Vous êtes sur la page 1sur 1

Perempuan adalah sosok yang ada di ranah domestik, hal tersebut merupakan persepsi masyarakat.

Tetapi sosok perempuan pada film The Heart of The World mulai ada perubahan mengenai gambaran tersebut. Perempuan dalam film tersebut digambarkan menjadi seorang scientific, yang notabene adalah ranah public yang dikuasai laki-laki. Dia digambarkan menjadi sosok yang lebih berkuasa dibandingkan dengan laki-laki. Menurut pandangan postmodernisme, kekuasaan tidak lagi dimiliki oleh orang-orang yang memiliki economic base, tetapi lebih cenderung dimiliki oleh orang yang memiliki pengetahuan atau informasi.1 Postmodernism hadir sebagai bentuk protes akan anggapan kurangnya ekspresi dalam aliran modernisme. Selain itu postmodernism juga terlahir karena adanya krisis kemanusiaan dalam aliran modernism. Disini, postmodernisme hadir untuk menawarkan pikiran baru yang toleran terhadap pluralitas, pembongkaran dan lokalitas. Postmodernisme merupakan faham yang masih menerima bentuk-bentuk serta aspek-aspek tradisional. Akan tetapi dipandang dengan cara yang lebih berbeda yaitu dengan cara dilebih-lebihkan. Seperti kita ketahui misalnya, tidak dapat dipungkiri bahwa profesi scientific selama ini selalu berada di ranah laki-laki dan merupakan profesi gender laki-laki. Profesi scientific atau seorang ilmuwanlah yang selama ini juga terlihat menguasai dunia global. Hal ini sesuai dengan faham postmodernism yang menyatakan bahwa siapa yang berpengetahuan, dialah yang berkuasa. Dimana genderlaki-laki serta peran maupun profesi seorang laki-laki sebagai scientist membuat seorang laki-laki memiliki posisi over-dominan (lebih dari dominan).

Sarup, Madan. 2008. Panduan Pengantar Untuk Memahami: Postrukturalisme & Posmodernisme. Yogyakarta:Jalasutra

Vous aimerez peut-être aussi