Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Departemen Patologi Klinik Univ. Wijaya Kusuma Surabaya dr. Febtarini R, Sp.PK
November- 2012
Serologi
Suatu ilmu yang mempelajari cara mendeteksi suatu infeksi di dalam serum pasien, misalnya adanya antibodi (Ab) spesifik terhadap mikroba tertentu
Uji serologi didasarkan atas ikatan spesifik antara antigen (Ag) dan antibodi (Ab) Ag yang telah diketahui akan bereaksi/berikatan dengan Ab yang belum diketahui di dalam serum Sebaliknya Ab yang telah diketahui dapat digunakan untuk mendeteksi Ag dalam serum pasien Reaksi Ag-Ab dapat diamati atas terbentuknya presipitasi, aglutinasi atau dengan bantuan label tertentu, misalnya label radioaktif, label enzims dll
Regio variabel
Fab
L H L H Gambar 1. Struktur dasar dari molekul antibodi L = Light Chain H = Heavy chain
Antigen I X Y Z Antigen II V W X
Antibodi I x y z Antibodi II v w x
X x Y y Z z
Z Y X x w v
Gambar 2. Kompleks dua antigen yang memiliki satu epitop yang sama (X) dan berbagai macam antibodi yang mungkin terbentuk
- Kualitatif pos. /neg. adanya perubahan fisik dari bahan pemeriksaan. (+/-)
- Semi kuantitatif ; ditentukan dengan pengenceran serum secara progresif Titer (1/10, 1/100, 1/640) - Kuantitatif ; ditentukan dengan menggunakan beberapa sera baku kurva baku. Akurasi dicek dengan serum kontrol. (100 pg/mL, 2 L/mL) Hasilnya diinterpolasi ke dalam kurva baku.
OD
X
5 g/dl
Kadar Bahan
1 Sifat dari Ag. Ab diberi nama sesuai dengan cara penentuan yang paling sens. Mis : aglutinin, presipitin dll 2 Elektrolit dan pH 3 Waktu dan suhu. Reaksi Ag-Ab terjadi dalam 2 tahap a. Ikatan spesifik Ab dg Ag/Hapten yang sesuai b. Terjadi reaksi yg dapat dilihat (presipitasi dll) 4 Mekanisme Daya Tahan Nonspesifik Bahan yg normal/abnormal terdapat dalam sekret/cairan tubuh. 5 Rasio Ag dan Ab
prozone
postzone
= ANTIGEN
TINGGI (mg/ml,ug/ml)
Hasil reaksi DAPAT DILIHAT
Presipitasi/RID UJI AGLUTINASI
IF
RIA
EIA
ICA
Heterogen = ELISA
Homogen
JENIS IMUNOASAI
Ada 2 jenis imunoasai.
I. IMUNOASAI TAK BERLABEL II. IMUNOASAI BERLABEL
UJI PRESIPITASI
Ag yang larut
Antibodi
Presipitasi adalah bila Ag + Ab dalam bentuk larutan menghasilkan suatu agregasi yang terlihat dengan mata
PRESIPITASI
Ag.
Inkubasi
Serum dengan Ab
Presipitasi
Tes serum
1 2
Sera baku
7
Tes serum
6
Tes serum
Tes serum
5
Tes serum
RID
: Penentuan kelas Ig
Imunoelektroforesis
Migrasi protein serum di dalam gel dan apabila bertemu dengan antigen yang sesuai akan terjadi presipitasi
UJI AGLUTINASI
Ag. pada permukaan sel
Aglutinasi Ab.
Tak larut
Gambar 11. Prinsip dasar reaksi aglutinasi
Susp. Ag
Inkubasi Aglutinasi
Serum ( Ab )
Gambar 13. Uji Aglutinasi tabung
a. Ab Monovalen
b. Lokasi Tersembunyi / Ukuran Terlalu Kecil ( Ig. G )
+
Ag Larut
+
Partikel
Partikel disalut Ag
Ab dalam serum
Partikel:
Seldarah merah Lateks
Carbo adsorben
(Ko-aglutinasi)
Aglutinasi
IV. UJI LISIS IMUN & FIKSASI KOMPLEMEN Hampir sama dengan uji aglut. tak langsung,
Hanya Anti Ig diganti C Lisis Imun
Ab
Ag pada permukaan sel
Sensitized cell
= Komplemen
A.
Komplemen Komplemen
C
Serum dgn. Ab
C
Terikat
Sensitized SDM
B.
Komplemen Komplemen
Serum tanpa Ab
C
Bebas
Lisis
Uji Negatif
II. IMUNOASAI BERLABEL 1. CAT FLUORESENS: IF 2. RADIOISOTOP: RIA 3. ENZIM: IMUNOASAI ENZIM ( EIA )
A. EIA HOMOGEN
4. EMAS KOLOIDAL:
ASAI IMUNOKROMATOGRAFIK (ICA)
CUCI
Ag tak diket. Fiksasi pada slide
Ab diket berlabel cat fluoresens
Cuci
Ag diket.
Ab tak diket
Cuci
Mikroskop Fluoresens
KELEMAHAN UJI IF
Peralatan canggih dan mahal
2. Uji RIA
R R R
R R RR
R R
Radiation Counter
R R R
R R
R R
Cuci
RADIATION COUNTER
ELISA
(Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
Prinsip dasar Elisa adalah pemakaian enzim untuk mendeteksi adanya ikatan AntigenAntibodi (Ag:Ab)
Enzim akan merubah (mengkonversi) substrate yang tidak berwarna (kromogen) menjadi produk berwarna yang mengindikasikan adanya ikatan Ag:Ab
Ab
SUBSTRAT berkromogen
PRODUK berwarna
Direct ELISA
Untuk mendeteksi Ab
Ag
Ab II berlabel enzim
SUBSTRAT berkromogen
PRODUK berwarna
Gambar 23. Prinsip dasar (tak langsung) double antibody sandwich ELISA
Uji ELISA
Ag dlm serum
SUBSTRAT BERKROMOGEN
Ag berlabel enzim
PRODUK berwarna
SIFILIS
Paling Ideal ; Ig. M- ELISA ( Dx, keaktivan, mengikuti hasil Rx ) Di Indonesia ; TPHA Dx VDRL Aktivitas & mengikuti hasil Rx
Keaktivan & mengikuti hasil Rx
Vaksinasi; aglutinin H dapat dipertahankan beberapa tahun, Antibiotika ; dapat memperlambat kenaikan titer
INDIKASI SEROLOGI TB
1. 2. 3. 4.
5. KONTROVERSI KARENA:
62
Rheumatoid factor
Poliklonal antibodi Antibodi IgG dalam kelas IgM Kadar IgM terbesar, bisa dideteksi oleh alat Antibodi terhadap determinan antigenik pada fragmen Fc immunoglobulin
Sumber: PKB PK,2002 64
LATIHAN SOAL
HIPERSENSITIVITAS
1. Anak M, 13 bulan, datang ke poliklinik UWKS bersama ibunya. Keluhan utama anak muntah dan diare setelah minum susu formula dua jam lalu. Pemeriksaan laboratorium membantu menegakkan diagnosis reaksi hipersensitivitas anak tersebut : A. Kadar immunoglobulin M, tes provokasi saluran cerna, netrofilia B. Kadar immunoglobulin G, tes provokasi saluran cerna, basofilia C. Kadar immunoglobulin D, tes provokasi saluran cerna, sel mast D. Kadar immunoglobulin E, tes provokasi saluran cerna, eosinofilia E. Kadar immunoglobulin A, tes provokasi saluran cerna, urtikaria
2. Defisiensi imunologi secara fisiologis, terjadi pada : A. Diabetes melitus B. Bronkitis kronis C. SLE D. Kehamilan E. Perokok
3. Persyaratan antigen sebagai zat asing yang dapat merangsang pembentukan antibodi, yakni : A. Asam amino asing, berat molekul kecil, bentuk variasi, jumlah tertentu B. Hapten, berat molekul rendah, bergabung dengan protein, jumlah tetap C. Protein asing, berat molekul besar, bentuk tetap, jumlah optimal D. Epitope asing, berat molekul sedang, terikat di reseptor Fc, bentuk variatif E. Alergen, berat molekul besar, bentuk variatif, jumlah tergantung reaksi imun
4. Tn X, 35 tahun, sedang dilakukan operasi appendisitis oleh ahli bedah di suatu rumah sakit swasta. Pada saat dokter membuka kolon dekstra distal, didapatkan bentukan tuberkel di mukosa kolon. Hal tersebut menunjukkan adanya proses granulomata di usus karena Mycobacterium Spp., termasuk : A. Dependent reagin reaction B. Cell mediated immune reaction C. Sitotoxic reaction D. Immediate hypersensitivity reaction E. Antigen-antibody complex reaction
5. Ny U, 45 tahun, datang ke poliklinik UWKS dengan keluhan sesak napas, terdengar suara mengi. Sesak kambuh bila pasien terkena debu saat membersihkan rumah. Immediate hypersensitivity reaction yang terjadi bukan dikarenakan oleh proses dibawah ini : A. Ikatan sel mast-basofil dengan Ig E, mengeluarkan vasoaktif amin B. Antigen terikat Fab dari Ig E sehingga degranulasinya melepaskan vasoaktif amin dan meningkatkan permeabilitas. C. Pengeluaran mediator mengakibatkan kontraksi otot polos, eksudasi dan vasodilatasi D. Antigen terikat Fd dari Ig G dan pengeluaran mediasi yang menyebabkan dilatasi otot polos E. Degranulasi granul-granul sel mast, basofil menghasilkan mediator histamine yang menyebabkan edema
6.Tn M, 46 tahun, dengan gejala demam tinggi, nyeri kepala, muntah dan nyeri ulu hati. Pasien baru selesai dari tugas dinasnya di Nusa tenggara timur. Hasil pemeriksaan ICT malaria positif. Tn M mengalami : A. Immediate hypersensitivity reaction, Ig E B. Cell mediated immune reaction, limfosit T C. Sitotoxic reaction, Ig M, Ig G D. Antigen-antibody complex reaction, Ig G E. Dependent regain reaction, Ig E
(Kuby, 2006)
8. Ny P, 45 tahun, mengeluh badan lemas, sariawan yang sulit sembuh, tidak tahan panas matahari. Hasil pemeriksaan darah didapatkan leukopenia, trombositopenia dan sel LE. Pemeriksaan penyaring/skrining ANA/antinuclear antibody positif. Pemeriksaan konfirmasi didapatkan positif DS DNA. Ny P menderita : A. Organ spesific autoimmune disease B. Non organ specific autoimmune disease C. Cell mediated immune reaction D. Citotoxic reaction E. Immediate hypersensitivity reaction
9. Bukan termasuk kriteria ACR (American College of Rheumatology) dari Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah : A. Artritis B. Keratokonjungtivitis sicca C. Photosensitivity D. Butterfly face E. Renal disorder
10. Tn D, 68 tahun, datang ke klinik imunologi dengan keluhan utama pembesaran kelenjar ludah, lidah kering, mata kering. Pemeriksaan skrining/penyaring penyakit autoimun untuk Tn D adalah : A. Molecular mimicry B. Immunoblotting C. Antinuclear antibody D. ELISA E. Immunodiffusion
SOAL SEROLOGI
11. Faktor faktor yang tidak mempengaruhi proses Imunoasai (pemeriksaan serologi) adalah : A. Kelarutan B. Elektrolit dan pH C. Sifat antigen D. Waktu dan suhu E. Mekanisme daya tahan non spesifik
12. Proses presipitasi pada pemeriksaan serologi terjadi pada keadaan : A. Post zone B. Free antibody C. Antigen excess D. Equivalent zone E. Pre zone
13. Bahan pemeriksaan untuk Imunoasai/ pemeriksaan serologi : A. Serum B. Blood lisis C. Endapan eritrosit D. Buffy coat E. Whole blood
14. Pemeriksaan serologi (imunoasai) dibawah ini bukan imunoasai tidak berlabel :
A. Uji netralisasi toksin B. Uji fiksasi komplemen C. Uji aglutinasi D. Uji presipitasi E. EIA (Enzim imunoasai)
16. Aplikasi klinis uji aglutinasi adalah A. Sifilis B. Uji widal C. Uji komplemen D. Imunokromatografi E. EIA (Enzim imunoasai)
19. Suatu reaktan fase akut alfa globulin dalam serum, sebagai indicator non spesifik inflamasi yang berhubungan dengan imunologi dan diproduksi di hepar :
A. Faktor rematoid B. Protein C reaktif C. Imunoglobulin D. Antigen determinan E. Fraksi Ab antibody
20. Salah satu pemeriksaan serologi/ imunoasai berlabel adalah ICA (imunokromatografi asai), yaitu suatu :
A. Absorbance flow imunoasai B. Vertikal flow imunoasai C. Medial flow imunoasai D. Lateral flow imunoasai E. Turbulensi flow imunoasai
21. Pengukuran kadar bahan uji serologi yang rendah dalam tubuh, dapat diberi bantuan label tertentu untuk mudah dideteksi alat. Label tersebut berupa :
A. Label radioaktif B. Label enzim C. Label fluorosens D. A dan C E. A, B dan C
22. Berikut ini adalah bukan sifat antibody pada uji serologi : A. Spesifik terhadap antigen tertentu B. Suatu benda asing yang melemahkan C. Mempunyai fraksi ab untuk berikatan dengan antigen D. Konsentrasi tertentu di dalam serum E. Dipengaruhi oleh waktu dan suhu