Vous êtes sur la page 1sur 16

Apresiasi seni dan budaya (Apresiasi seni budaya)

Untuk Memenuhi Mata Kuliah apresiasi seni dan budaya

Dosen Pengampu : indyah kumoro, ST., IAI Disusun Oleh M. syahroni NPM :10331009

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG 2011

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah atas limpahan Rahmat, Taufiq, serta Hidayah Nya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan inspirasi kepada penulis sehingga terselesaikanlah tugas makalah ini. walaupun masih banyak kekurangan, sebagaimana kata pepatah tiada gading yang tak retak, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penyusun. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan keikhlasan membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu indyah kumoro, ST, IAI selaku dosen mata kuliah Apresiasi seni dan budaya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi pembaca. Amin Bandar lampung, 12 Oktober 2011

penyusun

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar isi Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penulisan Bab II Konsepsi Teori 1. Pengertian Apresiasi 2. Seni dan Budaya 3. Pengaruh apresisai seni dan budaya terhadap arsitektur Bab III Analisa dan kesimpulan Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat merupakan sebuah ilmu pengetahuan kuno yang telah dikembangkan sejak beberapa abad sebelum masehi. Banyak filsuf menghasilkan pemikiran-pemikiran yang mempengaruhi pengambilan keputusan, termasuk di dalam arsitektur. Sejak awal

perkembangannya pemahaman tentang arsitektur dipengaruhi filsafat tradisional barat, kemudian dalam era modern muncul filsafat-filsafat baru yang cukup deras. Paham rasionalis mempengaruhi cara pandang terhadap arsitektur agar dapat terwujud dengan logika. Paham empiris merupakan pemikiran yang mengarahkan arsitektur agar dapat terwujud dari keberhasilan kegiatan percobaan. Paham strukturalis berusaha mencari kembali makna kehadiran arsitektur sebagai sebuah sistem. Paham pragmatis menetapkan bahwa arsitektur selayaknya dibuat berdasarkan model. Paham fenomenologi memandang pengalaman sebagai aspek penting dalam berarsitektur. Paham intuitif melihat pentingnya rasa dari seorang arsitek dalam mewujudkan karya. Setiap paham memiliki sudut pandang tersendiri dalam menilai dan mewujudkan arsitektur. Pahampaham tersebut berguna sebagai pegangan dalam menilai karya arsitektur baik dari perwujudannya maupun konsepnya

B. Rumusan Masalah

Apakah yang dimaksud apresiasi? Apakah yang dimaksud seni ? Apakah yang dimaksud budaya? Bagaimana aplikasi apresaisi seni budaya terhadap arsitektur? Bagaimana apresiasi seni dan budaya dapat terwujud?

C. Tujuan Penulisan.

Mengetahui apa yang dimaksud apresiasi. Mengetahui apa yang dimaksud seni. Mengetahui dan memahami aplikasi apresaisi seni budaya terhadap arsitektur Mengetahui bagaimana apresiasi seni dan budaya dapat terwujud.

BAB II KONSEPSI TEORI A. Pengertian Apresiasi Kata apesiasi berasal dari bahasa Inggris appreciation dengan penterjemahan sebagai appraisement (penilaian harga), generous esteem (penghargaan yang sangat tinggi), a symphatetic literary essay (karya tulis yang penuh perhatian), increase in value (peningkatan nilai). Secara umum, apresiasi diterjemahkan sebagai penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu. Jadi apresiasi arsitektur berarti : penilaian atau penghargaan terhadap arsitektur. Untuk dapat menilai dan menghargai arsitektur, tentunya perlu modal pengetahuan yang tidak sederhana. Ketidak sederhanaan pengetahuan ini setara dengan kerumitan yang melekat pada arsitektur itu sendiri. Selain ilmu, seseorang yang berapresiasi dengan arsitektur membutuhkan alat, yaitu segenap indera yang dimiliki dan paling memungkinkan untuk digunakan dalam menilai atau menghargai arsitektur.Pengertian itu jugalah yang terdapat dalam kata religion (bahasa Inggris) yang berasal dari kata religio (bahasa Latin), yang berakar pada kata religare yang berarti mengikat. Dalam pengertian religio termuat peraturan tentang kebaktian bagaimana manusia mengutuhkan hubungannya dengan realitas tertinggi (vertikal) dalam penyembahan dan hubungannya secara horizontal. Estetika merupakan salah satu faktor penting dalam perwujudan arsitektur yang telah diteliti oleh berbagai filsuf selama berabad-abad. Perdebatan mengenai estetika berkenaan dengan rasa akan keindahan. Sesuatu yang estetis juga memiliki konteks tertentu berkaitan dengan sudut pandang orang yang berapresiasi. Pandangan estetik dari masyarakat dalam lingkungan tropis tentu akan berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah dengan iklim 4 musim. Pandangan estetik dari masyarakat agraris juga akan berbeda dengan masyarakat industrialis. Setiap konteks memiliki cara tertentu dalam menampilkan estetika dan menrealisasikannya ke dalam sebuah karya. Karya realis yang paling mudah dirasakan adalah fenomena yang menyangkut bentuk.

B. pengertian seni Seni dalam arti yang paling dasar berarti suatu kemahiran atau kemampuan. Batasan ini memang benar untuk kata asalnya ars (Latin) maupun kata persamaannya kunst (Jerman) diturunkan dari konnen, bisa. - Sesuatu kegiatan yang dirancang untuk mengubah bahan alamiah menjadi benda-benda yang berguna atau indah atau pun kedua-duanya adalah seni. Seperti contoh disamping ( pemanfaatan kertas bekas) Hasil dari intervensi tangan dan ruh manusia yang teratur ini adalah sebuah karya seni. - Dalam arti yang seluas-luasnya, seni meliputi setiap benda yang dibuat oleh manusia untuk dilawankan dengan benda-benda dari alam.

Demikianlah sebagian perumusan dari seni untuk seni, yang mencakup segala kegiatan manusia dalam menghasilkan sebuah karya. Meskipun arsitektur waktu itu masih dianggap sebagai seni, seorang arsitek dan teoris dati Jerman Herman Sorgel mengatakan, bahwa arsitektur beda dengan seni yang lain, kemudian mencoba memberikan rumusan dan batasan sebagai berikut: 1. Seni lukis adalah, seni bidang, berarti menggunakan dua dimensional. 2. Seni patung (sculpture) adalah, seni ruang, tetapi hanya menggunakan tiga dimensi dan menekankan ruang (concaf). 3. Arsitektur adalah, seni ruang tiga dimensi, tetapi menggunakan space dan menekankan ruang (concaf).

SENI PAHAT

SENI LUKIS

SENI ARSITEKTUR

Dengan demikian kita dapat menjelajah seni sampai pada batas kemampuan bagaimana seni menjelajahi arsitektur atau arsitektur yang menguasai seni. Sebenarnya tidaklah sulit untuk

mengemukakan seni dan keindahan di dalam arsitektur bila kita dapat bersandar pada para arsitek. Kata-kata keindahan dan seni memang mendorong kita untuk berpikir dan menimbulkan kesenangan bagi orang yang menikmatinya, tetapi tidak memberikan pengertian yang kekal. Pada hakekatnya pengertian keindahan dan seni di dalam arsitektur haruslah dapat mengemukakan sumber-sumber dari mana keindahan datang, anasir-anasir apa yang membentuk keindahan dan seni. Karena karya arsitektur meupakan objek dari pengalaman manusia, bahkan setiap hasil karya arsitektur mempunyai nilai kehidupan.(majalah SOLID 3, Th I 1988) C. pengertian budaya Berpangkal pada teori informasi Van Peursen melihat kebudayaan sebagai siasat manusia menghadapi hari depan, maka dapat berarti juga bahwa kebudayaan merupakan cerita era tentang perubahan-perubahan riwayat manusia yang selalu memberi wujud baru kepada pola-pola kebudayaan yang sudah ada. Irama perjalanan kehidupan kita yang makin cepat tentu saja mempengaruhi perubahan tersebut, satu kebudayaan yang dapat menggambarkan perkembangan dari jaman dulu ke hari depan. Dengan melukiskan perkembangan kebudayaan dapat diperoleh keterangan mengapa kebudayaan mempunyai wujud seperti sekarang ini. Koentjaraningrat memberikan batasan tentang wujud kebudayaan sebagai berikut: 1. Wujud kebudayaan sebagai satu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat; 3.Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Maka arsitektur dapat diletakkan pada wujud kebudayaan sebagai benda fisik hasil karya manusia. Meskipun sebenarnya kalau kita urutkan arsitektur akan mencakup ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas. Pada bagian lain Herman Sorgel (1918), mengimplikasikan konsep pemikiran kebudayaan pada transformasi fisik perencanaan arsitektur, dan mencoba membedakan kebudayaan sebagai berikut:

1.Filosofi (filsafat), dihubungkan dengan jalan pikiran; 2.Kepercayaan, dihubungkan dengan jiwa;dan 3.Seni, dihubungkan dengan perasaan.

Arsitektur sebagai salah satu hasil karya budaya, dapat dijadikan petunjuk bagi perkembangan

budaya suatu bangsa. Maka kebudayaan menyangkut sekelompok manusia yang memiliki susunan nilai-nilai dan kepercayaan tentang gambaran suatu dunia, yang mewujudkan sesuatu yang ideal. Parmono Atmadi mengatakan, perkembangan arsitektur masa lampau yang tidak ditemukan keterangannya melalui tulisan yang otentik, hanya dapat ditelusuri melalui penelitian. Apakah itu berupa pengaruh kepercayaan, budaya ataupun politik, dan memang kalau kita lihat perkembangan arsitektur pada umumnya tercermin pada bangunan-bangunan peninggalan.

Hal ini pun dapat terlihat pada bangunan candi Borobudur (Budha) dan candi Prambanan (Hindu), masing-masing mempunyai ciri atau karakter sendiri. Mungkin kalau kita simak lagi lebih dalam akan kembali pada konsep massa (candi) dan konsep tata ruang Bali), yang berkembang sesuai adat, kebudayaan serta kondisi lingkungan pada waktu itu. Konon menurut ceritera arsitek dari Borobudur adalah Gunadharma, kini dia beristirahat dipuncak pegunungan Menoreh sambil mengawasi candi ciptaannya dari abad ke abad. Sebagai candi Budha, Borobudur mempunyai tiga lingkungan fisik yang sesuai dengan pencerminan alam semesta, yaitu Kamadhatu: tempat manusia masih terbelenggu hawa nafsu (keserakahan) duniawi; Rupadhatu: tempat manusia telah membinasakan keinginannya akan tetapi masih terikat oleh faham (pengertian) dari dunia berwujud; Arupadhatu: tempat manusia setelah memperoleh kesempurnaan, kemudian dibebaskan sama sekali dari segala ikatan keduniawian. Inilah suatu pencerminan harmonic proportion dari nilai religi dalam suatu wujud fisik yang ditampilkan secara sakral dan mempunyai nilai filosofis cukup dalam, yang meungkin mempunyai daya magis tersendiri. Memang sifat-sifat magis dapat kita jumpai pula dalam sebuah kuil di Afrika, tempat ibadah salah satu sekte Bantu, mempunyai tembok-tembok yang bermahkota patung dewadewa terutama dimaksudkan untuk menakjubkan mereka yang datang dari luar. Namun bagi orang Yunani, tembok-tembok kuil beserta serambi-serambi dengan tiang-tiang merupakan batas yang tegas untuk suatu ruang tertentu. Di dalam ruang itu terwujudlah kekuasaan dewa-dewa secara cemerlang, tidak hanya dalam patung besar dewa, melainkan juga karena efek estetis yang luhur dari taman-taman sekitarnya, dan garis tiang-tiang yang membubung ke atas. Kuil Yunani klasik mungkin dikembangkan berdasarkan tempat-tempat suci dalam hutan-hutan, tempat ibadat dan upacara-upacara mistis dari jaman dulu, sedang tiang-tiang melambangkan batang-batang pohon. Perkembangan yang bertitik tolak dari bentuk-bentuk mistis nampak dengan lebih jelas lagi dalam

seni bangunan Islam di Afrika, terutama bila seni tersebut dipengaruhi oleh seni Negro. Masjidmasjid tersebut, betapa pun dikembangkan dalam suasana kebudayaan Negro, menarik perhatian kita karena arahnya yang vertikal, lurus ke atas seperti masjid di Mopi, Mali.

Inilah suatu mata rantai arsitektur yang sangat panjang ditilik dari falsafah, religi dan hasil karya budaya yang merupakan peradaban suatu bangsa. Seperti hasil kebudayaan dalam bentuk lain yang senantiasa meniti garis sejarahnya sendiri, maka arsitektur pun akan demikian. Pada sisi yang lain suatu nilai sejarah yang patut untuk kita ketahui adalah Visvakarman, merupakan warisan utama dari sebuah kebudayaan yang berasal dari India, tetapi nilai-nili identitas sebagai simbol-simbol arsitektur masih nampak terlihat. Visvakarman merupakan arsitek dari alam semesta, mereka terdiri dari empat kelompok, antara lain: (1) Staphati, ahli bangunan; (2) Sutra-grahin, tukang gambar; (3) Vardhaki, perencana; dan (4) Tashaka, tukang kayu.

Arsitektur di sana diatur oleh Vasthu Purusha Mandala, di mana Mandala mengarahkan bentuk, Purusha memasalahkan insan dan, Vasthu melihatberbagai aspek masalah yang tersangkut dalam bangunan. Bali mempunyai Hasta Kosala Kosali, sedangkan masyarakat Bugis atau Makasar menamakan para arsitek sebagai Panrita Balla, di sini arsitek didudukkan sebagai pendeta pada peresmian sebuah rumah tradisional. Pada hakekatnya pembagian fungsi sudah dicanangkan waktu itu dan sudah digariskan sejak awal untuk dikagumi oleh pihak yang mengerti, karena arsitektur dan unsur-unsurnya selalu berkembang. Berkembang dalam perencanaan dan perancangan demikian juga pada fungsinya, dan akan mencakup bidang sosial-ekonomi, kebudayaan-seni dan kerekayasaan.

C. Pengaruh apresisai seni dan budaya terhadap arsitektur Indera manusia yang berhubungan dengan arsitektur terbagi menjadi berbagai kelompok, yaitu indera pelihat, pendengar, pencium dan peraba. Dengan penglihatan dapat dirasakan nuansa ruang dan dinamisitas bentuk arsitektur, pendengaran dan penciuman turut serta memperkuat ke-khasan arsitektur, sedangkan perabaan selain memperjelas ketajaman tekstur juga untuk merasakan suhu dan kelembaban tertentu. Menikmati arsitektur tidak hanya dapat dilakukan dengan melihat gambar-gambar saja, namun perlu diserap ke dalam segenap budi dan daya tubuh hingga muncul berbagai apresiasi. Karena menyangkut budi daya manusia itulah maka sebuah karya arsitektur harus dapat diapresiasi unsur estetikanya. opera house dengan seni yang tinggi, dimana faade yang fenomenal mampu membuming ke berbagai penjuru Negara termasuk Indonesia, dengan bentuknya yang khas, masyarakat yang awam pun bisa merasakan keindahan bangunan opera house tanpa melihat bentuk facadenya. Konsep yang diambil dalam bangunan ini adalah kapal layar dengan bentuk denah telapak kaki manusia. borobudur dengan bentuk yang kreatif, dimana Borobudur menjadi 7 keajaiban dunia dengan bentuk reliefnya yang begitu mempesona. Borobudur menjadi icon Indonesia, bagi agama budha, tempat ini begitu penting, karena banyak peninggalan sejarah pada

agamanya. Hal ini yang menjadikan Borobudur sebagai seni arsitektur yang dapat dinikmati.

BAB III ANALISA DAN KESIMPULAN A. ANALISA DAN KESIMPULAN

Dalam perkembangan jaman, dewasa ini belum banyak masyarakat yang kurang mengerti tentang seni, dimana masyarakat pada umumnya melihat seni hanya dari tampilan dan suara. Padahal, seni sendiri dapat berwujud/ faade, suara, pahat, lukis dsb. B. REFRENSI

.Pada bagian ini dikemukakan latar belakang (mengapa topik tersebut perlu ditulis), rumusan masalah, tujuan dan manfaat tulisan Anda bagi pembaca. Pembahasan / Analisis Bahasan dan analisis adalah murni bahasa dari Anda. Segala bentuk sumber / referensi wajib dicantumkan di 2 (dua) bagian makalah, yaitu: bagian yang dikutip di bab Pembahasan, dan bab Daftar Referensi Simpulan dan Saran Bagian ini mencakup simpulan, serta saran, dan mengungkapkan secara jelas kepada siapa saran tersebut ditujukan Daftar Referensi Bagian ini memuat sumber referensi untuk penulisan makalah, baik dari buku, majalah, artikel ilmiah, dan website. Tata cara penulisan daftar referensi: a. Dari Buku oleh Satu Pengarang Bambang Riyanto.1984. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. b. Dari Buku oleh Dua Pengarang Cohen, Morris R, dan Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New York: Harcourt, Brace & Co. c. Dari Buku oleh Tiga Pengarang atau Lebih Sukanto, R., et al. 1980. Business Forecasting, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

d. Dari Buku oleh Pengarang yang Sama Van Horne, James C. 1986. Financial Management and Policy, Ninth Edition, New Jersey: PrenticeHall International Editions. _______, 1990. Fundamentals of Financial Management, Sixth Edition, New Jersey: Prentice-Hall Inc. e. Dari Buku tanpa pengarang Authors Guide. 1975. Englewood Cliffs: Prentice-Hall. Undang-Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Penerbit Handayani, 1992. f. Buku oleh Lembaga, Pemerintah dan Organisasi Lain R.I., Majelis Musyawarah Rakyat Sementara. 1966. Hasil-hasil Sidang Umum ke IV Tahun 1966, Jakarta: Departemen Penerangan R.I. g. Surat Kabar Artikel tanpa nama penulis Kompas (Jakarta), 28 Pebruari 1995 Artikel dengan judul dan nama penulis Allen, Maury. A Grwowing Union, New York Post. March 20, 1998. P. 4. Artikel dengan judul tetapi tanpa penulis Terpuruknya Dunia Bisnis Perbankan, Jawa Pos, 30 September 1998. hal. 3.

h. Jurnal, Buletin, Majalah dan Penerbitan Berkala Irlan Soejono dan A.T. Birowo. 1976. Distribusi Pendapatan di Pedesaan Padi Sawah di Jawa Tengah, Prisma, 1, hal. 26-32 Snitzler, James R. 1958. How Wholesalers Can Cut Delivery Costs, Journal of Marketing, 23: pp. 21-28

i. Hasil Penelitian Faisal Kasryno et al. 1981. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya terhadap Distribusi Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Studi kasus di Empat Desa di Jawa Barat , Bogor: Studi Dinamika Pedesaan. j. Kertas Kerja Diskusi Panel, Seminar dan Lokakarya M. Damiri. 1993. Perbankan di Indonesia, Suatu Tinjauan Era Deregulasi, Makalah disampaikan pada Ceramah Deregulasi Perbankan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, Surabaya. Tim Dosen STIE Perbanas Surabaya. 1994. Upaya Pemerataan Pembangunan Melalui Sektor Moneter, Makalah Pelengkap Seminar Perbankan, Surabaya. k. Bahan Tidak Diterbitkan (Mimeographed)

Perkembangan Sektor (Mimeographed)

Pertanian

1971/1972.

1972.

Jakarta:

Departemen

Pertanian.

l. Skripsi, Tesis dan Disertasi Ida Triwahyuni. 1994. Pentingnya Analisis Umur Piutang dalam Hubungannya dengan Pengendalian Outstanding Freight di Divisi Feeder PT. Samudera Indonesia Surabaya, Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya. m. Artikel dalam Ensiklopedia Banta, Richard E., New Harmony, Encyclopedia Britanica (1968 ed.), Vol, 16, p. 305 n. Wawancara Burrows, Dr. Lewis. Personal Interview on Puerto Rican Workers in a New York City Hospital, Mt. Sinai Hospital, New York, N.Y., 3 Juni 1998. o. Terjemahan dari Pengarang Lain Klinchin, A.I. 1957. Mathematical Foundations of Information Theory, diterjemahkan oleh Silverman, R.A. dan Friedman, M.D. New York: Dover. p. Internet Rujukan dari Internet berupa Karya Individual Donald, P., Harby, L. & Gary , W. 1998. A Study on Agricultural Area Online Journals, 193-1997: The Poverty among the Rich, (Online), (http://journal.ccs.soton. ac.uk/ study.html, diakses 12 Juni 1998). Rujukan dari Internet berupa Artikel dari Jurnal Hartono. 1999. Peningkatan Kenerrja Buruh Perusahaan melalui Reward System. Jurnal Manajemen , (Online), Jilid 7, No. 3, (http://www.malang.ac.id, diakses 10 Mei 2000).

Segala kutipan atau salinan harus disebutkan nama penulisnya atau sumbernya. Poin penilaian makalah adalah pada : orisinalitas ide kejujuran dan sportifitas penulisan (tidak banyak kutipan, dan mencantumkan referensi) sistematika penulisan (kejelasan alur berpikir) antara judul, permasalahan, tujuan, pembahasan, simpulan dan saran. kejelasan pengungkapan permasalahan ketajaman analisis kemanfaatan penulisan

SELAMAT BEKERJA

Vous aimerez peut-être aussi