Vous êtes sur la page 1sur 119

EVALUASI PROGRAM IMUNISASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU PERIODE JANUARI S/D OKTOBER 2012 Penerapan

Metode Lingkaran Pemecahan Masalah Program Kesehatan Dasar

Disusun oleh kelompok IV: DARA DEANITA AYUNIS FAIRI CUNNY WAHYU HARIS PRABOWO WISNU SAKTI DWIPUTRANTO ZETTO ARYA BUANA Pembimbing : Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2012 110 2007 072 110 2007 109 110 2007 286 110 2007 293 110 2007 309

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar Baru Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa kota administrasi. Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan atas asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan pinggiran. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Kondisi wilayah yang merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya Sembilan sungai dan dua banjir kanal menyebabkan wilayah ini merupkan wilayah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut. Kecamatan Johar Baru termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah 237.70 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan 195,13 Ha; kantor dan gudang 26,87 Ha; taman 4,66 Ha; lahan tidur 3,52 Ha; dll 7,52 Ha. Secara administratif terdiri 4 kelurahan, 30 RW; 560 RT, 23.312 KK, 98 Posyandu dan 100.688 jiwa, dengan kepadatan penduduk 46.481/ km2, dengan batas wilayah : Utara Timur Selatan : JL.Letjen Suprapto Kec. Kemayoran : Sepanjang Rel Kereta Api Kec. Senen : JL.Percetakan Negara Raya Kec. Cempaka Putih 1.1.1.1 Keadaan Geografis

Barat

: JL. Rawa Selatan Raya dan JL.Mardani Kec. Cempaka Putih

Kecamatan Johar Baru terdiri dari : a) Kelurahan Johar Baru b) Kelurahan Kampung Rawa c) Kelurahan Tanah Tinggi d) Kelurahan Galur 1.1.1.2 Keadaan Demografi Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru sangat padat. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada bulan Desember 2011, Kecamatan Johar Baru mempunyai jumlah penduduk sebanyak 116.261 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Johar Baru tahun 2011. Tabel 1.1. Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar BaruTahun 2011 No 1 2 3 4 Kelurahan Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Jumlah Penduduk 38.003 Jiwa 21.203 Jiwa 40.078 Jiwa 16.977 Jiwa

Jumlah 116.261 Jiwa Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun 2011 adalah sebagai berikut laki-laki 58.925 jiwa, perempuan 57.336 jiwa. Berikut rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan Johar Baru pada tahun 2011.

Tabel 1.2. Distribusi luas wilayah, KK, jumlah RW dan jumlah RT Di Kecamatan Johar Baru Tahun 2011 No 1 2 3 4 Kelurahan Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Jumlah Luas wilayah (km2) 119,10 30,11 62,29 26,20 237,70 KK 27.356 11.853 9.500 3.278 51.987 RW RT 613 11 14 7 654 454 174 196 84 908

Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011 Tabel 1.3. Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun 2011 (km2) Penduduk (per km2) Kelurahan Johar Baru 119,10 38.003 Jiwa 319 Kelurahan Kampung Rawa 30,11 21.203 Jiwa 704 Kelurahan Tanah Tinggi 63,29 40.078 Jiwa 633 Kelurahan Galur 26,20 16.977 Jiwa 648 Jumlah 237,7 116.261 jiwa 489 Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011 Kelurahan Luas Jumlah Kepadatan Penduduk

1.1.1.1

Data Penduduk Menurut Umur

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar BaruTahun 2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . 16 . Jumlah 116.261 jiwa Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011 Kelompok Umur (tahun) 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50- 54 55-59 60-64 65-69 70-74 >75 Jumlah 10.247 9786 8847 9936 11.356 12.578 10.904 9821 8604 7327 5687 4068 2705 1999 1256 1140

1.1.1.2

Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan

Tabel 1.5. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah Kecamatan Johar Baru Tahun 2011 Agama Islam Tanah tinggi 35.488 Kampung Rawa 18.931 Galur 15.709 Johar Baru 101.971 Jumlah 101.971

Protestan 2.536 1.716 1.032 8.936 8.936 Katolik 1.941 498 154 4.509 4.509 Budha 35 24 63 501 501 Hindu 78 34 19 344 344 Jumlah 40.078 21.203 16.977 38.003 116.261 Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011 1.1.1.3 Keadaan Lingkungan 1.1.1.3.1Sosio Ekonomi Wilayah Kecamatan Johar Baru yang terletak di Pusat Kota Jakarta terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah tersebut banyak terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah satu sentra produksi andalan dalam memacu perekonomian Indonesia. 1.1.1.3.2Sarana dan Prasarana Wilayah Kecamatan Johar Baru memiliki sarana ibadah, sarana pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana kesehatan masyarakat dan keluarga berencana. Sarana dan prasaran kesehatan yang yang ada saat ini banyak diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah Johar Baru dan sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat

meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. 1.1.1.3.3Fasilitas Kesehatan Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru sangat minim fasilitas kesehatan yang ada. Keadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Uraian Rumah sakit Rumah Bersalin Puskesmas Balkesmas/ Bpn Dr. Umum Praktek Dr.Spesialis Praktek Praktek 24 jam Bidan Swasta Apotik Laboratorium Posyandu Tanah tinggi 1 1 4 1 6 18 Kampung Rawa 1 1 5 1 1 5 24 Galur 1 1 1 5 1 4 1 15 Johar Baru 1 1 2 6 1 7 9 4 15 Jumlah 0 4 4 0 3 20 2 10 24 5 72 7 10 161

Toko Obat 2 2 3 Drg. Praktek 1 3 2 4 Jumlah 32 43 33 53 Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2010

1.2

Gambaran Umum Puskesmas Kesehatan merupakan hak azasi yang tercantum dalam UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan

UU No 23 tahun 1992 sehingga kesehatan perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan serta dipelihara oleh setiap individu dan seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat yang pada akhirnya dapat mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal. Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya yang penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974). Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan pelayanan kesehatan strata pertama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Untuk mencapai hasil optimal dan meningkatkan mutu serta kinerja Puskesmas, Departemen Kesehatan sejak tahun 2002 telah melaksanakan revitalisasi Puskesmas yang meliputi pengembangan kebijakan Puskesmas, pengadaan tenaga, perbaikan fisik dan peralatan (Depkes 2006). Pembahasan tentang Puskesmas telah tertuang dalam SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat. 1.2.1 Definisi Puskesmas Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di

wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goodsserta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional. Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komphrensif. Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain : 1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah ( fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated). Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi investasi. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership) Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization). Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi. 1.2.2 Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 - 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi. 1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi : 1. Promotif (peningkatan kesehatan) 2. Preventif (upaya pencegahan) 3. Kuratif (pengobatan) 4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal. 1.2.4 Fungsi Puskesmas Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut : 1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 2. Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. 3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi : Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya. Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara : 1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri. 2. 3. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat ketergantungan. 4. 5. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program Puskesmas. dengan ketentuan tersebut tidak menimbulkan

Gambar 1.1 Fungsi Puskesmas

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas. 1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat tempat umum mempunyai indikator : Tersedianya air bersih Tersedianya jamban yang saniter Tersedianya larangan merokok Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

2. 3. -

Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya : Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Tumbuh dan kembangnya LSM Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat Pusat pelayanan kesehatan strata pertama Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah : Promosi kesehatan masyarakat Kesehatan lingkungan KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak ) KB ( Keluarga Berencana ) Perbaikan gizi masyarakat P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular ) Pengobatan dasar

Sebagai satu unit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di bidang kesehatan, Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di wilayah kerja tertentu, biasanya satu wilayah kerja Puskesmas didasarkan atas beberapa faktor yaitu: 1. 2. 3. 4. 1.2.5 Jumlah penduduk Keadaan geografis Keadaan sarana dan perhubungan dan dan Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.

Peran Puskesmas Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai

institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

1.

Unit Pelaksana Teknis Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2.

Pembangunan kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3.

Pertanggungjawaban penyelenggaraan Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

4.

Wilayah kerja Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

1.2.6

Visi Puskesmas Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya Indonesia

sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah : 1. 2. Lingkungan sehat. perilaku penduduk yang sehat.

3. 4. 1.2.7

Cakupan kesehatan yang bermutu. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan.

Misi Puskesmas Dalam rangka untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2015 ditetapkan misi pembangunan

kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yang bertujuan guna mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidaktidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat. 3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan berusaha untuk memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari sisi yang bersangkutan.

Untuk mencapai misi Puskesmas di atas digunakan strategi sebagai berikut : a) Meningkatkan profesionalisme petugas b) Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan c) Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota d) Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat dan keluarga 1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Promosi kesehatan masyarakat Kesehatan masyarakat KIA ( Kesehatan ibu dan anak ) KB ( Keluarga Berencana ) Perbaikan gizi masyarakat P2M ( Pengendalian Penyakit Menular ) Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Tabel 1.7 Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas
Upaya Kesehatan Wajib Promosi Kesehatan Kegiatan Promosi hidup bersih dan sehat Indikator Tatanan sehat Perbaikan perilaku sehat Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih

Kesehatan ibu dan anak

Keluarga Berencana Pemberantasan penyakit menular

ANC Pertolongan persalinan MTBS Imunisasi Pelayanan Keluarga Berencana Diare ISPA DBD Tuberkulosis

Gizi

Distribusi vit A/ Fe / cap yodium PSG Promosi Kesehatan

Cakupan jamban keluarga Cakupan SPAL Cakupan rumah sehat Cakupan K1, K4 Cakupan linakes Cakupan MTBS Cakupan imunisasi Cakupan MKJP non MKJP Cakupan kasus diare Cakupan kasus ISPA Cakupan kasus DBD Cakupan kelambunisasi Cakupan penemuan kasus Angka penyembuhan Cakupan vit A /Fe / cap yodium % gizi kurang / buruk, SKDN % kadar gizi Cakupan pelayanan Jumlah kasus yang ditangani Jumlah pemeriksaan

Pengobatan

Medik dasar UGD Laboratorium sederhana

( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.) Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat (contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah Daerah. Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN) Upaya Kesehatan Gigi dan mulut Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Usia lanjut Upaya Kesehatan Remaja

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas. Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya. Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas adalah : A. Upaya Kesehatan Dasar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Upaya Keluarga Berencana Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Pengendalian Penyakit Menular Upaya Pengobatan Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesehatan Olah Raga Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata Upaya Kesehatan Usia Lanjut

B. Upaya Kesehatan Pengembangan

8.

Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan di Kecamatan Sawah Besaryaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kegiatan yang dilakukan antara lain: Pembinaan Penyuluhan Deteksi dini (skrining kesehatan) pada anak sekolah kelas satu SD sampai SMA Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada anak kelas satu, dua dan tiga Program lomba sekolah sehat pada TK, SD, SLTP dan SLTA Dokter kecil atau Docil membantu saat pelaksanaan deteksi dini (skrining kesehatan) dengan melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan. Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah : 1. Azas pertanggungjawaban wilayah Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut : a. b. c. d. 2. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain : a. b. c. d. e. f. g. h. i. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB) Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD) Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL) UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Pokestren) Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM) Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)

3.

Azas Keterpaduan Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni : a. Keterpaduan Lintas Program Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain: i. ii. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan dan pengobatan. UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa. iii. iv. b. Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, dan Kesehatan gigi. Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa dan promosi kesehatan. Keterpaduan Lintas Sektor. Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain : i. ii. iii. iv. UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan dan agama. Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian. KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB. Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan organisasi kemsyarakatan. dan

v.

Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.

2.

Azas Rujukan Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni : a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis) Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas : i. ii. iii. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas. b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan) Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan

pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam : i. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian. ii. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam. iii. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu. Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.2. Sistem Rujukan Puskesmas

(Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas)

Kel. Galur
Kel. Tanah Tinggi

1.3

RawaUmum Puskesmas Kecamatan Johar Baru Gambaran

Kel. Kampung

Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan Puskesmas pembina sesuai dengan SK Gubernur tahun 1992. Puskesmas ini berada di alamat Jl.Tanah tinggi XXI Johar Baru Jakarta Pusat. Puskesmas Kecamatan Johar Baru membawahi 7 Puskesmas yaitu 1 Puskesmas tingkat
Kel. Johar Baru kecamatan, 6 Puskesmas tingkat kelurahan, 3 Puskesmas terletak di Kelurahan Johar Baru (Johar

Baru I, Johar Baru II, Johar Baru III) dan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi, Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa dan Puskesmas Kelurahan Galur. Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah membawahi enam Puskesmas kelurahan di empat kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Johar Baru, yaitu : 1) Puskesmas Kelurahan Johar Baru I Puskesmas Kelurahan Johar Baru I beralamat di Jl. Mardani Raya 36 RT 2/5. 2) Puskesmas Kelurahan Johar Baru II Puskesmas Kelurahan Johar Baru II beralamat di Jl.Percetakan Negara II. 3) Puskesmas Kelurahan Johar Baru III Puskesmas Kelurahan Johar Baru III beralamat di Jl. Keramat Jaya Gg IX. 4) Puskesmas Kelurahan Galur Puskesmas Kelurahan Galur beralamat di Jl.Kampung Rawa tengah Gg IX. 5) Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi beralamat di Jl. Tanah Tinggi Gg. VII/12. 6) Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa beralamat di Jl. Rawa Selatan 1 RT 2/1. Gambar 1.3. Peta Letak Puskesmas se- Kecamatan Johar Baru

Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru 1.3.1 Sarana dan Prasarana Puskesmas Sarana yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Johar Baru antara lain: 1.3.1.1 Bangunan Puskesmas Johar Baru Puskesmas Kecamatan Johar Baru memiliki fasilitas gedung terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Luas bangunan Luas tanah Daya listrik Air Telepon Fax Komputer Laptop Printer AC Mobil Puskesmas keliling Mobil dinas Motor Swing fog Dental unit Rontgen unit Unit mata : 1.305 m2 : 1.782 m2 : 45.000 W : tanah : 7 unit : 1 unit : 20 unit : 4 unit : 13 unit : 26 unit :1 :2 :8 :4 :9 ::-

Puskesmas Kecamatan Johar Baru terdiri dari 3 lantai: I. Lantai 1: A. Loket (Loket Pendaftaran dan Loket Medical Record) B. Rumah Bersalin (buka 24 jam) C. Unit Gawat Darurat (buka mulai pkl. 16.00- 07.00 WIB) D. Ruang Jaga Dokter E. Ruang Metadon F. Ruang Jaga Bidan dan Perawat II. Lantai 2: A. Balai Pengobatan Umum B. Balai Pengobatan Askes C. Poli Gigi D. Poli KIA E. F. Poli KB Poli mata

G. Poli jiwa H. Poli Gizi I. J. III. Apotek Laboratorium

Lantai 3: A. Ruang Kepala Puskesmas B. Ruang Pemulihan

C. Ruang Tata Usaha D. Ruang Bina Kesehatan Masyarakat E. F. Ruang Rapat Aula

1.3.1.2 Tenaga Kerja Medis dan Nonmedis Medis : Dokter spesialis Dokter umum Dokter gigi Apoteker Perawat Perawat gigi Bidan Ahli Gizi

Non medis (SD,SLTP,SLTA,SPK,SMK,STM)

Tabel 1.8 Jumlah Tenaga Kerja medis dan non medis di sarana pelayanan kesehatan di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Johar Baru Desember 2011
Jumlah Tenaga Kerja Puskesmas Dokter Spesialis Kec. Johar Baru Kel Johar Baru I Kel.Johar Baru II Kel.Johar Baru III Kel.Kamp ung Rawa 0 1 1 1 1 2 1 0 3 9 0 1 1 0 1 1 0 0 2 6 0 1 1 0 2 2 1 0 2 9 0 1 1 0 1 2 1 0 5 11 1 5 3 1 3 5 1 2 14 32 Dokter Umum Dokter Gigi Apotek er Bida n Perawa t Perawa t Gigi Ahl i gizi Tenaga Nonmedi s Jumlah

Kel.Galur

Jumlah Tenaga Kerja Puskesmas Dokter Spesialis Kel.Tanah Tinggi 0 1 1 0 1 1 0 0 2 6 Dokter Umum Dokter Gigi Apotek er Bida n Perawa t Perawa t Gigi Ahl i gizi Tenaga Nonmedi s Jumlah

Jumlah

11

10

15

30

86

Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Desember 2011 1.3.1.3 Alat Medis dan Non Medis Medis: Peralatan Laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan sputum) 2 Unit Dental Unit USG

Alat Apotek 7 buah Tempat tidur (untuk pemeriksaan fisik pasien)

Non medis: Alat perlengkapan Kartu diagnosis Kartu pasien, Formulir Laporan

1.3.2

Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan Johar Baru A. Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan Pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat sehat dan mandiri. B. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru 1. Memberikan Pelayanan kesehatan prima dan merata. 2. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non medis Puskesmas. 3. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. 4. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan. B. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar BaruPuskesmas Kecamatan Johar Baru bertekad memberikan pelayanan prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara berkesinambungan sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, serta senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Komitmen bersama Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah Prima Sehat Mandiri untuk semua.

1.3.3

Struktur Organisasi

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Johar Baru KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU dr.Savitri Handayana, MM SEKRETARIAT Balkiswati, S.kep
KESMAS
(dr. Budiarsinta)

KEPEGAWAIAN Drs. Supadi KEUANGAN Lena Morita Herni Syahfitri PERENCANAAN dr. Linda SDK Dra.Eri Yuniati

YANKES dr. Yohana

PMK dr.Linda

UNIT GAWAT DARURAT

PROMKES

(lili Rohili)

(dr.Fitri Damayanti)
GIZI PPSM

UNIT KI-KB (Yulianis)

JIWA NAPZA (Hj.Pudjiastuti, S.Kep)

MUTU (dr.Fitri Damayanti)

(Wiwik Lestari)
KESLING (Lena Morita)

UNIT BALAI PENGOBATAN UMUM DAN ANAK

FARMAKMIN (Dra.Eri Yunarti)

(dr. Yohana & dr. Fitri)


UNIT BALAI PENGOBATAN GIGI (drg.Sartikasari Suryahadi)

SURVEILANCE (Yenizar)

UNIT RUMAH BERSALIN


(Sri Narwati)

PENYAKIT MENULAR & TIDAK MENULAR (Balkiswati, S.Kep)

Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru

1.1.2.1 Gambar 1.5 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas Kecamatan Johar Baru

LOKET

GIGI KIA KB

BP

OBAT

SELESAI

MATA GIZI JIWA LABORATORIUM TINDAKAN

Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru

1.4

Program Imunisasi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit (Ranuh. et. all, 2008:40). Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu (Wahab, A. Samik, 2002: 22). Imunisasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respon memori terhadap pathogen tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen non virulen/non toksik (Wong. DL, 2008: 28).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio. Di negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan Hepatitis B. Imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik, atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) seperti jemaah haji yaitu imunisasi meningitis (Hidayat. AA, 2008: 37) Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan memberi kekebalan pada bayi. Fungsi imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun tahun awal kehidupan seorang anak. Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Keberhasilan program imunisasi diukur dengan pencapaian target cakupan imunisasi. Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan ibu hamil. Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak untuk memberikan kekebalan khusus terhadap seseorang yang sehat, dengan tujuan utama menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tanpa imunisasi, kira-kira tiga dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak, dua dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan. satu dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Setiap 200.000 anak, satu akan menderita penyakit polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak terhadap penyakit-penyakit tertentu. Sesuai dengan program pemerintah (Departemen Kesehatan) tentang program pengembangan imunisasi, maka anak harus mendapat perlindungan terhadap tujuh jenis penyakit utama yaitu penyakit TBC dengan pemberian vaksin BCG, penyakit difteri tetanus pertusis dengan pemberian vaksin DPT, penyakit poliomyelitis dengan vaksin polio, penyakit hepatitis B dengan vaksin hepatitis B, dan penyakit campak dengan vaksin campak. Ada dua imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Perbedaan antara imunisasi aktif dan imunisasi pasif berhubungan dengan kekebalan yang didapat. Kekebalan Aktif yaitu

tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahuntahun, Sedangkan Imunisasi pasif ialah tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti, si anak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.

1.4.1

Jenis Vaksin Pada dasarnya vaksin dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Live attenuated (kuman atau virus hidup yang dilemahkan). b. Inactivated (kuman, virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif). Sifat vaksin attenuated dan inactivated berbeda sehingga hal ini menentukan bagaimana

vaksin ini digunakan. a. Vaksin hidup attenuated Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab penyakit. Virus atau bakteri liar ini dilemahkan di laboratorium, biasanya dengan pembiakan berulangulang. Vaksin hidup yang tersedia: berasal dari virus hidup yaitu vaksin campak, gondongan (parotitis), rubella, polio, rotavirus, demam kuning (yellow fever). Berasal dari bakteri yaitu vaksin BCG dan demam tifoid. b. Vaksin inactivated Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalam media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan penanaman bahan kimia (biasanya formalin). Untuk vaksin komponen, organisme tersebut dibuat murni dan hanya komponen-komponennya yang dimasukkan dalam vaksin (misalnya kapsul polisakarida dari kuman pneumokokus). Vaksin inactivated tidak hidup dan tidak dapat tumbuh, maka seluruh dosis antigen dimasukkan dalam suntikan. Vaksin ini selalu membutuhkan dosis multipel, pada dasarnya dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif, tetapi hanya memacu atau menyiapkan sistem imun. c. Vaksin polisakarida Vaksin polisakarida adalah vaksin sub-unit yang inactivateddengan bentuknya yang unik terdiri atas rantai panjang molekul-molekul gula yang membentuk permukaan kapsul bakteri tertentu. Vaksin ini tersedia untuk tiga macam penyakit yaitu pneumokokus, meningokokus, dan haemophillus influenzae type b.

d. Vaksin rekombinan Terdapat tiga jenis vaksin rekombinan yang saat ini telah tersedia : 1. Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukkan suatu segmen gen virus hepatitis B ke dalam gen sel ragi. 2. Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bakteri salmonella typhi yang secara genetik diubah sehingga tidak menyebabkan sakit. Tiga dari empat virus yang berada di dalam vaksin rotavirus hidup adalah rotavirus kera rhesus yang diubah secara genetik menghasilkan antigen rotavirus manusia apabila mereka mengalami replikasi Program imunisasi dasar (bayi) yang dilaksanakan di puskesmas kecamatan Johar Baru terdiri dari : 1) 2) 3) 4) 5) BCG Hepatitis B Polio Campak DPT

1.4.1.1 Rantai Vaksin Adalah rangkaian proses penyimpanan dan transportasi vaksin dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas vaksin sejak dari pabrik sampai diberikan kepada pasien. Rantai vaksin terdiri dari proses penyimpanan vaksin di kamar dingin atau kamar beku, di lemari pendingin, di dalam alat pembawa vaksin, pentingnya alat-alat untuk mengukur dan mempertahankan suhu. Dampak perubahan suhu pada vaksin hidup dan mati berbeda. Untuk itu harus diketahui suhu optimum untuk setiap vaksin sesuai petunjuk penyimpanan dari pabrik masing-masing.

Gambar 1.6. Macam-macam tempat penyimpanan vaksin

1.4.1.2 Suhu Optimum untuk Vaksin Hidup Secara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2C sampai dengan +8C, diatas suhu +8C vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan dua hari, vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan mati dalam tujuh hari. Vaksin hidup potensinya masih tetap baik pada suhu kurang dari 2C sampai dengan beku. Vaksin oral polio yang belum dibuka lebih bertahan lama (2 tahun) bila disimpan pada suhu -25C sampai dengan -15C, namun hanya bertahan enam bulan pada suhu +2C sampai dengan +8C. Vaksin BCG dan campak berbeda, walaupun disimpan pada suhu -25C sampai dengan -15C, umur vaksin tidak lebih lama dari suhu +2C sampai dengan +8C, yaitu BCG tetap satu tahun dan campak tetap dua tahun. Oleh karena itu vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan tidak perlu disimpan di suhu -25C sampai dengan -15C atau didalam freezer.

1.4.1.3 Suhu Optimum untuk Vaksin Mati Vaksin mati (inaktif) sebaiknya disimpan dalam suhu +2C sampai dengan +8C juga, pada suhu dibawah +2C (beku) vaksin mati (inaktif) akan cepat rusak. Bila beku dalam suhu -0.5C vaksin hepatitis B dan DPT-Hepatitis B (kombo) akan rusak dalam jam, tetapi dalam suhu diatas 8C vaksin hepatitis B bisa bertahan sampai tiga puluh hari, DPT-hepatitis B kombinasi sampai empat belas hari. Dibekukan dalam suhu -5C sampai dengan -10C vaksin DPT, DT dan TT akan rusak dalam 1,5 sampai dengan dua jam, tetapi bisa bertahan sampai empat belas hari dalam suhu di atas 8C.

1.4.1.4 Kamar Dingin dan Kamar Beku Kamar dingin (cold room) dan kamar beku (freeze room) umumya berada dipabrik, distributor pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, berupa ruang yang besar dengan kapasitas 5-100 m, untuk menyimpan vaksin dalam jumlah yang besar. Suhu kamar dingin berkisar +2C sampai dengan +8C, terutama untuk menyimpan vaksin-vaksin yang tidak boleh beku. Suhu kamar beku berkisar antara -25C sampai dengan -15C, untuk menyimpan vaksin yang boleh beku, terutama vaksin polio. Kamar dingin dan kamar beku harus beroperasi terus menerus, menggunakan dua alat pendingin yang bekerja bergantian. Aliran listrik tidak boleh terputus sehingga harus dihubungkan dengan pembangkit listrik yang secara otomatis akan berfungsi bila listrik mati. Suhu ruangan harus dikontrol setiap hari dari data suhu yang tercatat secara otomatis. Pintu tidak boleh sering dibuka tutup.

1.4.1.5 Lemari es dan Freezer Setiap lemari es sebaiknya mempunyai satu stop kontak tersendiri. Jarak lemari es dengan dinding belakang 10-15 cm, kanan kiri 15 cm, sirkulasi udara disekitarnya harus baik. Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Suhu didalam lemari es harus berkisar +2C sampai dengan +8C, digunakan untuk menyimpan vaksin-vaksin hidup maupun mati, dan untuk membuat cool pack (kotak dingin cair). Sedangkan suhu di dalam freezer berkisar antara -25C sampai dengan -15C, khusus untuk menyimpan vaksin polio dan pembuatan cold pack (kotak es beku). Termostat di dalam lemari es harus diatur sedemikian rupa sehingga suhunya berkisar antara +2 sampai dengan +8C dan suhu freezer berkisar -15C sampai dengan -25C. Di dalam lemari es lebih baik bila dilengkapi freeze watch atau freeze tag pada rak ke-3, untuk memantau apakah suhunya pernah mencapai di bawah 0 derajat. Sebaiknya pintu lemari es hanya dibuka dua kali sehari, yaitu ketika mengambil vaksin dan mengmbalikan sisa vaksin, sambil mencatat suhu lemari es. Lemari es dengan pintu membuka ke atas lebih dianjurkan untuk penyimpanan vaksin. Karet-karet pintu harus diperiksa kerapatannya, untuk menghindari keluarnya udara dingin. Bila pada dinding lemari es telah terdapat bunga es, atau di freezer telah mencapai tebal 2-3 cm harus segera dilakukan pencairan (defrost). Sebelum melakukan pencairan, pindahkan vaksin ke cool box atau lemari es yang lain. Cabut kontak listrik lemari es, biarkan pintu lemari es dan freezer terbuka selama 24 jam, kemudian dibersihkan. Setelah bersih, pasang kembali kontak listerik,

tunggu sampai suhu stabil. Setelah suhu lemari sedikitnya mencapai +8C dan suhu freezer-15C, masukkan vaksin sesuai tempatnya. Gambar 1.7. Lemari es penyimpanan vaksin

1.4.1.6 Susunan Vaksin di Dalam Lemari Es Karena vaksin hidup dan vaksin inaktif mempunyai daya tahan berbeda terhadap suhu dingin, maka kita harus mengenali bagian yang paling dingin dari lemari es. Letakkan vaksin hidup dekat dengan bagian yang paling dingin, sedangkan vaksin mati jauh dari bagian yang paling dingin. Di antara kotak-kotak vaksin beri jarak selebar jari tangan (sekitar 2 cm) agar udara dingin bias menyebar merata ke semua kotak vaksin. Bagian paling bawah tidak untuk menyimpan vaksin tetapi khusus untuk meletakkan cool pack, untuk mempertahankan suhu bila listerik mati. Pelarut vaksin jangan disimpan di dalam lemari es atau freezer, karena akan mengurangi ruang untuk vaksin, dan akan pecah bila beku. Penetes (dropper) vaksin polio juga tidak boleh di letakkan di lemari es atau freezer karena akan menjadi rapuh, mudah pecah. Tidak boleh menyimpan makanan, minuman, obat-obatan atau benda-benda lain di dalam lemari es vaksin, karena mengganggu stabilitas suhu karena sering di buka.

1.4.1.7 Lemari Es dengan Pintu Membuka Kedepan Bagian yang paling dingin lemari es ini adalah di bagian paling atas (freezer). Di dalam freezer disimpan cold pack, sedangkan rak tepat di bawah freezer untuk meletakkan vaksinvaksin hidup, karena tidak mati pada suhu rendah. Rak yang lebih jauh dari freezer (rak ke 2 dan

3) untuk meletakkan vaksin-vaksin mati (inaktif), agar tidak terlalu dekat freezer, untuk menghindari rusak karena beku. Thermometer Dial atau Muller diletakkan pada rak ke-2, freeze watch atau freeze tag pada rak ke 3.

Gambar 1.8. Lemari es penyimpanan vaksin dengan pintu membuka ke depan

1.4.1.8 Lemari Es dengan Pintu Membuka Keatas Bagian yang paling dingin dalam lemari es ini adalah bagian tengah ( evaporator) yang membujur dari depan ke belakang. Oleh karena itu vaksin hidup diletakkan di kanan-kiri bagian yang paling dingin (evaporator). Vaksin mati diletakkan dipinggir, jauh dari evaporator. Beri jarak antara kotak-kotak vaksin selebar jari tangan (sekitar 2 cm). Letakkan termometer Dial atau Muller atau freeze watch/freeze tag dekat vaksin mati. Gambar 1.9. Lemari es dengan pintu membuka ke atas

1.4.1.9 Wadah Pembawa Vaksin Untuk membawa vaksin dalam jumlah sedikit dan jarak tidak terlalu jauh dapat menggunakan cold box (kotak dingin) atau vaccine carrier (termos). Cold box berukuran lebih besar, dengan ukuran 40-70 liter, dengan penyekat suhu dari poliuretan, selain untuk transportasi

dapat pula untuk menyimpan vaksin sementara. Untuk mempertahankan suhu vaksin di dalam kotak dingin atau termos dimasukkan cold pack atau cool pack. Gambar 1.10. Wadah pembawa vaksin

1.4.1.10 Cold Pack dan Cool Pack Cold pack berisi air yang dibekukan dalam suhu -15C sampai dengan -25C selama 24 jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna putih. Cool pack berisi air dingin (tidak beku)yang didinginkan dalam suhu +2C sampai dengan +8C selama 24 jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna merah atau biru. Cold pack (beku) dimasukkan ke dalam termos untuk mempertahankan suhu vaksin ketika membawa vaksin hidup sedangkan cool pack (cair) untuk membawa vaksin hidup dan vaksin mati (inaktif). Gambar 1.11. Ice Pack

1.4.2

Menilai Kualitas Vaksin Vaksin hidup akan mati pada suhu di atas batas tertentu, dan vaksin mati akan rusak di

bawah suhu tertentu.

1.) Kualitas rantai vaksin dan tanggal kadaluwarsa Untuk mempertahankan kualitas vaksin maka penyimpanan dan transportasi vaksin harus memenuhi syarat rantai vaksin yang baik, antara lain : disimpan di dalam lemari es atau freezer dalam suhu tertentu, transportasi vaksin di dalam kotak dingin atau termos yang tertutup rapat, tidak terendam air, terlindung dari sinar matahari langsung, belum melewati tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa VVM (vaccine vial monitor) atau freeze watch/tag belum melampaui batas suhu tertentu. 2.) VVM (vaccine vial monitor) Untuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar suhu di atas batas yang dibolehkan, dengan membandingkan warna kotak segi empat dengan warna lingkaran di sekitarnya. Bila waran kotak segi empat lebih muda daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi VVM A atau B) maka vaksin belum terpapar suhu di atas batas yang diperkenankan. Vaksin dengan kondisi VVM B harus segera dipergunakan. Bila warna kotak segi empat sama atau lebih gelap daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi VVM C atau D) maka vaksin sudah terpapar suhu di atas batas yang diperkenankan, tidak boleh diberikan pada pasien. Gambar 1.12 Vaccine Vial Monitor (VVM)

3.) Freeze watch dan freeze tag Alat ini untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu dibawah 0C. Bila dalam freeze watch terdapat warna biru yang melebar ke sekitarnya atau dalam freeze

tag ada tanda silang (X), bearti vaksin pernah terpapar suhu di bawah 0C yang dapat merusak vaksin mati. Vaksin-vaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien. 4.) Warna dan kejernihan vaksin Warna dan kejernihan beberapa vaksin dapat menjadi indikator praktis untuk menilai stabilitas vaksin. Vaksin polio harus berwarna kuning oranye. Bila warnanya berubah menjadi pucat atau kemerahan berarti pHnya telah berubah, sehingga tidak stabil dan tidak boleh diberikan kepada pasien. Vaksin toksoid, rekombinan dan polisakarida umumnya berwarna putih jernih sedikit berkabut. Bila menggumpal atau banyak endapan berarti sudah pernah beku, tidak boleh digunakan karena sudah rusak. Untuk meyakinkan dapat dilakukan uji kocok seperti dibawah ini. Bila vaksin setelah dikocok tetap menggumpal atau mengendap maka vaksin tidak boleh digunakan karena sudah rusak. 5.) Pemilihan vaksin Vaksin yang harus segera dipergunakan adalah : vaksin yang belum dibuka tetapi telah dibawa ke lapangan, sisa vaksin telah dibuka (dipergunakan), vaksin dengan VVM B, vaksin dengan tanggal kadaluarsa sudah dekat (EEFO = Early Expire First Out), vaksin yang sudah lama tersimpan dikeluarkan segera (FIFO = First In First Out).

1.4.3

Macam-macam vaksin dan fungsinya Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TB). Vaksin

1.4.3.1 Imunisasi BCG ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan. BCG diberikan satu kali sebelum anak berumur dua bulan. Di Indonesia TBC merupakan penyakit rakyat yang mudah menular, di negara yang sudah berkembang penyakit ini sudah jarang ditemukan karena dilaksanakannya imunisasi BCG yang luas, pengawasan ketat terhadap penderita TBC dan perbaikan keadaan sosial ekonomi. 1.4.3.2 Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin three-in-one yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga jenis kemasan, yaitu dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT (difteri dan tetanus) dan kombinasi DPT. Vaksin difteri terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan. Biasanya diolah dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT atau dalam bentuk tetanus dan pertusis dalam bentuk DPT. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit difteri disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae, sifatnya sangat ganas dan mudah menular. Seorang anak akan terjangkit difteri bila ia berhubungan langsung dengan anak lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier). Dalam hal inilah perlunya dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan anak yang belum mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari temannya sendiri yang menjadi karier. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri Bordetella pertussis ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk sehingga anak sulit bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Sementara tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Gejala yang khas yaitu anak tibatiba batuk keras secara terus-menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan, keluar air mata dan kadang-kadang sampai muntah. Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat anak berumur dua bulan (DPT I), tiga bulan (DPT II) dan empat bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari empat minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan satu tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka diberikan DT, bukan DPT. Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-95% dan daya proteksi vaksin tetanus sangat baik yaitu sebesar 90-95% sedangkan daya proteksi vaksin pertusis masih rendah yaitu 50-60%. Oleh karena itu tidak jarang anak yang telah mendapat imunisasi pertusis masih terjangkit penyakit batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan.

1.4.3.3 Imunisasi Polio Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Terdapat dua jenis vaksin yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II & III yang sudah dimatikan (Vaksin Salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan. Dan yang masih hidup tapi dilemahkan (Vaksin Sabin) cara pemberiannya melalui mulut berupa cairan. Di Indonesia vaksin yang lazim diberikan ialah vaksin jenis Sabin.Vaksin polio dapat mencegah penyakit poliomielitis yang disebabkan oleh virus polio, yaitu tipe I, II dan III. Virus polio akan merusak bagian anterior susunan saraf pusat tulang belakang. Penyakit ini terutama banyak terdapat di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia tercatat beberapa kali wabah polio misalnya di Belitung tahun 1948, di Semarang tahun 1954, di Medan tahun 1957. Gejala penyakit ini sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan bahkan sampai timbul kematian. Gejala yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak setelah menderita demam selama 2-5 hari. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otototot pernafasan dan otot untuk menelan. Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umur 0-4 bulan sebanyak empat kali (polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari empat minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Daya proteksi vaksin polio sangat baik yaitu sebesar 95100%.

1.4.3.4 Imunisasi Campak Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek) yang disebabkan oleh sejenis virus termasuk golongan paramiksovirus. Gejala yang khas yaitu timbulnya bercakbercak merah dikulit setelah anak demam 3-5 hari, bercak merah ini semula timbul pada pipi di bawah telinga kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota gerak. Imunisasi campak diberikan sebanyak dua kali. Pertama, pada saat anak berumur sembilan bulan atau lebih, Campak kedua diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur enam bulan dan diulangi enam bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan). Campak I diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan Campak II diperlukan untuk meningkatkan kekuatan

antibodi sampai pada tingkat yang tertingi. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare. Daya proteksi imunisasi campak sangat tinggi yaitu 96-99%, Menurut penelitian, kekebalan yang diperoleh ini berlangsung seumur hidup.

1.4.3.5 Imunisasi Hepatitis B (HBV) Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Imunisasi ini diberikan sebanyak empat kali. Antara suntikan HBV1 dengan HBV2 diberikan dengan selang waktu satu bulan pada saat anak berumur di bawah empat bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis, vaksin HBV disuntikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Sedangkan pada bayi yang lahir dari ibu yang status hepatitisnya tidak diketahui, HBV I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. HBV3 diberikan pada usia antara 6-18 bulan. Imunisasi HBV empat diberikan saat anak berusia 10 tahun. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki Hepatitis B. Imunisasi juga bisa diberikan pada saat bayi berumur dua bulan. Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih. Program imunisasi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah imunisasi dasar dan imunisasi pada ibu hamil. Imunisasi dasar yang diberikan pada anak adalah: a. BCG untuk mencegah penyakit TB, b. DPT untuk mencegah penyakit Difteria, Pertusis dan Tetanus, c. Polio untuk mencegah penyakit Poliomyelitis, d. Campak untuk mencegah penyakit Measles, e. Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

Hasil Kegiatan Program Imunisasi di Puskesmas Wilayah Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober 2012 Tabel 1.9 Indikator dan Pencapaian Program Imunisasi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober 2012 Program Indikator Target 1 tahun (%) Target 10 bulan (%) IMUNISASI HB 0 BCG POLIO 1 DPT/HB (1) POLIO 2 DPT/HB (2) POLIO 3 DPT/HB (3) POLIO 4 CAMPAK 90% 95% 95% 95% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 75% 79,17% 79,17% 79,17% 75% 75% 75% 75% 75% 75% Pencapaian 10 bulan dalam 1 tahun (%) 38% 70% 73% 71% 69% 69% 71% 70% 71% 67%

Tabel 1.10 Cakupan Peserta Imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 Jumlah Sasaran (Bayi) 526 432 816 387 842 3003 Target 10 Bulan (%) 75% 75% 75% 75% 75% 75% Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 268 188 255 83 345 1139 Pencapaian s/d Oktober (%) 51 44 31 21 41 38

No 1 2 3 4 5

Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH

Berdasarkan tabel 1.10 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi HB 0 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 38 %, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi. Tabel 1.11 Cakupan Peserta Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 Jumlah Sasaran (Bayi) 526 432 816 387 842 3003 Target 10 Bulan (%) 79,17% 79,17% 79,17% 79,17% 79,17% 79,17% Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 447 292 522 215 625 2101 Pencapaian s/d Oktober (%) 79,17 68 64 56 74 70

No 1 2 3 4 5

Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH

Berdasarkan tabel 1.11 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi BCG se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 70 %, dimana target selama 10 bulan 79,17 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi. Tabel 1.12 Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012

No 1 2 3 4 5

Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH

Jumlah Sasaran (Bayi) 452 432 816 387 842 2477

Target 10 Bulan (%) 79,17% 79,17% 79,17% 79,17% 79,17% 79,17%

Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 412 330 492 207 653 2134

Pencapaian s/d Oktober (%) 79,17 76 60 53 78 68

Berdasarkan tabel 1.12 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB1 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 68%, dimana target selama 10 bulan 79,17 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi. Tabel 1.13 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012

No 1 2 3 4 5

Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH

Jumlah sasaran (Bayi) 526 432 816 387 842 3003

Target 10 Bulan (%) 79,17% 79,17% 79,17% 79,17% 79,17% 79,17%

Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 481 312 538 246 617 2186

Pencapaian s/d Oktober (%) 79,17 72 66 64 73 73

Berdasarkan tabel 1.13 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 1 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 73%, dimana target selama 10 bulan 79,17 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Tabel 1.14 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 Jumlah Sasaran (Bayi) 526 432 816 387 842 3003 Target 10 Bulan (%) 75% 75% 75% 75% 75% 75% Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 394 316 493 210 580 2082 Pencapaian s/d Oktober (%) 75 73 60 54 69 69

No 1 2 3 4 5

Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH

Berdasarkan tabel 1.14 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 2 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 69%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi. Tabel 1.15 Cakupan Peserta Imunisasi DPT/HB2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH Jumlah Sasaran (Bayi) 526 432 816 387 842 3003 Target 10 Bulan (%) 75% 75% 75% 75% 75% 75% Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 394 307 500 210 636 2073 Pencapaian s/d Oktober (%) 75 71 61 54 76 69

Berdasarkan tabel 1.15 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT/HB 2 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 69%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Tabel 1.16 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH Jumlah Sasaran (Bayi) 526 432 816 387 842 3003 Target 10 Bulan (%) 75% 75% 75% 75% 75% 75% Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 394 303 506 208 632 1650 Pencapaian s/d Oktober (%) 75 70 62 54 75 71

Berdasarkan tabel 1.16 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 3 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 71%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi. Tabel 1.17 Cakupan Peserta Imunisasi DPT/HB3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 Jumlah Sasaran (Bayi) 526 432 816 387 842 3003 Target 10 Bulan (%) 75% 75% 75% 75% 75% 75% Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 394 283 552 204 632 2100 Pencapaian s/d Oktober (%) 75 66 68 53 75 70

No 1 2 3 4 5

Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH

Berdasarkan tabel 1.17 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT/HB 3 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 70%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Tabel 1.18 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO4 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH Jumlah Sasaran (Bayi) 526 432 816 387 842 3003 Target 10 Bulan (%) 75% 75% 75% 75% 75% 75% Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 394 286 558 202 724 2132 Pencapaian s/d Oktober (%) 75 66 68 52 72 71

Berdasarkan tabel 1.18 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 4 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 71%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi. Tabel 1.19 Cakupan Peserta Imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012

No 1 2 3 4 5

Puskesmas Kec. Johar Baru Kel. Kampung Rawa Kel. Johar Baru Kel. Galur Kel. Tanah Tinggi JUMLAH

Jumlah Sasaran (Bayi) 526 432 816 387 842 3003

Target 10 Bulan (%) 75% 75% 75% 75% 75% 75%

Kunjungan s/d Oktober (Bayi) 394 223 534 232 624 2023

Pencapaian s/d Oktober (%) 75 62 65 60 69 67

Berdasarkan tabel 1.19 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Campak se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Oktober Tahun 2012 adalah 67%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Tabel 1.20 Hasil Imunisasi Dasar Bayi Puskesmas (Pencapaian)

PENCAPAIAN S/D Oktober (%) NO PUSKESMAS SASARAN BAYI HB0 (<7 HR) BCG POLI O1 DPT/ HB (1) POLIO2 DPT/ HB (2) POLIO3 DPT/H B (3) POLI O4 CAMPAK

DROP OUT (DO) (%)

DPT/ HB (1)-(3) 14 4,65 13,15

DPT/HB (1)CAMPAK 15 9,30 19,44

POLIO 1-4

1 1 2

2 KEC. JOHAR BARU KEL. KAMPUNG RAWA KEL. JOHAR BARU KEL. GALUR KEL. TANAH TINGGI

3 526 432

4 51 44

5 85 68

6 90 72

7 86 76

8 92 73

9 80 71

10 91 70

11 82 66

12 88 66

13 78 62

16 2,22 13,9

816

31

64

66

60

60

61

62

68

68

65

-13,3

-8,33

-3,03

387

21

56

64

53

54

54

54

53

52

60

-13,2

18,75

842

41

74

73

78

69

76

75

75

74

74

2,56

5,12

-1,37

JUMLAH

3003

38

70

73

71

69

69

71

70

71

67

7,06

12,33

30,47

1.5

Identifikasi Masalah Sasaran program imunisasi dasar adalah balita dan anak-anak. Sasaran lainnya adalah

kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit. Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan imunisasi dasar yang dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012.

6. 7. 8. 9.

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012.

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012. 11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. 12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. 13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012. 14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012. 15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. 16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. 17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012. 18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012. 19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. 20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012.

21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012. 22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. 23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. 24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012. 25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. 26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. 27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. 28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012. 29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012. 30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. 31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012. 32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. 33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012. 34. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. 1.6 Rumusan masalah

Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program Imunisasi dasar di Puskesmas Kecamatan Johar Baru maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed) akan dipilih dua masalah yang menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari program imunisasi dasar Puskesmas adalah sebagai berikut : 1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 38%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 2. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 3. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 4. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 56%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 5. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 6. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 76%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 8. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%.

9. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 78%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 72%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 69%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 71%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 61%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 70%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 52%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 65%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 34. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAHDAN PENYEBAB MASALAH

2.1

Penetapan Prioritas Masalah Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program imunisasi dasar yang merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi : 1. 2. 3. Menetapkan kriteria Memberikan bobot masalah Menentukan skoring tiap masalah

Berdasarkan hasil analisis program imunisasi dasar puskesmas Kecamatan Johar Baru yang diangkat, maka didapatkan 34 permasalahan. Adapun masalah tersebut meliputi : 1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 38%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

2. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 3. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 4. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 56%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 5. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 6. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 76%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 8. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 9. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 78%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 72%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%.

13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%. 14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 69%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 71%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 61%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 70%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 52%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode Januari Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 mencapai 65%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%. 34. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

2.1.1

Non-Scoring Technique Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan

adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu: A. Metode Delbecq Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama. B. Metode Delphi Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah. 2.1.2 Scoring Technique Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara lain : 2.1.2.1 Metode Bryant Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu: 1. 2. Prevalence Besarnya masalah yang dihadapi Seriousness Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut. 3. Manageability Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya

4.

Community concern Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

2.1.2.2 Metode Matematik PAHO Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah: 1. Magnitude Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi 2. Severity Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masingmasing penyakit. 3. Vulnerability Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut 4. Community and political concern Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi 5. Affordability Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia 2.1.2.3 Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masingmasing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari: 1. Emergency Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka kematian ibu dan lain sebagainya. 2. Greetes member Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.Sedangkan untuk masalah lain, maka greetes member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan. 3. Expanding Scope Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sector lain di luar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. 4. Feasibility Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan

bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.

5.

Policy Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima. Bobot 5 Bobot 4 Bobot 3 Bobot 2 Bobot 1 : paling penting : sangat penting sekali : sangat penting : penting : cukup penting

2.1.2.4 Pemilihan Metode PAHO Berdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan untuk menggunakan metode PAHO karena metode ini menempatkan parameter pada kedudukan yang sama dan memberikan hasil final score yang ekstrim dimana skor yang diberikan pada tiap-tiap parameter dikalikan, lebih sederhana dan mudah dalam penggunaannya. 2.1.2.4.1 Magnitude

Magnitude menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih target dan cakupan maka akan semakin besar skor yang didapatkan. Skor tersebut didapatkan setelah disusun pengkategorian nilai masalah dari yang terkecil sampai terbesar. Dari 34 masalah dibuat peringkat berdasarkan masalah dengan magnitude yang dianggap paling besar. Setelah itu diberi skor dimana peringkat dengan magnitude paling besar diberi skor 11 dan seterusnya hingga masalah dengan magnitude paling kecil diberi skor 1. Tabel 2.1 Skala Magnitude Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Range (%) 0-4,99 5-9,99 10-14,99 15-19,99 20-24,99 25-29,99 30-34,99 35-39,99 40-44,99 45-49,99 50-54,99

Tabel 2.2 Daftar Masalah di Puskesmas (Cakupan) No. 1. Program & Kegiatan Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di 79,17 60 19,17 4 79,17 76 3,17 1 79,17 66 13,17 3 Target 10 bulan (%) 75 Cakupan (%) 51 Selisih 24 Score 5

2.

79,17

68

11,17

3. 4. 5.

79,17 79,17 79,17

64 56 74

15,17 23,17 5,17

4 5 2

6.

79,17

72

7,17

7.

8.

79,17

64

15,17

9.

79,17

73

6,17

10.

11.

12.

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur 13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah

79,17 79,17

53 78

26,17 1,17

6 1

14.

Tinggi Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di 75 75 68 53 7 22 2 5 75 62 13 3 75 61 14 3 75 71 4 1 75 60 15 4 75 73 2 1

15.

16.

75

54

21

17.

75

69

18.

19.

20.

75

54

21

21.

75

70

22.

23.

75

54

21

24.

75

66

25.

26.

27.

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi 75 65 10 3 75 62 13 3 75 68 7 2 75 66 9 2

28.

29.

75

52

23

30.

75

74

31.

32.

33.

75

60

15

34.

75

74

2.1.2.4.2 Severity Merupakan kriteria yang menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian dan kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR, jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka parameter yang digunakan berupa proxy CFR yaitu suatu angka yang digunakan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi. Untuk masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit seperti untuk masalah imunisasi digunakan prevalensi dari penyakit campak. Angka-angka yang didapat kemudian diubah dalam bentuk persentase untuk memudahkan dalam penentuan skor.

Nilai CFR dan Angka kematian: 1. CFR Hep.B 2. CFR TBC Paru 4. CFR Tetanus 5. CFR Polio 6. CFR Campak : 1,64% : 14,1% : 4,5 % : 0% : 1,56%

3. CFR Difteri, Pertusis : 13,85 %

Kemudian ditentukan score bagi nilai di atas dengan skala sebagai berikut: Tabel 2.3Skala Score Severity Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Range (%) 0-4,99 5-9,99 10-14,99 15-19,99 20-24,99 25-29,99 30-34,99 35-39,99 40-44,99 45-49,99 50-54,99 55-59,99 60-64,99

Tabel 2.4. Penentuan CFR dan Proxy Tiap Masalah Periode Januari-Okober 2012 No 1. Program dan Kegiatan Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas 3. Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas 4. Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas 5. Kelurahan Galur Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas 6. Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas 7. Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas 8. Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas 9. Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi 10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa 11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 19,99 19.99 3,17 19,17 24,25 40,25 5 9 0 6,17 6,17 2 0 15,17 15,17 4 0 13,17 13,17 4 0 7,17 7,17 2 14,1 5,17 19,27 4 14,1 23,17 37,17 8 14,1 15,17 29,27 6 14,1 11,17 25,27 6 1,64 24 25,64 6 Proxy X (%) y* (%) x+y (%) Skor

2.

di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru 12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur 13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas 14. Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas 15. Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas 16. Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas 17. Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi 18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa 19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru 20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas 21. Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas 22. Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas 0 0 5 13 5 13 2 3 21,8 21 42,8 9 21,8 14 35,8 8 21,8 4 25,8 6 0 6 6 2 0 21 21 5 0 15 15 4 0 2 2 1 19,99 1,17 22,25 5 19,99 26,17 47,25 10

23.

Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas 0 21 21 5

Kelurahan Galur 24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa 25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru 26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas 27. Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas 28. Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas 29. Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas 30. Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi 31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa 32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru 33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur 34. Cakupan imunisasi Campak di 1,56 1,56 15 1 16,56 2,56 4 1 1,56 10 11,56 3 1,56 13 9,56 2 0 1 1 1 0 23 23 5 0 7 7 2 0 9 9 2 21,8 22 43,8 9 21,8 7 28,8 6 21,8 9 30,8 7

Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

2.1.2.4.3 Vulnerability Menunjukkan sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Di bawah ini akan dijelaskan ketersediaan sumber daya, program kerja, obat, dan alat pada Puskesmas Se- Kecamatan Johar Baru. Untuk ketersediaan tempat, dalam program ini yang dimaksud sebagai tempat adalah Puskesmas itu sendiri. Tabel.2.5 Penentuan Score Vulnerability Penentuan Score Ketersediaan Tempat Score 1 2 Keterangan Jika tersedia tempat Jika tidak tersedia tempat Penentuan Score Ketersediaan Alat Score 1 2 Keterangan Jika alat tersedia Jika alat tidak tersedia Penentuan Score Ketersediaan Obat Score 1 2 Keterangan Jika obat tersedia Jika obat tidak tersedia

Penentuan Score Ketersediaan Program Kerja Score 1 2 Keterangan Jika Program kerja tersedia Jika Program kerja tidak tersedia

Berikut, data mengenai Jumlah tenaga kerja sebagai sumber daya manusia berbanding jumlah penduduk yang ada di masing- masing Kelurahan serta penentuan score nya. Tabel 2.6 Jumlah Tenaga Kesehatan Berbanding Jumlah Penduduk Puskesmas Kecamatan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Johar Baru Kelurahan Galur Kelurahan Tanah Tinggi Jumlah Tenaga Kesehatan 37 6 7 7 7 Jumlah Sasaran 116.261 21.203 38.003 16.977 40.078 Ratio 1 : 3142 1 : 3534 1 : 5429 1 : 2425 1 : 5725

Tabel 2.7 Penentuan Score Ketersediaan Sumber Daya Puskesmas Kelurahan Galur Kecamatan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Johar Baru Kelurahan Tanah Tinggi Score 1 2 3 4 5

Tabel 2.8 Penentuan Indikator Masalah (Vulnerability) Sumber Daya Manusia 2

No. 1.

Program dan Kegiatan Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas

Tempa t 1

Program Alat Obat Kerja 1 1 1

Score

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

1 1

1 1

1 1

1 1

5 3

9 7

Kelurahan Tanah Tinggi 10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas

11.

Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 7 8 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 8 1 1 1 1 3 7 1 1 1 1 5 9 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 8 1 1 1 1 3 7 1 1 1 1 5 9 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 8

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 8 5 1 1 1 1 3 7 1 1 1 1 5 9 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 8 1 1 1 1 3 7 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 8 1 1 1 1 3 7 1 1 1 1 1 5

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

Kelurahan Johar Baru 33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas

34.

Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Campak di Wilayah puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi 1 1 1 1 5 9

2.1.2.4.4 Community and Political Concern Menunjuk sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi. Hal ini dilihat dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dari hasil justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari adanya kebijakan pemerintah terhadap program tersebut dan seberapa seringnya masalah dibahas di berbagai media. Perhatian tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dianggap kebijakan pemerintah mendapat nilai terbesar bagi parameter ini karena menunjukkan perhatian yang lebih dari pemerintah akan program tersebut. Score tertinggi didapat jika terdapat kebijakan pemerintah dan ketiga media yang meliputi media audiovisual, audio, dan visual. Tabel 2.9 Penentuan Score Community and Political Concern Nilai 3 2 1 Media TV Majalah, Koran Radio

Tabel 2.10 Penentuan Indikator Tiap Masalah Score Community and Political Concern No 1. 2. 3. 4. 5. Program dan Kegiatan Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi BCG di Wilayah 1 1 2 2 3 3 6 6 Radio 1 1 1 Majalah, Koran 2 2 2 TV 3 3 3 Score 6 6 6

6. 7.

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru

1 1

2 2

3 3

6 6

8. 9.

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah

1 1 1

2 2 2

3 3 3

6 6 6

10.

11.

12.

1 1

2 2

3 3

6 6

13.

Tinggi 14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa 15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru 16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur 17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di

1 1 1

2 2 2

3 3 3

6 6 6

1 1

2 2

3 3

6 6

18.

19.

20.

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur 21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa 22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru 23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di

1 1 1 1

2 2 2 2

3 3 3 3

6 6 6 6

24.

25.

26.

1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3

6 6 6 6 6 6

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur 27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa 28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru 29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur 30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Campak di Wilayah puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

31.

32.

33.

1 1

2 2

3 3

6 6

34.

2.1.2.4.5 Affordability Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Tabel 2.11 Penentuan Score Affordability Score Keterangan 1 2 Jika dana tersedia Jika dana tidak tersedia

Tabel 2.12 Penentuan Indikator Tiap Masalah Score Affordability No. 1. Program & Kegiatan Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Dana Tak Tersedia se-Kecamatan Johar Baru 2. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa 3. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru 4. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur 5. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Dana Tersedia Score

13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

31. 32. 33. 34.

Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi 1 1 1 1 1 1 1 1

2.1.2.4.6 Penentuan Masalah Menurut Metode PAHO

Tabel 2.13 Penentuan Masalah Menurut Metode PAHO

No.

Program & Kegiatan Cakupan imunisasi HB0

C& PC

HASIL

1.

di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG

1080

2.

di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi Polio

756

3.

1152

4.

1200

5.

432

6.

1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Cakupan imunisasi

168

7.

576

8.

480

9.

216

10.

DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Cakupan imunisasi

210

11.

DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru Cakupan imunisasi

1728

12.

DPT/HB 1 di Wilayah

10

Berdasarkan perhitungan dengan metode PAHO, dari 34 masalah Program Imunisasi Dasar secara kumulatif didapatkan 2 nilai terbesar, yaitu : 1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. 2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. Kedua permasalahan tersebut dipilih karena merupakan permasalahan dengan score paling besar dari keseluruhan masalah.

2.2

MenentukanKemungkinan Penyebab Masalah Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan

kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang ada terlebih dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang telah diprioritaskan. Pada tahap ini, digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis. Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu sumber daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah: (Azwar Azrul, 1996). Man Money Material Method : Sumber daya manusia : Dana : Sarana : Cara

Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada proses, menurut George R. Terry, terdiri dari : Planning (perencanaan) : Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

Organizing (pengorganisasian) : Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Actuating (panggerak pelaksanaan): Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia. Controlling (monitoring): Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone diagram/Ishikawa: 1. 2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012.

Ga mb ar 2.1 Fis h Bo ne Ca kup an imu nis asi


DP T/ 1 di Wil ay ah Pu sk es ma s

HB

Gal ur

Kel ura han per iod e Jan uar i


Ok tob

er 201 2

M et ho d
Kurangnya pencatatan yang akurat pada proses imunisasi oleh petugas Tidak adanya aturan baku berkaitan dengan pencatatan dan pendataan kegiatan program Imunisasi Kurangnya pengetahuan petugas program Imunisasi tentang cara pencatatan data yang baik Tidak tersedianya ruangan yang mencukupi untuk pelaksanaan imunisasi di puskesmas Kegiatan program imunisasi dianggap tidak membutuhka n dana yang lebih besar Adanya keterbatasan dana dari pemerintah untuk mencapai target yang sesuai dalam imunisasi Kurangnya pelatihan program Imunisasi terhadap petugas puskesmas

Mat erial
Kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan yang berkualitas

Mon ey

Man

Karena dana pemerin tah untuk kesehat an tidak difokus kan untuk imunisa si sepenu Program hnya imunisasi banyak yang tidak mencapai target

Kura ngny a alok asi dana untu k mem berik an pelat ihan bagi pega wai

Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesm as Keluraha n Galur periode Januari Oktober Tidak berjalannya program imunisasi sesuai target Orang yang melaksana kan tidak sesuai dengan kompetensi nya Pengorganis asian program imunisasi yang

Keterbat asan lahan Kurangnya puskesm pelatihan as bagi dengan petugas jumlah Imunisasi pendudu mengenai k yang pencatatan banyak data yang Tidak Program Pelaksanaa baik adanya imunisasi n program kebiasaa yang tidak imunisasi n pada mencapai tidak keluarga target terarah untuk tujuan sesuai sadar target dan Karena akan sasaran Tidak kurangnya imunisas adanya control dari i anak data yang pihak Karena valid berwenang ajaran mengenai keluarga jumlah turun peserta Karena temurun imunisasi banyak untuk tidak Minimnya baru pekerjaan imunisasi informasi yang Kurangn dan tumpang ya penjelasan tindih pengeta pelaksanaa huan n program keluarga imunisasi Kurangny pada para a jumlah

Petugas perencanaan hanya mengacu pada perencanaan program yang telah ada

Ga mb ar 2.1 Fis h Bon e Ca kup an imu nisa si DP T/H B1 di Wil aya h Pus kes mas Kel ura han Joh ar Bar u peri ode Jan uar i Okt obe r 201 2

2.3
M et h o d Mat
Kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan yang terlatih pada program imunisasi Kurangnya pelatihan program Imunisasi terhadap petugas puskesmas Kura ngn ya alok asi dana untu k mem baya r petu gas imu nisa si Tidak
berjalannya program imunisasi sesuai target

Mon

Man

Menentukan penyebab masalah yang paling dominan


Petugas perencanaan hanya mengacu pada perencanaan program yang telah ada sebelumnya tanpa melihat kenyataan yang ada Kurangn ya pendata an yang akurat terhadap target imunisas i

penyebab masalah yang paling dominan.Penyebab masalah yang paling dominan adalah Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari enam prioritas
Kurangnya ey Adanya erial pencatatan keterbatasan yang akurat dana dari pada proses pemerintah imunisasi untuk oleh petugas Tidak adanya mencapai Tidak aturan baku target yang tersedianya Kegiatan berkaitan sesuai dalam alat program dengan imunisasi penyimpana imunisasi pencatatan dan n vaksin dianggap pendataan Kurangnya (Cold Box) tidak kegiatan pengetahuan yang cukup membutuh program petugas program sesuai Karena kan dana Imunisasi Imunisasi tentang kebutuhan dana yang lebih cara pencatatan Kurangn pemeri besar data yang baik ya ntah Kurangnya pasokan untuk pelatihan alat dari keseha bagi dinas tan petugas keehata tidak Imunisasi n difokus mengenai Monitoring Pelaksanaan setempa kan Anggap penctatan pelaksanaan program program imunisasi Kurang t untuk imunisasi tidak an data yang yang kurang terarah sesuai maksimal imunisa bahwa baik target dan nya si fungsi imunisa sasaran organisasi sepenu si dapat Adanya program tumpang hnya menyeb Tidak imunisasi tindih dalam abkan pencatatan adanya Tidak jelasnya Kurangny demam data pembagian data yang a pada tugas valid pengetah pengorganisas Evaluasi hasil anak mengenai ian program uan program Imunisasi Minimnya jumlah imunisasi masyarak ditangani informasi peserta Kurangn at banyak pihak dan imunisasi Pengorganisasian ya terhadap program penjelasa baru sosialisa program imunisasi yang n Metode digabungkan siImunisasi pengawasan dengan program pelaksana penyulu yang masih lain an belum jelas h program Imunisa Kuran imunisasi si gnya Kura pada para Progra Koord rasa ngny di m petugas inasi imunisa ingin a lapangan dalam si tahu komu diangga prose masy nikas p s memilik araka i penga i t antar cakupa wasa Actu Envi yang Con petu n n progra Plan gas Org ron kuran troll masih atin m yang g pelak sempit ning men terha ing g aniz belum sana baik ing t dap progr progr am am imuni Cakupan imunisas i DPT/HB1 di Wilayah Puskesm as Keluraha n Johar Baru periode Januari Oktober

fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab

penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-

masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar

masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal dengan

masalah yang lainnya dapt dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Menggunakan gambar diagram tulang ikan ( fishbone ) untuk mengetahui penyebab yang paling dominan dalam program imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Johar Baru didapatkan akar penyebab masalah sebagai berikut : Input: 1. Perbandingan tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk berbeda jauh. 2. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi. 3. Transportasi yang tersedia tidak memadai. 4. Kurangnya pelatihan nakes dalam evaluiasi program imunisasi. Proses: 5. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan. 6. Petugas imunisasi terlalu sedikit. 7. Pelaksana program sibuk memegang lebih dari satu program. 8. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi. 9. Kurangnya koordinasi dalam proses pengawasan program imunisasi. Dari 9 penyebab yang paling mungkin diperoleh 4 penyebab yang paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut: a. b. c. d. Jarangnya mengadakan suatu pelatihan mengenai profesionalisme petugas imunisasi. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan warganya. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur. BAB III MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan

metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment ), yaitu dengan memberikan skoring 1 3 pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok. Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom. Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing masing alternatif masalah tersebut. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah : 1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna. Diberi nilai 1 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mungkin diselesaikan dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit diselesaikan. 2. Mudah dilaksanakan. Diberi nilai 1 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mudah dilaksanakan dengan sempurna d an nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan. 3. Murah biayanya. Diberi nilai 1 3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling murah biaya pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal pelaksanaannya. 4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama. Diberi nilai 1 3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling dapat diselesaikan dengan cepat dan nilai 1 merupakan masalah yang memerlukan waktu paling lama dalam penyelesaiannya.

3.1.

Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 Dari empat akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah

sebagai berikut : 1. Kurangnya SDM yang berkualitas. Alternatif pemecahan masalah: Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur terutama mengenai imunisasi. 2. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi. Alternatif pemecahan masalah: Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi. 3. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan warganya. Alternatif pemecahan masalah: Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan baik materi ataupun tenaga. 4. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur. Alternatif pemecahan masalah: Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program.

Tabel 3.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari-Oktober 2012 No 1 2 3 4 Parameter Dapat menyelesaikan dengan sempurna Murah biayanya Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak terlalu lama Mudah dilaksanakan Jumlah Keterangan : AL 1 :Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur terutama mengenai imunisasi. Bobot 4 3 2 1 AL 1 AL 2 N BN N BN 2 8 2 8 3 1 1 20 9 2 1 3 1 2 21 9 2 2 AL - 3 N BN 2 8 2 1 1 17 6 2 1 AL 4 N BN 2 8 2 2 2 19 6 4 1

AL 2 AL 3 AL -4

: Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi. : Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan. :Memperbaiki koordinasi antara pemilik program.

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi. 2. Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur terutama mengenai imunisasi. 3. Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program. 4. Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan. 3.2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari-Oktober 2012 Dari empat akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah sebagai berikut : 1. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan. Alternatif pemecahan masalah: Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin. 2. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi. Alternatif pemecahan masalah: Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi. 3. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi. Alternatif pemecahan masalah: Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan. 4. Pelaksana program sibuk dengan kegiatan masing-masing. Alternatif pemecahan masalah: Memperbaiki kordinasi antara pelaksana program.

Tabel 3.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari-Oktober 2012 . No 1 2 3 4 Parameter Dapat menyelesaikan dengan sempurna Murah biayanya Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak terlalu lama Mudah dilaksanakan Jumlah Keterangan : AL 1 : Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin. AL 2 : Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi. AL 3 : Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan. AL -4 : Memperbaiki kordinasi antara pelaksana program. Bobot 4 3 2 1 AL 1 AL 2 N BN N BN 3 2 3 3 27 12 6 6 3 2 1 3 3 33 8 3 6 3 AL - 3 N BN 1 2 2 2 16 4 6 4 2 AL 4 N BN 2 2 3 2 22 8 6 6 2

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi. 2. Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin. 3. Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program. 4. Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan.

BAB IV RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH 4.1. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah. 4.1.1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari- Oktober 2012 Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan angka Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari-Oktober 2012yang didapatkan pada Bab III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut : Tabel 4.1. Rencana Usulan Kegiatan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari - Oktober 2012

No KEPUTUSAN

RENCANA KEGIATAN
Merencanakan pelatihan rutin antara anggota

TARGET
Untuk membangun koordinasi yang baik antar anggota Memperbany ak kuantitas SDM

VOLUME KEGIATAN

BIAYA
Biaya operasion al Rp 150.000,Biaya operasion al Rp 100.000,-

KETERANGAN
Dilakukan pada

bulan Januari pada minggu pertama

Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas


1.

dan penanggung jawab program Mengajukan proposal penambahan tenaga kesehatan di Puskesmas Memberikan refreshing ilmu dan tanggung jawab akan program ini Mengumpulka n kader dan memberi pengarahan tentang pentingnya imunisasi pada bayi

1x/ tahun

Dilakukan

pada

bulan Januari pada awal minggu kedua

secara rutin dan terstruktur terutama mengenai imunisasi

1x/ tahun

Memperbaiki kualitas SDM yang telah ada 1x/ bulan

Biaya operasion al Rp 250.000,-

Dilakukan awal bulan sekali

pada minggu

pertama setiap dua

Menambah tenaga relawan untuk memberi wawasan kepada masyarakat akan pentingnya 1x/bulan

Biaya rapat Rp 300.000,-

Dilakukan awal bulan

pada

minggu kedua setiap

Melakukan penyuluhan pada 2. masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi Mengajukan proposal penambahan tenaga kesehatan Puskesmas Memberikan arahan pelatihan

imunisasi pada bayi Mendapatkan tenaga kesehatan sesuai dengan di keahliannya 1x/tahun Biaya pembuata n dan pengajuan proposal Rp Mendapatkan kerja yang 1x/tahun baru 50.000,Biaya operasion al Rp Dilakukan bulan awal pertama pada desember minggu Dilakukan minggu ketiga pada

bulan januari awal

dan tenaga

kepada tenaga kompeten di

4.1.2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 yang didapatkan pada Bab III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut : Tabel 4.2. Rencana Usulan Kegiatan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012

No KEPUTUSAN

RENCANA KEGIATAN
Merencanakan pertemuan rutin antara anggota dan penanggung jawab program Mengajukan proposal penambahan tenaga kesehatan di Puskesmas Memberikan refreshing ilmu dan tanggung jawab akan program ini Mengumpulka n kader dan memberi pengarahan tentang pentingnya imunisasi pada bayi

TARGET
Untuk membangun koordinasi yang baik antar anggota Memperbany ak kuantitas SDM

VOLUME KEGIATAN

BIAYA
Biaya operasion al Rp 150.000,Biaya operasion al Rp 100.000,-

KETERANGAN
Dilakukan pada

bulan Januari pada minggu pertama

1x/ tahun

Menyusun jadwal untuk


1.

Dilakukan

pada

bulan Januari pada awal minggu kedua

melakukan pertemuan rutin

1x/ tahun

Memperbaiki kualitas SDM yang telah ada 1x/ 2 bulan

Biaya operasion al Rp 250.000,-

Dilakukan awal bulan sekali

pada minggu

pertama setiap dua

Menambah tenaga relawan untuk memberi wawasan kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi pada bayi Mendapatkan tenaga kesehatan sesuai dengan 1x/tahun 1x/bulan

Biaya rapat Rp 300.000,-

Dilakukan awal bulan

pada

minggu kedua setiap

Mengajukan proposal penambahan tenaga kesehatan Puskesmas Memberikan Melakukan penyuluhan pada arahan pelatihan

Biaya pembuata n dan pengajuan proposal Rp 50.000,Biaya operasion al 1x/tahun Rp

Dilakukan minggu ketiga

pada

bulan januari awal

di keahliannya

Mendapatkan kerja yang baru

Dilakukan bulan awal pertama

pada desember minggu

dan tenaga

kepada tenaga kompeten di

Ket : * Tidak ada biaya operasional

4.2. Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart berikut ini : Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Kegiatan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur dan Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012

Bulan No Kegiatan 1 1. Merencanakan pertemuan rutin antara anggota dan penanggung jawab program 2. Mengajukan proposal penambahan tenaga kesehatan di Puskesmas 3. Memberikan refreshing ilmu dan tanggung jawab akan program ini 4. Mengumpulkan kader dan memberi pengarahan tentang pentingnya imunisasi pada bayi 5. Mengajukan proposal penambahan tenaga kesehatan di puskesmas 6. Memberikan arahan dan pelatihan kepada tenaga kerja baru mengenai tugas dan tanggung jawabnya 7. Mengadakan rapat mengenai promosi puskesmas kepada masyarakat 8. Mengadakan rapat untuk membahas rencana pencatatan data pasien 9. Membuat proposal rencana kerja dan kunjungan rumah 10. Melaksanakan pelatihan pendataan sasaran bagi kader Dilakukan pada bulan Januari dan Agustus minggu pertama x X x X Dilakukan pada bulan Januari pada awal minggu ketiga X x x Dilakukan pada bulan Januari pada awal minggu kedua Dilakukan pada bulan Januari pada awal minggu pertama Desember 2 3 4 1 2 Januari 3 4

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Hanya 1 program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang dievaluasi, yaitu program imunisasi dasar. Setelah dicermati, didapatkan 34 permasalahan yang teridentifikasi dan akhirnya ditetapkan dua prioritas masalah selama bulan Januari s/d Oktober tahun 2012. Kedua prioritas masalah tersebut antara lain : 1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012. 2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012. Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari Ishikawa atau fishbone didapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap program dilakukan diskusi dan justifikasi, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta alternatif cara pemecahan masalah, yaitu : 5.1.1. Akar penyebab masalah dominan dari Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober 2012 Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah: 1. Kurangnya SDM yang berkualitas. 2. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi. 3. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan warganya. 4. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur.

5.1.2. Akar penyebab masalah dominan dari Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012 Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah: 1. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan. 2. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi. 3. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi. 4. Pelaksana program sibuk dengan kegiatan masing-masing. 1 5.2. Saran Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut ada beberapa hal yang disarankan atau direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Johar Baru sebagai berikut : 1.1. Alternatif penyebab masalah dominan dan Alternatif Pemecahan MasalahCakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari Oktober Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah: 1. Kurangnya SDM yang berkualitas. 2. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi. 3. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan warganya. 4. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur. Sehingga alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah : 1. 2. 3. Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur terutama mengenai imunisasi. Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi. Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan baik materi ataupun tenaga.

4.

Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program

1.2. Alternatif penyebab masalah dominan danAlternatif Pemecahan Masalah Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari Oktober 2012

Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah: 1. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan. 2. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi. 3. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi. 4. Pelaksana program sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sehingga alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah : 1) Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin. 2) Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi. 3) Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan. 4) Memperbaiki kordinasi antara pelaksana program.

DAFTAR PUSTAKA 1. Azwir,A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Binarupa Aksara;1996. 2. Laporan Bulanan Imunisasi. Kecamatan Johar Baru bulan Januari s/d Oktober 2012. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Johar Baru; 2012. 3. Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru tahun 2011. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Johar Baru; 2011. 4. Trihono, Arrimes. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Sagung Seto; 2005.

Vous aimerez peut-être aussi