Vous êtes sur la page 1sur 5

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Sejalan dengan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah,

pemerintah

kabupaten/kota

berwenang

menetapkan

prioritas

pembangunan sesuai dengan kebutuhan, aspirasi dan kemampuan daerah. Dengan adanya keputusan ini eksistensi program dan kelembagaan yang menangani bidang Pemberdayaan perempun dan Keluarga Berencana

sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Kelembagaan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan Peraturan Bupati Minahasa Utara nomor 28 tahun 2009 tentang Uraian tugas dan fungsi Badan pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana kabupaten Minahasa Utara sebagaimana pasal 3 Bab III Peraturan Perempuan penyusunan Bupati dan dan tersebut Keluarga menyebutkan Berencana bahwa Bdan tugas bidang Pemberdayaan melaksanakan pemberdayaan

mempunyai daerah

pelaksanaan

kebijakan

perempuan dan keluarga berencana. Untuk itu maka Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB

memerlukan dukungan aparat yang memadai baik kuantitas maupun kualitas. Melalui penyusunan Kertas Kerja Perorangan ini, kompetensi aparatur dalam menyelenggarakan koordinasi perencanaan, pengembangan dan pembinaan

pegawai, pelayanan administrasi secara vertical dan horizontal, pelaksanaan ketatausahaan perlu ditingkatkan untuk menunjang kinerja organisasi secara

keseluruhan. Oleh Karena itu maka judul yang diangkat adalah Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Perencanaan kegiatan dan program pada Bagian Kesekretariatan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Minahasa Utara.

B. ISU AKTUAL PRIORITAS Memperhatikan tugas pokok dan fungsi,maka timbul isu-isu yang

berkembang serangkaian dengan kenyataan yang ada untuk perlu mendapat perhatian dan penanganan yaitu : 1. Belum optimalnya pengkoordinasian rencana kegiatan dan program 2. Ketrampilan aparatur dalam pengelolaan administrasi masih rendah 3. Pemahaman aparatur mengenai perangkat-perangkat hukum,

organisasi dan tata laksana masih rendah. Dalam menentukan prioritas Isu Aktual akan ditentukan dengan menggunakan acuan penilaian kriterian Aktual (A), Kekhalayakan (K), dan Problematik (P) dari masing-masing isu. Skala penilaian setiap kriteria menggunakan skala likert yaitu bobot berikut : Nilai Aktual : nilai 1 sampai 5 dengan arti sebagai

Sangat Aktual Aktual Cukup Aktual Kurang Aktual Tidak Aktual

nilai 5 nilai 4 nilai 3 nilai 2 nilai 1

Nilai Kekhalayakan Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Tidak Ada nilai 5 nilai 4 nilai 3 nilai 2 nilai 1

Nilai Problematik Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Tidak Ada nilai 5 nilai 4 nilai 3 nilai 2 nilai 1

Dengan

mempergunakan

teknik

tapisan

berdasarkan

penentuan

nilai/bobot terhadap ketiga isu aktual tersebut, diperoleh isu prioritas yaitu belum optimalnya pengkoordinasian rencana kegiatan dan program, karena isi tersebut

nilai tertinggi yaitu 11 atau rangking 1 seperti seperti dalam table berikut.

Tabel 1. Isu Aktual Prioritas

No

ISU AKTUAL Ketrampilan aparatur

Aktual Kekhalayakan Problematik dalam 3 3 3

Total

pengelolaan administrasi masih 1 rendah Belum optimalnya pengkoordinasian rencana 2 kegiatan dan program Pemahaman aparatur

11

mengenai perangkat-perangkat 3 hukum, organisasi dan tata 3 laksana masih rendah. 2 2 7

Terhadap

isu

yang

menjadi

prioritas

ini,

akan

dianalisis

untuk

diidentifikasikan berbagai dimensi yang mempengaruhinya, dicari penyebabnya, alternatif pemecahannya dan akhirnya dilakukan tindakan dengan persoalan atau isu dimaksud dapat terselesaikan.

C. PERUMUSAH MASALAH Terhadap isu aktual prioritas dapat dijelaskan faktor-faktor penyebab : 1. 2. 3. Motivasi kerja belum optimal Ketrampilan dalam pengelolaan administrasi masih rendah Pemahaman mengenai perangkat-perangkat hukum, organisasi, dan tata laksana masih rendah 4. Keterbatasan sarana/ prasarana dan

5. Pembiayaan yang belum memadai Belum optimalnya pengkoordinasian rencana kegiatan dan program adalah pemasalahan yang dihadapi. Dengan demikian harus dirumuskan secara nyata untuk kemudian dicarikan pemecahannya. Permasalahan yang dihadapi dapat dirumuskan sebagai berikut : Belum optimalnya kinerja perencan kegiatan dan program di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Minahasa Utara.

Vous aimerez peut-être aussi