0 évaluation0% ont trouvé ce document utile (0 vote)
16 vues3 pages
Sejumlah pihak mempermasalahkan penawaran umum atas saham (initial public offering) PT Krakatau Steel. Muncul sejumlah kecurigaan dan seolah proses IPO direkayasa.
Ketika Amien Rais pertama kali mempermasalahkan IPO KS, beliau mencurigai ada upaya untuk mendapatkan dana secara tidak wajar oleh orang ataupun kelompok tertentu. Bahkan, IPO KS dianalogikan dengan kasus Bank Century.
Jalan berpikirnya adalah perusahaan sekuritas yang melakukan penjaminan (penjamin) adalah pelat merah dan besar kemungkinan penunjukan direkayasa. Perusahaan ini tentu akan mudah untuk menentukan harga yang murah ketika ditawarkan kepada calon investor (pasar perdana) dan melakukan penjatahan.
Apabila harga murah dan penjatahan diberikan kepada orang atau pihak-pihak tertentu, mereka bisa ambil untung ketika saham KS diperjualbelikan secara mahal di bursa (pasar sekunder). Keuntungan yang mereka dapat adalah harga ketika menjual di pasar sekunder dikurangi harga ketika membeli di pasar perdana.
Investor tipe ini adalah tipe investor yang mencari capital gain. Padahal, ada tipe investor lain yang sangat penting, yaitu investor yang tidak mengambil keuntungan sesaat kerap disebut sebagai institutional investor. Investor ini akan memegang saham yang diperoleh untuk jangka panjang dan turut mempunyai perhatian terhadap jalannya perusahaan.
Bagi awam, apa yang disampaikan oleh berbagai pihak mungkin dapat diterima oleh logika. Namun, bagi pihak-pihak yang mengetahui proses IPO, jalan berpikir demikian belum tentu benar. Apabila logika awam yang digunakan, banyak hal yang dipertaruhkan, mulai dari integritas KS, perusahaan sekuritas hingga Bursa Efek Indonesia, regulator, hingga perekonomian Indonesia sendiri.
Proses IPO bukanlah sesuatu yang sederhana. Kesempatan melakukan rekayasa sangat sulit dilakukan karena segala sesuatu ditentukan oleh best practices secara internasional dan pasar (market).
Pihak-pihak yang terlibat dan mengetahui proses IPO KS seharusnya dengan mudah menepis berbagai kecurigaan. Hanya saja, mereka terbentur aturan dan etika kerahasiaan sebelum perusahaan didaftarkan di bursa.
Untuk mengatasi kendala inilah, Menteri BUMN membentuk Tim Evaluasi Independen Pelaksanaan Privatisasi PT Krakatau Steel (Persero) yang bertujuan memantau setiap tahapan proses IPO KS. Tim bertugas memastikan tata kelola (governance) dalam setiap tahapan, terutama ketika dilakukan penunjukan penjamin emisi saham, penentuan harga, hingga penjatahan dilakukan, tanpa ada intervensi ataupun rekayasa.
Kedua, tim bertugas memverifikasi berbagai kecurigaan yang muncul di masyarakat. Tim harus memastikan apakah kecurigaan tersebut berdasar atau tidak?
Wajar
Dari berbagai informasi yang diperoleh dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses IPO KS, tim tidak menemukan adanya rekayasa. Semua proses dilakukan secara wajar dan profesional. Penjamin ditunjuk berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Tak ada rekayasa atas penunjukan mereka.
Penentuan harga per lembar saham telah dilakukan dengan mengindahkan best practices. Harga tidak ditentukan secara sepihak oleh KS yang cenderung ingin tinggi, tetapi juga tidak ditentukan cenderung rendah yang mungkin dikehendaki oleh penjamin. Bagi penjamin, wajar berharap agar harga murah supaya kedudukannya sebagai penjamin tidak harus membeli saham yang tidak terjual.
Proses pembentukan harga dimulai dengan adanya dokumen berisi informasi tentang KS yang disebut sebagai prospektus. Selanjutnya, para analis dari KS ataupun calon institutional investor membuat kajian dan melakukan prediksi harga. Prediksi harga ini yang digunakan sebagai acuan oleh para calon institutional investor untuk mengajukan minat beli berikut harga yang dikehendaki. Proses ini disebut bookbuilding.
Dari bookbuilding akan diketahui berapa besar minat institutional investor pada harga-harga, mulai dari yang terendah sampai tertinggi. Dari sini akan ditentukan harga yang optimal yang menjamin dana yang diperoleh, likuiditas pas
Sejumlah pihak mempermasalahkan penawaran umum atas saham (initial public offering) PT Krakatau Steel. Muncul sejumlah kecurigaan dan seolah proses IPO direkayasa.
Ketika Amien Rais pertama kali mempermasalahkan IPO KS, beliau mencurigai ada upaya untuk mendapatkan dana secara tidak wajar oleh orang ataupun kelompok tertentu. Bahkan, IPO KS dianalogikan dengan kasus Bank Century.
Jalan berpikirnya adalah perusahaan sekuritas yang melakukan penjaminan (penjamin) adalah pelat merah dan besar kemungkinan penunjukan direkayasa. Perusahaan ini tentu akan mudah untuk menentukan harga yang murah ketika ditawarkan kepada calon investor (pasar perdana) dan melakukan penjatahan.
Apabila harga murah dan penjatahan diberikan kepada orang atau pihak-pihak tertentu, mereka bisa ambil untung ketika saham KS diperjualbelikan secara mahal di bursa (pasar sekunder). Keuntungan yang mereka dapat adalah harga ketika menjual di pasar sekunder dikurangi harga ketika membeli di pasar perdana.
Investor tipe ini adalah tipe investor yang mencari capital gain. Padahal, ada tipe investor lain yang sangat penting, yaitu investor yang tidak mengambil keuntungan sesaat kerap disebut sebagai institutional investor. Investor ini akan memegang saham yang diperoleh untuk jangka panjang dan turut mempunyai perhatian terhadap jalannya perusahaan.
Bagi awam, apa yang disampaikan oleh berbagai pihak mungkin dapat diterima oleh logika. Namun, bagi pihak-pihak yang mengetahui proses IPO, jalan berpikir demikian belum tentu benar. Apabila logika awam yang digunakan, banyak hal yang dipertaruhkan, mulai dari integritas KS, perusahaan sekuritas hingga Bursa Efek Indonesia, regulator, hingga perekonomian Indonesia sendiri.
Proses IPO bukanlah sesuatu yang sederhana. Kesempatan melakukan rekayasa sangat sulit dilakukan karena segala sesuatu ditentukan oleh best practices secara internasional dan pasar (market).
Pihak-pihak yang terlibat dan mengetahui proses IPO KS seharusnya dengan mudah menepis berbagai kecurigaan. Hanya saja, mereka terbentur aturan dan etika kerahasiaan sebelum perusahaan didaftarkan di bursa.
Untuk mengatasi kendala inilah, Menteri BUMN membentuk Tim Evaluasi Independen Pelaksanaan Privatisasi PT Krakatau Steel (Persero) yang bertujuan memantau setiap tahapan proses IPO KS. Tim bertugas memastikan tata kelola (governance) dalam setiap tahapan, terutama ketika dilakukan penunjukan penjamin emisi saham, penentuan harga, hingga penjatahan dilakukan, tanpa ada intervensi ataupun rekayasa.
Kedua, tim bertugas memverifikasi berbagai kecurigaan yang muncul di masyarakat. Tim harus memastikan apakah kecurigaan tersebut berdasar atau tidak?
Wajar
Dari berbagai informasi yang diperoleh dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses IPO KS, tim tidak menemukan adanya rekayasa. Semua proses dilakukan secara wajar dan profesional. Penjamin ditunjuk berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Tak ada rekayasa atas penunjukan mereka.
Penentuan harga per lembar saham telah dilakukan dengan mengindahkan best practices. Harga tidak ditentukan secara sepihak oleh KS yang cenderung ingin tinggi, tetapi juga tidak ditentukan cenderung rendah yang mungkin dikehendaki oleh penjamin. Bagi penjamin, wajar berharap agar harga murah supaya kedudukannya sebagai penjamin tidak harus membeli saham yang tidak terjual.
Proses pembentukan harga dimulai dengan adanya dokumen berisi informasi tentang KS yang disebut sebagai prospektus. Selanjutnya, para analis dari KS ataupun calon institutional investor membuat kajian dan melakukan prediksi harga. Prediksi harga ini yang digunakan sebagai acuan oleh para calon institutional investor untuk mengajukan minat beli berikut harga yang dikehendaki. Proses ini disebut bookbuilding.
Dari bookbuilding akan diketahui berapa besar minat institutional investor pada harga-harga, mulai dari yang terendah sampai tertinggi. Dari sini akan ditentukan harga yang optimal yang menjamin dana yang diperoleh, likuiditas pas
Droits d'auteur :
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Formats disponibles
Téléchargez comme PDF, TXT ou lisez en ligne sur Scribd
Sejumlah pihak mempermasalahkan penawaran umum atas saham (initial public offering) PT Krakatau Steel. Muncul sejumlah kecurigaan dan seolah proses IPO direkayasa.
Ketika Amien Rais pertama kali mempermasalahkan IPO KS, beliau mencurigai ada upaya untuk mendapatkan dana secara tidak wajar oleh orang ataupun kelompok tertentu. Bahkan, IPO KS dianalogikan dengan kasus Bank Century.
Jalan berpikirnya adalah perusahaan sekuritas yang melakukan penjaminan (penjamin) adalah pelat merah dan besar kemungkinan penunjukan direkayasa. Perusahaan ini tentu akan mudah untuk menentukan harga yang murah ketika ditawarkan kepada calon investor (pasar perdana) dan melakukan penjatahan.
Apabila harga murah dan penjatahan diberikan kepada orang atau pihak-pihak tertentu, mereka bisa ambil untung ketika saham KS diperjualbelikan secara mahal di bursa (pasar sekunder). Keuntungan yang mereka dapat adalah harga ketika menjual di pasar sekunder dikurangi harga ketika membeli di pasar perdana.
Investor tipe ini adalah tipe investor yang mencari capital gain. Padahal, ada tipe investor lain yang sangat penting, yaitu investor yang tidak mengambil keuntungan sesaat kerap disebut sebagai institutional investor. Investor ini akan memegang saham yang diperoleh untuk jangka panjang dan turut mempunyai perhatian terhadap jalannya perusahaan.
Bagi awam, apa yang disampaikan oleh berbagai pihak mungkin dapat diterima oleh logika. Namun, bagi pihak-pihak yang mengetahui proses IPO, jalan berpikir demikian belum tentu benar. Apabila logika awam yang digunakan, banyak hal yang dipertaruhkan, mulai dari integritas KS, perusahaan sekuritas hingga Bursa Efek Indonesia, regulator, hingga perekonomian Indonesia sendiri.
Proses IPO bukanlah sesuatu yang sederhana. Kesempatan melakukan rekayasa sangat sulit dilakukan karena segala sesuatu ditentukan oleh best practices secara internasional dan pasar (market).
Pihak-pihak yang terlibat dan mengetahui proses IPO KS seharusnya dengan mudah menepis berbagai kecurigaan. Hanya saja, mereka terbentur aturan dan etika kerahasiaan sebelum perusahaan didaftarkan di bursa.
Untuk mengatasi kendala inilah, Menteri BUMN membentuk Tim Evaluasi Independen Pelaksanaan Privatisasi PT Krakatau Steel (Persero) yang bertujuan memantau setiap tahapan proses IPO KS. Tim bertugas memastikan tata kelola (governance) dalam setiap tahapan, terutama ketika dilakukan penunjukan penjamin emisi saham, penentuan harga, hingga penjatahan dilakukan, tanpa ada intervensi ataupun rekayasa.
Kedua, tim bertugas memverifikasi berbagai kecurigaan yang muncul di masyarakat. Tim harus memastikan apakah kecurigaan tersebut berdasar atau tidak?
Wajar
Dari berbagai informasi yang diperoleh dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses IPO KS, tim tidak menemukan adanya rekayasa. Semua proses dilakukan secara wajar dan profesional. Penjamin ditunjuk berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Tak ada rekayasa atas penunjukan mereka.
Penentuan harga per lembar saham telah dilakukan dengan mengindahkan best practices. Harga tidak ditentukan secara sepihak oleh KS yang cenderung ingin tinggi, tetapi juga tidak ditentukan cenderung rendah yang mungkin dikehendaki oleh penjamin. Bagi penjamin, wajar berharap agar harga murah supaya kedudukannya sebagai penjamin tidak harus membeli saham yang tidak terjual.
Proses pembentukan harga dimulai dengan adanya dokumen berisi informasi tentang KS yang disebut sebagai prospektus. Selanjutnya, para analis dari KS ataupun calon institutional investor membuat kajian dan melakukan prediksi harga. Prediksi harga ini yang digunakan sebagai acuan oleh para calon institutional investor untuk mengajukan minat beli berikut harga yang dikehendaki. Proses ini disebut bookbuilding.
Dari bookbuilding akan diketahui berapa besar minat institutional investor pada harga-harga, mulai dari yang terendah sampai tertinggi. Dari sini akan ditentukan harga yang optimal yang menjamin dana yang diperoleh, likuiditas pas
Droits d'auteur :
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Formats disponibles
Téléchargez comme PDF, TXT ou lisez en ligne sur Scribd