Vous êtes sur la page 1sur 13

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Presented by Syukri Alhamda (P1161), Amiruddin Mustaqim (P1165) Preceptor Dr. Heryezi Tahir, Sp.KJ

PENDAHULUAN
ADHD Kelainan yang sering dijumpai pada gangguan perilaku pada anak Angka kejadian kelainan ini adalah sekitar 3 10% (Dunia) Sekitar 3-7% (Ameriksa serikat) Sekitar 5-10% (Jerman, Kanada dan Selandia Baru) Diagnosis and Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalensi kejadian ADHD pada anak usia sekolah berkisar antara 3-5 % Di indonesia angka kejadiannya masih belum angka

PENGERTIAN
Gangguan perkembangan berupa peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan Biasanya ditandai dg kurangnya atensi, hiperaktif, dan kompulsif

ETIPATOGENESIS
Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum diketahui pasti. ADHD merupakan suatu kelainan yang bersifat multi faktorial. Diantaranya : faktor genetik perkembangan otak saat kehamilan, perinatal tingkat kecerdasan (IQ) disfungsi metabolisme ketidak teraturan hormonal

FAKTOR RISIKO
Faktor lingkungan/psikososial, seperti: Konflik keluarga, kemiskinan Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat) Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alcohol Genetik mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin (D2 dan D4) pada kromosom 11p Gangguan otak Injury lobus frontalis, volume

MANIFESTASI KLINIS
INATENSI HIPERAKTIF IMPULSIF

Gagal memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu Tdk mampu mempertahank an konsentrasinya thd sesuatu mudah beralih

Tidak bisa mempertahaka n posisi duduk dengan tenang Mondar-mandir Banyak bicara dan berisik

Kesulitan anak untuk menunda respon Tidak bisa bersabar dan ceroboh Sering menyela pembicaraan orang lain dan tidak dapat mengikuti antrian

Ket : Minimal terjadi 6 bulan Sebelum anak usia 7 tahun Muncul dalam 2 situasi (mis : rumah dan

CONt
Sekitar 50-60% penderita ADHD didapatkan sedikitnya satu gangguan perilaku penyerta lainnya. Gangguan perilaku tersebut adalah : - Gangguan belajar - Restless-legs syndrome - Ophthalmic convergence insufficiency - Depresi - Gangguan kecemasan Kepribadian antisosial - Substance abuse Gangguan konduksi

DIAGNOSIS
Data yang perlu dikumpulkan untuk menegakkan diagnosis : latar belakang keluarga anak Kemungkinan gangguan pendengaran Ketidakmampuan belajar Kecemasan dan depresi Pengaruh obat-obatan sebelumnya yang memungkinkan terjadinya gangguan otak Kondisi fisik seperti kondisi lobus frontal

CONt
Test psikologi (adaptasi sosial, kesehatan mental, test intelligensi, dan test prestasi) Situasi-situasi pencetus stress pada anak Tes kemampuan membaca, pemecahan matematika, atau beberapa papan permainan Terkadang dibutuhkan observasi langsung kehidupan sehari-hari anak Mis : disekolah meminta guru mengisi form behavior rating scales

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistik dan menyeluruh. Penanganan ini harus melibatkan multi disiplin ilmu yang dikoordinasikan antara dokter, orangtua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita. Beberapa penatalaksanaan yang dibutuhkan : Terapi okupasi (sensory Integration/AYRES, snoezelen, neurodevelopment Treatment/BOBATH, modifukasi Perilaku, terapi bermain dan terapi okupasi lainnya) Terapi diet (keseimbangan diet karbohidrat dengan

CONt
Terapi Leaky Gut Syndrome (gangguan pencernaan) Pemberian suplement (mineral, EFA, dll) Farmakologi : Stimulan (ritalin atau methylphenidate) 2-3 kali per hari dosis tunggal Pilihan lain Dexedrine (Dextroamphetamine saccharate / Dextroamphetamine sulfate), Desoxyn (Methamphetamine HCL), Adderall (Amphetamine/Dextroamphetamine), Cylert (Pemoline), Busiprone (BuSpar), Clonidine (Catapres)

KESIMPULAN
ADHD atau Attention Deficite Hyperactivity Disorder pada anak yang merupakan gangguan perilaku yang semakin sering ditemukan. Seringkali karena kurang pemahaman dari orangtua dan guru serta orangorang disekitarnya anak diperlakukan tidak tepat sehingga cenderung memparah keadaan. Terdapat beberapa pegangan dalam mendiagnosa ADHD, kondisi yang berbeda, minimal telah terjadi selama 6 bulan, dan pada anak usia > 7 tahun. Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistik dan menyeluruh. Penanganan ini harus melibatkan multi disiplin ilmu yang dikoordinasikan antara dokter, orangtua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita.

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi