Vous êtes sur la page 1sur 13

ARTIKEL ILMIAH

PEMBERIAN FRAKSI AIR KULIT BUAH JERUK KEPROK (Citrus nobilis Lour.) TERHADAP KADAR NITROGEN UREA DARAH DALAM SERUM DARAH MENCIT (Mus musculus) JANTAN

Oleh : DEVI ROVITA 060610278

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010


THE EFFECT OF WATER FRACTION OF CITRUS NOBILIS LOUR. PEELS TOWARD BLOOD UREA NITROGEN LEVELS IN THE BLOOD SERUM OF

MALE MICE (Mus Musculus) Devi Rovita, 3) Bambang Poernomo, 4) Ira Sari Yudaniayanti. Departemen Anatomi Veteriner, 2)Mahasiswa, 3) Departemen Anatomi Veteriner, 4)Departemen Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Widjiati, Abstract Devi Rovita ABSTRACT A lot of useful contents from the peels of Citrus nobilis Lour. such as alkaloid, flavonoid, polyphenols and hesperidin which can function as an antifertility. In addition, it contains harmful content such as saponin which may damage the kidneys and affect the excretion of urea in the blood. Purpose of this research is to detect influence distribution of water fraction of Citrus nobilis Lour. peels to blood urea nitrogen levels in blood serum of male mice (Mus musculus). This experiment used 24 male mice, randomly divided into four different treatment and six replicates each. Each treatment (P 1: 40 mg/kg body weight, P2: 60 mg/kg body weight, P3: 80 mg/kg body weight respectively) administered water fraction Citrus nobilis Lour. 1 cc orally for 35 days, except in the control group (P 0) who were treated with 1 cc of distilled water for 35 days. This research was analyzed using Completely Randomized Design and continued with Least Significant Difference Test with 5% significance level to know the different treatments. The Results showed there are significant differences of blood urea nitrogen levels in the four treatment groups (p <0.05), in cases there was increased in P 1 treatment group but keep in the normal limit. There is no significantly differences on the remained groups (P2 & P3) Key Words: water fraction of Citrus nobilis Lour. peels, Blood Urea Nitrogen (BUN) levels, antifertility Menyetujui untuk dipublikasikan Surabaya, 16 Juli 2010 Mahasiswa (Devi Rovita) NIM. 060610278 Menyetujui Dosen Terkait I (Retno Bijanti, MS., drh) NIP. 1954062891032001 Menyetujui Dosen Pembimbing I Menyetujui Dosen Pembimbing II
1) 2)

1)

(Dr. Bambang Poernomo, MS., drh (Ira Sari Yudaniayanti, MS., drh) NIP. 130 701 131 NIP. 132 176 852 Menyetujui Dosen Terkait II (Dr. Widjiati, MS., drh) NIP. 131 877 882 Menyetujui Dosen Terkait III (Yuni Priyandani, Apt, Sp.FRS) NIP. 197306212007012001

Pemberian Fraksi Air Kulit Buah Jeruk Keprok (Citrus nobilis Lour.) Terhadap Kadar Nitrogen Urea Darah Dalam Serum Darah Mencit (Mus musculus) Jantan

1)

Devi Rovita, 3) Bambang Poernomo, 4) Ira Sari Yudaniayanti. Departemen Anatomi Veteriner, 2)Mahasiswa, 3) Departemen Anatomi Veteriner, 4)Departemen Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Widjiati, Abstrak

1)

2)

Terdapat banyak kandungan yang bermanfaat didalam kulit jeruk buah Citrus nobilis lour. yaitu berupa alkaloid, flavonoid, polifenol dan hesperidin yang dapat berfungsi sebagai antifertilitas. Selain itu, terdapat pula kandungan yang merugikan berupa saponin yang mungkin dapat merusak ginjal yang dapat mempengaruhi ekskresi urea di dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi air kulit buah jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.) terhadap kadar nitrogen urea darah dalam serum darah mencit (Mus musculus) jantan. Penelitian ini menggunakan sampel 24 ekor mencit jantan dibagi secara acak dalam 4 perlakuan dan masing-masing 6 ulangan. Masing-masing perlakuan (P1: 40 mg/kg BB, P2: 60 mg/kg BB, P3: 80 mg/kg BB) diberikan fraksi air Citrus nobilis Lour. secara oral 1 ml selama 35 hari, kecuali pada kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan aquadest 1 ml selama 35 hari. Penelitian ini dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikan 5% untuk mengetahui perlakuan yang berbeda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kadar nitrogen urea darah terdapat perbedaan yang nyata pada keempat kelompok perlakuan (p<0.05), yaitu terjadi peningkatan yang nyata pada kelompok perlakuan P1 tetapi masih dalam batas harga normal. Dan terjadi perbedaan tidak nyata pada perlakuan P2 & P3

Kata Kunci: fraksi air kulit buah jeruk keprok ( Citrus nobilis Lour.), Kadar nitrogen urea darah, antifertilitas Pendahuluan Tanaman Jeruk merupakan tanaman yang berkhasiat obat. Spesies jeruk melalui berbagai macam penelitian yang telah dilakukan diketahui mengandung berbagai macam bahan aktif dengan berbagai macam kegunaan. Kandungan tersebut antara lain berupa vitamin C, berbagai macam flavonoid serta minyak atsiri (Morris, 2004). Salah satu spesies tanaman jeruk yang banyak dibudidayakan dan memiliki

tingkat konsumsi yang tinggi di Indonesia adalah Citrus nobilis Lour. atau jeruk keprok (Ashari, 1995). Kulit buah Citrus nobilis Lour. mengandung berbagai macam komponen yaitu vitamin A, vitamin C, limonene, citral, hesperidin, dan senyawa polifenol yang termasuk bahan inhibitor hialuronidase. Hesperidin yang merupakan salah satu zat yang terkandung dalam kulit buah Citrus nobilis Lour. mempunyai berbagai macam aktifitas biologis, antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi, sintesis

antialergi,

hipolipidemia,

serta

dapat

menghambat

prostaglandin. Tringali (2001), dalam penelitianya menunjukkan bahwa hesperidin juga mempunyai efek antikanker dengan menghambat azoxymethane (AOM) yang merupakan pencetus kanker usus pada tikus serta N-butyl-N-(4-hydroxy-butyl) nitrosamine yang merupakan pencetus kanker saluran kemih pada mencit. Pada penelitian lain, Hesperidin dapat mencegah penetrasi spermatozoa dalam proses fertilisasi in vitro (Prajogo dkk., 2002). Berdasarkan data tersebut, Setiawan (2006) melakukan

penelitian dengan menggunakan fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. yang diberikan per oral pada mencit (Mus musculus) dengan dosis 100, 200, 300 mg/kg BB. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kulit buah Citrus nobilis Lour. dapat mengakibatkan hambatan proses penetrasi spermatozoa karena dapat menghambat aktifitas enzim hialuronidase spermatozoa mencit dalam proses dispersi lapisan cumulus oophorus ovum. Citrus nobilis Lour. mengandung hesperidin

yang merupakan salah satu komponen dari senyawa flavonoid dan memiliki aktifitas efek sebagai inhibitor apabila hialuronidase diberikan yang bisa

memberikan

antifertilitas

secara

teratur,

sehingga dapat digunakan sebagai bahan kontrasepsi (Li et al., 1997). Namun demikian, penggunaan kulit buah Citrus nobilis Lour. secara teratur sebagai bahan kontrasepsi perlu dipertimbangkan karena dalam kulit buah Citrus nobilis Lour. juga terkandung senyawa yang merugikan yaitu saponin, yang dapat menyebabkan toksik dan urtikaria. Toksin saponin dikenal dengan sapotoksin, pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah (Kam, 1989). Saponin jika dikonsumsi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan jaringan seperti lesi pada ginjal, nefrosis dan nekrosis tubulus proximal ginjal (Evans, 1992). Gangguan fungsi ginjal menyebabkan laju filtrasi glomerulus menurun dan mengakibatkan ekskresi urea terganggu. Urea di filtrasi oleh glomerulus dan akan diekskresikan bersama urin (Bijanti, 2009). Peningkatan Nitrogen Urea Darah (BUN) umumnya menunjukkan reduksi pada fungsi ginjal (Horne dan Swearingen, 2001). Menurut Guyton and Hall (1997), Parameter kerusakan fungsi ginjal dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar urea dalam darah atau serum (BUN), kadar kreatinin dalam serum, (Glomerolus Filtration Rate = GFR), clearence kreatinin, dan clearence urea. Pada penelitian ini

digunakan pemeriksaan BUN dengan alasan kerena kadar BUN menggambarkan keseimbangan antara pembentukan urea dan

katabolisme protein serta ekskresi urea oleh ginjal (Wahyuni dan Bijanti, 2006). Ekskresi urea merupakan fungsi ginjal yang terpenting (Herper, 1983) Maka berdasarkan uraian tersebut diatas, sebelum digunakan sebagai obat, bahan obat yang digunakan perlu dilakukan uji keamanan suatu bahan obat, karena menurut Depkes R.I (1994) untuk mengetahui kemungkinan adanya efek toksik setelah pemaparan zat kimia secara berulang dalam jangka waktu tertentu perlu dilakukan pengujian sehingga dapat diketahui efek sampingnya untuk organ tertentu. Uji tersebut dapat dilakukan dengan beberapa parameter hematologi, biokimia klinis, dan pemeriksaan histopatologi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai perubahan kadar Nitrogen Urea Darah dalam Serum Darah pada mencit jantan yang diakibatkan oleh pemberian fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. yang dapat berfungsi sebagai bahan kontrasepsi, sebagai persyaratan efek keamanan obat. Metode Penelitian Pembuatan fraksi air kulit buah jeruk keprok ( Citrus nobilis Lour.) dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia Departemen Ilmu Bahan Alam Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Perlakuan dilaksanakan di kandang unit hewan coba Kampus C Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan sampel darah mencit (Mus musculus) jantan untuk mengetahui kadar Nitrogen Urea Darah dalam Serum Darah mencit (Mus musculus)

jantan yang dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit (Mus

musculus) jantan 24 ekor yang berumur 6 bulan dengan berat badan rata-rata 30 g. Sampel yang digunakan adalah serum darah 0,01 ml. Bahan yang digunakan terdiri dari: fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour., larutan NaOH 2N dan larutan HCl 2N untuk pembuatan fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour., pakan ayam yang berbentuk crumble untuk pakan mencit, Serum/plasma jernih, Urease 40.000 U/L, Buffer EDTA pH 6,5, Reagen I, Reagen II. Persiapan Hewan Coba Sebelum penelitian dilakukan, mencit jantan (Mus musculus) diadaptasikan pada kandang selama 7 hari. Kemudian dibagi secara acak menjadi 4 kelompok yaitu satu kelompok kontrol (P0) dan tiga kelompok perlakuan (P1, P2, dan P3), masing-masing perlakuan dengan 6 ulangan. Sebelum diberi perlakuan hewan coba tersebut

diadaptasikan dengan diberi pakan ayam yang berbentuk crumble dan minum secara ad libitum. Setelah diadaptasikan hewan coba mulai diberikan aquadest dan solusio fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. per oral melalui sonde selama 35 hari. Pelaksanaan Penelitian Setelah mencit diadaptasikan selama 7 hari, kemudian

dikelompokkan menjadi empat perlakuan yang berbeda: 1. P0 : Kontrol dengan Aquadest steril sebanyak 1 cc/ekor PO,

2. 3. 4.

P1 P2 P3

: 40 mg/kg BB sebanyak 1 cc/ekor PO, : 60 mg/kg BB sebanyak 1 cc/ekor PO, : 80 mg/kg BB sebanyak 1 cc/ekor PO,

Dosis tersebut di atas mengacu pada dosis dalam penelitian Wulan, (2010), yang didasarkan pada penelitian Setiawan (2006) bahwa dengan dasar dosis 100 mg/kg BB tidak terjadi fertilisasi. Pemberian dilakukan setiap hari per oral dengan sonde selama 35 hari. Pada hari ke-36 setelah perlakuan, dilakukan pengambilan darah melalui jantung dengan cara memasukkan disposable syringe 1 ml. Sebelumnya terlebih dahulu mencit dikorbankan. Darah ditampung dalam tabung reaksi tanpa antikoagulan kemudian disentrifugasi dingin dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit. Serum yang diperoleh dari hasil sentrifugasi digunakan sebagai sampel untuk pemeriksaan kadar Nitrogan Urea Darah. Rancangan Penelitian dan Analisis Data Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Dianalisis dengan uji F atau Analysis Of Variant (Anova). Jika terdapat pengaruh yang nyata, maka perhitungan dari masing-masing perlakuan akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikan 5% (Kusriningrum, 2008). Hasil dan Pembahasan Tabel 4.1 Rata-rata dan Simpangan Baku Kadar Nitrogen Urea Darah (BUN) Mencit (Mus musculus) setelah perlakuan. PERLAKUAN Kadar (BUN) (mg/dl) (x SD)

P3 P2 P1 P0 Keterangan : Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata

12,908 0,8509b 12,747 1,1382bc 15,05 1,3386a 12,212 2,2333bc pada kolom yang sama

Perhitungan statistik dengan uji F terhadap kadar Nitrogen Urea Darah (BUN) menunjukkan F hitung 3,55 lebih besar dari F tabel 3,10 pada taraf signifikan 5%. Berarti empat kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang nyata (p < 0,05) terhadap kadar Nitrogen Urea Darah (BUN). Selanjutnya dilakukan uji BNT dengan taraf 5%. Pada uji BNT 5% ditunjukkan bahwa kelompok perlakuan P 1 memberikan hasil tertinggi dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan ketiga kelompok perlakuan yaitu P3, P2 dan P0. Sedangkan antara kelompok perlakuan P0, P2, P3 terjadi perbedaan yang tidak berbeda nyata antara ketiganya. Berdasarkan hasil perhitungan statistik terhadap kadar Nitrogen Urea Darah (BUN) keempat kelompok perlakuan didapatkan rata-rata untuk perlakuan pemberian fraksi air Citrus nobilis Lour. 80 mg/kg BB (P3) sebesar 12,908 (mg/dl), perlakuan pemberian fraksi air Citrus nobilis Lour. 60 mg/kg BB (P2) sebesar 12,747 (mg/dl), perlakuan pemberian fraksi air Citrus nobilis Lour. 40 mg/kg BB (P1) sebesar 15,05 (mg/dl) dan perlakuan kontrol (P0) sebesar 12,212 (mg/dl). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji F menunjukkan terdapat

perbedaan yang nyata diantara keempat perlakuan. Pada kelompok perlakuan P1 (dosis terkecil) dihasilkan kadar BUN paling tinggi, sebaliknya pada kelompok perlakuan dengan dosis yang lebih tinggi (P2 dan P3) kadar BUN tidak berbeda secara nyata

dengan kontrol (P0). Hal ini mungkin disebabkan karena serum darah yang lisis akibat kesalahan pada saat sentrifugasi sehingga

menyebabkan kenaikan kadar BUN yang berbeda nyata diantara empat kelompok perlakuan. Selain itu adapun hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kenaikan kadar BUN yaitu perdarahan pada

gastrointestinal, dehidrasi, meningkatnya intake protein, meningkatnya katabolisme protein, infeksi sistemik, dan terapi menggunakan

kortikosteroid (Kher, 1992). Dehidrasi atau shok dapat berakibat jumlah urea yang dikeluarkan akan menurun sehingga kadar urea dalam sirkulasi darah menjadi meningkat (Wahjuni dan Bijanti, 2006). Meskipun hasil menunjukkan P1 berbeda nyata terhadap kelompok perlakuan lain (P0, P2 dan P3), tetapi kadar BUN masih dalam batas harga normal. Harga normal BUN yaitu berkisar 11,9 28,0 mg/dl. Kadar BUN setelah pemberian fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. berkisar antara 12,75 15,05 mg/dl. Dengan kata lain, fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. tidak menimbulkan gangguan pada fungsi ginjal. Hasil tersebut didukung dengan laporan Agustina (2010) yaitu bahwa secara histopatologi pemberian fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. dengan dosis 40 mg/ kg BB, 60 mg/ kg BB dan 80 mg/ kg BB relatif aman. Perubahan-perubahan yang terjadi pada gambaran mikroskopik ginjal mencit (Mus musculus) jantan yaitu kongesti dan degenerasi masih dalam tahap ringan dan bersifat reversibel jika penyebabnya dihilangkan.

Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa Pemberian fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. tidak meningkatkan kadar Nitrogen Urea Darah karena kadar BUN masih dalam batas harga normal (11,9-28 mg/dl), dengan hasil tertinggi didapat pada perlakuan P1 (15,05 mg/dl). Daftar Pustaka Agustina, P. 2010. Pengaruh Pemberian Fraksi Air Kulit Buah Jeruk Keprok (Citrus nobilis Lour.) Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Mencit (Mus musculus) Jantan. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. 310-312.

Bijanti, R. 2009. Bahan Ajar Patologi Klinik Veteriner, Kimia Klinik Veteriner. Edisi Pertama. Departemen Kedokteran Dasar Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya

Depkes R.I. 1994. Prosedur Operasional Baku Uji Toksisitas. Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan WHO Collaborating Centre for Quality Assurance Essential Drugs. Depkes R.I. Jakarta

Evans. 1992. Farmacognosy. 13 Edition. Baillierre Tindall. Philadelpia. London. 480-484.

Guyton, A.C. and Hall, J.E. 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta. 417-430. Herper, H.A. 1983. Review of Biochemistry. Diterjemahkan oleh Adji Dharma. CV. ECG. Penerbit. Buku Kedokteran. Jakarta. 437-451.

Horne dan Swearingen. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa. Edisi 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 38, 46.

Kam, O.N. 1989. Zat-Zat Toksik yang Secara Alamiah Ada pada Bahan Makanan Nabati. Cermin Dunia Kedokteran No 58. http://www.kalbe.co.id. 30 Juli 2009. Kher, K.K. 1992. Evaluation of Renal Function. Clinical Pediatric Nephrology. New York : McGraw-Hill. 3-22. Kusriningrum, RS. 2008. Buku Ajar Perancangan Percobaan. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Penerbit Dani Abadi. Surabaya.

Li, M.W., AI., Yudin, V., Voort. K., Sabeur, P., Primakoff, and J.W. 1997. Inhibition of Monkey Sperm Hyaluronidase Activity and Heterologous Cumulus Penetration by Flavonoid In: Biol. Repord., 56:6, 1383-1389 Morris, R., 2004. Citrus spp. http://www.pfaf.org/database/plants.php? citrus+spp. 30 juni 2010 Prajogo, D.E.W., Widjiati, dan Mulyadi, T. 2002. Pengaruh Fraksi Polifenol Gendarussa vulgaris Nees pada Penurunan aktivitas Hyaloronidase Spermatozoa Mencit melalui Uji Fertilisasi In vitro. Dalam: Laporan Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Surabaya Setiawan, D.A. 2006. Efek Ekstrak Kulit Buah Citrus nobilis Lour Terhadap Angka Fertilitas. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Surabaya.

Tringali, C. 2001. Bioactive Compound from Natural Sources. London: Taylor ann Francis Inc. 164-165

Wahjuni, R.S., dan Bijanti, R. 2006. Uji Efek Samping Formula Pakan Komplit Terhadap Fungsi Hati Dan Ginjal Pedet Sapi Friesian Holstein. J. Kedokteran Hewan Vol. 22 (3): 174 178

Vous aimerez peut-être aussi