Vous êtes sur la page 1sur 24

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR CARSIOMA MAMAE 1. Pengertian Tumor payudara adalah benjolan pada mamae yang berbatas tegas dengan konsistensi yang sedikit lebih padat dari sel jaringan tumor

sekitarnya,akibat

diatasi

duktus-duktus

yang

berisi

(Zwavclin,1985 hal 384). Tumor mamae adalah benjolan yang tumbuh pada proses neoplasma yang aktif dan otonom yang memiliki batas tegas dan nyeri bila melakukan aktifitas (Santoso Comain,1986 hal 79). Tumor mamae adalah benjolan pada payudara bila tidak cepat dideteksi benjolan tersebut dapat semakin membesar menyebar ke organ lain (Hariwijaya Sutanto,2007 hal 165). Tumor mamae adalah suatu neoplsma ganas yaitu pertumbuhan jaringan payudara secara abnormal dan progresif,tumbuh infiltrative dan destruktif serta dapat bermestastasc,keluhan biasanya tidak ditemukan pada stadium dini bentuk tidak teratur,batas tidak tegas, permukaan tidak ratadan konsistensi padat,keras,(Ramlli,1995). Carsinoma mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mamae, dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembulih darah (Lynda Juall Carpenito,1995). dan dapat

2.

Etiologi Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaiknya serangkaian faktor genetik hormonal dan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker. Bukti yang bermunculan

menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan/mutasi dalam gen normal dan pengaruh protein baik yang menekan/meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon yang dapat berpengaruh dalam kanker payudara adalah normal hormon steroid yang dihasilkan ovarium (hormon estrodiol dan hormon progesteron). Meskipun belum ada penyebab spesifik dari kanker payudara, para peneliti mengidentifikasi sekelompok faktor resiko sebagai berikut : Riwayat pribadi tentang kanker payudara Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% tiap tahun. Anak perempuan/saudara perempuan (hubungan langsung keluarga) dari wanita dengan kanker payudara. Resikonya meningkat 2x lipat. Jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun. Resiko meningkat 4-6 x. Jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung. Menarche dini, resiko meningkat pada wanita yang mengalami menarche sebelum 12 tahun.

Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama wanita yang hanya anak pertama, setelah usia 30 tahun mempunyai resiko 2 x lipat dibanding dengan mereka yang punya anak sebelum 20 tahun. Menopause pada usia lanjut (>50 tahun). Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara di sekitar perubahan epitel prliferasi mempunyai resiko 2 x lipat untuk mengalami kanker payudara. Pemajanan terhadap wanita setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.

Obesitas, resiko terendah diantara wanita pasca menopause. Kontrasepsi oral, Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen. Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama. Therapi pengganti hormon. Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada terapi pengganti hormon. Wanita yang menggunakan estrogen suplemen dalam jangka panjang mengalami peningkatan resiko. Sementara penambahan progesteron terhadap pengganti

estrogen meningkatkan insiden kanker endometrium. Hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara. Masukan alcohol Sedikit peningkatan resiko ditemukan pada wanita yang

mengkonsumsi alkohol, bahkan hanya dengan sekali minum dalam sehari. Resiko 2 x lipat diantara wanita yang minum alkohol 3 x/sehari. Temuan riset menunjukkan wanita muda minum alkohol lebih rentan mengalami kanker payudara (Brunner & Suddarth, Danielle Gale). Usia. Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun Pernah menderita kanker payudara. Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.

Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Faktorgenetik dan hormonal. Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang mwanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar. Gen lainnya yang juga

diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2.

Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan. Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker. Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperplasia atipik). Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun,

menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil, Semakin dini menarke,

semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun.

Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara

Obesitas pasca menopause. Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes. Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara. Penyinaran. Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

3.

Tahapan Kanker Payudara Tahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, nodus limfe yang terkena dan bukti adanya metastasis yang jauh. Sistem TNM diadaptasi oleh The America Joint Committee on Cancer

Staging and Resuid Reformating. Pertahapan ini didasarkan pada fisiologi memberikan prognosis yang lebih akurat, tahap-tahapnya adalah sebagai berikut : Tahap I Tahap II : tumor kurang dari 2 cm, tidak mengalami nodus : tumor yang lebih besar dari 2 cm, kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe terfiksasi negatif/positif. Tidak terdeteksi metastasis Tahap III : tumor > 5 cm atau tumor dengan sembarang tempat yang menginvasi kulit/dinding, nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular, tanpa bukti metastasit Tahap IV : terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus limfe normal/kankerlosa dan metastase janin 4. Tipe Kanker Payudara a. Karsinoma duktal, menginfiltrasi. Tipe paling umum (75%) bermetastasis di nodus axila, perognosa buruk. Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting payudara merupakan susu. Sekitar 90% kanker duktal.

karsinoma

Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-

35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama). b. Karsinoma lobuler menginfiltrasi (5-10%) Terjadi penebalan pada salah satu/2 payudara bisa menyebar ke tulang, paru, hepar, otak. Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluanlain. Sekitar 25-30% penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara). c. Karsinoma medular (60%) Tumor dalam capsul, dalam duktus, dapat jadi besar, tapi meluasnya lambat. Kanker ini berasal dari kelenjar susu. Kanker musinus (3%), menghasilkan lendir, tumbuh lambat, prognosis lebih baik. Kanker duktus tubulen (2%) Karsinoma inflamatom (1-2%) : jarang terjadi, gejala berbeda nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara membesar dan keras, edema, retraksi puting susu, cepat berkembang d. Karsinoma in situ Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.

5.

Tanda Dan Gejala Gejala awal carsinoma mamae berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. a. Fase awal : asimtomatik Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit b. Tanda umum : benjolan/penebalan pada payudara c. Tanda dan gejala lanjut : kulit cekung Retraksi/deviasi puting susu Nyeri tekan/raba Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk Ulserasi pada payudara.

d. Tanda metastase : nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah Batuk menetap Anoreksia BB turun Gangguan pencernaan Kabur Sakit kepala Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: Benjolan atau massa diketiak Perubahan ukuran atau bentuk payudara Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah) Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu) Payudara tampak kemerahan Kulit di sekitar puting susu bersisik Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit

6.

Patofisiologi Kanker payudara berasal dari epitel parenkim payudara . Kesatuan fungsional terkecil payudara disebut lobules,yang terbentuk oleh kelompokan asinus dengan fungsi sekresi air susu dan struktur saluran keluarnya,yang berukuran kecil disebut duktulus,yang lebih besar duktus.Papila atau putting susu adalah muara duktus ekskretorius bentuk lobus yang bercabang dalam sekolompok lobules.Kanker payudara yang berasal dari epitel asinus dalam lobulus disebut karsinoma

lobular,sedangkan kanker yang berasal dari epitel duktulus atau duktus disebut karsinoma duktal.Keganasan setempat yang masih terbatas intra lobular atau intra duktal,belumada karusakan membrane basalis dalam

asinus dan duktulus atau duktus ,jadi belum ada tanda invasi kejaringan diluar lobulus atau duktus merupakan tahap awal kaesinoma payudara. Pertumbuhan lebih lanjut dari masing-masing keganasan tersebut tetap seperti keadaan semula atau menyebuk (invasif).Jaringan diluar lobulus atau duktulus atau duktus.Pertumbuhan keganasan yang tidak menyebuk kemana-mana disebut karsinoma invasive sama dengan karsinoma insitu karsinoma lobular maupun duktal baik bersifat invasif atau non infasif yang berukuran dari 0,5 cm (ada yang memakai patokan kurang dari 1 cm) disebut karsinoma payudara minimal (dini),secara klinik.Apa bila ditinjau dari populasi sel ganas,masa minimal terdeteksi tersebut diperkirakan telah mencapai 30 doublings sehingga berbentuk sepuluh sel tumor ganas.Sel tumor ganas mengadakan pembelahan secara tidak teratur dan diperkirakan satu waktu doublings berkisar antara 30-200 hari atau lebih sehingga status dini klinis tidak sama dengan status dini biologis.Apabila invasi tumor ganas mencapai pembulih limfe atau pembuluh darah,akan terjadi emboli sel tumor ganas,sehingga akan memungkinkan penyebaran limfogen atau

hematogen baik regional atau metastasis jauh. Perjalanan penyakit lebih lanjut secara klinis dinyatakan secara klinis T.N.M. staging (penentuan stadium kanker). Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan,follow-up dan menetukan prognosis.Staging kanker payudara (American Joint Committee ON Cancer) : Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tepatnya didalam jaringan payudara yang normal.

Stadium 1 : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara. Stadium II A ; Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjer getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjer getah bening ketiak. Stadium II B : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjer getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjer getah bening ketiak. Stadium III A : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjer getah bening ketiak disertai perlengkatan satu sama lain atau perlengketan ke struktur lainya atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjer getah bening ketiak. Stadium III B : Tumor telah menyusup keluar payudara,yaitu kedalam kilit payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjer getah bening di dalam dinding dada dan tulang dada. Stadium IV : Tumor telah menyebar ke luar daerah payudara dan

dinding dada,misalnya ke hati, tulang, atau paru-paru. 7. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Labor Morfologi sel darah Laju Endap Darah Rest Faal Hati

b. Pemeriksaan lebih lnjut Foto Rontgen thorak dalam dua jurusan (Perhatikan pleura, paru, mediastinum dan iga-iga). Skintigrafi, penyebaran sel-sel ganas ke dalam sering sering

terdapat dideteksi dini dengan cara mengadakan skintigrafi Foto rontgen columna vertebralis, tunggal panggul, tulang kepala, caput femoralis (hanya pada kecurigaan ada

penyebaranberdasarkanskintigrafi). Mammografi untuk menilai keadaan mamae Termografi Pemeriksaan sitologik untuk penilaian cairan yang keluar dari mamae Pemeriksaan laboratorium yang luas seperti kimia darah dan morfologik amat diperlukan c. Pemeriksaan fisik terhadap penyebaran jauh Palpasi hepar Nyeri tekan dan nyeri ketuk columna vertebralis Nyeri tekan tulang-tulang panggul Auskultasi dan perkusi thorak Pemeriksaan dan kemungkinan penyebaran pada kulit 8. Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan keperawatan Penetalaksanaan keperawatan yang dapat diberikan kepada klien dengan Ca Mamae adalah perawatan luka dengan tidak mengabaikan teknik aseptic.

b. Penatalaksanaan Medis Cara pengobatan tergantung kapada stadium klinik penyakit cara-cara yang di kenalkan adalah : Pembedahan,baik yang bersifat kuratif maupun paliatif Untuk therapy pembedahan dapat dipilih antara operasi yang mempertahankan mamae dan mastektomi radikal yang di modifikasi Radiotherapi Perawatan sesudah terapi primer dan follow-up Therapi sistemik ajuva Kemotherapi Kemotherapi yang paling sering digunakan adalah : a. Regiment CMFVP C : Cyclophosphamide,2 mg/kg/14 hari M ; Methotrexale,0,7/kg/minggu IV F: 5 Floura Urasil,12 mg/kg/minggu IV V : Vineristin,35 microgr/kg/minggu/IV P : Prednison,0,7 microgr/kg/hari 10-14 hari Lama satu siklus 28 hari, 14 hari mendapatkan obat 14 hari istirahat dapat diberikan Sampai 6 siklus b. Regiment CMF C : Cylophosphamide,100 mg/m/oral 1 s/d 14 M : Methotrexale,40 mg/m/IV/hari 1 dan 18 F : 5 Lowrourasil,600 mg/m/IV/hari 1 dan hari 18 c. Regiment Bonnadona

C : Cyclophosphamide,400mg/m/IV/hari 1 A : Adriamyein,40 mg/IV hari 1 dan hari 20 F : 5 Floura Uracil 400 mg/IV hari 1 dan hari 8

B. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS 1. Pengkajian a. Identitas klien Identitas klien terdiri dari nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk, Tanggal pengkajian,dan identitas penanggung jawab. b. Alasan Masuk Rumah Sakit Biasanya alasan klien di bawa kerumah sakit adanya benjolan pada mamae,ukuran Benjolan yang semakin hari makin membesar dan keluhan nyeri, terasa berat pada daerah tumor. c. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat kesehatan sekarang Biasanya klien mengeluh nyeri pada daerah yang terdapat benjolan/daerah tumor. Nafsu makan menurun, badan terasa lemah dan letih. 2) Riwayat kesehatan dahulu Tanyakan pada klien apakah klien pernah mendapatkan therapy hormonal yang lama,pernah menjalani operasi pada organ reproduksi misalnya,tumor pada kandung telur,pernah mengalami radiasi di daerah dada,memakai pil KB pada penderita tumor jinak,serta ada riwayat keluarga dengan tumor mamae misalnya pada ibu,saudara permpuan ibu,saudara perempuan bapak.

3) Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga pasien apakah ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien bai dari pihak saudara permpuan dari keluarga ibu atau dari keluarga bapak. d. Pemeriksaan Fisik Tingkat kesadaran : Pada klien dengan Ca Mamae biasanya tidak mengalami gangguan tergantung pada stadium dari tumor yang di derita oleh klien. Keadaan Umum lakukan pengkajian Pemeriksaan Head to toe Kepala : Rambut : Keadaan rambut, tekstur dan kondisi kulit kepala klien Mata : Kesimetrisan mata, Keadaan sclera mata biasanya tidak anemis dan reflek cahaya pada mata. Telinga : Struktur telinga dan apakah ada peradangan atau tidak pada telinga Hidung : Ada atau tidak lesi pada hidung,bagaimana : Mengobservasi keadaan umum klien saat di

kesimetrisanya,penciumanya,cuping hidungnya, dan adakah peradanganya Mulut

Biasanya

mukosa

bibir

kering

,meradang,bersih,dan

bagaimana dengan kebersihan mulutnya,gigi dan lidah Leher : Apakah ada pembengkakan pada arteri karotis dan vena jugolaris/pembesaranpada kelenjer getah bening Dada/thorak dan pernafasan, INSPEKSI : Bentuk Thorak : normal atau tidak, : Frekuensi respirasi : Kesimetrisan dada : Ada atauntidaknya cyanosis pada dada. PALPASI : Biasanya dilakukan bila kondisi klien memungkinkan : Biasanya ada nyeri tekan PERKUSI : Biasanya juga tidak dilakukan karena kondisi klien tidak memungkinkan AUSKULTASI : Auskultasi trakea : Auskultasi broncus Payudara : Kesimetrisan mamae dan biasanya ada benjolan pada mamae,retraksi atau deviasi putting susu dan nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah dari putting susu.

Abdomen : Biasanya pada auskultasi didengar bising usus (+),perkusi terdengar suara timpani, palpasi tidak ada asites dan massa, inspeksi tidak ada lesi Genitalia : Tidak terpasang kateter Ekstremitas : Ekstremitas atas : apakah ada oedama pada tangan : Ekstremitas bawah : apakah ada oedama pada tungkai kaki. Kekuatan Otot e. Pola Aktifitas Sehari-Hari Biasanya dirumah sakit f. Data Sosial Ekonomi Biasanya kemampuan keuangan klien sangat berperan dalam pengobatan ca mamae dan jika klien kurang mampu biasanya yang dilihat bagai mana aktifitas sebelum sakit dan

memakai bantuan program pemerintah g. Data psikologis Biasanya klien kelihatan cemas dan berharap agar penyakit yang dideritanya cepat sembu kadang-kadang klien memperlihatkan prilaku khawatir dan takut tapi hanya sesaat h. Data spritual Biasanya keyakinan dan doa membuat klien percaya akan kesembuhan,meskipun klien menjalankan ibadahnya dalam kondisi sakit

i. Data penunjang Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium biasanya sangat membantu dalam menentukan keadaan umum klien, diantaranya, cek hb, hematokrit, leukosit, kreatinin, urium dan gula darah. j. Therapi : Biasanya ada terapi oral dan parenteral k. Data Fokus

2.

Diagnosa Keperawatan Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul: a. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d proses desak ruang jaringan payudara b. Gangguan Integritas kulit b/d inflamasi (peradangan) c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Intake yang tidak adekuat. d. Cemas b/d Kurangnya Informasi

3.

Intervensi a. Gangguan Rasa nyaman : nyeri b/d proses desak ruang jaringan payudara Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi Kriteria hasil : Klein tidak mengeluh nyeri Intervensi : Kaji tingkat nyeri Beri respon pada klien untuk mengungkapkan rasa nyeri secara verbal maupun non verbal

Monitor tanda-tanda vital klien Jelaskan pada klien penyebab timbulnya rasa nyeri Atur posisi klien yang menyenangkan Kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan Rasional : Mengetahui skala nyeri Mengurangi rasa nyeri klien dengan mengalihkan perhatian dari nyeri Mengetahui perkembangan kondisi klien Menambah pengetahuan klien tentang penyakit Memberikan rasa tenang pada klien Membantu proses penyembuhan b. Gangguan Integritas kulit b/d Inflamasi (peradangan) Tujuan : Intgritas Kulit mulai membaik Kriteria hasil : luka klien menjadi kering Intervensi : Monitor tanda-tanda infeksi Jelaskan kepada klien agar tidak menggarut luka Bersihkan luka pasien Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat Rasional : Mencegah terjadinya infeksi Menghindari terjadinya trauma pada kulit Mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut

Mempercepat proses penyembuhan c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Inteke yang tidak adekuat. Tujuan : Nutrisi klien dapat terpenuhi Kriteri hasil : Nafsu makan ada Porsi yang disediakan habis BB meningkat Intervensi : Jelaskan pada klien pentingnya makanan bagi tubuh Anjurkan pada klien makan sedikit tapi sering Beri makan bervariasi dan disukai klien Timbang BB Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti emetic Rasional : Dengan mengetahui pentingnya makanan bagi tubuh klien termotivasi Dengan makan sedikit tapi sering dapat mengurangi rangsangan muntah Dengan makanan yang bervariasi makan bagi klien Dengan menimbang berat badan dapat mengetahui penurunan dan peningkatan BB Dapat mengurangi atau menghilangkan mual dan muntah dapat menimbulkan selera

4.

Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien dapat

terpenuhi seoptimal mungkin .Setelah rencana tindakan keperawatan tersusun selanjutnya rencana diterpakan dalam bentuk tindakan nyata agar tujuan yang diharapkan tercapai. Dalam pembahasan implementasi keperawatan ,perawat langsung memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan permasalahan yang dilakukan sewaktu pengkajian,akan tetapi apa bila dilegasikan kepada orang lain harus dibawah pengawasan. Asuhan keperawatan yang diberikan merupakan variasi yang luas dan kita harus menyadari bahwa manusia adalah mahluk yang unik yang berbeda satu dengan yang lainya serta manusia merupakan bentuk yang utuh baik bio, psiko, social, ekonomi, dan spiritual. 5. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan dan sejauh mana masalah dapat diatasi.Hal ini dilakukan dengan cara memberikan hasil yang dapat dengan criteria yang telah ditentukan atau ditetapkan. Ada beberapa kemungkinan yang timbul setelah di evaluasi : Masalah klien teratasi dalam arti tujuan tercapai Masalah klien tidak terselesaikan masalah memerlukan intervensi yang berkelanjutan

Maslah terslesaikan,kemungkinan masalah baru sebagai akibat dari tindakan.

DAFTAR PUSTAKA

Gale, Danielle, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, Jakarta. Brunner & Suddart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, volume 2, Jakarta, EGC. Doengoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC. Price, Anderson (1995), Patofisiologi Proses Penyakit, Edisi 4, Buku Kedua, Jakarta, EGC. Simposium Keperawatan, (2003), Kemoterapi, Semarang.

Vous aimerez peut-être aussi