Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Fritz Heider (1944, 1958), psikolog pertama yang membahas kausal atribusi mengatakan bahwa kita semua secara terus-menerus mencari faktor yang relatif stabil yang mendasari tindakan orang lain. Kemampuan kita untuk menemukan faktor-faktor tersebut membuat lingkungan sosial kita tampak kurang acak dan kacau
Konsistensi Respon dalam berbagai waktu dan situasi, yaitu sejauh mana seseorang merespon stimulus yang sama dalam situasi atau keadaan yang berbeda. Konsensus Bagaimana seseorang bereaksi bila dibandingankan dengan orang lain, terhadap stimulus tertentu. Kekhususan (distinctiveness) Sejauh mana seseorang bereaksi dengan cara yang sama terhadap stimulus atau peristiwa yang berbeda
Attribution Biases
Fundamental Attribution Error Kecenderungan untuk melihat perilaku orang lain lebih disebabkan karena personality (dispositional factors) daripada faktor luar/situasional. The Actor-Observer Bias Melihat perilaku orang lain yang disebabkan karena faktor dalam (dispositional) , sedangkan perilakunya sendiri disebabkan karena faktor luar (situational). Self-Serving Bias Berasumsi bahwa dirinya itu tidak dapat berbuat salah. Bila orang mengalami keberuntungan orang menyatakan bahwa itu disebabkan karena faktor dalam, namun sebaliknya kalau orang mengalami kegagalan hal itu disebabkan karena faktor luar.
Mengapa orang melakukan self serving? Untuk mempertahankan harga dirinya, berharap orang lain akan tetap respect kepadanya, karena halhal yang tidak baik itu disebabkan oleh faktor-faktor yang berada diluar dirinya, sehingga masyarakat akan tetap menghargainya.
Cara untuk membuat self-serving bias meyakinkan adalah dengan self-handicapping. Self-handicapping memberikan alibi untuk kinerja yang buruk dan membuat kinerja baik terlihat lebih mungkin seperti hasil dari kemampuan personal yang luar biasa (Baumgardner, dkk)
(-)
Bisa menjadi bumerang dalam jangka panjang (Nisbett & Ross, 1980). Meskipun self-handicapping bisa melindungi kita dari kehilangan muka, hal itu juga bisa melindungi diri kita melakukan yang terbaik. Jika kita tidak benar-benar berjuang dengan keras atau menjadikan hambatan sebagai alasan, kita tidak akan benar-benar tahu seberapa baik hal yang mungkin telah kita lakukan.