suatu peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV ). cara penularan HCV sama dengan HBV, tetapi terutama transfuse darah dan produk darah, terkena darah yang terkontaminasi lewat peralatan atau parafenalia obat. ( Brunner & Suddarth, 2001 ). Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18180 hari. Hepatitis D : yang dahulu sering disebut hepatitis delta, suatu peradangan pada selsel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV ). Cara penularan sama seperti HBV. Antigen permukaan HBV diperlukan untuk replikasi, pola penularan serupa dengan pola penularan hepatitis B. (Brunner & Suddarth, 2001 ; Arief Muttaqin, 2011). Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya

belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian Hepatitis E : mengacu pada peradangan pada sel-sel yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV). Cara penularan melalui jalur-jalur fekal-oral, kontak antar manusia dimungkinkan menskipun resikonya rendah. (Brunner & Suddarth, 2001 ; Arief Muttaqin, 2011). . populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan. Kemungkinan Hepatitis F dan G : Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI a) Anatomi Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat 1500 gram. Hati merupakan organ lunak yang lentur dan tercetak oleh struktur sekitarnya. Hati memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama yaitu, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan psterior oleh fisura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar. Ligamentum falsiformis berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hepar diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Saluran saluran hepar terdiri dari: 1. Arteria hepatikum adalah salah satu cabang dari arteria seliaka dari aorta. Arteria ini menyuplai darah ke hepar. 2. Vena porta hepatika membawa darah vena dari seluruh traktus gastrointestinal ke hepar. Darah ini mengandung zat zat makanan yang telah diserap oleh vili usus halus. 3. Vena hepatika membawa darah vena dari hepar ke vena inferior. 4. Saluran saluran bilier juga disebut kanalikuli empedu, dibentuk oleh kapiler-kapiler empedu yang menyatu dan menyalurkan empedu yang dihasilkan oleh sel-sel hepar. (mary Baradero, 2008) Sirkulasi darah ke dalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi hati. Darah yang mengalir ke dalam hati berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75% suplai darah datang dari vena porta yang mengalirkan darah yang kaya akan nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk ke dalam

hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati (hepatosit) akan terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid hepatik kemudian mengosongkan isinya ke dalam venule yang berada pada bagian tengah masing-masing lobulus hepatik dan dinamakan vena sentralis. Vena sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya ke dalam vena inferior di dekat diafragma. Jadi, terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk ke dalam hati dan hanya terdapat satu lintasan keluarnya. (Susanne C. Smeltzer, 2001) b) Fungsi - Pembentukan empedu - Penyimpanan dan pelepasan karbohidrat - Pembentukan urea - Metabolisme kolesterol - Pembentukan protein plasma - Detoksifikasi 1. Metabolism Karbohidrat Hati o Penyimpanan glikogen o Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa o Glukoneogenesis o Pembentukan berbagai bahan kimia penting dari metabolisme karbohidrat 2. Metabolism Lemak Hati o Melakukan oksidasi asam lemak dgn cepat untuk kebutuhan energi tubuh o Membentuk sebagian besar lipoprotein o Sintesa kolesterol dan fosfolipid dlm jumlah besar o Mengubah karbohidrat dan protein dlm jumlah besar menjadi lemak 3. Metabolism Protein Hati o Deaminasi asam protein o Pembentukan urea utk membuang amonia dari cairan tubuh o Pembentukan protein plasma o Interkonversi diantara berbagai asam amino dan komponen penting lainnya Fungsi hati lainnya yaitu : Penyimpanan vitamin, Penyimpanan Fe, dan Proses pembekuan darah, pembentukan empedu, metabolism obat, dan eksresi bilirubin. C. ETIOLOGI 1. Virus Type A Type B Type C Type D Type E

Metode transmisi

Fekaloral melalui orang lain Tak ikterik dan asimtomatik Darah, feces, saliva

Parenteral seksual, perinatal

Keparahan

Parah

Sumber virus

Darah, saliva, semen, sekresi vagina

Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal Menyebar luas, dapat berkembang sampai kronis Terutama melalui darah

Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type B Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut

Fekaloral

Sama dengan D

Melalui darah

Darah, feces, saliva

2. Alkohol Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis. 3. Obat-obatan Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut. D. PATOFISIOLOGI Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

HEPATITIS A : Virus hepatitis A merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang dapat dideteksi didalam feses pada akhir masa inkubasi dan fase praikterik. HAV merupakan jenis infeksi hepatitis virus yang paling sering di Amerika Serikat. HAV lazim terjadi pada anak dan dewasa muda. Terdapat peningkataninsidensi pada musim tertentu, yaitu musim gugur dan musim dingin. HAV terutama ditularkan melalui per oral dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi dengan feses, penularan melalui tranfusi darah jarang terjadi. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak atau terjadi akibat kontak dengan orang yang terinfeksi melalui kontaminasi feses pada makanan atau air minum, atau dengan menelan karang yang mengandung virus yang tidak dimasak dengan baik. Kasus yang timbul dapat bersifat sporadic, sedangkan epidemi dapat timbul pada daerah yang sangat padat seperti pada pusat perawatan dan rumah sakit jiwa. Penularan ditinjau oleh sanitasi yang buruk, dan kontak yang intim ( tinggal serumah atau seksual). Masa inkubasi sekitar 30 hari. Masa penularan tertinggi adalah pada minggu kedua segera sebelum timbulnya ikterus. .( Syivia .A. price, 2005 ) HEPATITIS B : Virus hepatitis B ( HBV ) merupakan virus DNA berselubung ganda berukuran 42 nm yang memiliki lapisan permukaan dan bagian inti. Hepatitis B memiliki masa inkubasi yang panjang. Virus hepatitis B mengadakan replikasi pada hati dan tetap berada dalam serum selama periode yang relative lama sehingga memungkinkan penularan virus tersebut. Dengan demikian, indifidu yang berisiko terhadap hepatitis B adalah para dokter bedah, pekerja laboratorium klinik, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik. (Brunner & Suddarth, 2001 ). Infeksi HBV merupakan penyebab utama hepatitis akut, kronis, sirosis dan kanker hati diseluruh dunia. Cara utama penularan HBV adalah melalui perenteral, dan menembus mukosa, terutama melalui hubungan seksual. Masa inkubasi rata-rata adalah sekitar 60 hingga 90 hari. ( Syivia .A. price, 2005 ) HEPATITS C : HCV merupakan virus RNA untai tunggal, linear berdiameter 50 sampai 60 nm. ( Syivia .A. price, 2005 ). Kasus-kasus ini diklasifikasikan sebagai hepatitis C ( yang dahulunya disebut hepatitis non-A, non-B atau hepatitis NANB ). Orang-orang dengan resiko khusus untuk terkena hepatitis C mencangkup anak-anak yang sering mendapatkan transfuse atau individu yang memerlukan darah dalam jumlah yang besar. Hepatitis lebih besar kemungkinannya untuk ditularkan dari donor komersial atau donor bayaran ketimbang donor relawan. Masa inkubasi hepatitis C bervariasi dan dapat berkisar dari 15 sampai 160 hari. Perjalanan klinis hepatitis C yang akut serupa dengan hepatitis B; gejala hepatitis C biasanya ringan. Meskipun demikian, status karier yang kronis sering terjadi

dan terdapat peningkatan resiko untuk menderita penyakit hati yang kronis sesudah hepatits C, termasuk sirosis atau kanker hati. (Brunner & Suddarth, 2001 ). HEPATITIS D : Virus hepatitis D ( HDV, virus delta ) merupakan virus RNA berukuran 35 hingga 37 nm yang tidak biasa karena membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai lapisan luar partikel yang infeksius. Sehingga hanya penderita positif HBsAg yang dapat terinfeksi HDV. Penularan terjadi terutama melalui serum, dan di Amerika Serikat penyakit ini terutama menyerang pengguna obat melalui intravena. ( Syivia .A. price, 2005 ). Gejala hepatitis D serrupa dengan gejala hepatits B, kecuali pesiennya lebih cenderung untuk menderita hepatitis fulminan dan berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati. (Brunner & Suddarth, 2001 ). Masa inkubasi diyakini menyerupai HBV yaitu sekitar 1 hingga 2 bulan. HDV dapat timbul sendiri sebagai infeksi akut, infeksi kronis, atau ko-infeksi atau superinfeksi dengan HBV. ( Syivia .A. price, 2005 ). HEPATITIS E : HEV adalah suatu virus RNA untai-tunggal yang kecil berdiameter kurang lebih 32 sampai 34 nm dan tidak berkapsul. HEV adalah jenis hepatitis non-A, non-B yang ditularkan secara enteric melalui jalur fekal-oral. Penyakit ini paling sering menyerang usia dewasa muda sampai pertengahan dengan angka mortalitas sebesar 1 hingga 2 % dalam popilasi umum dan memiliki angka mortalitas yang sangat tinggi (20%) pada wanita hamil. Masa inkubasi sekitar 6 minggu. ( Syivia .A. price, 2005 ). Kemungkinan HEPATITIS F dan G : Masih terdapat perdebatan dalam penelitian hepatitis mengenai kemungkinan adanya virus hepatitis F. dilakukan penelitian ditemukannya beberapa partikel virus (non-A, non-B,non-C,non-D, non-E), yang disuntikan ke kera rhesus Indian. Oleh karena itu meskipun telah dapat system klasifikasi nama HFV, masih belum dipastikan bahwa virus hepatitis F benar-benar ada. Virus hepatitis G (HGV) adalah suatu flavivirus RNA yang mungkin menyebabkan hepatitis fulminan. HGV ditularkan terrutama melalui air, namun juga dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kelompok yang berisiko adalah individu yang telah menjalani transfusi darah, tertusuk jarum suntik secara tidak sengaja, penggunaan obat melalui intravena atau pasien hemodialisis. ( Syivia .A. price, 2005 ). E. MANIFESTASI KLINIS Hepatitis A : - dapat terjadi dengan atau tanpa gejala ; sakit mirip flu - fase praikterik : sakit kepala, malaise, fatigue, anoreksia, febris. - Fase ikterik : urin yang berwarna gelap, gejala ikterus pada sclera dan kulit, nyeri tekan pada hati. Hepatits B : dapat terjadi tanpa gejala, dapat timbul artlargia, ruam. Hepatitis C : serupa dengan HBV, tidak begitu berat dan anikterik Hepatitis D : serupa dengan HBV Hepatitis E : serupa dengan HAV, sangat berat pada wanita yang hamil. (Brunner & Suddarth, 2001 ). F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. a. b. -

Laboratorium Pemeriksaan pigmen urobilirubin direk bilirubun serum total bilirubin urine urobilinogen urine urobilinogen feses Pemeriksaan protein protein totel serum albumin serum globulin serum

HBsAg akut da kronis hepatitis B Ig.M anti HBc akut c. Waktu protombin respon waktu protombin terhadap vitamin K d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase - AST atau SGOT - ALT atau SGPT - LDH - Amonia serum 2. Radiologi - foto rontgen abdomen - pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif - kolestogram dan kalangiogram - arteriografi pembuluh darah seliaka 3. Pemeriksaan tambahan - laparoskopi - biopsi hati G. KOMPLIKASI Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik. Hiperbilirubinemia.

H. PENATALAKSANAAN MEDIK Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis (kedokteran) maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur, akupresure, reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.

Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi suportif adalah terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja dengan baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk menghilangkan penyebab dari penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus. Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan replikasi virus hepatitis B (HB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi peradangan hati dan memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati maupun sirosis. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya kadar serum transminase dan komplikasi hepatitis yang lebih buruk. Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hepatitis diantaranya adalah 1. Tirah baring Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat mengalami fase akut. Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu dirawat di rumah sakit. Penderita harus mengurangi aktivitas hariannya. Tujuan dari istirahat ini adalah memberi kesempatan pada tubuh untuk memulihkan sel-sel yang rusak. 2. Diet Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada stadium ini persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual dan bahkan muntah, disamping hal mengganggu yaitu tidak nafsu makan. Dalam keadaan ini jika dianggap perlu pemberian makanan dapt dibantu dengan pemberian infuse cairan glukosa. . 3. Obat-obatan Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki kematian / kerusakan sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit hepatitis virus akut. 1. Dilarang makan dan minum yang mengandung alkohol. Biasanya penderita penyakit hepatitis akut merasa mual di malam hari. Oleh karena itu sebaiknya asupan kalori diberikan secara maksimal di pagi hari. Jika penderita mengalami rasa mual yang hebat atau bahkan muntah terus menerus maka biasanya makanan diberikan dalam bentuk cair melalui infus. 2. Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita diberi antiviral/antivirus dengan dosis yang tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah untuk menekan replikasi virus.Virus membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi (menggandakan diri). Sel inang dalam kasus hepatitis adalah sel-sel hati. Proses replikasi virus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama virus melakukan penetrasi (masuk) ke dalam sel inang (sel hati). Tahap kedua virus melakukan pengelupasan selubung virus. Tahap ketiga adalah sintesis DNA virus. Tahap keempat adalah tahap replikasi. Tahap terakhir adalah tahap pelepasan virus keluar dari sel inang dalam bentuk virus-virus baru. Virus-virus baru inilah yang siap menginfeksi sel-sel hati lainnya. Antivirus bekerja menghambat salah satu tahapan tersebut, tergantung jenis antivirusnya. Beberapa macam antivirus diantaranya

adalahinterferon, lamivudin, ribavirin, adepovir dipivoksil, entecavir, dan telbivudin. Antivirus diberikan berdasarkan hasil tes darah dan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi antivirus akan lebih efektif pada kasus hepatitis aktif. Fungsi hati dan ginjal harus terus di monitor selama terapi antivirus, sehingga efek samping dapat dicegah sedini mungkin. Pada kasus hepatitis C, kombinasi terapi interferon dan ribavirin adalah yang dianjurkan.

I. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HEPATITIS

1. Pengkajian Anamnesis Identitas Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosis medis. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengeluh adanya ikterus, anoreksia, mual, muntah, kulit gatal, dan gangguan pola tidur. Pada beberapa pasien juga mengeluh demam ringan, nyeri otot, nyeri dan merasa ada benjolan pada abdomen kanan atas, keluhan nyeri kepala, keluahan riwayat mudah mengalami perdarahan, serta bias didapatkan adanya perubahan kesadaran secara progresif sebagai respons dari hepatic ensefalopati, seperti agitasi (gelisah), tremor, disorientasi, confussion, kesadaran delirium sampai koma. Riwayat penyakit dahulu Adanya riwayat menderita hepatitis virus, khususnya hepatitis B dan C, riwayat penggunaan alcohol, dan riwayat penyakit kuning yang penyebabnya belum jelas. Riwayat penyakit psikososialspiritual Akan didapatkan peningkatan kecemasan, serta perlunya pemenuhan informasi intervensi keperawatan dan pengobatan. Pada pasien dalam kondisi terminal, pasien dan keluarga membutuhkan dukungan perawat atau ahli spiritual sesuai dengan keyakinan pasien.

1.

Riwayat kesehatan Aktivitas Kelemahan Kelelahan Malaise

2. Sirkulasi Bradikardi ( hiperbilirubin berat ) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Eliminasi Urine gelap Diare feses warna tanah liat Makanan dan Cairan Anoreksia Berat badan menurun Mual dan muntah Peningkatan oedema Asites Neurosensori Peka terhadap rangsang Cenderung tidur Letargi Asteriksis Nyeri / Kenyamanan Kram abdomen Nyeri tekan pada kuadran kanan Mialgia Atralgia Sakit kepala Gatal ( pruritus ) Keamanan Demam Urtikaria Lesi makulopopuler Eritema Splenomegali Pembesaran nodus servikal posterior Seksualitas Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

2. Diagnosa Keperawatan a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia dan gangguan gastrointestinal. b. Intoleransi aktivitas b/ d kelemahan fisik. c. Kelebihan volume cairan b/d asites dan pembentukan edema. d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan status imunologi yang terganggu. e. Resiko tinggi Pola napas tidak efektif b/d asites.

3. Intervensi Keperawatan a. Perubahan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia dan gangguan gastrointestinal. Tujuan : Perbaikan status nutrisi.

yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.

ensi : Mandiri i. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori. Tawarkan makanan dengan porsi

sedikit tapi sering. R / Makanan dengan porsi kecil dan sering lebih ditolerir oleh penderita anoreksia. ii. Berikan perawatan mulut sebelum makan.

R / Menghilangkan rasa tak enak, meningkatkan nafsu makan. iii. Anjuran makan pada posisi duduk tegak.

R / Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan iv. Pantang alkohol. R / Menghilangkan makanan dengan kalori kosong dan menghindari iritasi lambung oleh alkohol. v. Hidangkan makanan yang menimbulkan selera dan menarik dalam

penyajiannya. R / Mengurangi citarasa yang tidak enak dan merangsang selera makan.

Kolaborasi 4. Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien, dengan memasukkan lemak dan protein sesuai toleransi. R / Berguna dalam membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan lemak jika terjadi diare. Pembatasan protein diidentifikasikan

pada hepatitis kronis karena akumulasi produk akhir dapat mencetuskan hepatic ensefalopati. 5. Awasi glukosa darah. R / Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi, memerlukan perubahan diet. 6. Berikan obat sesuai indikasi R / beberapa obat bersifat hepatotoksik, selain itu kerusakan hati telah menurunkan kemampuan metabolisme obat, meningkatkan kecenderungan perdarahan.s

b. Intoleransi aktivitas b/ d kelemahan fisik.

ingkatan energi dan partisipasi dalam aktivitas.

harapkan : Menunjukkan teknik atau perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.

i.

Kaji tingkat kemampuan pasien dalam beraktivitas.

R / sebagai acuan dalam menentukan tindakan keperawatan. ii. Tingkatkan tirah baring, berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung.

R / Meningkatkan istirahat dan ketenangan. iii. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan gerak pasif / aktif.

R / Peningkatan nadi dan penurunan TD menunjukkan kehilangan volume darah sirkulasi iv. Observasi TTV.

R / Peningkatan tekanan darah biasanya berhubungan dengan volume cairan. v. Catat perubahan mental dan tingkat kesadaran.

R / Perubahan dapat menunjukkan penurunan perfusi jaringan serebral sekunder terhadap hipovolemia, hipoksemi.

c. Kelebihan volume cairan b/d asites dan pembentukan edema. Tujuan : Pemulihan kepada volume cairan yang normal.

Intervensi : i. Batasi asupan natrium dan cairan jika diinstruksikan.

R / Meminimalkan pembentukan asites dan edema. ii. Berikan diuretik, suplemen kalium dan protein seperti yang di indikasikan.

R / Meningkatkan ekskresi cairan lewat ginjal dan mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit yang normal. iii. Catat intake dan output R / Menilai efektivitas terapi dan kecukupan asupan cairan. iv. Ukur dan catat lingkar perut setiap hari. R / Memantau perubahan pada pembentukan asites dan penumpukan cairan. v. Jelaskan rasional pembatasan natrium dan cairan. R / Meningkatkan pemahaman dan kerjasama pasien dalam menjalani dan melaksanakan pembatasan cairan.

d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan status imunologi yang terganggu Tujuan : Memperbaiki integritas kulit dan meminimalkan iritasi kulit Intervensi: i. Observasi dan catat derajat ikterus pada kulit dan sklera.

R / Memberikan dasar untuk deteksi perubahan dan evaluasi intervensi. ii. Lakukan perawatan yang sering pada kulit, mandi tanpa menggunakan sabun dan

melakukan masase dengan losion pelembut (emolien). R / Mencegah kekeringan kulit dan meminimalkan pruritus iii. Jaga agar kuku pasien selalu pendek

R / Mencegah ekskoriasi kulit akibat garukan

e. Resiko tinggi pola napas yang tidak efektif b/d asites Tujuan : mempertahankan pola napas efektif. Intervensi : i. Kaji frekuensi, kedalaman dan upaya pernafasan. R / Pernafasan dangkal/cepat kemungkinan ada sehubungan dengan hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen. ii. Auskultasi bunyi nafas. R / adanya bunyi nafas tambahan kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan. iii. Berikan posisi semi fowler.

R / Memudahkan pernafasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma .

4. Evaluasi Toleransi terhadap makanan dan diet yang dianjurkan Penanganan yang tepat tehadap masalah yang muncul. Tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut

5. Discharge planning

Hindari minuman beralkohol Berikan penyuluhan pada pasien untuk membatasi aktivitas Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang terapi yang di berikan , dosis serta efek samping. Tekankan kepada pasien untuk control sesuai dengan waktu yang di tentukan. Anjurkan pasien banyak minum air putih dan konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah.

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan 1. Hepatitis adalah penyakit hati kronik yang di sebabkan oleh virus yang ditandai dengan hilangnya sebagian besar fungsi hati 2. Penanganan untuk mengatasi masalah pada pasien dengan Hepatitis harus dilakukan melalui tindakan keperawatan yang berurutan dan sistematis yang terdiri dari pengkajian, perumusan masalah, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi 3. Peningkatan pengetahuan penyakit, perawatan dan pengobatan pada keluarga dan masyarakat untuk mengenal manifestasi klinik yang dialami pasien Hepatitis serta cara untuk mengatasinya.

b. Saran Diharapakan mahasiswa/i agar lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya seluruh komponen proses keperawatan seiring dengan perkembangan penemuan baru di dunia keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Mutaqin Arif, Sari kumala 2011. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medical 2. Fahrial syam, Ari, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 2009, Jilid 1,Edisi Ke-5. Jakarta : Interna Publishing 3. Mansjoer arief, Kuspuji Triyanti, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi Ke3. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Media Aesculapius 4. Rubenstein David, David Wayne, dan John Bradley. 2005. Kedokteran Klinis, edisi Ke-6. Jakarta : Erlangga 5. Smeltzer,C.Suzanne. dan Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajaran Keperawatan MedikalBedah (Brunner & Suddarth), Edisi 8, vol 2. Jakarta : EGC 6. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit, Volume, Edisi Ke-6, . Jakarta : EGC 7. Doenges, Marilynn E 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC .

Penyakit Hepatitis
Posted by Penyakit Hepatitis

Penyakit Hepatitis merupakan penyakit cikal bakal dari kanker hati. Hepatitis dapat merusak fungsi organ hati dan kerja hati sebagai penetral racun dan sistem pencernaan makanan dalam tubuh yang mengurai sari-sari makanan untuk kemudian disebarkan ke seluruh organ tubuh yang sangat penting bagi manusia. Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati karena berbagai sebab. Penyebab tersebut adalah beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel dan fungsi organ hati. Hepatitis memiliki hubungan yang sangat erat dengan penyakit gangguan fungsi hati. Hepatitis banyak digunakan sebagai penyakit yang masuk ke semua jenis penyakit peradangan pada hati (liver). Banyak hal yang menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi yang tidak hanya dikarenakan adanya infeksi virus dari suatu sumber tertentu. Penyebab hepatitis juga dapat berasal dari jenis obat-obatan tertentu, jenis makanan tertentu atau bahkan pada hubungan seksual yang salah satu dari pasangan memiliki penyakit hepatitis. Penyakit hepatitis dapat menyerang siapa saja tak pandang usia. Hepatitis jugat dapat terjadi pada bayi, anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Hepatitis yang juga banyak melanda pada bayi dari usia 0-12 bulan, pada anak-anak diperkirakan terjadi dari mulai usia 2- 15 tahun, orang dewasa 15-20 tahun dan orang tua diatas usia 40 tahun keatas. Namun hepatitis yang banyak terjadi dan dialami oleh penduduk Indonesia adalah hepatitis B.

Gambar : virus dari jenis hepatitis yang kemudian akan merusak fungsi organ hati

Berikut ini adalah cara penularan virus dari hepatitis B yang banyak terjadi dan dialami khususnya jika terjadi pada anak. 1. Penularan hepatitis B pada bayi dan anak-anak - Jika seorang ibu yang memiliki riwayat penyakit hepatitis ketika dalam mengandung sangat memungkinkan janin atau bayi yang dikandung juga terjangkit jenis hepatitis yang sama, bahkan resiko lebih besar terjadi pada bayi dibanding ibunya. - Juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan salah satu anggota keluarga yang menderita hepatitis B. 2. Pengaruh Infeksi Virus Hepatitis B - Virus hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan peradangan yang bersifat akut atau kronis merupakan salah satu penyebab awal kanker hati. - Jika infeksi yang terjadi pada bayi sebelum bayi berusia kurangd ari 1 tahun memiliki resiko lebih tinggi sekitar 90 % mengidap hepatitis akut atau kronis, namun sebaliknya jika infeksi hepatitis B terjadi pada bayi setelah berusia 2-5 tahun maka resiko dari penyakit hepatitis B akan berkurang sekitar 50 % bahkan apabila infeksi terjadi diatas usia 5 tahun resiko penyakit hepatitis ini hanya 5-10 %. - Diperkirakan sekitar 25 % dari anak yang teridentifikasi penyakit hepatitis kronis dapat berlanjut mejadi dan berkembang menjadi sirosis ( kerusakan pada organ hati dan pengerutan hati ) dan atau kanker hati dan pada orang dewasa hanya 15 % yang berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.
Posted in Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara penularan hepatitis, cara penularan penyakit hepatitis, gambar virus hepatitis, hepatitis, hepatitis adalah, hepatitis akut, hepatitis b akut, hepatitis kronis, hepatitis menular, jenis virus hepatitis, kanker hati, komplikasi hepatitis, komplikasi hepatitis b, pengertian penyakit hepatitis, penularan hepatitis, penularan hepatitis a, penularan hepatitis b, penyakit gangguan fungsi hati, penyakit hepatitis, penyakit hepatitis b, penyakit peradangan hati, penyebab hepatitis, penyebab penyakit hepatitis, sakit hepatitis, sirosis, sirosis hepatitis, tentang hepatitis, virus hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a comment

Sakit Hepatitis
Posted by Penyakit Hepatitis

Problem penyakit hati sangat besar, 1 dari 10 masyarakat Indonesia terserang hepatitis B. Kurang lebih 20 juta masyarakat Indonesia menderita hepatitis, 15 juta diantaranya menderita hepatitis B dan 5 juta hepatitis C. Sayangnya, tingginya angka ini tidak diikuti dengan kesadaran dari masyarakat. Bahkan sebelumnya pemerintah pun juga tidak banyak menaruh perhatian. Hepatitis B seperti fenomena gunung es yang hanya nampak sebagian kecil

saja, yaitu hanya sekitar 30%. Sementara menurut catatan Kementrian Kesehatan sekitar 5-10 %. Sedangkan sisanya 70% tidak terjamah atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan.

Hepatitis B dan C bila dibiarkan akan menjadi cikal bakal kanker hati. Dan pengobatannya hanya bisa dilakukan dengan transplantasi. Penyait hepatitis bukanlah penyakit yang baru. Tapi karena banyaknya penyakit lain, hepatitis seolah-olah ter-masking atau tertutup dari perhatian pemerintah ataupun head provider. Hepatitis adalah penyakit yang tidak memberikan gejala dan keluhan pada penderitannya. Oleh sebab itu disebut sillent killer. Liver adalah organ yang kuat dan tidak cengeng berbeda dengan flu yang menimbulkan gejala begitu virus masuk. Sementara hepatitis tidak sama saat virus masuk, tubuh tidak memberikan rekasi sampai 15-20 tahun kemudian. Hanya saja, saat pergi ke dokter telah terjadi sirosis pada liver. Bentuknya sudah berenjolan dan bahkan sudah mencapai kanker hati. Hanya orang yang ringkihyang akan ccepat terdeteksi adanya virus hepatitis. Angka penyebaran virus hepatitis di Indonesia yaitu berkisar 3-15%. Slain itu, tingginya angka penyebaran virus hepatitis juga berkaitan degan kondisi kebersihan dan kepadatan penduduk yang mempermudah penularan. Mahalnya pengobatan masih menjadi kendala utama. Terutama pada kasus hepatitis B dan C. Untuk periksa darah saja sekitar 2 juta. Apalagi pengobatan hepatitis. Pada hepatitis C, harga obatnya sangat mahal, bisa sampai ratusan juta. Untuk satu suntikan yang tiap 9 juta. Sebetulnya kalau mengenai pelayanan untuk diagnosisi Indonesia tidak terlalu ketinggalan jauh dengan negara tetangga artinya, ilmu yang sedang dikembangkan di luar negeri saat ini juga sedang diikuti Indonesia. Terkecuali, beberapa teknis yang Indonesia sendiri tidak bisa misalnya transplantasi hati. Namun bukan berarti kemampuan dokter Indonesia tidak mumpuni. Bahkan untuk kemampuan, dokter Indoensia terkenal sangat prigel dalam melakukan tindakan pengobatan. Namun, cangkok hati merupakan suatu tindakan atau prosedur yang sangat sulit.

Sehingga dibutuhkan keterampilan khusus dan persiapan yang sangat kompleks dalam melalukan transplantasi hati. Sementara biaya yang diberikan pemerintah memang sangat kecil.

Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis | Tagged gejala hepatitis, gejala hepatitis b, hepatitis, hepatitis adalah, penyakit hepatitis, penyakit hepatitis b, penyebab hepatitis, virus hepatitis | Leave a comment

Penyakit Hepatitis Menular atau Tidak


Posted by Penyakit Hepatitis

Gangguan pada hati dapat terjadi misalnya karena terkena infeksi. Hepatitis merupakan salah satu contoh penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus ini dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah. Penderita hepatitis mengalami kerusakan pada sel hatinya sehingga zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Akibatnya, warna tubuh menjadi kekuningan. Oleh karena itu, penyakit hepatitis yang biasa disebut sebagai penyakit kuning. Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus alkohol, narkoba, obat-0batan (termasuk obat yang diresepkan) atau racun. Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, bahkan dapat terjadi pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga dapat mengakibatkan goresan/ pengerasan hati (sirosis) sehingga fungsi hati menjadi gagal dan berakibat kematian. Banyak penyakit lain yang jauh lebih mudah menular melalui keagiatan sosial, misalnya tuberkulosis paru. Banyak virus yang kebih tahan berada di luar tubuh manusia sehingga lebih mudah menular, misanya hepatitis B. Banyak virus lain yang dapat menyebabkan penderitaan dan kematian dan belum ditemukan obat yang efektif misalnya hepatitis C.
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara mencegah hepatitis, hepatitis menular, pengertian penyakit hepatitis, penularan hepatitis, penyebab hepatitis adalah, penyebab penyakit hepatitis, sakit hepatitis, tentang hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a comment

Penyakit Hepatitis Fulminan Akut


Posted by Penyakit Hepatitis

Istilah hepatitis fulminan akut lebih banyak dikenal sebagai gagal hati fulminan yang merupakan suatu keadaan yang jarang ditemukan, disebabkan oleh karena kerusakan dan kematian sel-sel hati yang masif.

Kemampuan fungsi sintesis hati menjadi berkurang (waktu protrombin memanjang setelah pemberian vitamin K), kegagalan ekskresi bilirubin (serum bilirubin > 20mg/100ml), glukoneogenesis menurun (hipoglikemia), kesadaran menurun (prekoma atau koma) dan keseimbangan air maupun elektrolit terganggu (serum natrium dan kalium menurun). Gagal hati fulminan ditandai oleh ensefalopati yang terjadi dalam 8 minggu setelah adanya gejala pertama penyakit hati dijumpai. Tanda-tanda ensefalopati mulai tampak setelah periode 824 minggu serangan, dahulu keadaan ini disebut sebagai gagal hati yang timbul pada fase lanjut. Penyakit gagal hati fulminan bisa timbul pada masa neonatus atau masa setelah neonatus (masa kanak-kanak) biasanya disebabkan oleh berbagai virus, toksin, gangguan metabolisme, obat-obatan dll seperti tersebut di bawah ini : 1. Virus hepatitis A, B, C (NANB post tranfusi), D dan E (NANB menular melalui air) 2. Virus Epstein-Barr dan Sitomegalovirus serta penyakit Demam Kuning (yellow fever), Ekovirus dan Adenovirus 3. Leptospirosis 4. Metabolik (penyakit wilson, tirosinemia, intolerans fruktosa, galaktosemia, defisiensi alfa 1antiripsin dan sindroma Zellweger). 5. Toksin (Amanita phalloides, alkaloid pyrrolizidine, aflatoksin, karbon tetraklorida dan fosfor) 6. Obat-obatan (halotan, parasetamol, INH, rifampisin, sistotoksik, sodium valporat, metildopa, tetrasiklin dan amiodaron). 7. Vaskuler (sindroma Budd-Chairi, post cardiac bypass dan sumbatan vena), iskemia/hipotensi, leukemia/limfoma.
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara mencegah hepatitis, cara penularan hepatitis, penyebab penyakit hepatitis, sakit hepatitis, tentang hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a comment

Penyakit Hepatitis Pada Anak


Posted by Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis virus merupakan penyakit hati yang seirng ditemukan. Penyakit hepatitis fulminan akut dengan gejala yang biasanya berat sehingga harus tetap tinggal di tempat tidur selama stadium akut, menu makanan tergantung dari nafsu makannya, lemak diijinkan bila penderita tidak mual atau muntah. Biasanya mengandung cukup kalori untuk memperbaiki berat badan yang menurun selama sakit. Penyakit hati kronis yang memerlukan perencanaan diit sehingga anak mencapat cukup energi, makanan tidak mengandung banyak lemak dan pada isrosis membatasi jumlah protein yang masuk. Hepatitis virus adalah infeksi sistemik yang berakibat tidak baik terhadap fungsi normal sel-sel hati. Peneybab dari hepatitis virus akut adalah hepatitis A, B, C atau Non A Non B (water borne epidemic dan post transfusion) dan D (delta virus). Beberapa virus lainnya dapat menimbulkan hepatitis seperti virus sitomegalo, virus herpes, virus Epstein-Barr, virus rubela dan virus koksaki dll. Hepatitis akut sering menimbulkan keluhan mual dan nafsu makan menjadi berkurang, makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan nafsu makannya dalam porsi kecil dan sering. Bilamana anak tidak mau/tidak bisa makan dengan baik perlu ditpertimbangkan pemberian makan lewat sonde lambung. Hepatitis yang terjadi pada anak juga dapat diakibatkan oleh penurunan gen orangtua yang memiliki risiko hepatitis atau penderita hepatitis. Hepatitis pada anak dapat juga disebabkan oleh kelainan sewaktu masa kehamilan, oleh ibu yang menderita hepatitis atau kelainan tertentu yang berdampak pada janin atau bayi. Untuk mencegah penyakit hepatitis ini, anak akan diberikan vaksin anti hepatitis yang diadakan setiap 3-6 bulan sekali.
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu penyakit hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara mencegah hepatitis, gejala penyakit hepatitis, hepatitis adalah, pengertian penyakit hepatitis, penularan hepatitis, tentang hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a comment

Hepatitis
Posted by Penyakit Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati (liver) penyebabnya dapat bermacam-macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan. Penyakit hepatitis ada beberapa jenis yaitu hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus dapat akut (hepatitis A) dapat krnonis (hepatitis B dan C) atua dapat juga kemudian menjadi kanker hati. Virus yang menyebabkan penyakit ini terdapat dalam cairan tubuh yang sewaktu-waktu dapt ditularkan kepada orang lain. Sebagian orang yang terinfeksi virus ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun demikian, virus ini akan tetap berada dalam tubuh seumur hidup. Hepatitis berasal dari dua kata yaitu hepa (hepar/hati) dan itis (radang). Hepatitis merupakan radang yang terjadi pada organ hati. Karena hampir seluruh tubuh penderita berwarna kekuning-kuningan maka dalam masyarakat dikenal dengan istilah penyakit kuning (jaundice). Namun, sebenarnya istilah sakit kuning dapat menimbulkan kerancuan karena tidak semua sakit kuning disebabkan radang hati. Dapat juga terjadi karena gangguan ada saluran empedu sehingga cairan mepedu tidak dapat masuk ke dalam usus melainkan ke darah. Gejala kuning juga dapat terjadi karena pemecahan sel darah merah yang terlalu berlebihan sehingga zat bilirubin menyebar dalam darah. Gangguan pada organ tertentu, seperti tumor pada pankreas dan kantung empedu atau ketidak sesuaian transfusi darah jug dapat menimbulkan warna kuning.
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara mencegah hepatitis, cara penularan hepatitis, definisi virus hepatitis b, gambar virus hepatitis, gejala hepatitis c, hepatitis adalah, penyebab penyakit hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a comment

Penyakit Hepatitis C
Posted by Penyakit Hepatitis

Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya. 15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekuensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis

dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.

Hepatitis C adalah penyakit menular yang mempengaruhi hati, yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Infeksi ini sering tanpa gejala, tetapi sekali didirikan, infeksi kronis dapat berkembang menjadi jaringan parut hati (fibrosis), dan maju jaringan parut (sirosis) yang umumnya terlihat setelah bertahun-tahun. Gejala khusus sugestif penyakit hati biasanya hadir sampai parut pada hati substansial telah terjadi. Namun, hepatitis C adalah penyakit sistemik dan pasien mungkin mengalami spektrum yang luas dari manifestasi klinis mulai dari tanpa gejala pada penyakit lebih gejala sebelum perkembangan penyakit hati lanjut. Tanda-tanda umum dan gejala yang berhubungan dengan hepatitis C kronis termasuk kelelahan, gejala seperti flu, nyeri sendi, gatal, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, mual, dan depresi. Sekali hepatitis C kronis telah berkembang ke sirosis, tanda dan gejala mungkin muncul yang umumnya disebabkan oleh salah satu fungsi hati menurun atau meningkatnya tekanan dalam sirkulasi hati, kondisi yang dikenal sebagai hipertensi portal. Kemungkinan tanda dan gejala sirosis hati termasuk asites (penimbunan cairan di perut), memar dan berdarah kecenderungan, varises (vena membesar, terutama di perut dan kerongkongan), sakit kuning, dan sindrom gangguan kognitif yang dikenal sebagai ensefalopati hepatik. Ensefalopati hepatik adalah karena akumulasi amonia dan zat lain yang biasanya dibersihkan oleh hati yang sehat.
Posted in Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, definisi virus hepatitis c, hepatitis c adalah, hepatitis c akut, komplikasi hepatitis, penularan hepatitis c, penyakit hepatitis c, penyecac hepatitis, virus hepatitis c | Leave a comment

Penyakit Hepatitis B
Posted by Penyakit Hepatitis

Indonesia merupakan daerah endemis infeksi virus hepatitis B, didaerah tertentu pada setiap 100 penduduk di jumpai 8 pengidap virus hepatitis B. Seseorang dikatakan menderita infeksi virus hepatitis B apabila dalam pemeriksaan ditemukan HBsAg positif. Sumber penularan virus hepatitis B di Indonesia terutama melalui ibu hamil ke bayinya sehingga setiap ibu yang hamil dianjurkan untuk melakukan skrining HBsAg.

Ibu Hamil dengan HBsAg dan HBeAg positif akan menularkan virus hepatitis dengan peluang lebih dari 90%. Dalam keadaan demikian bayi perlu mendapatkan vaksinasi dan pemberian imunoglobulin. Pada meraka yang terinfeksi VHB akut, 90% pada anak-anak dan 70% pada dewasa tidak menampakkan gejala sama sekali. Hanya sepertiga dari yang terinfeksi memperlihatkan keluhan, terutama mata kuning. Infeksi VHB yang diperoleh pada masa bayi akan menyebabkan 95% bayi di antaranya menjadi penderita hepatitis kronis. Sementara kelompok dewasa yang terinfeksi virus ini, 95% akan sembuh dan hanya 5% yang berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Posted in Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, definisi virus hepatitis b, hepatitis b adalah, hepatitis b akut, penularan hepatitis b, penyakit hepatitis b, penyebab hepatitis, virus hepatitis b | Leave a comment

Penyakit Hepatitis A
Posted by Penyakit Hepatitis

Penyakit akan semakin dikenali apabila memberikan dampak yang besar, baik menyangkut aspek sosial ekonomi maupun risiko kesakitan dan kematian atau karena jumlah kejadiannya sangat tinggi. Hepatitis A, suatu penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, meskipun tidak mengakibatkan risiko kematian yang besar, namun berisiko menimbulkan kejadian yang luar biasa atau outbreak. Oleh karena itulah, penyakit ini

mendapat perhatian besar baik dari masyarakat kesehatan maupun pemerintah dan publik secara umum.

Seseorang menjadi panik karena penyakit hepatitis A, biasanya karena tidak mengetahui karakteristik dan perjalanan penyakit tersebut. Apabila serang penderita hepatitis A atau keluarga terdekat mengenal tipikal penyakit ini maka kecemasan dan kepanikan tidak perlu terjadi. Pada dasarnya penyakit ini bersifat self limited disease (dapat sembuh dengan sendirinya). Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium: - Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual; - Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan - Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin. Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu: - Kelelahan - Mual dan muntah - Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)

- Kehilangan nafsu makan - Demam - Urin berwarna gelap - Nyeri otot - Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, hepatitis a, hepatitis adalah, komplikasi hepatitis, penyakit hepatitis a, penyebab hepatitis | Leave a comment

Cara Mencegah Hepatitis


Posted by Penyakit Hepatitis

Umumnya, masyarakat sering menganggap bahwa sakit kuning adalah hepatitis karena timbulnya warna kuning pada kulit, kuku, dan bagian putih bola mata. Kondisi ini hanyalah salah satu gejala dari hepatitis. Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian organ hati. Hepatitis dapat terjadi karena penyakit yang memang menyerang selsel hati atau penyakit lain yang menyebabkan komplikasi pada hati. Pemahaman hepatitis dapat ebih mudah jika kita mengenal lebih dahulu mengenai organ hati. Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total atau malah berkembang menjadi menahun (kronis). Tingkatan keparahan hepatitis bervariasi, mulai dari kondisi yang dapat sembuh sendiri (self limited) dengan penyembuhan total, kondisi yang mengancam jiwa, menjadi penyakit menahun, hingga kondisi organ hati yang tidak berfungsi lagi (yang disebut kegagalan fungsi hati). Jika kondisi terakhir ini terjadi maka untuk penanganannya membutuhkan transplantasu atau cangkok hati. Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Umumnya, hepatitis akut berlangsung dalam periode waktu 1-2 bulan. Kerusakan hati yang terjadi pada heoatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan saja. Namun pada kasus yang jarang, misalnya pada saat daya tahan tubuh pasien terlalu rendah, hepatitis akut dapat mengancam jiwa.

Sementara hepatitis kronis terjadi jika sebagian hati yang terserang dapat menjadi tidak aktif atau berkembang sangat lambat, tetapi sebagian lain dapat juga menjadi aktif dan terus memburuk dalam hitungan tahun. Komplikasi dari hepatitis kronis

yang memburuk adalah terjadinya sirosis atau kanker hati. Kedua komplikasi ini sering berakhir dengan kematian. Dibawah ini adalah tips sehat untuk mencegah terserang penyakit hepatitis adalah :

Hindari konsumsi alkohol Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen Diet sehat dan seimbang Perbanyak buah, sayur, whole grains, dan protein bebas lemak Latihan fisik secara teratur Istirahat cukup

Posted in Pencegahan Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara mencegah hepatitis, cara penularan hepatitis, cara penularan penyakit hepatitis, definisi virus hepatitis b, gambar virus hepatitis, hepatitis adalah, hepatitis akut, hepatitis b adalah, pencegahan hepatitis, pengertian penyakit hepatitis, penyebab hepatitis, tentang hepatitis, virus hepatitis c, virus penyebab hepatitis | Leave a comment

Cara Mencegah Hepatitis B


Posted by Penyakit Hepatitis

Hepatitis B dapat di cegah dengan imunisasi aktif atau pasif. Imunisasi aktif adalah istilah yang digunakan untuk proses dimana anda membangun perlindungan jangka panjang terhadap infeksi yang bari dari produksi antibodi. Antibodi ini dapat berkembang secara alami ketika anda menderita penyakit ini, atau secara artifisial setelah menerima vaksin. Imunisasi pasif adalah istilah yang digunakan untuk proses dimana anda mengembangkan perlindungan jangka pendek terhadap infeksi yang baru. Perlindungan pasif dapat berkembang ketika :

Seorang bayi yang belum lahir menerima suntikan antibodi dari ibunya. Seorang bayi yang baru lahir menerima antibodi dari kolostrum, ASI pertama yang dikeluarkan oleh ibu setelah persalinan. Suatu vaksin yang mengandung antobodi yang disuntikkan ke dalam tubuh.

Ada dua jenis vaksin yang kini tersedia untuk imunisasi aktif terhadap hepatitis B yakni :
1. Vaksin hepatitis B rekombinan : Vaksin ini disintetis di dalam sel-sel khamir (yeast). Vaksin ini sangat aman dan efektif. Vaksin ini memberikan sekitar 90% perlindungan terhadap infeksi hepatitis B. Vaksin ini biasanya lebih disukai ketimbang vaksin yang diperoleh dari plasma. 2. Vaksin yang diperoleh dari plasma : Vaksin ini diperoleh dari darah yang merupakan pembawa virus hepatitis B. Ini berarti orang-orang ini memiliki viorus di dalam darah mereka tetapi tidak mengalami gejala apapun. Vaksin yang diperoleh dari plasma sama amannya dan efektifnya dengan vaksin hepatitis B rekombinan.

Imunisasi terhadap hepatitis B kini dianjurkan bagi semua anak yang baru lahir dan bagi orang yang beresiko tinggi terkena infeksi. Kotak 4 akan membuat daftar orang-orang yang beresiko tinggi karena infeksi hepatitis B. Satu suntikan vaksin hepatitis B diberikan pada otot lengan bagian atas luar pada saat lahir, pada usia satu bulan, pada usia enam bulan. Dosis penguat direkomendasikan pada usia lima tahun. Imunisasi pasif dilakukan melalui suntikan imunoglobulin hepatitis B. Ini adalah suatu protein dalam darah yang mengandung antibodi terhadap virus hepatitis B. Imunisasi pasif dianjurkan untuk dilakukan sesegera mungkin setelah paparan yang terhadap infeksi hepatitis B. Paparan teradap virus hepatitis B bisa saja disebabkan oleh sebuah tusukan dari jarum yang terinfeksi atau paparan pada darah atau produk darah yang terinfeksi. Dalam waktu tujuh hari setelah paparan, suatu suntikan imunoglobulin hepatitis B harus diberikan. Vaksin hepatitis B juga harus duberikan bersama-sama imunoglobulin tetapi pada lokasi yang berbeda.

Posted in Pencegahan Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, cara penularan hepatitis, hepatitis, hepatitis adalah, hepatitis akut, hepatitis b adalah, pencegahan hepatitis, pencegahan hepatitis B, penularan hepatitis, penularan hepatitis a, penyakit hepatitis, penyakit hepatitis b, penyebab hepatitis, penyebab penyakit hepatitis, vaksin aktifvaksin pasif, virus hepatitis | Leave a comment

Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat merusak kesehatan secara keseluruhan. Racun yang harusnya dilawan oleh hati tetap berada dalam darah dan mengendap kemudian merusak dan mengganggu organ lainnya.

Gejala Hepatitis Sebelum kita membahas tentang jenis virus hepatitis, kita akan membahas gejala hepatitis pertama. Pada awalnya, seorang pasien hepatitis umumnya akan merasakan sakit di perut bagian kanan, kelemahan, mual, demam dan diare. Dalam beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti flu dan penyakit kuning yang ditandai kulit dan mata terlihat kuning. Namun, gejala hepatitis tidak selalu terlihat, terutama dalam kasus yang terjadi pada anak-anak. Virus hepatitis Jika seseorang menderita hepatitis, virus dapat ditransfer pada orang sehat dengan kekebalan tubuh yang lemah. Setidaknya ada 5 virus hepatitis, yaitu hepatitis A, virus hepatitis B virus hepatitis C , virus hepatitis D dan hepatitis E . Dari kelimanya, virus hepatitis B menginfeksi kebanyakan orang, bahkan diperkirakan 1 diantara 3 orang di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 78% dari penderita hepatitis menimpa orang-orang Asia dan Kepulauan Pasifik. Virus ini menyebabkan kematian sedikitnya 600 ribu orang per tahunnya. Hepatitis A Hepatitis A dapat menyebar ke orang lain melalui air yang terkontaminasi oleh virus. juga dapat ditularkan melalui makanan yang dimasak tidak sempurna, atau melalui tangan yang tidak dicuci dengan benar. Anda harus mencuci tangan setelah menggunakan toilet, hal itu bertujuan untuk mencegah penularan. Hepatitis B Virus hepatitis B dapat menular dengan mudah melalui transfusi darah, darah pada pisau cukur, perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk tato. Hepatitis C Secara umum, hepatitis C ditularkan melalui jarum, tetapi juga dapat ditularkan seperti pada

hepatitis B. Penanganan Hepatitis Jika seseorang telah didiagnosis menderita hepatitis, maka ia perlu mendapatkan perawatan. Pengobatan harus dipercepat supaya virus tidak menyebar. Jika tindakan penanganan lambat membuat kerusakan lebih besar pada hati dan menyebabkan kanker. Namun, sebagian besar orang dengan hepatitis tidak menyadari bahwa mereka menderita hepatitis,sebagian besar justru tahu ketika hatinya sudah rusak dan sulit untuk mendapatkan bantuan. Untuk MENCEGAH VIRUS HEPATITIS, maka diperlukan vaksin, vaksin hepatitis A dan vaksin virus hepatitis B. Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksin untuk mencegahnya. vaksinasi dilakukan sejak kecil, karena akan lebih efektif dibandingkan bila diberikan ketika seseorang telah dewasa. Jika seseorang menderita hepatitis berat, maka satu-satunya cara untuk menyembuhkan adalah dengan melakukan transplantasi hati, dan hal iu sangat sulit untuk dilakukan. Oleh karenanya, penderita hepatitis berat akan berujung pada kematian. Untuk memperlambatnya, dianjurkan untuk pasien dengan hepatitis untuk makan makanan bergizi sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat. Sebuah sistem kekebalan yang kuat adalah salah satu kunci untuk tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari dan disertai dengan istirahat yang cukup. Lakukan vaksinasi kepada anak-anak sedini mungkin untuk mencegah hepatitis.

Hati-hati dengan gejala hepatitis ini


Berikut informasi yang dapat membantu anda untuk mengetahui hepatitis dab gejalanya. Ada 5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virus hepatitis A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D (VHD) dan virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis. Gejala Hepatitis Gejala-gejala umum dari hepatitis ini adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dan sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Namun, gejala penyakit hepatitis tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak. Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya, virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik. Hepatitis A

Virus hepatitis A biasanya terdapat pada kotoran si penderita, dan virus ini dapat hidup pada air atau es batu. Virus ini menyebar karena seseorang meminum air yang tercemar VHA atau mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hidup pada makanan atau bisa juga karena orang yang mempersiapkan makanan tidak mencuci tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja pada tangannya terdapat virus hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan toilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran manusia ini akhirnya berpindah. Hepatitis B Virus Hepatitis B (VHB) biasanya menular melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur, cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B terdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur, perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato dapat memindahkan sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah yang sudah mengering dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu benda. Cara lain penyebaran virus ini adalah karena terbawa sejak dari kandungan oleh seorang ibu yang terinfeksi (keturunan) dan karena hubungan seks. Hepatitis C Cara penularan virus ini hampir sama dengan penularan hepatitis B, tetapi pada kebanyakan orang adalah karena jarum suntik. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat bagi anda

Obat Alami Penyakit Hepatitis


obat alami penyakit hepatitis >> Informasi Obat alami penyakit heptitis yang aman dan juga ampuh dengan bahan-bahan alami tanpa efeksamping!

Penyakit hepatitis dalam garis besarnya adalah penyakit yang biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

Pengobatan alami penyakit hepatitis


Banayak bahan alami penyakit hepatitis terdapat di bumi Indonesia, hanya saja masyarakat yang kurang meneliti dan belum bisa mengolah bahan alami menjadi sebuah produk kesehatan.

Bahan alami yang bisa dimanfaatkan sebagai obat alami penyakit hepatitis diantaranya:
Ginseng (Panax quinquefolius/Panax ginseng) Ada dua jenis ginseng yaitu ginseng Amerika (Panax quinquefolius) dan ginseng Asia (Panax ginseng) yang berasal dari Cina, Jepang, dan Korea.Tes pada hewan dan manusia menunjukkan ginseng dapat membantu sistem imunitas tubuh. Pengujian pada hewan juga menunjukkan ginseng dapat membantu memperbaiki cara kerja hati dan mengurangi kerusakan jaringan hati yang disebabkan oleh hepatitis. Namun, penelitian mengenai manfaat ginseng untuk hepatitis masih terbatas. Kunyit (Curcuma domestica) Kunyit adalah bumbu dapur yang cukup banyak pemakaiannya. Selama ribuan tahun, kunyit telah digunakan oleh praktisi pengobatan Ayurweda sebagai obat untuk penyakit hati. Komponen aktif kunyit adalah kurkumin yang berkhasiat antioksidan. Dalam penelitian pada hewan percobaan, kunyit terlihat menghambat kerusakan hati dari aflatoksin dan racun hati lainnya. Karena kunyit adalah bumbu utama pada kari India, mungkin itulah sebabnya penduduk India memiliki insiden penyakit hati terendah di dunia. Namun hal ini perlu pembuktian lebih lanjut. Kulit manggis Menurut Dr Ir Raffi Paramawati, M.Si, dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, semua buah-buahan mengandung antioksidan, namun yang paling tinggi kandungan antioksidannya hanya dalam buah manggis dan itu terdapat pada kulitnya. Lebih jauh ia mengatakan bahwa tidak semua antioksidan yang ada dalam buah-buahan bersifat menyembuhkan penyakit, berbeda dengan manggis, kalau manggis kandungan antioksidannya mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Hasil penelitian di Tokyo pada tahun 2003, menunjukkan bahwa antioksidan xanthone dalam manggis juga memiliki efek anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC) dan Staphylococcus aureus(penyebab infeksi dan gangguan pencernaan). Ekstrak kulit manggis juga dipercaya dapat mengobati arthritis, asma, Alzheimer, alergi, dyspepsia(gangguan pencernaan), jerawat, dan eksim. Beberapa penelitian tentang manfaat senyawa xanthone memperlihatkan bahwa xanthone bersifat antimikroba terhadap MRSA(methicillin resistant staphylococcus aureus), yaitu bakteriyang telah kebal terhadap obat antibiotic yang dapat menyebabkan infeksi parah.

Tentang Penyakit Hepatitis A, B,C, D, Dan E

Liver
Fungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada pada darah. Selain itu, masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Jika seseorang menderita hepatitis, yang merupakan peradangan pada hati atau liver ini, dapat menghancurkan kesehatan orang tersebut secara keseluruhan karena racun tetap mengendap pada darah dan merusak atau mengganggu kerja organ lain. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah Rusaknya fungsi hati atau liver ini dapat disebabkan karena seseorang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan atau karena termakan racun yang membebani kerja liver dan mengakibatkan fungsi hati menjadi rusak. Tetapi, pada kebanyakan kasus, hepatitis disebabkan oleh virus yang ditularkan penderita hepatitis. Ada5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virushepatitis A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D(VHD) dan virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis.. Virus yang paling banyak menjangkiti manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan 1 dari 3 orang yang ada di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus mengendap pada tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis menimpa pendudukAsia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini menyebabkan kematian sedikitnya 600.000 orang per tahun.

Gejala Hepatitis
Beberapa gejala yang umum dari hepatitis adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dan sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala

penyakit hepatitis tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anakanak. Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya, virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.

Hepatitis A
Virus hepatitis A biasa terdapat pada kotoran penderitanya. Virus dapat hidup pada air atau es batu. Cara penyebaran virus ini adalah karena meminum air yang tercemar VHA. Bisa juga karena mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hidup pada makanan atau karena orang yang mempersiapkan makanan tidak terbiasa cuci tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja pada tangannya terdapat virus hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan toilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran manusia ini akhirnya berpindah.

Hepatitis B
Penularan virus hepatitis B (VHB) biasanya melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur, cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B terdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur, perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato dapat memindahkan sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah yang sudah mengering dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu benda. Cara lain penyebaran virus ini adalah karena terbawa dari sejak kandungan dari seorang ibu yang terinfeksi dan karena hubungan seks.

Hepatitis C
Pengindap hepatitis C biasanya ditularkan dengan cara yang hampir sama dengan penularan hepatitis B, tetapi pada kebanyakan orang adalah karena jarum suntik

Penanganan Hepatitis C
Perawatan dini harus segara dilakukan agar penderita dapat disembuhkan, karena semakin lambat ditangani, virus akan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker. Tetapi, kadangkala karena tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak parah. Vaksinasi dapat diberikan agar seseorang mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya. Walau seseorang belum terindikasi virus ini tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru muncul puluhan tahun kemudian. Pemberian

vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka lebih lemah untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa. Jika kondisi hati sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi, ini akan sulit karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita yang membutuhkan hati. Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak yang akan menggeroti kesehatan penderitanya. Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi untuk semua, karena bisa saja tanpa sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau liver. Tetapi, dengan kekebalan tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis yang membahayakan ini. Hepatitis A Penyebab Dan Penanganannya Hepatitis A merupakan infeksi virus pada hati. Virus Hepatitis A ditularkan melalui jalur anus dan mulut. Media penularanya adalah makanan atau air tercemar, atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Diagnosis Hepatitis A Berdasarkan tanda/ gejala pasien dan diperkuat dengan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah yang menunjukkan antibodi IgM terhadap hepatitis A. Penderita Hepatitis A akan mengalami tanda/gejala kurang enak badan, demam, mual, nafsu makan menurun, perut terasa kurang enak, diikuti dengan air seni berwarna pekat, tinja pucat, mata dan kulit menjadi kuning (Penyakit Kuning), penyakit biasanya berlanjut selama satu sampai tiga minggu. Walaupun gejala tertentu dapat berlanjut lebih lama dan hampir selalu diikuti dengan penyembuhan sepenuhnya. Anak-anak kecil yang terinfeksi biasanya tidak menderita gejala seperti orang dewasa. Hepatitis A tidak mengakibatkan penyakit hati jangka panjang (kronis) dan kematian akibat hepatitis A jarang terjadi. Jangka waktu antara kontak dengan virus dan timbulnya gejala biasanya empat minggu, tetapi dapat berkisar antara dua sampai tujuh minggu, orang yang terinfeksi virus Hepatitis A dapat menularkan virus ini kepada orang lain dari dua minggu sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya penyakit kuning (kira-kira tiga minggu secara keseluruhan). Jumlah virus yang besar ditemui dalam tinja (cirik) orang yang terinfeksi selama waktu penularan. Hepatitis A biasanya ditularkan sewaktu virus dari orang yang terinfeksi tertelan oleh orang lain melalui, makanan dan minum air tercemar, seprai dan handuk yang dikotori tinja dari orang yang terinfeksi virus hepatitis A, Hubungan Seksual dengan orang yang terinfeksi juga

dapat kena Penyakit Hepatitis A. Orang yang belum menderita Hepatitis A dan belum divaksinasi sangat beresiko terjangkit penyakit tersebut. Penyakit Hepatitis A dapat dicegah dengan Vaksinasi. Vaksin ini mungkin memakan waktu sampai dua minggu untuk memberikan perlindungan.Vaksinasi direkomendasikan untuk kelompok-kelompok berikut yang menghadapi risiko tinggi:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Orang yang berkunjung ke negara di mana hepatitis A umum terjadi (kebanyakan negara sedang berkembang). Orang yang sering berkunjung ke masyarakat pribumi di luarkotadan daerah terpencil Pria yang berhubungan kelamin dengan pria Petugas penitipan anak siang hari dan prasekolah Beberapa petugas kesehatan yang bekerja di Pelayanan Kesehatan Pengguna narkoba suntik Pasien yang menderita penyakit hati kronis

Cara mencegah hepatitis A. Semua orang harus selalu mencuci tangan dengan baik dengan sabun dan air mengalir selama sekurang-kurangnya 10 detik dan dikeringkan dengan handuk bersih. Cuci tangan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Setelah menggunakan kakus 2. Sebelum makan 3. Sebelum menyiapkan makanan atau minuman

Pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita hepatitis A, di samping mencuci tangan dengan bersih adalah harus menjauhi dari kegiatan berikut sekurang-kurangnya seminggu setelah timbulnya penyakit, tanda dan gejala:
1. 2. 3. 4. 5. Jangan menyiapkan makanan atau minuman untuk orang lain Jangan menggunakan alat makan atau alat minum yang sama dengan orang lain Jangan menggunakan seprai dan handuk yang sama dengan orang lain Jangan berhubungan kelamin Cuci alat makan dalam air bersabun, dan cuci seprai dan handuk dengan mesin cuci.

Orang berikut yang menderita hepatitis A harus tidak menghadiri tempat kerja atau sekolah ketika dapat menularkan penyakit:
1. Orang yang mengendalikan makanan atau minuman dirumah tangga atau restoran. 2. Orang yang pekerjaannya melibatkan hubungan pribadi secara dekat, misalnya petugas penitipan anak dan petugas kesehatan. 3. Staf, anak-anak dan kaum remaja harus tidak menghadiri fasilitas penitipan anak atau sekolah ketika dapat menularkan penyakit 4. Semua pasien harus berkonsultasi kepada petugas kesehatan yang menanganinya sebelum kembali bekerja, sekolah atau melakukan aktivitas harian.

Tidak ada perawatan khusus untuk penderita hepatitis A. Kontak di rumah dengan pasangan seksual dapat menularkan penyakit, biasanya memerlukan suntikan Imunoglobulin. Obat tersebut dapat mencegah atau mengurangi penyakit jika diberikan dalam waktu dua minggu setelah kontak dengan orang yang dapat menularkan penyakit. Kesimpulan Tentang penyakit Hepatitis A Penyakit Hepatitis A adalah penyakit menular yang dapat dicegah dan diobati. virus Hepatitis A dapat menginfeksi manusia melalui rute anus-mulut. Jika seseorang terdiagnosis Hepatitis A, pencegahan yang baik adalah istirahat total, menghindari kontak dengan orang lain dan mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta menghindari makanan yang berlemak dan berminyak agar tidak mual dan muntah. Kemudian, menjalani terapi sesuai program. Hepatitis B Adalah suatu penyakit hati yang di sebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi ironis hati atau kanker hati, mula-mula di kenal sebagai serum hepatitis dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika hepatitis B telah menjadi endemik di tiongkok dan berbagao Negara asia Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus Keracunan obat dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine,chloroform, arsen, fosfor, dan zatzat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.

Diagnosis Hepatitis B
Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata. Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan

keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral. Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh. Ada3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.

Penularan
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Adabeberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.

Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan. Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan penderita.

Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipili dan HIV. Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.

Perawatan
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh

kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulanbulan dengan diet dan istirahat yang baik. Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti InteAlfa( Uniferon) Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan(Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale).selain itu juga ada pengobatan alternatif lain Hepatitis B Dari Wikipedia seperti hijamah/bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan dengan benar dan juga dengan standar medis. Penyakit Hepatitis C Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya. 15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekwensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
Penyebab Hepatitis C

Hepatitis berarti pembengkakan pada hati.Banyak macam dari virus Hepatitis C. Dalam banyak kasus, virus yang masuk ke dalam tubuh, mulai hidup di dalam sel hati, mengganggu aktivitas normal dari sel tersebut, lalu menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C kemudian menginfeksi sel lain yang sehat. Jika anda penderita Hepatitis C, sangat penting untuk mengkonsumsi makanan sehat dan menghindari alkohol. Alkohol akan memperparah kerusakan hati anda, baik anda dalam pengobatan ataupun tidak. Salah satu gejala umum dari Hepatitis C adalah kelelahan kronis. Kelelahan juga bisa sebagai efek samping pengobatan Hepatitis C. Rasa lelah akibat Hepatitis C dapat diatasi dengan istirahat cukup dan menjalankan olah raga yang rutin. Virus Hepatitis C sangat pandai merubah dirinya dengan cepat. Sekarang ini ada sekurangkurangnya enam tipe utama dari virus Hepatitis C (yang sering disebut genotipe) dan lebih dari 50 subtipenya. Hal ini merupakan alasan mengapa tubuh tidak dapat melawan virus dengan efektif dan penelitian belum dapat membuat vaksin melawan virus Hepatitis C. Genotipe tidak menentukan seberapa parah dan seberapa cepat perkembangan penyakit Hepatitis C, akan tetapi genotipe tertentu mungkin tidak merespon sebaik yang lain dalam pengobatan.
Gejala Hepatitis C

Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Jika gejala-gejala di bawah ini ada yang mungkin samar :

Lelah Hilang selera makan Sakit perut Urin menjadi gelap

Kulit atau mata menjadi kuning (disebut jaundice) jarang terjadi

Dalam beberapa kasus,Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati, yang dapat dideteksi pada tes darah rutin. Walaupun demikian, beberapa penderita Hepatitis C kronis mengalami kadar enzim hati fluktuasi ataupun normal. Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan tes jika anda pikir anda memiliki resiko terjangkit Hepatitis C atau jika anda pernah berhubungan dengan orang atau benda yang terkontaminasi. Satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah.
Penularan Hepatitis C

Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan. Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan Hepatitis C. Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh, mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya. Hepatitis D Hepatitis D , juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari semua virus hepatitis.

Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi). Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%) menjadi sirosis. Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV. Hepatitis E Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus. Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya dapat mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik. Tags: hepatitis, hepatitis a, hepatitis b, hepatitis c, liver, pengobatan alternatif hepatitis, pengobatan hepatitis, pengobatan herbal hepatitis, penyakit hepatitis, penyakit liver, terapi penyakit hepatitis Kuranji, PadekPenyakit hepatitis mewabah di Kecamatan Kuranji. Setelah menyerang 21 murid SDN 47 Koronggadang, virus ini kian meluas hingga ke SDN 42, yang juga di Koronggadang. Belasan murid SD positif terjangkit hepatitis. Informasi yang dihimpun Padang Ekspres di Puskemas Kuranji, kemarin (28/2), tercatat 24 murid SD telah menjalani tes urine. Dari jumlah tersebut, 18 murid berasal dari SDN 47, 12 di antaranya positif terjangkit hepatitis.

Sementara itu, 6 murid dari SDN 42, dua positif terjangkit penyakit yang dikenal sakit kuning itu. Kalau yang tidak positif itu hanya demam biasa, ujar Zulnasri, petugas Analisis Laboratorium Puskesmas Kuranji, kemarin.

Arda menambahkan, petugas Surveilans, mewakili kepala Puskesmas Kuranji, rata-rata yang terjangkit virus hepatitis itu murid kelas enam. Antisipasi agar tak mewabah, kami telah mendatangi SD-SD di Koronggadang. Kami minta agar kepala sekolah, beserta guru-guru lebih memperhatikan kebersihan lingkungan dan jajanan sekolah, paparnya.

Dia mengatakan, penyakit hepatitis yang menyerang puluhan murid SD itu tergolong hepatitis A, masih dapat diantisipasi dengan istirahat total bagi penderitanya.

Penyebaran virusnya cepat dan terjadi karena makanan yang terkontaminasi tinja lalat atau WC kumuh. Makanya kami sarankan murid yang positif hepatitis diberi waktu istirahat total 14 hari di rumah. Agar penyebaran virus tidak semakin luas, paparnya.

Eri, 38, orangtua Kanaya Rahma, 7, murid kelas dua SDN 47 yang tengah mengantar anaknya melakukan pemeriksaan di laboratorium, tidak menduga anaknya terjangkit hepatitis.

Saya menduga Kanaya demam biasa, sebab kakaknya yang duduk di kelas tiga SD 47, baikbaik saja. Tapi, karena disuruh gurunya tes urine, baru saya bawa anak saya ke puskesmas, jelas Eri.

Eri menerangkan, anaknya memang sering jajan di tempat pedagang asongan di depan sekolah. Kalau penyebabnya kelelahan tidak mungkin, karena anak saya baru kelas dua. Saat ini, saya tidak beri Kanaya jajan, agar dia bisa makan di rumah saja dan tidak jajan sembarangan, papar Eri yang terkejut saat anaknya dinyatakan positif hepatitis. Kepala Dinas Kesehatan Padang, Frisdawati, mengatakan tengah berupaya melakukan pencegahan penyebaran virus hepatitis tersebut. Saya sudah minta puskemas lakukan penyuluhan, khususnya pihak Puskemas Kuranji, dengan lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah di sana, jelas Frisdawati.

Soal penyebaran virus penyakit hepatitis itu dari makanan yang tidak bersih, dia enggan berkomentar. Kita tunggu hasil dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan dulu. Jika memang virus itu tersebar karena makanan kurang bersih, baru kita lakukan penertiban pedagang yang sering berjualan di sana. Untuk mengantisipasinya, saat ini kita telah mewanti-wanti pihak sekolah, agar memperhatikan jajanan murid, dan kebersihan sekolah, paparnya. (cr4) Apakah penyakit hepatitis berbahaya bagi kita, mukin Penyakit hepatitis merupakan salah satu penyakit yang menyerang organ hati yang merupakan organ penting didalam tubuh hati ini berfungsi sebagai saringan atas setiap masuknya partikel berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.Penyakit hepatitis ini dapat menyerang siapa saja tanpa terkecuali tanpa memandang usia atau jenis kelamin perlu anda ketahui pula bahwa hepatitis dapat terjadi kurang dari 6 bulan yang disebut hepatitis akut serta lebih dari 6 bulan yang disebut hepatitis kronis penyakit ini sangat berbahaya salah satu bahaya hepatitis jika dibiarkan virus akan menyerang organ hati serta lama kelamaan akan menjadi kanker dan jika sudah demikian dapat pula menyebabkan kematian sangat mengerikan sekali bukan

Gejala Umum Penyakit Hepatitis


Perlu anda ketahui ada beberapa gejala hepatitis yang perlu anda ketahui salah satu diantaranya sering merasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dan sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala penyakit hepatitis tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak. Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya, virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.

Bahaya Hepatitis Yang Perlu anda Ketahui


Karena bahaya hepatitis ini tidak bisa dianggap amin-main perlu anda ketahui apabila hepatitis semakin lambat ditangani, virus akan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker.Namun terkadang hepatitis tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak parah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan memberikan vaksinasi agar seseorang mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya. Walau seseorang belum terindikasi virus ini tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru muncul puluhan tahun kemudian. Pemberian vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka lebih lemah untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa. Jika kondisi hati sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi, ini akan sulit karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita yang membutuhkan hati.

Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak yang akan menggeroti kesehatan penderitanya. Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi untuk semua, karena bisa saja tanpa sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau liver. Tetapi, dengan kekebalan tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis yang membahayakan ini. Mukin artikel di atas sudah membahas tentang penyakit hepatitis berbahaya dan cara mencegahnya, maka dari itu obat hepatitis b kronis ini dapat mengatasi penyakit hepatitis berbahaya, waspada dan jangan di biarkan penyakit hepatitis menjadi penyakit yang sangat mematikan Penyakit hepatitis seperti yang kita ketahui memang menimblkan dampak yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, penyakit hepatitis termasuk salah satu penyakit yang berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya. Dan hepatitis b ini bisa menularkan pada seorang yang tidak terkena dampaknya yaitu bisa melalui dari virus hepatitis itu sendiri. Akibat terkena penyakit hepatitis itu sangat berdampak buruk sekali karena organ hati yang rusak dapat mengganggu kemampuan tubuh manusia dalam memecah sel darah merah dari toksin atau racun yang terkandung di dalamnya. Bilirubin pada darah serta racun atau toxin lain yang ada pada darah pun tidak mampu dikeluarkan tubuh sehingga menetap di dalam tubuh. Kerusakan hati yang parah dapat dikenali dengan perubahan warna bola mata dan kulit menjadi kuning dan juga membuat air seni atau kencing menjadi gelap. Hati yang telah rusak akan berdampak pada kemampuan tubuh dalam memecah protein. Jadi bilamana anda terkena pada penyakit hepatitis ini harus tahu apa yang akan terjadi apabila dampak dari penyakit hepatitis itu memang sangat berbahaya jika melekat pada tubuh. Dan anda harus tahu bagaimana cara yang baik dan aman untuk menghindari penyakit tersebut. Sebenarnya dampak penyakit hepatitis supaya tidak terjadi pada diri anda itu sangat mudah sekali dilakukan, karena itu tergantung pada diri anda masing-masing. Dengan cara berpola hidup sehat yang baik dan sering berolahraga, mengatur pola makan yang sehat seperti makan buah dan sayuran itu sangat membantu dalam menjaga kesehatan agar terhindar dari dampak penyakit hepatitis. Seperti kita ketahui dampak penyakit hepatitis bisa menularkan melalui virus seperti air ludah dan jarum suntik akibat dipakai bersama, atau juga bisa dengan akibat memakai sikat gigi yang secara bersamaan. Dll. Menggunakan bahan-bahan yang terbiasa dilakukan dengan secara bersamaan seharusnya jangan dilakukan atau harus punya diri sendiri saja. Karena anda tahu dari akibat melakukan hal yang seperti itu sangat berdampak buruk sekali bagi kesehatan tubuh anda, selain akan tercemar dan melekat pada organ tubuh pastinya damapak hepatitis tidak akan mudah hilang dan itu sangat susah sekali. Bila sudah begitu mungkin sangat patal sekali dan akan mengakibatkan pada hati mengalami kerusakan yang berulang-ulang dan itu dapat menjadi kerusakan permanen dalam bentuk koreng

besar di hati serta ukurannya akan mengecil atau mengerut. Hati tidak akan lagi memiliki kemampuan untuk untuk menyaring racun, kotoran, obat, dsb. Pada darah juga tidak akan mampu menghasilkan zat clotting factor untuk pengehenti pendarahan saat terluka. Selain itu dapat menyebabkan pendarahan usus, penurunan kemampuan mental, dan ada cairan tubuh pada abdomen pada kaki. Seperti meminum minuman keras yang beralkohol dapat menyebabkan kerusakan hati yang sangat parah dan itu akan mengakibatkan hati menjadi panas seperti terbakar akhirnya hati menjadi rusak. Dari informasi dampak penyakit hepatitis ini jangan anda abaikan dan risawkan, karena artikel ini sangat bermanfaat untuk kita ketahui sebagai salah satu informasi ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan yang lebih bisa mengetahui tentang seputar dampak penyakit hepatitis. Itulah yang bisa saya jelaskan sedikit tentang dari dampak penyakit hepatitis b yang sering kita kenal dengan sebutan penyakit kuning, semoga dengan informasi ini anda bisa menyimaknya dan mengerti betapa bahayanya dampak penyakit hepatitis ini.Maka solusi terbaik untuk menangani penyakit hepatitis B ini dengan obat hepatitis b kronis yang sangat baik untuk penyembuhan dan menjaga daya tahan tubuh anda.

Bahaya penyakit hepatitis


Mengenal Bahaya Penyakit Hepatitis

Bahaya penyakit hepatitis sudah tidak diragukan lagi.hepatitis adalah suatu penyakit yang menyerang organ hati. Penyakit ini menyebabkan peradangan jaringan dan sel-sel hepar (hati). Organ hati merupakan bagian sangat vital dalam tubuh kita. Jika hati telah terserang penyakit ini, maka fungsi hati akan terganggu dan menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lain, bahkan kematian.
Fungsi dan Proses Kerusakan Hati : Organ hati berada di bagian kanan atas lambung atau di bagian kanan bawah dada. Hati yang normal akan berwarna merah segar, halus, dan kenyal. Hati mempunyai fungsi yang sangat penting, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. mengatur zat-zat penting dalam tubuh seperti gula darah, kolesterol, hormon dan enzim menghasilkan empedu untuk metabolisme menyimpan nutrisi yang penting bagi tubuh seperti vitamin dan mineral menghasilkan zat-zat penting yang berperan dalam proses pembekuan darah jika terjadi luka menetralkan racun yang masuk dalam tubuh kita sebagai tempat penyimpan energi dan disimpan di otot

Jika hati terinfeksi oleh suatu penyakit maka hati akan membengkak. Kerusakan hati dapat menyebabkan keluarnya enzim alanin amonitransferase (ALT) dari sel hati ke darah. Jika konsentrasi enzim dalam darah lebih tinggi dari normal, menandakan adanya kerusakan dalam hati. Sewaktu penyakit hati berkembang, perubahan dan kerusakan hati meningkat. Setelah terjadinya infeksi, maka hati dapat melawan patogen dan mengembalikan fungsinya yang tergganggu dengan membentuk fibrosis. Fibrosis merupakan luka kecil (parut) yang terbentuk untuk memperbaiki diri setelah terjadi inflamasi akibat infeksi. Jika terjadi infeksi kembali baik disebabkan oleh patogen yang sama maupun yang berbeda maka luka yang terbentuk akan semakin meluas sehingga terbentuk lubang dan darah tidak dapat mengalir. Kerusakan hati yang demikian disebut sirosis hati. Sirosis ini dapat berkembang menjadi kanker hati atau kegagalan fungsi hati yang mana hati tidak dapat menjalankan fungsinya seperti pada hati yang sehat. Penyebab Hepatitis Ada beberapa penyebab hepatitis, antara lain:

Virus, merupakan penyebab utama hepatitis. Virus yang menyerang hati dibedakan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G. Keenam virus ini berbeda secara genetika, cara penularan, dan dampak yang ditimbulkan. Virus hepatitis B dan C menyebabkan hepatitis kronik yang dapat berkembang menjadi kanker hati. Hingga saat ini, vaksinasi yang tersedia hanya untuk menanggulangi virus hepatitis A dan B. Alkohol. Organ hati dapat terjangkit hepatitis akibat konsumsi minuman beralkohol secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Alkohol dapat menyebabkan gangguan hati seperti perlemakan, peradangan dan sirosis. Pada perlemakan hati, terjadi pembengkakan hati karena penumpukan lemak dalam sel hati. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan melihat peningkatan aktivitas enzim gamma glutamiltranspeptidase (GTP). Obat-obatan. Selain alkohol, konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan hepatitis. Obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh, akan mengalami proses kimiawi di dalam hati. Semakin banyak jenis dan dosis obat serta lamanya waktu pemakaian obat akan menyebabkan berkurangnya fungsi hati, bahkan kerusakan hati.

Gejala Hepatitis :

Penderita hepatitis seringkali tidak menunjukkan gejala khusus walaupun telah bertahun-tahun terinfeksi. Pada umumnya penderita hepatitis akan mengalami perubahan warna kulit dan mata

menjadi kuning sehingga seringkali hepatitis dikenal sebagai penyakit kuning. Namun, gejala ini dapat muncul atau terjadi hanya dalam waktu yang singkat. Jika penderita sudah berada pada fase prodormal (sebelum badan menjadi kuning), biasanya mengalami gejala badan lemas, cepat lelah, lesu, tidak nafsu makan, mual, muntah, perasaan tidak enak dan nyeri di perut, demam dan kadang menggigil, sakit kepala, nyeri pada persendian, pegal di seluruh tubuh, terutama pinggang dan bahu, serta diare. Kadang penderita seperti akan pilek dan batuk dengan atau tanpa sakit tenggorokan. Bila sudah sampai fase kuning (ikterik), penderita akan menemui air kencingnya berwarna kuning pekat seperti teh. Selain itu, bagian putih bola mata, selaput lendir langit-langit mulut, dan kulit berubah menjadi kekuningan. Dan bila terjadi hambatan aliran empedu yang masuk ke dalam usus, tinja akan berwarna pucat seperti dempul (feces acholis). Tidak semua hepatitis memiliki gejala seperti yang sudah disebutkan. Ada penderita hepatitis tanpa gejala sama sekali atau mungkin hanya dengan gejala ringan, dan ada yang benar-benar berat dalam waktu singkat yang kemudian diakhiri kematian. Penularan Hepatitis : Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus dapat menular dengan beberapa cara. Hepatitis A dan E, sangat erat kaitannya dengan higene dan sanitasi yang kurang baik. Hepatitis ini dapat menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus tersebut. Hepatitis B dan C dapat menular melalui cairan tubuh, antara lain darah, urin, dan selaput lendir. Hepatitis D terjadi bersamaan dengan hepatitis B (ko-infeksi hepatitis B). Penularan ketiga hepatitis ini dapat terjadi melalui transfusi darah, pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan digunakan secara berganti-gantian, aktivitas seksual yang berganti-ganti, penular dari ibu ke janinnya, dan lain-lain. Orang-orang yang beresiko tinggi untuk tertular hepatitis, adalah: Pengguna narkoba yang memakai jarum suntik secara bergantian. Orang yang melakukan seks bebas dengan berganti-ganti pasangan Penerima transfusi darah atau organ yang terkontaminasi virus hepatitis Pekerja kesehatan yang terkena cairan tubuh atau menggunakan alat-alat yang telah terkontaminasi virus hepatitis.
Pembahasan di atas tentang Bahaya penyakit hepatitis, obat hepatitis b kronis yang dapat membatu anda dalam mengobati penyakit hepatitis b,dan sangat berbahaya maka dari itu cegahlah dan belaja

Cara penularan penyakit hepatitis b

Cara Penulara

n Penyakit Hepatitis B

sering tidak disadari, padahal ada sekitar 2 milyar orang di dunia yang menderita penyakit Hepatitis B ini. Data dari WHO menunjukkan bahwa sejumlah 400 juta orang di dunia menderita Hepatitis B akut yang berpotensi menjadi sirosis yaitu pengerasan hati bahkan berpotensi menjadi kanker hati. Paling tidak ada satu juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit ini. Penularan Hepatitis B lebih tinggi dibandingkan dengan penularan virus HIV. Menurut data yang diperoleh dari WHO, Penularan Hepatitis B lebih mudah sekitar 50 hingga 100 kali dibanding penularan virus HIV. Penularan Hepatitis B dapat terjadi melalui kontak darah dan atau pertukaran cairan tubuh. Penularan Hepatitis B antara lain dapat terjadi melalui transfusi darah, melalui jarum suntik yang digunakan lebih dari satu kali, jarum tato, jarum bor gigi, atau alat kebersihan pribadi seperti pemakaian bersama pisau cukur, sikat gigi atau handuk. Penularan Hepatitis B lebih sering terjadi melalui kulit atau selaput lendir, bagian tubuh yang mengalami luka terbuka, ciuman atau hubungan seks dengan orang yang menderita penyakit Hepatitis B. Jadi Penularan Hepatitis B bukan melalui makanan dan minuman serta kontak langsung (seperti bersalaman, berbicara saling berhadapan) layaknya virus penyakit hepatitis A ( VHA ). Mengingat Penularan Hepatitis B sendiri sebenarnya cukup masif, seharusnya setiap orang dapat menjadi waspada akan resiko tertular penyakit ini. Hepatitis B sebetulnya terbagi dalam dua kelompok, yaitu Hepatitis B akut dan Hepatitis B kronis. Hepatitis B akut biasanya berjangka pendek yaitu kurang lebih 6 bulan dan masih dapat direspon oleh sistem kekebalan tubuh. Sedangkan Hepatitis B kronis umumnya berjangka panjang dan lebih sulit direspon oleh sistem kekebalan tubuh manusia. Penularan Hepatitis B terjadi dengan sangat mudah yaitu melalui cairan tubuh penderita, misalnya lewat air mani, air liur, serta cairan tubuh lainnya. Mereka yang beresiko mengalami Penularan Hepatitis B ini antara lain adalah bayi yang baru lahir, orang yang melakukan hubungan seksual yang tidak aman; dalam hal ini mereka yang sering berganti pasangan atau homoseksual. Hubungan seksual memang merupakan salah satu cara penularan hepatitis B ke

pasangan. Pintu masuknya adalah lender pada vagina dan atau air mani pengidap virus hepatitis B ( VHB ). Namun penularan cara ini kebanyakan terjadi di negara dengan endemisitas infeksi virus hepatitis B ( VHB ) rendah. Menurut sebuah penelitian, pasangan penderita infeksi Virus Hepatitis B ( VHB ) kronis berisiko tertular VHB. Dan sektiar 70% homo seksual terinfeksi penyakit hepatitis B setelah lima tahunmelakukan hubungan seksual aktif. Para pengidap virus hepatitis B umumnya tidak memperlihatkan gejala atau keluhan, sehingga mereka umumnya tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap VHB. Dengan demikian, jika mereka ini (pembawa carrier) setiap kali berganti pasangan, maka potensi penularan hepatitis B ke pasangan-pasangan seksualnya tinggi. Selain dari itu penularan hepatitis B juga beresiko terhadap mereka yang terbiasa menggunakan alat kebersihan secara bersama, jarum suntik, tindik, tato, dan lain sebagainya. Penularan hepatits B ini disebut penularan parenteral. Bisa juga penularan melalui goresan atau abrasi kulit. Penularan Hepatitis B menjadi sangat mudah karena virus Hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia hingga beberapa minggu. Pencegahannya Penularan Hepatitis B di antaranya adalah dengan menjalani gaya hidup sehat dan melakukan vaksinasi atau imunisasi terutama untuk bayi secara lengkap yaitu tiga kali suntikan dalam durasi yang berbeda. Vaksin Hepatitis B sendiri telah ditetapkan menjadi salah satu dari lima vaksin dasar yang wajib diberikan pada bayi baru lahir, mulai usia 0 hingga 7 hari. Hal ini sangat penting karena bayi baru lahir belum memiliki kemampuan untuk memproduksi antibodi sebagai sistim kekebalan tubuhnya. Jika ditemukan kasus anak yang mengidap Hepatitis B, maka bisa dipastikan Penularan Hepatitis B anak tersebut terjadi pada saat ia masih bayi. Bagaimana kondisi di Indonesia? Indonesia telah diketahui merupakan salah satu daerah endemis infeksi virus hepatitis B. Menurut hasil penelitian, ada daerah di mana setiap 100 penduduk terdapat 8 pengidap virus hepatitis B ( VHB ). Sedangkan sumber penularan hepatitis B di Indonesia terutama melalui ibu hamil (yang mengidap VHB) ke janin yang dikandungnya atau ke bayi yang dilahirkannya. Karena itu, dianjurkan setiap ibu hamil melakukan skrining uji laboratorium HBsAg, yaitu hepatitis B suface antigen, suatu protein yang merupakan selubung luar partikel virus hepatitis B, atau antifen yang berasal dari permukaan virus hepatitis B. Jika HBsAg ibu hamil positif, berarti ia mengidap infeksi virus hepatitis B. Jika ibu hamil dengan HBsAg dan HBeAg positif, maka peluang penularan hepatitis B lebih besar dari 90%. HBeAg adalah hepatitis B envelope antigen, yaitu suatu protein antigen nonstructural virus hepatitis B (bukan bagian dari VHB). Jika HBeAg itu hamil positif, maka resiko penularan hepatitis B sangat tinggi, karena virus tersebut aktif menggandakan diri dan merusak sel organ hati. Dilaporkan bahwa di beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Surakarta, Denpasar, dan Mataram, angka kejadian ibu hamil yang mengidap VHB antara 2,1-5,2%. Dari jumlah itu 50%-nya berstatus HBeAg positif, sehingga risiko bayinya tertular hepatitis B sangat tinggi. Dengan demikian, si bayi perlu mendapat vaksinasi dan pemberian immunoglobulin.

Di wilayah Asia Pasifik, kebanyakan kasus Penularan Hepatitis B terjadi pada saat lahir atau pada masa kanak-kanak. Sembilan dari sepuluh anak yang terinfeksi penyakit tersebut bertahan sampai dewasa. Sementara Penularan Hepatitis B pada orang dewasa adalah seperti yang telah dijelaskan di atas. Selain bayi, orang-orang yang rentan Penularan Hepatitis B adalah pekerja kesehatan, penghuni asrama, tahanan, dan pengguna narkoba suntik. Dari beberapa cara Penularan Hepatitis B yang sudah kita bahasa di atas, kita harus mewaspadai semua itu demi keamanan dan kesehatan bersama. Dari hasil penelitian di China, diketahui banyak bayi yang terinfeksi virus hepatitis B ( VHB ) yang didapat dari ibunya. Penularan hepatitis B dari ibu ke janin dikenal sebagai penularan transmisi perinatal atau vertical. Virus hepatitis B tersebut menular dari ibu ke janin yang dikandungnya atau di bayi yang dilahirkannya melalui peredaran darah tali pusat, atau saat proses melahirkan, atau setelah melahirkan. Diduga penularan semacam ini banyak terjadi di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. setelah melihat panjang lebar penjelasan tentang penularan penyakit hepatitis b ada baiknya kita waspada, maka dari itu bagi anda yang terkena penyakit hepatitis segera obati dengan Obat hepatitis b kronis karena bila mana anda tida segera mengobati maka penyakit hepatitis akan bertambah parah dan susah untuk sembuh normal.

Vous aimerez peut-être aussi