Vous êtes sur la page 1sur 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pada permukaan kulit manusia terdapat berbagai mikroorganisme

berbahaya, yang pada kondisi tertentu, mikroorganisme tersebut mampu menginfeksi kulit. Jaringan kulit yang tidak sehat menjadi pintu masuk bagi bakteri ke jaringan yang lebih dalam dan dapat menyebabkan infeksi setempat atau generalisata. Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa diketahui sebagai bakteri penyebab berbagai infeksi kulit dan jaringan lunak. Sekarang ini, banyak digunakan obat-obatan tradisional terutama dari tumbuh tumbuhan untuk mengobati suatu penyakit. Pengobatan tradisional dengan menggunakan bahan alam berupa tanaman sudah dikenal lama, khususnya sejak awal keberadaan manusia. Salah satu tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat tradisional adalah buah manggis .(Anastasia, 2010). Secara empiris, manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah yang cukup dikenal selain rasanya yang enak, daging buah manggis dapat mengobati penyakit diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok, peluruh dahak dan sakit gigi. (Poeloengan, Praptiwi, 2010). Secara umum, orang hanya mengkonsumsi buahnya saja dan cenderung membuang kulit buah manggis tersebut. Bagian tanaman yang secara tradisional sering dipakai dalam pengobatan tradisional (diare, disentri, eksim dan penyakit kulit lainnya) adalah kulit buah. Kulit buah manggis ternyata dilaporkan kaya mengandung senyawa golongan xanthon. Pada uji toksistas, ekstrak etanol buah manggis yang

mengandung senyawa aktif xanthon tidak menunjukkan toksisitas baik secara akut maupun sub-kronis. (Nugroho Agung) Dilaporkan bahwa -mangostin, senyawa xanthon yang diisolasi dari kulit manggis, memiliki daya antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. (Putra Kencana,2010) Masyarakat biasa mengonsumsi kulit buah manggis dalam bentuk jus, khususnya untuk pengobatan dalam tubuh. Sedangkan, kulit buah manggis dapat digunakan juga untuk pengobatan topikal sebagai antibakteri. Saat ini telah banyak produk kecantikan yang dijual di pasaran mengingat saat ini masyarakat Indonesia khususnya para wanita Indonesia terus berusaha untuk menjaga kulitnya tetap halus dan lembab. Salah satu jenis produk kecantikan yang berfungsi untuk menghaluskan kulit adalah lulur. Lulur tradisional adalah ekstrak bahan alami dari tanaman yang dibuat dalam bentuk scrub yang digunakan untuk kecantikan dioleskan dan digosok perlahan-lahan keseluruh tubuh untuk membersihkan badan dari kotorankotoran serta mengangkat sel-sel kulit mati pada tubuh sehingga kulit terlihat bersih dan halus. Namun karena tingginya permintaan pasar membuat para produsen lulur terus melakukan inovasi baru untuk membuat lulur menjadi sebuah produk yang multi fungsi, selain fungsi utamanya. Dengan berbagai inovasi lulur tidak hanya mampu menghaluskan kulit saja, tapi juga dapat membuat kulit terlihat lebih cerah alami. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap modifikasi dari sediaan lulur yang awalnya hanya sebagai sediaan dalam perawatan kecantikan menjadi sediaan yang juga dapat menjaga kesehatan tubuh dari infeksi atau penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri.

1.2

Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : Berapa kadar ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada sediaan sehingga menghasilkan sediaan yang stabil dan memiliki aktivitas antibakteri?

1.3

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan lulur mandi yang memiliki aktivitas sebagai sediaan perawatan kecantikan dan pencegahan penyakit kulit atau infeksi kulit, yang mengandung ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.).

1.4

Kegunaan Penelitian Menghasilkan produk lulur mandi yang memiliki aktivitas sebagai sediaan perawatan kencantikan dan pencegahan penyakit kulit atau infeksi kulit.

1.5

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013. Dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Farmasetika, dan Laboratorium Penelitian Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Jl. Soekarno Hatta 345 Bandung.

Vous aimerez peut-être aussi