Vous êtes sur la page 1sur 2

Analisa hasil 447 pasien berpartisipasi di studi ini, 75,3% dari pasien bangsal (n=593).

Partisipan lebih banyak perempuan 247 (56%) sementara yang laki-laki 197(44%), sisanya tidak menyebutkan gender. Mereka berusia sekitar 70 tahun. Bladder and bowel symptom Disini pasien diminta untuk menyebutkan pengalaman ada tidaknya gejala yang dialami sebelum 24 jam terakhir, gejalanya seperti kbocoran urin tiba-tiba, nokturia, urinary urgensi, gangguan saat mengeluarkan urin, kebocoran tiba-tiba dari bowel. 22% responden yaitu 86 orang melaporkan menmpunyai pengalaman kebocoran urin 24 jam terakhir. Dari jumlah ini 54 orang menjawab pertanyaan frequensi kebocoran yang terjadi dalam satu periode 24 jam. Rata-rata frekuensinya 3 dengan skala 1-10. 10% reponden yaitu 44 orang mempunyai pengalaman kebocoran tiba-tiba dari bowel mereka. Dari kelompok ini 23 orang menunjukkan frekuensinya dalam satu periode, rata2 frekuensinya 2. Pasien juga diminta menyebutkan ada tidaknya gangguan bladder and bowel selama dirumah. Hasilnya. 34% respondent mengalami gangguan bladder sebelumnya dan 26% melaporkan gangguan bowel sebelumnya. Factor yang berhubungan dengan inkontinensia Analisa data untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan laporan episode inkontinensia di 24 jam terakhir. 2 faktor dimunculkan secara statistic signifikan pada kemunculan inkontinensia urin. Faktor itu adalah mobilitas dan gangguan blader sebelumnya. Secara spesific, pasien yang diminta pembantu orang untuk mobilisasi atau supervisi atau mobilisai tidak umum yang secara signifikan lebih kepengalaman kebocoran urin daripada pasien yang dimobilisasi dengan bantuan berjalan atau yang mampu untuk mobilisai secara mandiri. Pasien dilaporkan gsebelumnya ada angguan blader juga secara signifi kan lebih ke melaporkan kebocoran urin secara tiba selam 24 jam terakhir. Mobilitas ini mengganggu kelompok pasien yang juga lebih ke pengalaman faecal incontinence daripada pasien yang dimobilisasi dengan bantuan berjalan atau yang mampu mobilisasi mandiri. Tidak ada hubungan yang signifikan antara gangguan bowel sebelumnya dan faecal incontinence dalam 24 jam terakhir. Penggunaan product/ pembantu kontinensia 266 pasien (59,6%) dari sampel melaporkan menggunakan beberapa jenis product continens pada saat survey. product yang lebih umum digunakan adalah absorbent continence pads (136), kemudian washable bed protection(83), draw sheets with mackintosh(64), dan uretral cateter (34). Bebrapa pasien menggunakan lebih dari satu product kontinens. Analisis data dari 121 pasien yang hanya berupa management kontinens adalah absorben continenc pad, dinyatakan bahwa 50 (41%) dari kelompok dilaporkan tidak ada lagi episode urinari atau faecal incontinence pada 24 jam terakhir. Perbandingan antara 113 pasien yang dilaporkan memiliki pengalaman beerapa bentuk kebocoran urin secara tiba2 atau faeces pada 24 jam terakhir, 18 (16%) tidak menggunakan product kontinens saat survey.

Dokumentasi Bukti catatan pada reka medis semua pasien direview untuk mengidentifikasi ada tidaknya dokumentasi tentang status bowel dan blader mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa 43% (184) tidak ada dokumentasi fungsi blader pasien dan 51% (219) tidak ada dokumentasi fungsi bowel. Analisis dilakukan pada hubungan antara dokumentasi fungsi blader dan bowel pasien pada bukti catatan dan laporan fungsi blader dan bowel pasien sebelum dirawat. 123 pasien melaporkan terdapat gangguan blader dirumah, 43 (35%) tidak ada informasi bagaiman fungsi blader selama dirumah dan 90 pasien melaporkan gangguan bowel di rumah, 41 (46%) tidak ada infomasi tentang fungsi bowel mereka dirumah. Untuk mengkaji tingkat episode inkontinen selam dirawat, perkembangan catatan 24 jam terakhir semua pasien direview. Ini menunjukkan bahwa 87 pasien melaporkan mengalami kebocoran urin tiba-tiba pada periode ini, 49 (57%) tidak ada dokumentasi tentang episode pada catatan mereka. Sama halnya, 44 pasien yang melaporkan kebocoran tiba-tiba dari bowel pada 24 jam terakhir, 26 (61,9%) tidak ada dokumentasi. Discussion Tujuan pertama studi ini adalah untuk menghitung prevalence inkontinen urin dan feces dan gejala lain pada blader dan bowel pada pasien medis, bedah, rehabilitasi dan evaluasi lansia dan management ruang pada 3 fasilitas perawatan acut dan subacut.

Vous aimerez peut-être aussi