Vous êtes sur la page 1sur 3

AMINOGLIKOSIDA A.

Pengertian
Aminoglikosida adalah Antibiotika bakterisidal yang dikenal toksik terhadap saraf otak VIII komponen vestibular maupun akustik (ototoksik) dan terhadap ginjal (nefrotoksik).

B. Kegunaan
Kegunaan aminoglikosida yang utama adalah mengobati infeksi oleh spesies Pseudomonas, yang pada umumnya Resisten terhadap Penisilin ataupun sefalosporin.

C. Indkasi
Indikasi penggunaan aminoglikosida sebaiknya dibatasi untuk infeksi oleh kuman aerobic Gram-negatif yang sensitive terhadapnya dan telah resisten terhadap antimikroba lain yang kurang toksik ; terutama infeksi sistemik berat. Pada berbagai infeksi oleh kuman Gram-negatif yang berat dan bersifat fatal, penggunaan aminoglikosida sebagai terapi awal dapat menyelematkan nyawa pasien, sekalipun belu dapat dipastikan kuman penyebab. Termasuk dalam kelompok ini adalah Bakterimia dan Syok Septik.

D. Kontra Indikasi
Aminoglikosida, sekalipun berspektrum anti-mikroba lebar, jangan digunakan pada setiap jenis infeksi oleh kuman yang sensitif. Hal ini disebabkan oleh :

resistensi terhadap aminoglikosida rlatif cepat berkembang toksisitasnya relatif tinggi tersedianya berbagai antibiotik lain yang cukup efektif dan toksisitasnya lebih rendah.

E. Efek Samping
Semua aminoglikosida terutama pada penggunaan parenteral dapat mengakibatkan kerusakan pada organ pendengar dan keseimbangan (ototoksik) akibat kerusakan pada saraf otak kedelapan. Gejalanya berupa pusing, berdengung(tinnitus), bahkan ketulian yang tidak reversibel. Pada penggunaan oral dapat terjadi nausea, muntah, dan diare, khususnya pada dosis tinggi.

Efek samping oleh aminoglikosida dalam garis besarnya dapat dibagi dalam 3 kelompok : 1) Alergi secara umum potensi aminoglikosid untuk menyebabkan alergi rendah. Rash, eosinofilia, demam, diskrasia darah, angiodema, dermatitis eksfoliatif, stomatis, dan syok anafilaksis. 2) Reaksi iritasi dan Toksik reaksi iritasi berupa rasa nyeri terjadi ditempat suntikan diikuti dengan radang steril, dan dapat disertai pula peningkatan suhu badan setinggi berupa gangguan pendengaran dan keseimbangan, dan pada ginjal. 3) Perubahan Biologik efek samping ini bermanifestasi dalam 2 bentuk, yaitu gangguan pada pola Mikroflora tubuh dan gangguan absorpsi di usus.
1/2-11/2

derajat

celcius. Rekasi toksik terpenting pada aminoglikosida adalah pada susunan saraf,

F. Aktivitas Antimikroba
Kepekaan suatu galur mikroba terhadap aminoglikosida mudah berubah, biasanya menurun setelah terjadi kontak dengan aminoglikosida.kejadian ini jelas akan mnyebabkan perubahan dalam spektrum antimikrobaakibat berkembangnya resistensi. Spektrum aminoglikosida lain, pada umumnya lebih luas daripada streptomisin. Beberapa perbedaan kecil dapat menimbulkan implikasi klinik, antara lain dalam hal spektrum antimikroba dan potensinya.

G. Mekanisme Kerja
Aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh purin proteins pada membrane luar dari bakteri Gram-negatif masuk ke ruang periplasmik. Sedangkan transport melalui membrane dalam sitoplasma membutuhkan energi. Setelah masuk sel, aminoglikosida terikat pada ribosom 30S dan menghambat sintesis protein. Terikatnya aminoglikosida pada ribosom ini mempercepat transport aminoglikosida kedalam sel, diikuti dengan kerusakan membrane sitoplasma, dan disusul kematian sel.

H. Penggunaan Klinik
Penetrasi yang baik dari aminoglikosida ke berbagai bagian tubuh tertentu, menghasilkan kadar yang kira-kira sama dengan kadar dalam darah. Infeksi oleh kuman

yang sensitif ditempat-tempat ini, dapat diharapkan tertanggulangi dengan aminoglikosid. Organ atau bagian yang dmaksudkan adalah jaringan paru, rongga sendi, cairan pleura seta asites. Dosis terapi untuk infeksi saluran kemih dapat dicapai dengan dosis yang lebih rendah daripada untuk infeksi sistemik lain karena kadar obat dalam urin dapat berkisar antara 10 sampai 100 kali lebih tinggi daripada kadar dalam serum. Pada penggunaan aminoglikosida topical, perlu diperhitungkan kemungkinan timbulnya efek toksik sistemik. Hal ini antara lain dapat terjadi dengan aplikasi aminoglikosida pada luka bakar yang luas. Selain iu, penggunaan gentamisin topical dapat menginduksi timbulnya masalah resistensi.

I. Penggolongan
Aminoglikosida dapat dibagi atas dasar rumus kimianya, yaitu : Streptomisin mengandung satu molekul gula- amino dalam molekulnya. Kanamisin dengan turunannya Amikasin dan dibekasin, Gentamisin dengan turunannya Netilmisin dan tobramisin, yang semuanya memiliki 2 molekul gula yang dihubungi oleh sikloheksan. Neomisin, framisetin, dan paromomisin dengan 3 gula-amino. 1. Streptomisin Streptomisin diperoleh dari Streptomyces griseus oleh waksman (1943) dan segera digunakan sebagai obat tuberkulosa.

Vous aimerez peut-être aussi