Vous êtes sur la page 1sur 12

PROPOSAL PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN NAMA MAHASISWA NOMOR MAHASISWA PEMBIMBING UTAMA PEMBIMBING I : Hubungan Antara Fraksi Lipid dengan Besar Lingkar Perut : Bayu Putra Alam : N121 09 569 : Dr. Agnes Lidjaja, M.Kes., Apt : dr. Suci Aprianti, Sp.PK

BAB I PENDAHULUAN

Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang umumnya hidrofobik: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Contohnya benzen, eter dan kloroform. Lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol. Lipid dikenal sebagai sumber energi, selain itu lipid juga berfungsi sebagai unsur utama membran sel, pembentukan hormon steroid, antibodi dan sebagainya (1,2). Peningkatan asam lemak akan meningkatkan pula distribusi asam lemak di hati, hal tersebut meningkatkan proses glukoneogenesis, menghambat pengambilan serta penggunaan glukosa di otot. Akumulasi trigliserida di hati dan di otot akan mengakibatkan resistensi insulin. Selain itu jaringan lemak ternyata menghasilkan beberapa sitokin dan hormon yang menghambat kerja insulin. Hormon insulin merupakan regulator penting pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein, maka setiap gangguan fungsi insulin akan menimbulkan konsekuensi metabolik yang tampak pada sindroma metabolik (3).

National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III) tahun 2001 menyatakan sindroma metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik lipid maupun non-lipid, merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner terdiri dari obesitas viseral, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida meningkat, kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) rendah, hipertensi dan

peningkatan kadar glukosa plasma (3). Timbunan lemak pada jaringan tergambar sebagai penambahan viseral (intra-abdomen), yang perut, akan mendorong

lingkar

perkembangan hipertensi, peningkatan kadar insulin plasma, sindrom resistensi insulin dan hiperlipidemia sehingga terjadinya sindrom metabolik (4). Pada dasarnya lingkar perut akibat obesitas mempunyai dua bagian dasar yakni, (1) Obesitas android atau obesitas viseral yang umumnya terjadi pada pria dan, (2) Obesitas ginekoid yang umum terjadi pada wanita. Obesitas android merupakan penimbunan lemak di perut yang menyerupai buah apel, karena bentuk tubuh yang mirip buah apel, sedangkan obesitas ginekoid merupakan penimbunan lemak yang cenderung pada bagian pinggul atau biasa disebut tipe pear. Penimbunan lemak dalam perut yang dikenal dengan obesitas sentral atau obesitas viseral lebih berbahaya karena berkaitan dengan kejadian sindroma metabolik dan penyakit jantung koroner (3,5).

Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk

mengetahui hubungan

antara besarnya lingkar perut atau pinggang dengan fraksi lipid yang meliputi; kolesterol total, trigiliserida, High-Density Lipoprotein (HDL), dan Low Density Lipoprotein (LDL). Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah tentang hubungan fraksi lipid; kolesterol total, trigiliserida, HDL dan LDL dengan besar lingkar perut atau lingkar pinggang.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat observasional menggunakan desain Cross Sectional. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian III.2.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Klinik Rumah Sakit

Pendidikan Unhas Makassar. III.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2013. III.3 Populasi Penelitian Populasi sampel adalah semua pasien yang menderita penyakit asam urat dan dirawat jalan di Rumah Sakit Pendidikan Unhas Makassar. III.4 Perkiraan Jumlah Sampel Perkiraan jumlah sampel adalah semua anggota populasi sampel selama periode penelitian yang memenuhi kriteria. Besar sampel diperkirakan berdasarkan rumus (6):

n=

Z2P Q d2

Keterangan:

Z2 :Deviat baku normal untuk kemaknaan, (ditetapkan). Nilai ini dipilih sesuai dengan IK yang diinginkan. Bila IK 95%, maka berarti = 0,05 sehingga Z2 =1,96 P :Populasi penyakit atau keadaan yang akan dicari, P (dari pustaka) atau perkiraan proporsi (prevalensi) penyakit/efek pada populasi dari penelitian sebelumnya. (0,118) Q d n :1-P (0,882) : Tingkat ketetapan absolute yang dikehendaki, d (ditetapkan) : besar sampel (1,96)2 (0,118) (0,882) jadi n= (0,1)2 = 39,98; dibulatkan menjadi 40 Pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 40 sampel III.5 Kriteria Sampel Kriteria sampel yang digunakan adalah: Sampel serum untuk pemeriksaan asam urat Sampel urine untuk pemeriksaan batu kalsium oksalat Pasien yang telah berpuasa 10-12 jam Pasien yang memderita penyakit asma urat tinggi Pasien yang bersedia menandatangani informed consent

III.6 Definisi Operasional 1. Fraksi Lipid Parameter pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi

dislipidemia yaitu : kolesterol total (< 200 mg/dl), HDL (> 45 mg/dl), trigiliserida (< 150 mg/dl) dan LDL (< 130 mg/dl). Pemeriksaan tersebut menggunakan alat ABX Pentra 400 Plus, berdasarkan metode enzimatik. 2. Lingkar perut Lingkar perut diukur menggunakan pita ukur. Dengan cara

menempatkan ujung pita ukur (0) pada pusar sementara sisanya melingkari perut. Parameter dari pemeriksaan ini yakni; pada laki-laki normal (< 90 cm) dan pada wanita normal (< 80 cm). III.7 Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan yaitu, untuk pengambilan darah menggunakan; jarum, holder, tabung darah, turniket dan untuk pemeriksaan asam urat, meliputi : Full automatic chemical analyzer, sentrifuge, tabung sentrifuge, mikropipet 500l, mikroskop, object glass Bahan yang digunakan adalah sampel serum, sampel urine rutin, reagen asam urat

III.8 Prosedur Kerja III.8.1 Pengambilan Darah Tempat pengambilan darah dibersihkan dengan alkohol 70% dan dibiarkan sampai menjadi kering lagi. Jika memakai vena mediana cubiti; ikatan pembendung dipasang pada lengan atas dan diminta agar mengepal dan membuka tangannya berkali-kali agar vena jelas terlihat. Pembendungan vena tidak perlu dengan ikatan erat-erat, bahkan sebaiknya hanya cukup erat untuk memperlihatkan dan agak menonjolkan vena. Kulit ditusuk dengan jarum yang telah dipasang pada holder, kemudian tabung darah dimasukkan ke dalam holder dengan hati-hati agar tidak menggerakkan jarum. Pada saat darah mulai mengalir ke dalam tabung darah, pembendungan dilepaskan. Posisi holder dan tabung ditahan sampai didapatkan volume darah yang dikehendaki. Jika volume darah telah mencukupi, tabung darah dilepaskan dari holder, kemudian diletakkan kapas di atas jarum dan jarum ditarik perlahan-lahan. Setelah selesai, pasien diminta menekan tempat pengambilan darah selama beberapa menit dengan kapas tadi, kemudian diberi plester. III.8.2 Pemeriksaan Fraksi Lipid Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan fraksi lipid adalah serum. Setelah pengambilan darah, tabung berisi darah segera disentrifus atau dapat didiamkan selama 10-30 menit sebelum disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Pemeriksaan dilakukan dengan alat otomatis ABX Pentra 400. Sampel serum sebanyak 500 l

dimasukkan ke dalam tempat sampel kemudian diletakkan pada rak sampel sesuai dengan nomor pemeriksaan. Reagen dimasukkan dalam tempat reagen dan diletakkan pada rak sesuai dengan program pemeriksaan. Data identitas pasien dan jenis pemeriksaan dimasukkan melalui keyboard. Setelah itu alat akan melakukan pemeriksaan secara otomatis sesuai program yang dijalankan. Hasil pemeriksaan yang diperoleh dalam bentuk print-out. III.8.3 Pemeriksaan Lingkar Perut Pita ukur diposisikan secara horizontal di atas tulang pinggul tepatnya pada pusar, kemudian dilingkarkan di seputar perut. Tempatkan ujung meteran angka 0 pada pusar sementara sisanya melingkari perut. Pasien berdiri tegak dan buang napas dengan lembut ketika Anda mengukur perut. Pastikan juga agar pita ukur itu tidak menekan kulit perut. Lihatlah pada nomor di mana angka 0 bertemu dengan angka terakhir yang melingkari pinggang. III.8.4 Cara Kerja 1. Persiapan sampel Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan fraksi lipid adalah serum. Setelah pengambilan darah sebanyak 3 ml, tabung darah segera disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Untuk pemeriksaan ketonuria digunakan sampel urine sewaktu. Sampel urine dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml. Kedua sampel diberi label identitas pasien dengan jelas.

2. Pemeriksaan fraksi lipid Pemeriksaan dilakukan dengan alat automatis ABX Pentra 400. Sampel serum dimasukkan dalam tempat sampel kemudian diletakkan pada rak sampel sesuai dengan nomor pemeriksaan. Reagen dimasukkan dalam tempat reagen dan diletakkan pada rak sesuai dengan program pemeriksaan. Data identitas pasien dan jenis pemeriksaan dimasukkan melalui keyboard. Setelah itu alat akan melakukan pemeriksaan secara automatik sesuai program yang dijalankan. Hasil pemeriksaan yang diperoleh dalam bentuk print out. Tabel 5. Volume sampel dan reagen masing-masing pemeriksaan SAMPEL NAMA TES (l) Kolesterol total Kolesterol LDL Kolesterol HDL Trigliserida 2 2 2,5 2 (l 34 120 R1 (l) 150 150 R2 (l) 50 50 REAGEN REAGEN

DAFTAR PUSTAKA 1. Sacher, Mcpherson. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta. 2004. 2. Corwin, E. Buku Saku Patofisiologi. Penebit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta. 2007. 3. Jala, Liputo, Susanti. Hubungan Lingkar Perut dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah. http://repository.unand.ac.id/43/1/Hubungan_Lingkar_Pinggang_denga n_Kadar_Gula_Darah.pdf. Akses 8 Desember 2012. 4. Arisman. Obesitas, Diabetes Mellitus, dan Dislipidemia. Penebit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta. 2008. 5. Rahardja, E. My Healthy Life. Universitas Tarumanegara. Jakarta. isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3197918.pdf. Akses 10 Desember 2012. 6. Hidayat, Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta. 2008. 7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta. 2007. 8. Sniderman AD, Scantlebury T, Cianflone K. Hypertriglyceridemic HyperapoB : the Unappreciated Atherogenic Dyslipoproteinemia in Type 2 Diabetes Mellitus. Ann Intern Med. 2001. 135. pp. 447-59 9. Arisman. Obesitas, Diabetes Melitus & Dislipidemia. Konsep, teori dan penanganan aplikatif. EGC. Jakarta. 2010. hal. 121-127 10. Soegondo S, Suyono S, Adam John MF. Sindrom Metabolik, Diabetes Melitus di Indonesia, Obesitas, Dislipidemia. Di dalam: Aru W Sudoyo, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed V. FKUI. Jakarta. 2001. hal. 706 11. Marks Dawn B. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis. Terjemahan oleh Joko Suyono, Vivi Sadikin, Lydia I.Mandera. Jakarta; EGC; 2005. hal. 481-90

10

12. Kee JL. Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostik. Ed. 6. Terjemahan oleh Kurnianingsih S (et.al). EGC. Jakarta. 2007. hal. 440 13. Durrington Paul N. Lipoprotein Metabolism. Lecture in Clinical Aterosclerosis & Dislipidaemia. [serial on the internet] 2003. [site on March, 12th 2011]. Available from : http://www.cmglinks.com 14. Juha Vakkilainen, Sari Makimattila, et al. Endothelial Dysfunction in Men With Small LDL Particles. Circulation. 2002. 102. pp. 716 15. Arnold H. Slyper. Low-Density Lipoprotein Density and Atherosclerosis : Unraveling the Connection. JAMA. 2004 Jul 27;272 (4). pp. 305-7 16. Koolman Jan, Heinrich Rohm K. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Terjemahan oleh Septelia Inawati. Jakarta; Hipokrates; 2005. hal 160-1 17. Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.11. EGC. 2005. hal. 882-1024 18. Kaniawati Marita. Forum Diagnosticum : Aspek Laboratorium Pemeriksaan Lipid. Laboratorium Klinik Prodia. 2003. hal 1-6

11

SKEMA KERJA Pasien rawat jalan

Lingkar perut normal

Lingkar perut abnormal

Pemeriksaan sampel darah vena


Disentrifugasi

Serum

Pemeriksaan fraksi lipid pada alat ABX Pentra 400

Hasil

Analisa data

Pembahasan

Kesimpulan

12

Vous aimerez peut-être aussi