Vous êtes sur la page 1sur 32

REFERAT PTOSIS

Disusun oleh: Febrina Dwi Haryani H2A008020 Pembimbing : dr. Sudarti, Sp. M

PENDAHULUAN
Ptosis (Blepharoptosis) keadaan jatuhnya kelopak mata atas (Drooping eye lid) kelemahan m.levator palpebra akibat lumpuhnya n. III (Occulomotorius) Insidensi ptosis hingga saat ini belum pernah dilaporkan. Ptosis kongenital segera setelah lahir tahun pertama kelahiran Ptosis yang didapat bisa terjadi pada semua kelompok usia

DEFINISI
Ptosis merupakan keadaan jatuhnya kelopak mata (Drooping eye lid ), dimana kelopak mata atas tidak dapat diangkat atau terbuka sehingga celah kelopak mata menjadi lebih kecil di.bandingkan dengan keadaan normal

ANATOMI DAN FISIOLOGI PALPEBRA


Palpebra berfungsi: Memberikan proteksi mekanis pada bola mata anterior Mensekresi lapisan lemak dari lapisan air mata Menyebarkan film air mata ke konjungtiva dan kornea Mencegah mata menjadi kering Memiliki pungta tempat air mata mengalir ke sistem drainase

Gerakan palpebra m. Orbicularis oculi dan m. Levator palpebra Membuka m. Orbicularis oculi kontraksi, m levator palpebra relaksasi Menutup m. Orbicularis oculi relaksasi, m levator palpebra kontraksi Melihat keatas m. Levator palpebra superior kontraksi dan bergerak bersama bola mata. Melihat kebawah palpebra superior menutupi kornea bagian atas dan pelpebra inferior agak tertarik kebawah

Struktur palpebra
7 lapisan palpebra 1. Kulit 2. Otot orbikularis oculi fx: menutup, n. VII (facialis) 3. Septum orbita jaringan fibrosis dari rima orbita pembatas isi orbita dg kelopak depan 4. Bantalan lemak pra aponeurotika 5. Tarsus jar ikat fibrosus yg dihub pd tepian orbita ol tendo kanthus med damn lat didlmx tdpt kel. Meiborn

6. Otot levator dan aponeurotik levator palpebra major refracter klopak mata atas n. III (occulomotorius) fx. Membuka kelopak mata / mengangkat 7. Konjungtiva tarsal Terletak dbelakang bola mata

Margo palpebra
Margo anterior bulu mata, glandula zeis, glandula moll Margo posterior glandula meiborn Punktum lakrimal

Fissura palpebra
Ruang ellips diantara kedua palpebra yang dibuka

Refraktor palpebra
Retraktor palpebra berfungsi membuka palpebra Dibentuk oleh kompleks muskulofasial, dengan komponen otot rangka dan polos, dikenal sebagai kompleks levator palpebra superior.

Persyarafan sensoris
Persyarafan sensoris ke palpebra berasal dari N. V (Trigeminus)

Pembuluh darah
a. A. Lakrimalis dan oftalmika b. Anastomosis antara a. Palpebra lat dan med membentuk arcade tarsal c. Vena oftalmika

ETIOLOGI
Ggn fx m.levator palpebra lumpuhnya N. III Jaringan penyokong bola mata yang tidak sempurna BM tertarik kebelakng (enoftalmus) Penyebab miogenik, aponeurotik, neurogenik, mekanikal, dan traumatik

EPIDEMIOLOGI
Sampai saat ini insidensi ptosis belum pernah dilaporkan Ptosis kongenital dapat mengenai seluruh ras, angka kejadian pria = wanita. tampak segera setelah lahir maupun pada tahun pertama kelahiran Ptosis yang didapat (acquired) dapat terjadi pada setiap kelompok usia, tetapi biasanya ditemukan pada usia dewasa tua

KLASIFIKASI
Onset :
Kongenital ggn pembentukan jaringan m. Levator (myogenik etiologi) unilatreal dan bilateral Didapat penurunan regangan atau disinsersi aponeurosis levator

Kongenital Myogenik Ptosis

Acquired Aponeurotik Ptosis

Palpebral fissure height Upper eyelid crease

Ptosis ringanberat Lemah atau tidak ada pada posisi normal

Ptosis ringan- berat

Lebih tinggi dari normal

Levator function On downgaze

Berkurang

Hampir normal

Eyelid lag

Eyelid drop

Berdasarkan etiologi a. Ptosis myogenik b. Ptosis aponeurotika c. Ptosis neurogenik d. Ptosis mekanikal e. Ptosis traumatik f. pseudoptosis

Berdasarkan Jarak Jatuhnya Palpebra Superior Ptosis diklasifikasikan atas 3 derajat: Jika batas kelopak mata atas menutupi kornea < 2 mm termasuk ptosis ringan, Jika batas kelopak mata atas menutupi kornea 3 mm termasuk ptosis sedang Jika batas kelopak mata atas menutupi kornea > 4 mm termasuk ptosis berat.

PATOFISIOLOGI
Kelopak mata diangkat oleh kontraksi m. levator superioris palpebrae. Dalam kebanyakan kasus ptosis kongenital, sebuah hasil kelopak mata droopy dari disgenesis miogenik lokal. Daripada serat otot normal, jaringan berserat dan lemak yang hadir di dalam otot, mengurangi kemampuan m. levator untuk kontraksi dan relaksasi.

GAMBARAN KLINIS
Symptom/ gejala ptosis: Jatuhnya / menutupnya kelopak mata atas yang tidak normal. Kesulitan membuka mata secara normal. Peningkatan produksi air mata. Adanya gangguan penglihatan. Iritasi pada mata karena kornea terus tertekan kelopak mata. Pada anak akan terlihat guliran kepala ke arah belakang untuk mengangkat kelopak mata agar dapat melihat jelas

DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan oftalmologi
Palpebra Fissure Height Jarak antara margo palpebra superior dan inferior pada posisi penglihatan primer.

2. Margin-Reflex Distance Margin-Reflex Distance 1 (MRD 1) Jarak antara tengah refleks cahaya pupil dan margin kelopak mata atas dengan pada posisi primer. Hasil pengukuran 4 - 5 mm dianggap normal.

Margin-Reflex Distance 2 (MRD 2) Jarak antara pusat refleks cahaya pupil dan margin kelopak mata bawah pada posisi primer. Jumlah MRD1 dan MRD2 sama dengan palpebra fissure height.

3. Upper Lid Crease (Lipatan Palpebra Atas) Jarak antar lipatan kulit palpebra superior dengan margin palpebra

4. Levator Function

5. Bells Phenomenon Penderita disuruh menutup atau memejamkan mata dengan kuat, pemeriksa membuka kelopak mata atas, kalau bola mata bergulir ke atas berarti Bells Phenomenon (+).

Pemeriksaan Oftalmologi Lainnya: Tajam penglihatan dan kelainan refraksi kedua mata Posisi kepala, elevasi dagu, posisi alis mata, dan aksi alis saat berusaha melihat ke atas. Lagoftalmus (penutupan kelopak mata yang tidak sempurna) Tes Schimer Sensibilitas kornea Gerakan bola mata Pemeriksaan lapang pandang

DIAGNOSIS BANDING
Hemangioma, Capillary Laceration, Eyelid Horner Syndrome Bell Palsy Marcus Gunn Jawwinking Syndrome Multiple Sclerosis Cellulitis, Orbital Myasthenia Gravis Cellulitis, Preseptal Exophthalmos Orbital Fracture, Floor Chalazion Orbital Fracture, Apex Ptosis, Congenital Chronic Progressive External Ophthalmoplegia Conjunctivitis, Giant Papillary

PENATALAKSANAAN
1. Observasi Ptosis ringan 2. Pembedahan Prinsip dasar pembedahan ptosis yaitu memendekkan otot levator palpebra atau menghubungkan kelopak mata atas dengan otot alis mata.

PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada tingkat ptosis dan etiologinya. Ptosis kongenital tipe mild dan moderate dapat mengalami perbaikan seiring dengan waktu tanpa komplikasi yang berat. Ptosis yang menyebabkan ambliopia membutuhkan terapi Patching. Ini dilakukan setelah operasi ptosis. Ptosis kongenital yang menyebabkan hambatan penglihatan sebaiknya segera ditangani dengan pembedahan.

KOMPLIKASI
1. Underkoreksi 2. Overkoreksi Dapat disertai dengan keratitis eksposure dan dry eyes

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi