Vous êtes sur la page 1sur 12

GADJAH MADA UNIVERSITY

ANALISIS DEMOGRAFI KOMPOSISI NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA BERDASARKAN JENIS

PORTFOLIO MANAGEMENT

Pengampu: Prof. Dr. Jogiyanto Hartono Mustakini, Akt., MBA, Ph.D

Diajukan oleh: Lintang Widayanto 10/310111/PEK/15283 AP 19A

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012

PORTFOLIO MANAGEMENT DAFTAR ISI

2012

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 1 1. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 2 2. ANALISIS DATA ................................................................................................................. 6 3. KESIMPULAN & OPINI ...................................................................................................... 9 4. LITERATUR ....................................................................................................................... 11

LINTANG WIDAYANTO

PORTFOLIO MANAGEMENT 1. LATAR BELAKANG

2012

Berdasarkan asal kata, reksa dana diartikan sebagai kumpulan (reksa = kumpulan) uang (dana = uang). Sedangkan, menurut Bank Indonesia (BI) reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Invesatsi dalam Portofolio Efek. Keuntungan yang diperoleh dari reksa dana berupa kenaikan nilai investasi masyarakat pemodal seiring dengan berjalannya waktu periode investasi. Ada tiga alasan utama mengapa investor memilih reksa dana dibandingkan dengan membeli sekuritas langsung di bursa: 1. Investor tidak memiliki dana yang besar Berdasarkan teori Markowitz, risiko portofolio akan menurun seiring dengan meningkatnya jumlah sekuritas pada portofolio tersebut. Padahal jumlah minimum pembelian suatu saham di bursa adalah 500 lembar, berarti semakin banyak jumlah saham pada portofolio maka dana yang dibutuhkan akan semakin besar. Belum lagi untuk membentuk proporsi yang sesuai agar kinerja portofolio optimum. Jadi, bisa dibayangkan dana yang dibutuhkan investor untuk membentuk portofolio optimum. 2. Investor tidak memiliki waktu untuk mengamati pergerakan harga sekuritas Para investor biasanya hanya menjadikan kegiatan investasi sekuritas sebagai pekerjaan sampingan. Mereka pada umumnya memiliki pekerjaaan utama sebagai aktivitas yang menyita mayoritas waktu mereka. Oleh karena itu, investor tidak memiliki banyak waktu untuk mencermati pergerakan harga sekuritas dan isu-isu yang bisa memengaruhi harga sekuritas tersebut. 3. Investor baru belum memiliki pengalaman di bursa Ada pepatah yang menyatakan pengalaman adalah guru yang paling berharga, maksud dari pepatah tersebut adalah orang yang memiliki pengalaman di suatu bidang akan lebih ahli dibandingkan dengan orang yang belum memiliki pengalaman. Jadi, lebih baik menyerahkan sesuatu ke orang yang ahli dalam bidangnya atau dalam hal ini adalah manajer investasi yang menangani struktur portofolio. Sedangkan risiko yang dihadapi oleh investor menurut Wikipedia (2012) antara lain: 1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksa dana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, 2

LINTANG WIDAYANTO

PORTFOLIO MANAGEMENT

2012

terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab fundamental lainnya. 2. Risiko Likuiditas Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksa dana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga memengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut. 3. Risiko Pasar Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi bearish, yaitu hargaharga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan mengakibatkan NAB yang ada pada Unit Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri. 4. Risiko Default Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat. Berdasarkan jenisnya reksa dana dibagi menjadi lima yaitu: 1. Reksa dana pasar uang Reksa dana yang menempatkan 100% dananya, dalam instrumen pasar uang, seperti 3

LINTANG WIDAYANTO

PORTFOLIO MANAGEMENT

2012

deposito, SBI (Sertifikat Bank Indonesia), atau obligasi (surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau Pemerintah) yang memiliki jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Karakteristiknya antara lain: a. Relatif lebih aman dibandingkan jenis reksa dana lainnya. b. Bersifat likuid atau mudah dicairkan. c. Investasi jangka pendek. d. Mempunyai potensi keuntungan sedikit lebih tinggi dari deposito 2. Reksa dana pendapatan tetap Reksa dana yang menempatkan minimum 80% dari dananya dalam instrumen obligasi. Karakteristiknya antara lain: a. Mempunyai potensi keuntungan lebih tinggi dari reksa dana pasar uang. b. Investasi jangka menengah. 3. Reksa dana campuran Reksa dana yang menempatkan dananya, dalam instrumen pasar uang atau obligasi, atau saham dengan komposisi yang fleksibel. Karakteristiknya antara lain: a. Mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi. b. Investasi jangka menengah sampai panjang. 4. Reksa dana saham Reksa dana yang menempatkan minimum 80% dari dananya dalam instrumen saham. Karakteristiknya antara lain: a. Mempunyai potensi keuntungan paling tinggi, namun mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding reksa dana lainnya. b. Investasi jangka panjang. 5. Reksa dana terproteksi Reksa dana yang menempatkan sebagian besar dananya dalam instrumen obligasi sedemikian rupa dapat memberikan perlindungan atas nilai awal investasi pada saat jatuh temponya. Karakteristiknya antara lain: a. Perlindungan 100% pada nilai pokok investasi, jika dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. b. Mempunyai potensi keuntungan sebesar tingkat bunga portofolio obligasi. Selain jenis-jenis reksa dana yang disebutkan diatas ada juga reksa dana syariah yang instrumen utamanya terdiri dari saham syariah dan obligasi syariah (sukuk) berdasarkan DES (Daftar Efek Syariah) dan Exchange Traded Fund (ETF). ETF adalah sebuah 4

LINTANG WIDAYANTO

PORTFOLIO MANAGEMENT

2012

reksadana yang merupakan suatu inovasi dalam dunia industri reksadana yang sifatnya mirip dengan suatu perusahaan terbuka dimana unit penyertaannya dapat diperdagangkan di bursa. ETF merupakan kombinasi dari reksadana tertutup dan reksadana terbuka dan ETF ini biasanya mengacu kepada indeks saham. Mengingat banyaknya jenis reksa dana, penulis berusaha untuk menganalisis komposisi NAB-nya dan kecenderungan mengapa investor cenderung untuk memilih jenis reksadana tersebut. Dalam makalah ini reksa dana syariah dan ETF tidak diperhitungkan karena NAB-nya relatif kecil jika dibandingkan reksa dana yang lain. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari preferensi dari tiap investor reksa dana berdasarkan umur sehingga bisa memberi masukan bagi manajer investasi dalam mempromosikan produk yang sesuai bagi target market mereka.

LINTANG WIDAYANTO

PORTFOLIO MANAGEMENT 2. ANALISIS DATA

2012

Pada halaman web http://www.bapepam.go.id/reksadana/ yang diakses pada bulan Mei 2012, didapatkan data sebagai berikut:

Komposisi NAB Reksa Dana


40,650,448,465,142.30 29,847,096,962,312.70

21,521,388,189,059.80

12,740,090,239,533.30

58,101,802,569,690.80

Pendapatan Tetap (18.33%) Campuran (13.21%) Pasar Uang (7.82%) Saham (35.68%) Terproteksi (24.96%)

Berdasarkan data diatas maka terlihat bahwa reksa dana saham merupakan reksa dana yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia diikuti oleh reksa dana terproteksi, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana pasar uang. Menurut Hartono (2010), preferensi investor individual akan sangat ditentukan oleh umur dan tingkat penghasilannya serta berdasarkan siklus hidup investor, tukaran return-risiko umumnya mengalami perubahan sebagai berikut: 1. Fasa Akumulasi Fasa ini merupakan fasa awal karir investor individual. Umumnya investor ini adalah investor yang masih muda umurnya. Investor seperti ini umumnya rela dan mau menanggung risiko yang lebih besar untuk memperoleh return yang lebih besar. 2. Fasa Konsolidasi Fasa ini merupakan fasa pertengahan sampai akhir karir dari investor individual. Umumnya investor ini adalah investor yang sudah tidak muda lagi umurnya. Investor seperti ini umumnya adalah investor yang memiliki preferensi risiko dan tukaran 6

LINTANG WIDAYANTO

PORTFOLIO MANAGEMENT return-risiko pada tingkat moderat. 3. Fasa Belanja

2012

Fasa ini merupakan fasa akhir karir dan pensiun dari investor individual. Umumnya investor ini adalah investor yang sudah tua dan pensiun. Investor seperti ini biasanya melakukan investasi yang aman karena sangat menggantungkan hasil dari investasinya untuk menanggung biaya hidupnya, sehingga tukaran return-risikonya berada di tingkat rendah, yaitu akan memilih investasi dengan risiko yang lebih rendah walaupun hanya memperoleh return yang lebih kecil. 4. Fasa Memberi Fasa ini merupakan fasa akhir dari umur hidup investor. Pada fasa ini, tukaran returnrisiko berada di tingkat yang sama dengan tukaran return-risiko di fasa belanja. Dari siklus hidup investor dan karakteristik reksa dana, maka dapat disimpulkan

preferensi reksa dana dari masing-masing fasa seperti berikut: 1. Fasa akumulasi cenderung memilih reksa dana saham dan reksa dana terproteksi karena investor pada fasa ini relatif masih muda sehingga berani mengambil risiko dan memilih investasi jangka panjang mengingat masa hidup mereka juga masih lama. 2. Fasa konsolidasi cenderung memilih reksa dana terproteksi dan campuran karena risiko dari kedua reksa dana tersebut relative lebih rendah dibanding reksa dana saham tetapi tetap memiliki potensi keuntungan yang cukup tinggi dan jangka waktu investasi-nya juga lebih pendek. 3. Fasa belanja dan fasa memberi sama-sama cenderung memilih reksa pasar uang dan pendapatan tetap karena memiliki risiko yang relative lebih rendah dibanding jenis reksa dana lainnya serta jangka waktu investasi yang singkat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, berikut adalah komposisi penduduk berdasar umur dan jenis kelamin:

LINTANG WIDAYANTO

PORTFOLIO MANAGEMENT

2012

Menurut hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk pada tiap fasa siklus investor adalah seperti berikut:

No 1 2 3 4

Siklus Investor Fasa Akumulasi Fasa Konsolidasi Fasa Belanja Fasa Memberi

Usia 25-39 40-54 55-69 70-75+

Jumlah 59.619.789 42.111.279 19.193.797 7.288.548

Preferensi Reksa Dana Saham, Terproteksi Terproteksi, Campuran Pendapatan Tetap, Pasar Uang Pendapatan Tetap, Pasar Uang

Berdasarkan tabel diatas maka dapat kita lihat bahwa mayoritas penduduk Indonesia berada di fasa akumulasi diikuti dengan fasa konsolidasi, fasa belanja, dan yang terakhir adalah fasa memberi. Hal tersebut sesuai dengan komposisi NAB reksa dana yang mana reksa dana saham merupakan reksa dana terbanyak diikuti oleh reksa dana terproteksi, campuran, pendapatan tetap, dan yang terakhir adalah pasar uang.
LINTANG WIDAYANTO

PORTFOLIO MANAGEMENT 3. KESIMPULAN & OPINI

2012

Reksa dana merupakan pilihan alternatif bagi para investor pemula yang memiliki dana dan waktu yang terbatas. Dalam perkemabangannya reksa dana menyediakan beberapa pilihan produk yang disesuaikan dengan preferensi dari para investor. Jenis reksa dana jika diurutkan bedasarkan tingkat risikonya dari yang paling besar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana saham 2. Reksa dana campuran 3. Reksa dana pendapatan tetap 4. Reksa dana terproteksi 5. Reksa dana pasar uang Selain dari tingkat risiko-return, investor juga mempertimbangkan jangka waktu investasi yang disesuaikan dengan kebutuhan investor. Berdasarkan data dari BPS tahun 2010, mayoritas penduduk Indonesia berada dalam fasa akumulasi. Investor yang berada dalam fasa ini cenderung memilih investasi yang memiliki potensi return tinggi dan investasi jangka panjang. Jenis reksa dana yang memiliki karakteristik ini adalah reksa dana saham dan reksa dana terproteksi. Menurut data dari BAPEPAM kedua jenis reksa dana ini merupakan reksa dana yang memiliki NAB terbesar dibanding dengan jenis reksa dana yang lain. Sebagai seorang manajer investasi yang baik seharusnya turut memperhatikan masalah demografi ini. Tujuannya adalah agar manajer investasi mampu mengkreasikan suatu produk baru yang sesuai dengan target market mereka. Meskipun sebenarnya pemilahan aktiva demi memenuhi preferensi investor menghilangkan esensi dari konsep portofolio sendiri yang mana seharusnya mendapatkan benefit return tinggi dari aktiva yang berisiko tinggi dan mengecilkan risiko dengan memasukkan beragam sekuritas. Mungkin, karena faktor pemilahan aktiva itulah kinerja reksa dana beberapa tahun belakang kurang baik dalam artian tidak semua kinerja reksa dana mampu mengalahkan kinerja IHSG seperti yang digambarkan pada grafik berikut:

LINTANG WIDAYANTO

PORTFOLIO MANAGEMENT

2012

Sumber: http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2012/01/05/mengenal-reksa-dana-indeks-etf-3apakah-layak-untuk-dimiliki/

Oleh karena itu, investor sekarang cenderung mencari alternatif investasi selain reksa dana seperti Exchange Traded Fund (ETF). ETF adalah sebuah reksadana yang merupakan suatu inovasi dalam dunia industri reksadana yang sifatnya mirip dengan suatu perusahaan terbuka dimana unit penyertaannya dapat diperdagangkan di bursa. ETF merupakan kombinasi dari reksadana tertutup dan reksadana terbuka dan ETF ini biasanya mengacu kepada indeks saham.

LINTANG WIDAYANTO

10

PORTFOLIO MANAGEMENT 4. LITERATUR

2012

1. Buku Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi 7, Penerbit BPFE-Yogyakarta karangan Prof. Dr. Jogiyanto H. M, MBA, Ak. 2. Sensus Penduduk 2010 oleh BPS 3. http://www.bapepam.go.id/reksadana/statistik.asp?page=komposisi-nab 4. http://www.infovesta.com/roller/vesta/entry/apa_itu_reksa_dana 5. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/DFAB8F39-6CCF-483C-B8CCAAD4B6405600/1466/MengenalReksaDana.pdf 6. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana .Syariah 7. http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana 8. http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2012/01/05/mengenal-reksa-dana-indeks-etf-3apakah-layak-untuk-dimiliki/

LINTANG WIDAYANTO

11

Vous aimerez peut-être aussi