Vous êtes sur la page 1sur 7

Asetilkolin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Struktur kimia senyawa asetilkolin. Asetilkolin merupakan salah satu jenis neurotransmiter (zat kimia penghantar rangsangan saraf) yang paling umum dikenal.[1] Senyawa neurotransmiter ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf organisme vertebrata.[1] Asetilkolin berperan dalam mentransmisikan sinyal atau rangsangan yang diterima untuk diteruskan di antara sel-sel saraf yang berdekatan atau pada sambungan neuromuscular.[1] Senyawa organik dengan rumus molekul CH3COOCH2CH2N+(CH3)3 ini tersebar di seluruh tubuh manusia, terutama banyak terdapat di dalam sistem saraf tepi (otonom) dan senyawa ini dikeluarkan dengan adanya stimulasi saraf.[1] Segera setelah dikeluarkan, asetilkolin akan berdifusi dicelah antar-sinapsis dan menstimulasi saraf-saraf lainnya.[1] Aktivitas dari neurotransmiter ini dapat dihambat oleh enzim kolinesterase (EC 3.1.1.7).[2] Enzim ini sendiri ditemukan pada tahun 1968 dimana seorang peniliti bernama Walo Leuzinger berhasil memurnikan dan mengkristalkan enzim ini dari belut listrik di Universitas Kolumbia.[3][4] Penghambatan kerja asetilkolin oleh enzim ini di dalam tubuh manusia berperan dalam menimbulkan penyakit Alzheimer yang terkait dengan kerusakan sel-sel otak, hilangnya ingatan, dan kemampuan berpikir.[5] Penyakit ini dapat dikurangi efeknya dengan menggunakan obat yang mengandung inhibitor kolinesterase.[5] Di samping itu, senyawa asetilkolin juga banyak berperan dalam aktivitas gastoinstestinal.[6]

Kelas Insekta
Terdiri atas : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Ordo Diptera Ordo Siphonaptera Ordo Anoplura(ptiraptera) Ordo Hemiptera Ordo Orthoptera Ordo Lepidoptera Ordo Coleoptera Ordo Hymenoptera

ORDO DIPTERA Ciri Morfologi : 1. 2. 3. 4. Tubuh terdiri atas 3 bagian yang terpisah jelas menjadi kepala, Thorax (dada), Abdomen Mempunyai 1 pasang antena Mempunyai 3 pasang kaki Mempunyai 1 pasang sayap, pasangan sayap belakang tumbuh mengecil (rudimenter) sebagai halter untuk alat keseimbangan

Mempunyai 2 golongan yang penting : Perbedaan Caput Nyamuk

1. Golongan Nyamuk 2. Golongan Lalat NYAMUK Terdapat 4 spesies yang dipelajari : 1. 2. 3. 4. Anopheles sp Culex sp Aedes sp Mansonia sp

Morfologi Nyamuk

Anopheles sp

Terdapat 46 spesies yang tersebar diseluruh Indonesia (baca pada Entomologi Medik) Dalam siklus hidupnya diperlukan air, tanpa air siklus hidup terputus Metamorfosis sempurna: Telur-larva-pupa-dewasa Lebih banyak ditemukan menggigit diluar rumah Tempat perindukan adalah sawah dan saluran irigasi, kolam, rawa, mata air dan sumur Berkembang biak dengan baik di air yang jernih / agak keruh, air berhenti / sedikit mengalir, ditempat teduh atau terkena sinar matahari langsung Stadium telur

a.

Ciri Morfologi :

Lonjong seperti perahu, kedua ujung meruncing Mepunyai alat pengapung Tersusun teratur Diletakkan sendiri-sendiri (terpisah) Mudah musnah diatas 40o C dan dibawah 0o C dan tidak berkembang di bawah 12oC Segera menetas bila berada dalam air dalam waktu 2-3 hari Stadium Larva

b.

Ciri Morfologi :

Terdiri atas kepala, torax dan abdomen Panjang tanpa kaki Kepala mempunyai mata majemuk Antena berbulu, bagian mulut digunakan untuk menggigit Kedelapan ruas abdomen mengandung spirakel yang berfungsi untuk lubang udara Terletak sejajar dengan permukaan air Mempunyai sikat palmata seperti kipas Tidak mempunyai siphon (corong nafas) Pada bagian anus mempunyai insang anal yang berfungsi untuk menyerap air Mampu menahan suhu rendah maupun sedang Stadium Pupa

c.

Ciri Morfologi :

Bentuk seperti koma Terdiri atas cephalothorax dan abdomen Mempunyai siphon Mempunyai terompet yang digunakan untuk bernafas pada thorax Mempunyai kantong udara yang terletak diantara bakal sayap pada bentuk dewasa

Mempunyai sepasang pengayuh yang saling menutupi pada ruas abdomen terakhir yang berfungsi untuk : menyelam cepat, dengan serangan jungkiran sebagai reaksi terhadap rangsangan Sangat mudah musnah pada kekeringan maupun pembekuan

SIKLUS HIDUP ANOPHELES Sp


Setelah satu/ dua hari telur berada di air akan menetas dan keluarlah larva Larva yang keluar masih sangat halus seperti jarum Dalam pertumbuhanya larva mengalami pergantian kulit sebanyak 4 kali Waktu terbanyak untuk pertumbuhan larva adalah 8 10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta spesies nyamuk Pada tingkatan pupa akan dibentuk alat-alat tubuh nyamuk dewasa serta alat kelamin untuk penentuan jenisnya Setelah cukup waktu menjadi pupa (1-2hari), akan keluar menjadi nyamuk dewasa Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara maka akan mampu terbang Nyamuk betina kebanyakan hanya kawin satu kali selama hidupnya Biasanya perkawinan terjadi setelah 24-48 jam setelah keluar dari pupa Ada 3 tempat yang diperlukan untuk kelangsungan tumbuhnya nyamuk :

Perilaku nyamuk Anopheles sp dalam mencari darah :


Perilaku mencari darah yang dikaitkan dengan waktu Aktif mencari darah waktu malam hari Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat eksofagik : luar ruangan endofagik : dalam ruangan Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah antrofilik : lebih senang darah manusia Zoofilik : lebih senang darah hewan Frekuensi menggigit diperlukan waktu : 48-96 jam

Peranan Medik

Sebagai vektor penyakit malaria Sifat suatu spesies untuk menularkan penyakit malaria ditentukan oleh : o Adanya didekat tempat hidup manusia o Lebih menyukai darah manusia daripada darah hewan o Lingkungan yang menguntungkan perkembangan dan memberikan jangka hidup cukup lama kepada Plasmodium untuk menyelesaikan siklus hidupnya o Kerentanan fisiologi untuk infeksi Aedes aegyptie

Ukuran sedang, warna hitam dan terdapat garis-garis dan titik-titik putih pada badan dan kaki. Nyamuk betina mempunyai antena dengan bulu yang tidak lebat, sikap hinggap sejajar sama dengan culex maupun mansonia Stadium telur

a.

Ciri Morfologi :

Bentuk lonjong, agak memipih, berwarna kekuningan, setelah agak tua akan berwarna coklat Permukaan telur terdapat lapisan seperti kain kassa Ujung telur terdapat corolla Tidak mempunyai pelampung Diletakkan satu-satu diletakkan dipermukaan air dan menempel pada bejana Dalam keadaan lembab tahan sampai 6 bulan

b.

Stadium Larva / jentik

Ciri Morfologi :

Terdapat pada air yang jernih Sikapnya membuat sudut 45 derajat dengan permukaan air dan bagian kepalanya dibawah Mempunyai siphon yang relatif pendek dan gemuk yang berwarna gelap dengan mempunyai satu rumpun bulu yang berfungsi untuk bernafas Pada segmen ke-8 terdapat deretan sisir sebanyak 8-12 buah bentuknya seperti mahkota (A.aegyptie) Stadium pupa

c.

Bentuk seperti koma Terdiri atas cephalothorax dan abdomen Mempunyai siphon Mempunyai terompet yang digunakan untuk bernafas pada thorax Mempunyai kantong udara yang terletak diantara bakal sayap pada bentuk dewasa Mempunyai sepasang pengayuh yang saling menutupi pada ruas abdomen terakhir yang berfungsi untuk : menyelam cepat, dengan serangan jungkiran sebagai reaksi terhadap rangsangan Sangat mudah musnah pada kekeringan maupun pembekuan Stadium Dewasa

d.

Berwarna hitam dengan belang-belang putih Kepala hitam dengan garis putih ditengahnya, palpi hitam dengan putih pada ujungnya, proboscis hitam Thorax terdapat 2 garis putih yang berbentuk kurva dengan 2 garis putih yang sejajar ditegah kurva Abdomen pada setiap segmen terdapat gelang-gelang putih o Kaki mempunyai gelang-gelang putih pada setiap ruas Hinggap sejajar

Peranan Medik :

Aedes aegyptie : sebagai vektor penyakit DHF (Dengue Haemorhagic Fever) Aedes albopictus : Sebagai vektor penyakit demam fever / demam kuning maupun chikungunya Culex sp

Menghisap darah hanya pada malam hari Metamorfosis sempurna Tempat perindukan pada rawa, daerah pantai dan air payau Kebiasaan menggigit didalam rumah maupun diluar rumah Stadium telur

a.

Tersusun berderet seperti rakit Diletakkan berkelompok Berbentuk seperti peluru senapan Bagian ujung telur terdapat bangunan seperti corolla Stadium larva

b.

Terdiri atas kepala, thorax dan abdomen Siphon panjang, dan langsing dengan hair tuft lebih dari 1 pasang Posisi di air tegak lurus Pupa Culex

c.

Terdiri atas cephalothorax dan abdomen

Bentuk seperti koma Mempunyai siphon Dewasa Culex sp

d.

Warna coklat muda Probosis dan palpus maxilaris tidak sama panjang Jantan : Palpus maxilaris hampir sama panjang dengan proboscis, antena bulu lebat (Plumose) Betina : Palpus maxilaris lebih pendek dari pada proboscis, antena bulu jarang (pilose) Waktu istirahahat sejajar dengan tempat yang dihinggapi Scutellum trilobi

Kepentingan dalam bidang medik:


Sebagai vektor biologis (cyclo developmental) Wuchereria bancrofti Sebagai vektor virus Japanese B encephalitis

Pengendalian:

Memperbaiki lingkungan (menghilangkan breeding places) Dengan insektisida: stad. Larva & dewasa Predator: ikan Pengendalian genetis: chemo sterilant

Mansonia sp

Mempunyai metamorfosis sempurna Penyebaran kosmopolit, terutama didaerah tropik Telur larva, pupa, dewasa dapat ditemukan di air yang penuh dengan tanman air, misalnya rawa Telur

a.

Ciri Morfologi :

Bentuk lonjong, satu ujung runcing seperti duri, salah satu ujungnya hitam seperti duri. Hal ini berfungsi unt menempel pada akar atau daun tumbuhan air (pistia sp) Tanpa pelampung Berkelompok disawah Stadium larva

b.

Melekat pada akar tumbuhan air Mempunyai siphon pendek, dengan ujung runcing hitam dengan katup penembus untuk mencari oksigen Seluruhnya berada dipermukaan air Pupa

c.

Ciri Morfologi

Seperti koma, terdiri atas cephalothorax dan abdomen Melekat pada tumbuhan air, Mempunyai trumpet dengan katub menembus yang berfungsi untuk mencari O2 Siphon yang berujung runcing yang digunakan untuk melekat pada tanaman air dewasa

d.

Warna kuning, palpus maxilaris tidak sama panjang dengan proboscis Waktu istirahat sejajar dengan tumbuhan yang dihinggapi Scutellum trilobi

Peranan Medik Mansonia sp


Vektor cacing filariasis Gigitan nyamuk yang malam maupun siang hari menyebabkan terganggunya kehidupan manusia Perilaku vektor yang menyebabkan endemi filariasis : o Derajat infeksi alami hasil pembedahan nyamuk alam liar relatif tinggi o Sifat antropofilik dan zoofilik yang meningkatkan jumlah sumber infeksi o Umur nyamuk yang panjang sehingga mampu mengembangkan pertumbuhan larva mencapai stadium infektif untuk ditularkan o dominasi terhadap spesies nyamuk lainya yang ditunjukkan dengan kepadatan yang tinggi di suatu daerah endemi o Mudahnya tempat-tempat yang mengandung air sebagai tempat perindukan

Pemberantasan terhadap Nyamuk filariasis :


Pengobatan terjadap penderita filaria Upaya pengendalian vektor, dengan cara yang mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang mahal Perlindungan/ pencegahan terhadap gigitan vektor Meniingkatkan pengetahuan rakyat mengenai penyakit filariasis dan penularanya, sehingga rakyat dapat berpartisipasi dalam pemberantasan penyakit ini

Vous aimerez peut-être aussi