Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB III PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN A Tgl PENGKAJIAN pengkajian :21 juni 2012 Pukul : 14.

00 1 a b c d e f g h Nama Umur Status perkawinan Agama Pekerjaan Suku / bangsa No Register Alamat Banyumas i Tgl Masuk : 15 juni 2012 : Ny.H : 36 Tahun : Janda : Islam : Buruh : Jawa / Indonesia : 00465897 : Linggasari Rt4/Rw1 Infomasi Umum

Informan a b c Nama Umur Pekerjaan : Tn.S : 65 tahun : Petani

d e f

Hubungan dengan pasien Tinggal serumah dengan pasien Alamat Banyumas

: Ayah kandung : Iya : Linggasari Rt4/Rw1

Keluhan utama Klien masuk di Instalasi pelayanan jiwa terpadu RSUD Banyumas tanggal 15 Juni 2012 diantar oleh ayah dan keluarganya. Alasan klien dibawa adalah di rumah klien suka tersenyum sendiri, bicara sendiri, suka melamun, gelisah, susah tidur, dan mondar-mandir.

3 a 1

FAKTOR PREDISPOSISI Biologik Riwayat kesehatan sebelumnya Pada tahun 2000 Klien pernah menderita penyakit typoid dan dirawat di rumah sakit selama dua minggu. 2 Genetik Didalam keluarga klien tidak ada yang pernah menderita penyakit gangguan jiwa seperti yang dialami klien. Klien pernah dirawat di instalasi pelayanan jiwa terpadu RSUD Banyumas dengan penyakit yang sama, sebanyak satu kali di bulan juni 2010 dan dinyatakan sembuh. Selama ini klien menjalani pengobatan dan kontrol secara teratur ke poli jiwa RSUD Banyumas. b Psikososial

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Pada tahun 1998 suami klien meninggal dan itu membuat klien merasa sedih sekali.

Riwayat penganiayaan Klien mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, aniaya seksual, kekerasan dalam keluarga, maupun tindakan kriminal baik sebagai pelaku,korban atau saksi.

Genogram

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan :Garis pernikahan :Garis keturunan :Klien

:Orang yang tingga serumah : meninggal

4 a

FAKTOR PRESIPITASI Peristiwa yang baru dialami dalam waktu dekat Klien merasa sedih saat anaknya minta dibelikan motor, tetapi klien tidak bisa memenuhinya.

Perubahan aktivitas hidup sehari-hari Selama sakit klien jarang melakukan aktivitas sehari-hari seperti

biasanya seperti menyapu, mengepel, cuci piring, memasak, mengurus anak dan lain-lain. c Perubahan fisik Tidak tampak adanya perubahan fisik, tetapi dalam berjalan klien terlihat berjalanya lebih lambat. d Lingkungan penuh kritik Di lingkungan sekitar rumah klien, terutama tetangga dekat sering menggunjing dirirnya dan mengatakan bahwa klien kentir. 5 a PEMERIKSAAN FISIK Tanda Vital : Tekanan darah: 120/80 mmHg, Heart rate: 87 kali

permenit , Suhu :36,5C, Respiration rate : 17 x/mnt b c Ukur : Tinggi badan: 155 cm, Berat badan: 40 kg Keluhan Fisik : Klien tidak mempunyai keluhan fisik yang berarti

6 a 1

SOSIAL-KULTURAL-SPIRITUAL Konsep Diri Citra Tubuh : klien mengatakan merasa dirinya biasa aja tidak cantik dan tidak jelek, klien mengatakan menerima keadaan tubuhnya saat ini, klien mengatakan tubuhnya tidak ada kecacatan dan klien menerima semua bagian tubuhnya dengan rasa senang. 2 Identitas : klien mengatakan dirinya adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara, klien adalah seorang perempuan, klien mengatakan merasa senang menjadi seorang perempuan, perilaku klien tidak menyimpang dengan identitas klien. 3 Peran : klien mengatakan dirinya sebagai seorang ibu dari seorang anak laki-laki dan sebagai ibu rumah tangga, rajin menyiapkan sarapan untuk anaknya dan kedua orang tuanya. Klien merasa sebagai seorang ibu tidak mampu untuk memenuhi keinginan anaknya yaitu membelikan sepeda motor yang baru kepada anaknya, dan sebagai seorang anak klien juga tidak mampu membantu perekonomian orang tuanya . 4 Ideal Diri : klien mengatakan dirinya ingin bekerja sehingga dapat membelikan motor anaknya namun klien tidak mampu untuk memenuhinya. Saat ini harapan klien adalah ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit, sehingga dirinya bisa mencari pekerjaan dan dapat mewujudkan keinginan anaknya yaitu membelikan motor yang baru.

Harga Diri : klien mengatakan minder atau merasa malu dengan kondisinya, klien juga merasa gagal sebagai orang tua karena tidak dapat membelikan motor untuk anaknya.

b 1

Hubungan Sosial Orang Terdekat Klien mengatakan Orang terdekat klien yaitu ayah dan ibunya tetapi ketika ada masalah pun klien memilih menyelesaikan masalahnya sendiri dengan cara berdiam diri dari pada cerita kepada orang tuanya. 2 Peran serta dalam kegiatan kelompok Klien jarang mengikuti kegiatan kemasyarakatan, karena sifat klien yang pendiam dan pemalu sehingga saat dirumah klien lebih senang menyendiri dikamar dan jarang bergaul dengan orang lain. 3 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain klien mengatakan mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, karena sifat klien yang pendiam. Klien

mengatakan lebih memilih diam menyendiri daripada berinteraksi dengan orang lain. Klien tidak tahu nama-nama temannya yang tinggal satu ruangan. c 1 Spiritual Nilai dan keyakinan : klien mengatakan beragama Islam, klien percaya terhadap Tuhan, menurut klien Tuhan itu ada.

Kegiatan ibadah : klien mengatakan sebelum sakit sering mengikuti pengajian, dan shallat 5 waktu, dan selama sakit klien masih melakukan shallat 5 waktu.

Pengaruh spiritual terhadap koping individu Klien mengatakan setelah shalat dan berdoa kepada allah hatinya lebih tenang .

7 a 1

STATUS MENTAL Deskripsi umum Penampilan : Dalam berpenampiln klien tampak rapi, memakai baju seragam dari rumah sakit. 2 Pembicaraan : Bicara klien cepat, apa yang disampaikan cukup bisa diterima dan di pahami, namun klien tidak mampu memulai pembicaraan dan selama interaksi kontak mata kurang. 3 Aktivitas motorik : Klien tampak mondar mandir tidak jelas, klien dapat makan dan minum sendiri. b 1 2 c Status emosi Alam perasaan : klien tampak sedih, lesu, raut wajah muram Afek : afek klien sesuai, cenderung sedih, dan labil. Persepsi Klien mengalami halusinasi pendengaran, klien sering mendapat bisikan bisikan yang menakut-nakuti seperti mengancam, bisikan sering

muncul terutama pada saat klien melamun

dan sendirian, klien

mengatakan merasa takut, jika bisikan itu datang klien hanya membiarkan saja, klien mengatakan bisika muncul pada malam hari, dalam satu hari bisikan bisa muncul 2 kali. d 1 Proses pikir Bentuk pikir Klien mempunyai bentuk pikir yang otistik yaitu klien hidup dalam alam pikirannya sendiri tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya, klien mengikuti halusinasi yang muncul, klien tidak bisa membedakan mana yang realita dan mana yang halusinasi. 2 Arus pikir Dalam berinteraksi klien bicara berbelit belit tetapi sampai pada tujuan. 3 Isi pikir Klien mempunyai rasa bersalah yang berlebihan karena tidak mampu membelikan motor pada anaknya. e 1 Sensori dan kognisi Tingkat kesadaran : Bingung, klien mengalami disorientasi waktu, tempat, orang. 2 Daya ingat : klien tidak mengalami gangguan daya ingat, karena klien masih bisa mengingat kejadian di masa lalu, nama perawat dan keluarganya. 3 Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien tidak dapat berkonsentrasi saat di lakukan wawancara, klien tidak dapat berhitung saat penulis memberikan pertanyaan tentang penjumlahan dan pembagian secara sederhana. 4 Insting : klien tahu bahwa saat ini berada dirumah sakit jiwa, klien sadar bahwa dirinya mengalami halusinasi. 5 Pengambilan keputusan: Dalam pengambilan keputusan klien selalu meminta pendapat ayah dan ibunya, setelah sakit klien lebih banyak meminta pendapat perawat dalam pengambilan keputusan. 8 a KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG Makan klien makan 3 kali sehari menghabiskan porsi makan, klien mampu membersihkan alat makannya sendiri. b BAB/BAK klien BAB 1 kali sehari, BAK 4 kali sehari, dan klien mampu BAB dan BAK pada tempatnya dan mampu melakukan sendiri. c Mandi klien mandi 2 kali sehari dan sikat gigi, klien mampu melakukannya. d Berpakaian/ berhias klien berpakaian yang sudah disediakan oleh rumah sakit dengan rapi e Istirahat tidur Dari observasi tgl 21 juni 2012, klien jarang tidur siang, klien tidur setelah jam minum obat, klien mengalami gangguan pola tidur.

Penggunaan obat Dari catatan terapi psikofamaka klien mendapat terapi CPZ, HLP, THP 3x1 tablet sehari.

Pemeliharaan kesehatan Makan teratur, klien minum obat dengan teratur.

Aktifitas dirumah Klien mengatakan mampu merapikan rumah seperti merapikan kamar tidur, menyapu, mengepel dan mencuci pakaian sendiri.

Aktifitas di luar rumah Klien mengatakan dalam urusan belanja untuk kebutuhan sehari-hari klien dan ibunya yang mengurusnya, apabila ke pasar klien menggunaan sepeda.

MEKANISME KOPING Mekanisme koping individu : Dalam mengatasi masalahnya klien tidak pernah mau bercerita pada orang lain, selalu memendam jika ada masalah, dan melakukan pekerjaan secara berlebihan, tidak mau mengungkapkannya dan cenderung menghindar terhadap masalah. Mekanisme koping keluarga : Tidak terkaji, karena selama pengkajian penulis tidak bertemu dengan keluarga

10 a

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN : Masalah dengan dukungan kelompok :

Klien mampu berinteraksi dengan orang lain tetapi jarang. Klien lebih suka menyendiri.

Masalah dengan lingkungan : Klien lebih suka menyendiri dan jarang melakukan interaksi karena sering digunjingi oleh tetangganya.

Masalah dengan Pendidikan Klien mengatakan pendidikan terakhirnya SMP.

Masalah dengan Pekerjaan : Klien mengatakan saat ini tidak bekerja, klien berharap dirinya bisa bekerja kembali.

Masalah dengan perumahan : Klien masih tinggal dengan orang tuanya dan di rumah sedang ada masalah, anaknya meminta dibelikan motor yang baru.

11

KURANG PENGETAHUAN TENTANG: Kurang pengetahuan tentang koping individu yang kurang efektif dan faktor pencetus, di buktikan dengan klien pernah satu kali dirawat di rumah sakit jiwa dan dinyatakan sembuh dengan rajin kontrol, minum obat secara teratur, tetapi dengan adanya masalah di dalam keluarga dan guncingan dari tetangga sekitar klien kambuh lagi dan mengalami gangguan jiwa kembali.

12

ASPEK PENUNJANG Diagnosa medis : F 20. 3

Terapi medis : CPZ THP : 3x100 mg : 3x5 mg

Halloperidol : 3x2 mg Riwayat alergi : tidak terkaji Laboratorium : tidak ada Riwayat penggunaan obat : Sebelumnya klien mengkonsumsi obat seperti CPZ, THP, HLP dan tidak pernah mengkonsumsi obat obatan seperti narkoba. 13 Hari /tanggal No Dx ANALISA DATA Data fokus Masalah keperawatan

21 -62012 14.15

DS : Klien mengalami

Gangguan persepsi halusinasi sensori : halusinasi sering pendengaran

pendengaran,

klien

mendapat bisikan bisikan yang menakut-nakuti mengancam, bisikan seperti sering

muncul terutama pada saat klien melamun dan sendirian, klien mengatakan terkadang

merasa takut, jika bisikan itu datang klien hanya membiarkan saja, klien mengatakan bisikan muncul pada malam hari, dalam satu hari bisikan bisa muncul lebih dari 2 kali. DO : Klien terlihat bingung Ekspresi wajah klien tampak takut Klien tampak mondar-mandir Intonasi suara pelan Kontak mata jarang Klien mengatakan sulit tidur

14.20

DS : Klien mengatakan ketika ada Isolasi sosial masalah klien memilih masalahnya

menyelesaikan

sendiri dengan cara berdiam diri dari pada cerita kepada orang tuanya. klien memilih mengatakan diam lebih

menyendiri

daripada berinteraksi dengan orang lain. Klien tidak tahu nama-nama temannya yang

tinggal satu ruangan.

DO :

Ekspresi wajah murung, sedih. Tampak larut dalam pikiran dan ingatannya sendiri, tidak tahan terhadap kontak yang lama,

klien tidak mampu memulai pembicaraan.

14

POHON MASALAH Resiko perilaku kekerasan

Gangguan persepsi sensori:halusinasi pendengaran

Menarik diri:isolasi sosial

15 a b

DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran Isolasi sosial

Vous aimerez peut-être aussi