Vous êtes sur la page 1sur 10

I PRESENTASI KASUS

I. IDENTIFIKASI Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Suku Agama Status Marital Pekerjaan : Sdr. V : Laki-laki : 22 tahun : Cisarua, Cikole, Sukabumi : Sunda : Islam : Belum Menikah : Pegawai Sipil

II. ANAMNESIS Diperoleh secara autoanamnesis pada tanggal 11 Juni 2013 pukul 11.00 WIB. A. Keluhan Utama Pasien mengeluh terdapat luka berulang di punggung kakinya sejak 1 minggu yang lalu. B. Keluhan Tambahan Pasien mengeluh lukanya tersebut terasa gatal. C. Riwayat Perjalanan Penyakit Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan adanya luka berwarna kehitaman dengan dasar kemerahan pada kedua punggung kakinya sejak 1 minggu yang lalu. Luka tersebut diawali dengan bintik-bintik merah berisi air dan sangat gatal sehingga pasien pun sering menggaruk bintik-bintik merah tersebut hingga pecah dan beberapa hari kemudian akhirnya mengering. Sejak 3 hari yang lalu, pasien juga mengaku gatal pada lukanya sudah mulai berkurang. Pasien tidak minum atau mengoleskan obat apapun pada lukanya. Sejak pasien SMA ( 5 tahun yang lalu) pasien mulai mengeluh keluhan serupa, yaitu munculnya bintik-bintik merah yang gatal sehingga pasien pun menggaruknya sehingga luka tersebut meluas ke sekitarnya
1

sehingga berbentuk lebih besar daripada uang logam. Keluhan tersebut kemudian hilang timbul dengan jarak 2-3 bulan dan sudah berulang kali dialami pasien. Ketika luka pasien muncul kembali, pasien berobat ke Puskesmas dan diberi salep untuk mengobati lukanya, namun pasien lupa nama salepnya dan lupa membawanya. Setelah memakai salep tersebut, luka pasien berkurang, namun terjadi penebalan kulit dan perubahan warna kulit pada bekas lukanya. Pasien sehari-hari bekerja sebagai pegawai sipil di perusahaan kereta api dan tidak pernah terpapar dengan bahan kimia ataupun terjadi cedera pada bagian kakinya. D. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit serupa disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat penyakit kulit disangkal. E. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit serupa sudah berulang kali dikeluhkan. Riwayat alergi disangkal. Riwayat penyakit kulit lain sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit sistemik lainnya disangkal. III.PEMERIKSAAN FISIK A. Status Generalis Keadaan Umum : Tampak tenang Kesadaran Tekanan Darah Laju Nadi Laju Napas Suhu : Compos mentis : 120/80 mmHg : 72 kali per menit, teratur, kuat, penuh : 20 kali per menit : afebris

B. Status Dermatologis Regio / Letak lesi : punggung kaki kiri dan punggung kaki kanan

a. Punggung Kaki Kiri (2 Buah Lesi) Efloresensi o Primer : plak eritema dengan skuama halus

o Sekunder : likenifikasi Sifat UKK o Ukuran o Susunan / bentuk sirkumskripta : numular hingga plakat : sirsinar

o Penyebaran dan lokalisasi : regional (punggung kaki) dan

a. Punggung Kaki Kanan (2 Buah Lesi) Efloresensi o Primer : plak eritema dengan skuama halus

o Sekunder : likenifikasi Sifat UKK o Ukuran o Susunan / bentuk sirkumskripta : numular : sirsinar

o Penyebaran dan lokalisasi : regional (punggung kaki) dan

IV.

RESUME Pasien laki-laki, usia 22 tahun, datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan luka berwarna kehitaman dengan dasar kemerahan pada kedua punggung kakinya sejak 1 minggu yang lalu dan diawali dengan bintik-bintik merah berisi air dan sangat gatal sehingga pasien pun sering menggaruk bintik-bintik merah hingga akhirnya pecah dan mongering. Keluhan serupa dikeluhkan hilang timbul sejak 5 tahun yang lalu. Pasien pernah berobat ke Puskesmas dan diberi salep untuk mengobati lukanya, namun pasien lupa nama salepnya. Setelah memakai salep tersebut, luka pasien berkurang, namun terjadi penebalan kulit dan perubahan warna kulit pada bekas lukanya. Riwayat trauma dam kontak dengan bahan kimiawi disangkal. Riwayat penyakit sebelumnya dan penyakit keluarga disangkal. Pemeriksaan fisik umum dalam batas normal. Pada pemeriksaan dermatologis, pada kedua punggung kaki ditemukan plak eritema sirkumskripta dengan likenifikasi, hiperpigmentasi, dan skuama halus di atasnya. Bentuk lesi sirsinar, dengan ukuran nummular hingga plakat Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

V. DIAGNOSIS Diagnosis banding Dermatitis Numularis Dermatitis Stasis Neurodermatitis Diagnosis kerja Dermatitis Numularis

V. PENATALAKSANAAN a. Tatalaksana umum (Edukasi Pasien) Anjurkan agar pasien tidak menggaruk lagi, karena luka kulit pasien akan bertambah berat jika terus digaruk oleh pasien. Mendiskusikan tentang bagaimana mengubah kebiasaan menggaruk. Untuk kulit pasien yang kering, anjurkan memakai sabun pH netral dan bungkus kulit dengan handuk basah selama 5-10 menit. Menghindari bahan-bahan yang berpotensi iritan. Tatalaksana Khusus a. Sistemik VI. Hidroksisin HCl 25 mg tab 3 dd 1 P.O Triamcinolone acetonide 0.1 % Emolien b. Topikal

PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam : bonam : bonam : dubia

II PEMBAHASAN KASUS

2.1.

Diagnosis Kerja : Dermatitis Numularis Dermatitis Numularis adalah jenis dermatitis berupa lesi berbentuk koin atau

agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah. Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi akut berupa vesikel atau papulovesikel yang bisa membesar dengan cara konfluensi atau meluas ke samping, membentuk suatu lesi seperti uang koin, eritematosa, dapat pula edematosa, serta berbatas tegas. Apabila lesi akut tersebut pecah, maka dapat terjadi eksudasi dan mengering (menimbulkan krusta kekuningan). Ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5-10 cm. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama. Jumlah lesi bisa satu atau lebih. Lokasinya dapat bilateral atau simetris, dengan ukuran dari miliar hingga plakat. Tempat predileksi biasanya di tungkai bawah, badan, lengan, dan punggung tangan. Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, atau terus-menerus, kecuali dalam periode pengobatan.

Gambar 1. Dua Buah Lesi Kulit di Punggung Kaki Kanan Pasien

Gambar 1. Dua Buah Lesi Kulit di Punggung Kaki Kiri Pasien

Pasien datang dengan lesi pada kedua punggung kakinya yang berbentuk seperti koin berbatas tegas dengan ukuran dari nummular hingga plakat dengan dasar eritematosa. Pasien memiliki riwayat lesi akut yang timbul pertama kali adalah vesikel yang kemudian digaruk sehingga pecah serta meluas ke sekitarnya. Pasien jug memiliki riwayat lesi sangat gatal sehingga pasien terus menggaruk lesinya. Sesuai dengan salah satu tempat predileksi, lokasi lesi yang terkena pada pasien ini adalah di tungkai bawah dan simetris, khususnya di punggung kaki. Lesi yang dialami pasien cenderung berulang dan hilang timbul.
7

2.2.

Diagnosis Banding: Dermatitis Stasis Dermatitis stasis adalah jenis dermatitis sekunder yang timbul karena

insufisiensi atau hipertensi vena pada tungkai bawah. Akibat tekanan vena yang meningkat pada tungkai bawah, maka akan terjadi pelebaran vena, varises, atau edema. Lambat laun kulit akan berubah menjadi merah kehitaman dan timbul purpura. Jika pasien lama berdiri, dapat timbul edema dan varises. Kelainan dimulai dari permukaan tungkai bawah, dan secara bertahap akan meluas ke atas. Selain itu, dapat timbul perubahan ekszematosa, seperti eritema, skuama, eksudasi, dan gatal. Bila telah berlangsung lama, kulit akan menjadi tebal dan fibrotik. Dermatitis stasis dapat berkomplikasi berupa ulkus atau infeksi sekunder.

Gambar 3. Dermatitis Stasis

Pasien tersebut didiagnosis banding dengan dermatitis stasis karena regio yang biasa terkena adalah tungkai bawah, yang merupakan regio lesi dari pasien tersebut. Selain itu, kulit pasien terjadi hiperpigmentasi, dengan ciri yang sama dengan dermatitis statis. Namun, dermatitis stasis dapat dieksklusi karena pasien ini memiliki lesi yang berbatas tegas dan lesinya tidak meluas ke atas padahal pasien sudah mengalaminya sejak 5 tahun yang lalu. Selain itu, pasien tidak memiliki riwayat berdiri dalam waktu yang lama ataupun memiliki riwayat penyakit sistemik yang berhubungan dengan insufisiensi pembuluh darah. Pada pemeriksaan fisik umum, tidak ditemukan adanya tanda-tanda varises dan edema pada kedua tungkai. 2.3. Diagnosis Banding : Neurodermatitis Neurodermatitis adalah suatu peradangan yang menimbulkan rasa gatal. Penyakit ini menyebabkan bercak penebalan kulit yang kering, bersisik dan
8

berwarna lebih gelap, dengan bentuk lonjong dan tidak beraturan, disertai gejala garis kulit yang mengalami likenifikasi akibat garukan atau gosokan berulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Gejala primer neurodermatitis adalah kulit yang sangat gatal, muncul tunggal di daerah leher, pergelangan tangan, lengan bawah, dan paha atau mata kaki. Lesi biasanya tunggal, awalnya berupa plak eritematosa dan sedikit edematosa, namun lama kelamaan edema dan eritemanya menghilang, bagian tengahnya berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi, serta batas lesi dengan kulit normal tidak begitu jelas.

Gambar 4. Neurodermatitis

Pasien didiagnosis banding dengan neurodermatitis karena memiliki riwayat lesi kulit kronis, sangat gatal sehingga sulit ditahan untuk tidak digaruk, dan sudah terjadi likenifikasi akibat berbagai rangsangan pruritogenik serta hiperpigmentasi. Salah satu tempat predileksi neurodermatitis adalah di punggung kaki yang merupakan lokasi lesi pasien. Namun, diagnosis banding neurodermatitis dapat diekskusikan dengan alasan lesi pada neurodermatitis memiliki batas yang tidak begitu tegas. Pasien juga tidak memiliki riwayat penyakit kulit lain yang menimbulkan pruritus.

III DAFTAR PUSTAKA

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 5. Cetakan pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007. James WD, TG Berger, DM Elston. Andrews Disease of Skin: Clinical Dermatology 10th Ed. USA: Elsevier. 2006. Wolff K, et al. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7 th Ed. USA: McGrawhill Company. 2008. Miller JL, et al. Nummular Dermatitis. Medscape Referance. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/1123605-overview. [15 June 2013]

10

Vous aimerez peut-être aussi