Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2012
BMKG
BU LE TI N ME TE O RO LO GI
KATA PENGANTAR
Guna memenuhi kebutuhan informasi cuaca dan iklim yang dirasakan semakin penting dan strategis untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan program di berbagai sektor pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap akhir bulan menerbitkan BULETIN METEOROLOGI. BULETIN METEOROLOGI Edisi Agustus 2012 memuat informasi hasil Evaluasi Cuaca dan Iklim wilayah Kepulauan Riau bulan Juli 2012, Prakiraan Hujan dan Gelombang Laut, serta Prakiraan Pasang Surut bulan Agustus 2012. Buletin ini merupakan salah satu sarana dan usaha penyampaian informasi kepada pengguna jasa meteorologi dan masyarakat umum. Kami sadari bahwa buletin ini belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan. Ucapan Terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada Instansi-instansi Kerjasama yang telah membantu pengumpulan data, dan kepada Badan Pengusahaan Batam yang telah membantu penggandaannya. KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I HANG NADIM BATAM
TIM REDAKSI
REDAKSI BULETIN
STASIUN METEOROLOGI HANG NADIM BATAM Jl. Hang Nadim Batu Besar, batam 29466 Phone : +62-778-761507 ext 4116 Fax. +62-778-761401
PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,S.Sos KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I HANG NADIM BATAM PENANGGUNGJAWAB : TRI AGUS PRAMONO,S.Kom KEPALA SEKSI DATA DAN INFORMASI ANGGOTA TIM : DUDI JUHANDINATA, SRI SULISMIYATI, ASRI PRATIWI, PURWO AJI SETYAWAN, NIZAM MAWARDI, ADHITYA PRAKOSO, FERIHARTI NUGROHOWATI TATA NASKAH NOOR AZIZAH, NANGSIP CAHYANA, DUATI WARDANI, MUHAMMAD TAUFIQ
http://bmkg.bpbatam.go.id
http://hangnadim.kepri.bmkg.go.id
bmkg@bpbatam.go.id stamet.hangnadim@bmkg.go.id
2012
Page 2
II. PENGERTIAN III. ANALISA CUACA DAN IKLIM A. Keragaman Hujan B. Dinamika Atmosfir & Lautan Bulan Juli 2012 C. Analisis Hujan Bulan Juli 2012 IV. PRAKIRAAN CUACA DAN A. Dinamika Atmosfir B. Prakiraan Hujan Bulan Agustus 2012 HUJAN
4 4 11
15 15 21
V. PRAKIRAAN ANGIN, GELOMBANG DAN ARUS LAUT BULAN AGUSTUS 2012 VI.PREDIKSI PASANG SURUT BULAN AGUSTUS 2012 VII.INFORMASI MATAHARI TERBIT/TERBENAM DAN BULAN TERBIT/TERBENAM BULAN AGUSTUS 2012
24
28
33
2012
Page 3
I. RINGKASAN
1. Berdasarkan data curah hujan bulan Juli 2012 yang diterima dari stasiun/pos hujan di Barelang yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan Juli 2012 adalah sebagai berikut: - bahwa kejadian hujan di kota Batam hingga pulau Galang tidak merata. Jumlah curah hujan di Barelang berkisar antara 26 mm hingga 245 mm. Hujan yang terjadi Juli 2012 pada seluruh wilayah Barelang memiliki sifat normal terhadap rataratanya untuk wilayah Hang Nadim dan Mukakuning. Sedangkan wilayah Sengkuang dan Uncang, curah hujan di bulan Juli 2012 bersifat bawah normal atau berada dibawah rata-ratanya. Hal ini dikarenakan arah angin rata rata pada ketinggian 850 mb (3000 ft ) yang bertiup di sekitar Indonesia selama bulan Juli 2012 pada umumnya bertiup dari arah tenggara hingga barat daya. Sedangkan kecepatan rata rata angin pada ketinggian 850 mb di sekitar Indonesia antara 5 hingga 15 m/s. - Untuk kondisi atmosfer dibulan Juli adalah sebagai berikut: Madden-Julian Oscillation (MJO) pada bulan Juli 2012 berada pada fase 1 hingga 6 dengan intensitas kuat, dimulai dari fase 2 bergerak searah arah jarum jam menuju fase 1 pada minggu pertama dan kedua. Memasuki minggu ketiga MJO berada kembali pada fase 2, bergerak menuju fase 6 hingga minggu keempat. Fase 4 dan 5 menunjukkan posisi MJO berada di wilayah Indonesia. Minggu ketiga bulan Juli MJO bergerak pada fase 4, hal ini menunjukan posisi MJO berada di wilayah Indonesia Barat, sedangkan pada minggu keempat bulan Juli MJO bergerak pada fase 5, hal ini menunjukkan posisi MJO memasuki wilayah Indonesia Timur. Secara umum besar OLR rata rata pada bulan Juli 2012, di sepanjang garis khatulistiwa (00 lintang) memiliki nilai antara 200 W/m2 hingga 220 W/ m2. Hal ini mengindikasikan adanya tutupan awan konvektif di sepanjang khatulistiwa. Dan secara umum rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Indonesia berkisar antara 250C hingga 310C. Wilayah perairan Kepulauan Riau suhu muka laut pada bulan Juli 2012 berkisar antara 280C hingga 310C (Gbr.8). Suhu muka laut yang cukup hangat (>26,50C) menyebabkan terjadinya penguapan yang lebih banyak. Dimana semakin besar penguapan semakin besar pula jumlah uap air yang terkandung di udara. Kondisi yang demikian ini meningkatkan kemungkinan terjadinya pembentukan awanawan yang menjulang tinggi sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya hujan. 2. secara umum peluang pertumbuhan awan-awan hujan di Batam pada bulan Agustus masih normal, hal ini diketahui dari parameter SOI, MJO, Dipole Mode dan Cold Surge yang kurang mendukung peluang terjadi hujan di Batam pada bulan Agustus 2012. Hanya parameter tekanan, OLR dan angin saja yang mendukung banyaknya hujan. Berdasarkan keluaran hasil menjalankan program aplikasi HyBMG 2.0.7 dengan masukan series data hujan dasarian Hang Nadim periode Agustus 1997 s.d Juli 2012 menggunakan model prediksi ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average), serta dengan mempertimbangkan kondisi terakhir dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya tersebut di atas, dan membandingkan dengan normal hujannya maka curah hujan bulan Agustus 2012 di Barelang diprakirakan peluang hujan banyak terjadi pada dasarian III. Secara umum hujan pada bulan Agustus terjadi secara tiba-tiba, cukup deras dan disertai dengan petir. Konsentrasi hujan tertinggi diprakirakan terjadi di daerah Nongsa dan sekitarnya. Sedangkan konsentrasi hujan terendah diprakirakan akan terjadi di sekitar Rempang dan Galang. Daerah lainnya dalam kisaran normal.
2012
Page 4
II. PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu: 1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %. 2. . Normal ( N ), jika nila perbandingannya antara 85 % - 115 %. 3. Di bawah normal ( B ), ) jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %. B. NORMAL CURAH HUJAN 1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN: Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun. 2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun. 3. STANDARD BULANAN : NORMAL CURAH HUJAN
Nilai rata-rata curah hujan pada masingmasing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Januari 1901 s/d 31 Januari 1930, 1 Januari 1931 s/d 31 Januari 1960, 1 Januari 1961 s/d 31 Januari 1990, dan seterusnya. C. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH Sangat Lebat Lebat Sedang Ringan CH/hari > 100 mm 50 - 100 mm 20 - 50 mm 5 - 20 mm CH/Jam > 20 mm 10 - 20 mm 5 - 10 mm 1 - 5 mm
2012
Page 5
Dari 43 kali kejadian tersebut hanya 6 kali kejadiannya tidak bersamaan dengan kejadian fenomena El-Nino, hal ini menunjukkan bahwa keragaman hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh fenomena ini. Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang berpola hujan monsun, lemah pada daerah berpola hujan equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan IOD (Indian Ocean Dipole) hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun. Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik (El NinoSouthern Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean Dipole / IOD), fenomena fase aktif osilasi intra-musiman yg dikenal sebagai MJO (Madden-Julian Oscillation) juga mempengaruhi keragaman hujan di Indonesia. MJO adalah osilasi/gelombang tekanan (pola tekanan tinggi-tekanan rendah) dengan periode lebih kurang 48 hari yang menjalar dari barat ke timur. Biasanya berawal di pantai timur Afrika kemudian menjalar ke timur dan menghilang di bagian tengah Pasifik. Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO akan menyebabkan terjadinya variasi pada pola angin, suhu muka laut (SML), awan dan hujan. hujan Fase aktif MJO bila bersamaan waktunya dengan monsun timur laut di Kepri (NopemberJanuari) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan sekitar 200%. Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik dibagi dalam 8 phase. Phase-1 di Afrika (210 BB - 60 BT), phase-2 di samudra India bagian barat (60 Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik dibagi dalam 8 phase. Phase-1 di Afrika (210 BB - 60 BT), phase-2 di samudra India bagian barat (60 BT
80 BT), phase-3 di samudra India bagian timar (80 BT 100 BT) phase-4 & phase-5 di benua maritim Indonesia ( 100 BT 140 BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140 BT-160 BT), phase 7 di Pasifik tengah ( 160 BT 180 BT) , dan phase-8 daerah konveksi di belahan bumi bagian barat ( 180 160 BB). Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan konvektif dengan puncak awan sangat dingin (sedikit mengemisi radiasi gelombang panjang), oleh karenanya sangat baik memonitor MJO dengan memperhatikan variasi Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang dipantau melalui sensor infra merah pada satelit. B. Dinamika Atmosfer & Lautan Bulan Juli 2012 1. Monsun Pada bulan Juli 2012, matahari berada di BBU (Belahan Bumi Utara) dan mengalami pergerakan semu sejauh kurang lebih 4 dari 23,0LU menuju 19,0LU. Hal ini mengakibatkan suhu muka laut di perairan BBU lebih hangat dari pada perairan BBS (Belahan Bumi Selatan) sehingga memicu banyaknya polapola tekanan udara rendah di BBU. Perairan yang hangat ini juga menyebabkan banyaknya ketersediaan uap air di atmosfer BBU. Sedangkan daerah pusat tekanan udara rendah merupakan tempat berkumpulnya massa udara sehingga terjadi banyak updraft (gerakan udara ke atas). Kedua hal tersebut mendukung aktivitas konvektif berupa pertumbuhan awan-awan hingga munculnya siklon tropis di daerah BBU. Selama Bulan Juli 2012 tercatat telah terjadi 3 siklon tropis di wilayah BBU yaitu Siklon Tropis Daniel, Emilia, dan Fabio (http://policlimate.com/tropical/ ).
2012
Page 6
Namun, siklon tropis tersebut tidak mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia. Tekanan udara di BBU yang secara umum lebih rendah dari pada BBS menyebabkan massa udara bergerak dari BBS (bertekanan tinggi) menuju BBU (bertekanan rendah). Sebagaimana terlihat pada Gbr. 1 daerah Australia memiliki tekanan yang lebih tinggi,
sehingga massa udara bergerak dari daerah Australia menuju Asia. Pola gerakan massa udara (angin) ini dikenal dengan monsun Australia. Dampaknya, angin bertiup dari arah tenggara hingga barat daya untuk wilayah Indonesia pada umumnya, serta barat daya hingga barat laut untuk daerah Sumatra dan Kepulauan Riau. Gbr. 2.
2012
Page 7
Jika dilihat pada gambar Rata-rata Arah dan Kecepatan Angin Bulan Juli 2012 Gbr.3 di bawah ini, secara umum arah anginnya sesuai dengan klimatologisnya. Angin bertiup dengan
kecepatan sekitar 5-15 m/s, kecuali daerah Laut Arafura kecepatan anginnya mencapai 20 m/s.
Gbr. 3 Rata-rata Arah dan Kecepatan Angin 850 mb pada Bulan Juli 2012
2. El Nino - Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) Pada Juli 2012, ENSO berada pada kondisi El Nino lemah hingga netral. Kondisi El Nino lemah ditunjukkan oleh grafik indeks SST Nino 3.4 pada bulan Juli diatas +0,5 C dengan nilai anomali SST pada seminggu terakhir
+0,69 C. Sedangkan dari grafik indeks SOI (Southern Oscillation Index) menunjukkan bahwa pada awal Juli indeks SOI berada pada kisaran -8 s.d -14 yang mengindikasikan adanya gejala El Nino lemah. Kemudian pertengahan hingga akhir Juli grafik berada diantara -8 dan +4 yang mengindikasikan terjadi perubahan menjadi kondisi netral.
2012
Page 8
Sementara itu fenomena Dipole Mode di Samudera India atau IOD (Indian Ocean Dipole) tetap dalam kondisi netral selama bulan Juli 2012 karena masih berada pada kisaran 0,0C sampai dengan 0,5C. Pada
minggu terakhir dengan data sampai tanggal 29 Juli 2012 tercatat indeks IOD sebesar +0.16. Sehingga bisa diketahui bahwa selama bulan Juli 2012, IOD tidak mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia (termasuk Batam).
2012
Page 9
3. MaddenMadden-Julian Oscillation ( MJO) a. Outgoing Longwave Radiation (OLR) (OLR) OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke luar angkasa. Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Awan awan konvektif adalah salah satu faktor yang menghalangi perjalanan gelombang panjang. Besarnya OLR yang dipancarkan bumi diukur oleh satelit. Jika pada suatu wilayah tertutup hamparan awan konvektif maka nilai OLR akan kecil. Secara
umum OLR rata rata pada bulan Juli 2012 di wilayah Indonesia sebelah utara khatulistiwa lebih rendah dari pada wilayah selatan khatulistiwa. Hal ini menunjukkan bahwa selama bulan Juli 2012, tutupan awan konvektif di sebelah utara khatulistiwa cukup banyak yaitu daerah Sumatera bagian utara, Kepulauan Riau, Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian utara, Maluku dan Papua. Tutupan awan terbanyak berada di atas daerah Maluku bagian utara dan Papua bagian utara. Sedangkan daerah Jawa dan Nusa Tenggara memiliki tutupan awan paling sedikit.
2012
Page 10
b. Fase MJO Madden-Julian Oscillation (MJO) pada bulan Juli 2012 berada pada fase 1 hingga 6 dengan intensitas kuat, dimulai dari fase 2 bergerak searah arah jarum jam menuju fase 1 pada minggu pertama dan kedua. Memasuki minggu ketiga MJO berada kembali pada fase 2, bergerak menuju fase 6 hingga minggu
keempat. Fase 4 dan 5 menunjukkan posisi MJO berada di wilayah Indonesia. Minggu ketiga bulan Juli MJO bergerak pada fase 4, hal ini menunjukan posisi MJO berada di wilayah Indonesia Barat, sedangkan pada minggu keempat bulan Juli MJO bergerak pada fase 5, hal ini menunjukkan posisi MJO memasuki wilayah Indonesia Timur.
2012
Page 11
4. Suhu Muka Laut Secara umum rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Indonesia berkisar antara 250C hingga 310C. Wilayah perairan Kepulauan Riau suhu muka laut pada bulan Juli 2012 berkisar antara 280C hingga 310C (Gbr.9) .Suhu muka laut yang cukup hangat (>26,50C) menyebabkan terjadinya penguapan yang lebih banyak. Dimana semakin besar penguapan semakin besar pula jumlah uap air
yang terkandung di udara. Kondisi yang demikian ini meningkatkan kemungkinan terjadinya pembentukan awan-awan yang menjulang tinggi sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya hujan. Pada Gbr.10 di wilayah perairan Indonesia tidak terjadi anomali Suhu Muka Laut hal ini menunjukkan bahwa Suhu Muka Laut di wilayah perairan Indonesia bulan Juli 2012 masih relatif sama dengan rata-rata bulan Juli tahun-tahun sebelumnya.
2012
Page 12
C. ANALISIS HUJAN BULAN JULI 2012 Berdasarkan data curah hujan bulan Juli 2012 yang diterima dari stasiun/pos hujan di
Barelang yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan Juli 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Analisis Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan juli 2012
Lokasi
Hang Nadim Mukakuning Sengkuang Uncang
Sifat Hujan
Normal Normal Bawah Normal Bawah Normal
Dari tabel di atas tampak bahwa kejadian hujan di kota Batam hingga pulau Galang tidak merata. Jumlah curah hujan di Barelang berkisar antara 26 mm hingga 245 mm. Hujan yang terjadi Juli 2012 pada seluruh wilayah
Barelang memiliki sifat normal terhadap rataratanya untuk wilayah Hang Nadim dan Mukakuning. Sedangkan wilayah Sengkuang dan Uncang, curah hujan di bulan Juli 2012 bersifat bawah normal atau berada dibawah rata-ratanya.
2012
Page 13
Dari gambar peta isohyet di atas dapat diketahui konsentrasi hujan yang terjadi selama bulan Juli
2012
Page 14
1.. Analisa Unsur Cuaca Signifikan Bulan Juli 2012 a. Hujan Pada decade I terjadi 6 hari hujan dengan jumlah curah hujan 65,6 mm, decade II terjadi 6 hari hujan dengan jumlah curah hujan 93,5 mm, dan decade III terjadi 2 hari hujan dengan jumlah curah hujan 5,1 mm. Curah hujan tertinggi 56,1 mm terjadi pada tanggal 04 Juli 2012
b. Suhu Udara
Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 25,1 - 28,7 C. Suhu udara terendah dalam bulan Juli 2012 adalah 23,0 C terjadi pada tanggal 17 Juli 2012 pagi hari dan suhu udara tertinggi 32,4 C terjadi pada tanggal 23 Juli 2012 siang hari.
2012
Page 15
b. Kelembaban Udara Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 73 % - 94 %. Kelembaban udara terendah mutlak 50 % terjadi pada tanggal 31 Juli 2012 jam 13.00 WIB, sedangkan kelembaban udara tertinggi 98 % terjadi tanggal 04, dan 17 Juli 2012. Dengan demikian udara pada bulan Juli 2012 lebih kering dibandingkan bulan Juni 2012.
c. Angin Permukaan Selama periode dasarian I III Juli 2012 angin permukaan secara umum didominasi dari dari arah Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan rata-rata 18 km/jam 30 km/jam, arah dan kecepatan maksimum dari Tenggara sekitar 36 km/jam terjadi pada tanggal 08 Juli 2012.
Gbr.14 Grafik Kelembaban Udara Bulan Juli 2012 di Hang Nadim Batam
2012
Page 16
Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/psd/cgi-bin/data/composites/
2012
Page 17
Pola angin rata-rata bulan Agustus di Batam dan wilayah Kepulauan Riau tidak ada pola signifikan, massa udara banyak tertarik ke utara. Dengan kondisi seperti ini di sekitar batam dan kepulauan riau kecepatan anginnya relatif kencang. Rata-rata suhu muka laut pada bulan Agustus masih menunjukkan
wilayah Indonesia masih merupakan kolam panas, dapat dilihat (gambar.3) suhu muka laut di wilayah Indonesia > 270 C dan di wilayah Kepulauan Riau > 280 C. Kondisi demikian ini menunjukkan masih tersedianya banyak uap air di atas perairan Indonesia.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Australia (BoM), nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada awal Agustus 2012 adalah -0,4
2012
Page 18
Menurut prediksi dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology), POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia) dan
BMKG pada bulan Agustus 2012 prediksi ENSO masih dalam kondisi normal. Sehingga secara umum peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia tidak signifikan.
Berdasarkan data dari Badan Kelautan dan Atmosifir Amerika Serikat (NOAA) diprakirakan tanggal 1 s.d 16 Agustus 2012 aktifitas MJO (Madden Julian Oscillation) berlangsung pada fase 7 hingga 2 yaitu di
daerah Pacifik Barat hingga Samudera Hindia dengan intensitas lemah. Sehingga diprakirakan aktivitas MJO tidak begitu signifikan berpengaruh terhadap curah hujan di Batam dan wilayah Kepulauan Riau.
Gbr. 21 Grafik Fase MJO pada Bulan Juni dan prakiraan Bulan Agustus 2012
2012
Page 19
Berdasarkan data anomali OLR (Outgoing Longwave Radiation) dari BoM (Berau of Meteorology) Australia diprakirakan pada tanggal 1 s.d 14 Agustus 2012 nilainya
berkisar dari -10 s.d 10 Wm-2 yang mengindikasikan tutupan awan-awan hujannya mulai meningkat namun tidak signifikan.
Gbr. 22 Anomali OLR pada 16 Desember 2011 sampai 1 Agustus 2012 dan prakiraan 14 hari kedepan
Sumber: cawcr.gov.au/stuff/mwheeler/maproom/OLR
2012
Page 20
Berdasarkan data Badan Meteorologi Australia (BoM), nilai DMI (Dipole Mode Index) atau IOD (Indian Ocean Dipole) pada bulan Agustus 2012 diprakirakan +0,16. Sedangkan menurut BMKG, nilainya +0,33 Gbr.23
Artinya indeks dipole mode masih berada pada kondisi normal yang tidak signifikan dalam menambah atau mengurangi curah hujan di Indonesia bagian barat. Hal ini didukung oleh grafik indeks IOD akhir Juli yang berada pada nilai 0,16C. Gbr 24
Gbr. 24 Grafik indeks IOD Juli 2007 sampai Agustus 2012 dari BoM
Sumber:www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml
2012
Page 21
Kondisi cuaca bulan Agustus di Batam berdasarkan data klimatologis selama 19 tahun (1993-2011) diketahui suhu udara ratarata 27,0C dengan nilai rata-rata maksimum 31,5C dan rata-rata minimum 23,6C. Kelembaban udara rata-ratanya berkisar antara 56% - 98%. Bulan Agustus merupakan masa angin muson tenggara. Sehingga secara umum, angin yang bertiup arahnya dari tenggara. Begitu pula untuk daerah Batam dengan arah angin dominannya dari tenggara dan selatan. Kecepatan angin rata-rata sekitar 12 km/jam dan maksimum 46 km/jam. Jumlah hari hujan rata-rata tercatat 18 hari dengan nilai minimum 10 hari dan maksimum 26 hari serta hujan yang disertai petir rata-rata 2 hari. Hujan lebih sering terjadi pada siang hari (sekitar pukul 11.00 WIB s.d 15.00 WIB). Secara umum curah hujan merata di seluruh wilayah Batam berkisar antara 120210 mm selama bulan Agustus. Nongsa dan sekitarnya merupakan daerah dengan konsentrasi hujan tertinggi yaitu sekitar 150-210 mm.
Sedangkan daerah dengan konsentrasi hujan terendah adalah Rempang dan Galang sekitar 120-160 mm. Dari uraian diatas, secara umum peluang pertumbuhan awan-awan hujan di Batam pada bulan Agustus masih normal. Hal ini diketahui dari parameter rata-rata streamline, nilai OLR, MJO, nilai SOI dan DMI tidak berpengaruh karena dalam kisaran kondisi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi cuaca di Batam pada bulan Agustus 2012 nanti tidak akan jauh dari kondisi klimatologisnya. Angin bertiup cukup kencang dari arah tenggara hingga selatan dan bisa menjadi lebih kencang pada saat terjadi hujan. Diprakirakan peluang hujan banyak terjadi pada dasarian III. Secara umum hujan pada bulan Agustus terjadi secara tiba-tiba, cukup deras dan disertai dengan petir. Konsentrasi hujan tertinggi diprakirakan terjadi di daerah Nongsa dan sekitarnya. Sedangkan konsentrasi hujan terendah diprakirakan akan terjadi di sekitar Rempang dan Galang. Daerah lainnya dalam kisaran normal.
2012
Page 22
B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS 2012 1. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2012 Berdasarkan keluaran hasil menjalankan program aplikasi HyBMG 2.0.7 dengan masukan series data hujan dasarian Hang Nadim periode Agustus 1997 s.d Juli 2012
menggunakan model prediksi ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average), serta dengan mempertimbangkan kondisi terakhir dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya tersebut di atas dan membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Agustus 2012 di Barelang dapat diprakirakan sebagai berikut:
WILAYAH Batam bagian timur Batam bagian barat dan tengah Rempang, Galang
2012
Page 23
2. Prakiraan Curah Hujan Bulan Juli 2012 Berdasarkan keluaran hasil menjalankan program aplikasi HyBMG 2.0.7 dengan masukan series data hujan dasarian Hang Nadim periode Agustus 1997 s.d Juli 2012 menggunakan model prediksi ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average),
serta dengan mempertimbangkan kondisi terakhir dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya tersebut di atas, dan membandingkan dengan normal hujannya maka curah hujan bulan Agustus 2012 di Barelang dapat diprakirakan sebagai berikut:
2012
Page 24
Gbr. 27 Grafik Prediksi Curah Hujan Agustus 2012 s.d Maret 2013 dengan model ARIMA
Grafik diatas menunjukkan perbandingan curah hujan Hang Nadim hasil prediksi model ARIMA dengan normal hujan dasarian periode 1993-2011 dengan nilai korelasi 0,96887 dan RMSE 7,3521. Hasil tersebut menunjukkan besarnya curah hujan di bulan Agustus 2012 diprakirakan 52.5 mm pada dasarian I, 51.2 mm pada dasarian II
dan 88.2 mm pada dasarian III. Prakiraan jumlah curah hujan pada dasarian I, II, III menunjukkan lebih dari 50 mm. Artinya, sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, sifat hujan bulan Agustus diprakirakan diatas normal pada dasarian I dan II dan atas normal pada dasarian III.
2012
Page 25
gelombang laut mingguan di wilayah perairan Kepulauan Riau pada bulan Agustus yang dibuat Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam menggunakan Software Windwave 5,
permukaan dan tinggi gelombang laut serta arus laut perairan Kepulauan Riau dan sekitarnya sebagai berikut:
Batam - Tarempa
1 2.5
Selatan - 15
Tenggara - 40
Batam - Natuna
1 2.5
Selatan - 15
Tenggara - 45
Batam - Karimun
0.5 1.5
Tenggara - 10
Timur Laut - 5
Batam - Lingga
12
Tenggara - 15
Tenggara - 25
Batam - Singapura
0.75 1.5
Tenggara - 10
Tenggara 10
Batam - Dumai
0.75 1.5
Tenggara - 7
Timur 5
Batam - Tambelan
1 2.5
Selatan - 15
Tenggara - 25
2012
Page 26
2012
Page 27
2012
Page 28
2012
Page 29
2012
Page 30 1 2
2012
Page 31
3 4
2012
Page 32
III. KABUPATEN TANJUNG BALAI KARIMUN 5. Tanjung Balai Karimun, Agustus 2012
5
2012
Page 33
2012
Page 34
VII. INFORMASI MATAHARI TERBIT/TERBENAM DAN BULAN TERBIT/TERBENAM BULAN AGUSTUS 2012
1. Stasiun Meterorologi Hang Nadim Batam
Location : E104 07, N01 07, August SUN MOON Rise Set Rise hm hm hm 0605 1815 1730 0605 1815 1823 0605 1815 1912 0605 1814 1959 0605 1814 2044 0605 1814 2129 0605 1814 2213 0604 1814 2257 0604 1814 2343 0604 1813 000 0604 1813 0029 0604 1813 0118 0604 1813 0207 0604 1813 0257 0603 1812 0347 0603 1812 0437 0603 1812 0526 0603 1812 0615 0603 1811 0704 0603 1811 0754 0602 1811 0845 0602 1811 0938 0602 1810 1033 0602 1810 1130 0601 1810 1228 0601 1809 1327 0601 1809 1425 0601 1809 1521 0600 1808 1614 0600 1808 1704 0600 1808 1751
DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Set hm 0458 0553 0645 0734 0821 0906 0951 1036 1122 1208 1256 1345 1434 1524 1614 1703 1751 1839 1928 2017 2108 2201 2257 2354 000 0053 0152 0249 0344 0436 0526
DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Set hm 0457 0552 0644 0732 0819 0905 0949 1034 1120 1206 1254 1343 1432 1522 1612 1701 1749 1837 1926 2015 2106 2200 2255 2353 000 0052 0150 0248 0342 0434 0524
2012
Page 35
DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Set hm 0501 0556 0648 0737 0824 0909 0954 1039 1125 1211 1259 1348 1437 1527 1617 1706 1754 1842 1931 2020 2111 2204 2300 2357 000 0056 0155 0252 0347 0439 0529
2012
Page 36
DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Set hm 0501 0556 0648 0737 0823 0908 0953 1038 1123 1210 1257 1346 1436 1525 1615 1704 1753 1841 1930 2020 2111 2204 2300 2357 000 0056 0155 0252 0347 0439 0528
DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31