Vous êtes sur la page 1sur 4

ANALISYS OF FULLY CONTROLLED

12 PULSE CONVERTER SYSTEM AND


SINGLE TUNED PASSIVE FILTER
DESIGN TO REDUCE HARMONICS

Moh. Marhaendra Ali, Mochamad Ashari, Mauridhi HeryPurnomo
Depart ment of Electri cal Engineering , Faculty of Industrial Technology
ITS Surabaya Indonesia 60111, email: ali_industri@yahoo.com



Abstract, I n this paper, developed a technique
to reduce harmonics on the input side and the rippl e
vol tage on the bri dge rectifi er 12 pulses. These
techni ques were simulated with a model 12 pulse
converter system 100 KVA (380V, 50 Hz) by using
MATLAB simulation program. These simulation
results show that the single-tuned passive filters can
reduce i nput current harmonics, from THD =4.16% to
0.52% whi le the input vol tage harmonics reduced from
THD =11.29% to 1.92%. The current and voltage
input wavef orm become more sinusoidal. The power
factor can also be repai red f rom the PF =0.80 lag
becomes PF =0.97 lag so that pressing the power l oss.

I ndex Terms : harmonics, single tuned passive f ilters,
converter

I. PENDAHULUAN
Dewas a ini konsumsi energi listrik
didominasi oleh pemakaian beban-beban nonlinear
baik satu fasa maupun tiga fasa. Beban nonlinear
yang terhubung oleh jala-jala l istrik dengan tingkat
harmonisa tinggi akan mengakibatkan terj adinya
distorsi pada arus dan tegangan serta faktor daya
rendah. Kandungan harmonisa pada arus jala-j ala
juga akan meni mbulkan dampak negati f terhadap
peralat an lain yang terpasang pada sistem, antar a
lain terjadinya pemanasan l ebih pada i nduktor dan
motor, pembebanan lebih pada tr afo dan generator,
arus lebih pada kapasitor yang digunakan sebagai
pengkoreksi faktor daya, meningkatkan daya reakti f,
kesalahan pembacaan alat ukur dan lain-lain .
Kondisi di atas tidak boleh dibiarkan karena akan
menyebabk an kualitas daya dari sistem menurun dan
akhirnya menjadi masalah yang sangat serius[1] .
Saluran listrik di dunia s ebagian besar
adalah saluran AC. Namun sejak perkembangan
teknologi semikonduktor, khususnya teknologi
thyristor, peny aluran arus s earah (DC) mulai
dikembangkan. Tahun 1954 pada umumnya diakui
sebagai permulaan dari DC bert egangan tinggi yang
modern, ketika saluran DC di mulai operasinya
dengan teg angan 100 kV dari Vasterik di daratan
Swedia ke Visby di pulau Got land, su atu jarak
sepanjang 100 km(62,5 mil) menyeberangi Laut
Baltik [2].
Sistem tegangan tinggi arus searah mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan sistem tegangan
tinggi arus bolak-balik, antara lain : ju mlah
konduktor yang digun akan lebih sedikit dan stress
tegangan yang diti mbulkan l ebih kecil. Walaupun
demikian, keterbatasan dala m perubahan nilai
tegangan masih membuat sistem tegangan tinggi
arus searah kurang umum digunakan.
Suatu sistem teg angan tinggi arus s earah
memerlukan konverter untuk mengkonversikan daya
AC menjadi DC. Thyristor deng an daya maupun
tegangan yang tinggi dapat di manfaatkan untuk
peralat an konverter.

II. FULLY CONTROLLED CONVERTER
12 PULSA
Telah diketahui bahwa penyearah dioda
akan mengh asilkan tegangan keluaran yang tetap.
Jika diinginkan suatu keluaran tegangan searah yang
terkendali , maka thyristor lebih tepat digunakan
dibanding dioda. Tegangan kelu aran penyearah
thyristor bervariasi bergantung pada sudut penyalaan
pada thyristor .



Gambar 1 Rangkaian j embatan penyearah 6 pulsa terhubung seri
membentuk peny eara h 12 pulsa[3]

Perumusan dibawah ini adalah untuk
jembat an penyearah 6 pulsa. Jika teg angan line to
netral didefinisikan sebagai

,
_

,
_

3
2
sin
3
2
sin
sin

t v v
t v v
t v v
m cn
m bn
m an
(1)
tegangan line to line yang bersesuaian akan
diperoleh sebagai Persamaan (2).

,
_

,
_

,
_

+
2
sin 3
2
sin 3
6
sin 3

t V v v v
t V v v v
t V v v v
m an cn ca
m cn bn bc
m bn an ab
(2)
tegangan keluaran rat a-rata diperoleh dari





cos
3 3
) (
6
sin
3
) (
3
2 /
6 /
2 /
6 /
m
m ab dc
V
t d t v t d v V
,
_

+

+
+
+
+
(3)
tegangan keluaran rata-rata maksi mumuntuk sudut
penyalaan, = 0 adalah

m
dm
V
V
3 3

(4)
dan teg angan keluaran rata-rata ternor malisasi
cos
dm
dc
V
V
Vn
(5)
nilai rms dan tegangan keluaran akan diperoleh
sebagai
2 / 1 2 / 1
2 2
2 /
6 /
2 cos
4
3 3
2
1
3 ) (
6
sin 3
3

,
_

+
1
]
1

,
_

+
+



m m rms
V t d t v V

(6)

III. SINGLE TUNED FILTER
Filt er pasi f merupakan metod e penyelesaian
yang efekti f dan ekono mis untuk masalah
harmonisa. Filter pasif sebagi an besar didesain untuk
memberikan bagi an khusus mengalihkan arus
harmonisa yang tidak diinginkan dalam sistem
tenaga. Tipe filter pasi f yang paling umum adalah
single tuned filter. Contoh dari filter yang umum
digunakan pada tegangan rendah (480 V)
ditunjukkan oleh gambar 2.

f


Gambar 2. Rangkaian filter penalaan tunggal dan Grafik
Impedansi filter terhadap frekuensi[4]

Filt er dengan penalaan tunggal ditala pada salah satu
orde harmonisa. Filt er ini terdiri dari rangkaian seri
kapasitor, reaktor dan resistor (RLC). Impedansi dari
rangkaian gambar 2. dinyatakan dalam pers amaan

,
_

+
C
L j R w Z

1
) (
(7)
Single Tuned Filter digunakan untuk
mengurangi penyimpangan t egangan pada sistem
tenaga dan juga sebagai koreksi fakto r daya. Filter
ini dirangkai dengan menggunakan komponen RLC.
Nilai-nilai resistansi, induktansi dan kapasitansi
ditentukan oleh parameter sebagai berikut :
Daya reakti f pada tegang an nominal (var)
Frekuensi tuning (Hz)
Faktor kualitas
Perencanaan des ain filter antara lain :
1. Menentukan nilai kapasitansi kapasitor s esuai
kebutuhan kompensasi faktor daya
) tan (tan
akhir awal C
P Q
(8)
2. Menentukan nilai kapasitor
2
2
2
. 2
. 2
1
V f
Q
C
Q
V
C f
Q
V
Xc
C
C
C

(9)
dengan :
Q
C
= besarny a ko mpensasi daya reaktif yang
Diperlukan
V = tegangan sistem yang digunakan (380V)
f
= frekuensi fundamental (50Hz)
3. Menentukan nilai induktor
Nilai induktor dicari berdasarkan prinsip
resonansi
C f
L
L f
C f
X X
L C
2
) 2 (
1
. 2
. 2
1

(10)
4. Faktor kualitas (Q) filter didefinisikan sebagai
perbandingan antara induktansi (atau
kapasitansi) pada saat resonansi dengan besaran
resonansi
R
X
Q
0

(11)
dengan X
L
= X
C
= X
0
pada keadaan resonansi

IV. MODEL SISTEM
Diagram segaris sistemyang dibahas pada
makalah ini berupa penyearah 12 pulsa dan beban
linearditunjukkan gambar 3.

Gambar 3. Diagram satu garis rangkaian ekuivalen untuk DC
pada penyearah 12 pulsa


Pada sistem fully controlled convert er 12
pulsa digambarkan secara sederhana seperti yang
disajikan gambar 4.

Gambar 4. Model sistem konve rter 12 pulsa

V. PEMBAHASAN
Agar dapat mengetahui kin erja filter pasi f
single tuned terhadap sistem penyearah 12 pulsa,
maka dilakukan si mulasi dengan menggunakan
Matlab . 7.1. Ad apun parameter yang dipakai sesuai
Tabel 1.[5]

Tabel 1. Parameter Sistem
Parameter Nilai
Sumbe r V
L- L
380 V
Daya total 100 kVA
Frekuensi 50 Hz
Beban linear Daya Total 20 kVA
Power Faktor (PF) 0,8 lag
Beban r ectifier Daya 20 kW

Gambar 5 adalah bentuk gelombang tegangan
dan arus t anpa adanya filter. Untuk mengu rangi
kadar h armonisa dan memperbaiki faktor d aya maka
diperlukan suatu des ain filter.


(a)

(b)
Gambar 5: Gelombang input

tanpa filter
(a ) . Tegangan input V
abc
(b) . Arus input I
abc

Untuk dapat mendes ain sebuah filter pasi f perlu
diketahui terlebi h dahulu beban total sistem, yaitu
beban linier dan beban non-linier. Berdasarkan pada
Tabel 1, didapatkan bahwa beban total system
adalah sebes ar 36 + j12 kVA.
Adapun nilai paramet er ditentukan sebagai
berikut :
Nilai kapasitansi kapasitor
Nilai kapasitor ditentukan untuk memperbaiki
faktor daya yang semula PF = 0,8 lag menjadi
PF = 0,97 lag, sehingga :
var 5 , 9
) 84 , 25 tan 86 , 36 (tan 36
k
kW Q
C



Nilai kapasitor
mF C 62 , 0
220 . 50 . 14 , 3 . 2
10 . 5 , 9
2
3


Nilai induktor
Ditentukan berdas arkan nilai frekuensi
harmonisa yang akan dihilangk an. Sehingga :
- filter harmonisa ke 11 digunakan
frekuensi 550 Hz maka nilai L menjadi
mH
C f
L
135 , 0
10 . 62 , 0 . ) 550 . 14 , 3 . 2 (
1
) 2 (
1
3 2 2 1


- filter harmonisa ke 13 digunakan
frekuensi 650 Hz maka nilai L menjadi
mH
C f
L
096 , 0
10 . 62 , 0 . ) 650 . 14 , 3 . 2 (
1
) 2 (
1
3 2 2 2


Menentukan faktor kualitas
R
X
Q
0


dengan X
L
=X
C
=X
0
pada keadaan resonansi
Pada industri pada umumnya mempunyai nilai
100 Q . Pada makalah ini diambil Q = 100 dan
nilai Radal ah

Q
L f
Q
L f
Q
fC
Q
X
R
2 2 1 1 0
2 2 2



Sehingga filter pasi f dapat dibangun oleh tiga
komponen yang dihubungkan paralel antara lain :
Capasitor bank (C) : 9,5 kvar ; 500 F
Single-tunedfilter : orde-11 ; L=0,135 mH
Single-tunedfilter : orde-13 ; L=0,096 mH

Untuk membandingkan pengukur an si mulasi suatu
sistem yang menggunakan filter pasi f dan tanpa
filter pasi f dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 8.

Tabel 2. Hasil pengukuran Sistem
Parameter Tanpa
Filter
Filter pasif
Single Tuned
THD
I
(%) 4,16 0,52
THD
V
(%) 11,29 1,92
Power Faktor 0.80 0,97

Hasil si mulasi untuk tegang an dan arus
disisi input dengan adanya filter pasi f single tuned
dapat dilihat pada gambar 6.


(a)

(b)
Gambar 6 : Gelombang input dengan f ilter
(a) . Tegangan input V
abc
( b) . Arus input I
abc

Melihat hasil simulasi gambar 6
menunjukkan bahwa pada waktu t=0,04, filter pasi f
single tuned terkoneksi dengan sistem sehingga
bentuk gelombang tegangan dan arus input
mendekati sinusoidal. Untuk mengetahui nilai THD
digambarkan sepert gambar 7.


(a)


(b)
Gambar 7. Analisis FFT pada MATLAB [5]
(a) tegangan sumber, ( b) arus sumber

Gambar 8 memperlihatkan keluaran
tegangan pada konverter 12 pulsa. V
dc-y
adalah
tegangan pada penyearah sisi bintang fasa a ke
tanah, sedangkan V
dc-delta
adalah tegangan pada
penyearah sisi delta fasa a ke tanah. Ketika filter
aktif terkoneksi dengan system maka tegangan
output recti fier s edikit mengalami kenaikan.


(a)

(b)
Gambar 8. Keluaran teganga n konver ter 12 pulsa
(a) sisi hubungan bintang ( b) sisi hubungan delta


Gambar 9. memperlihatkan arus dan tegangan DC di
sisi output pada beban. Perbedaan nampak ketika
filter pasif terkon eksi dengan sistem. Tampak riak
tegangan dan arus semakin besar.


(a )

(b)
Gambar 9. output DC
(a) teganga n ,(b) arus

V. KESIMPULAN
Dalam makal ah ini, pada sistemkonverter
12 pulsa perlu adanya filter pasif single tuned untuk
menurunkan harmonisa pada arus input dan
memperbaiki faktor daya. Berdasarkan pada hasil
simulasi menunjukkan nilai THD
I
berkur ang dari
4,16 % menjadi 0,05 % dan nilai THD
V
juga
berkurang dari 11,29 % menjadi 1,92%. Selain itu,
faktor daya dapat diperbaiki dari PF = 0,80 lag
menjadi 0,97 lag sehingga dapat menekan kerugian
daya.

VI. DAFTAR PUSTAKA
[1] St evenson Jr, W D 1994, Analisis Sistem
Tenaga Listrik, edisi ke-4, P T. Gelora Aksara
Pratama, Jakarta.
[2] Rudervall , R, Charpentier, J P dan Sharma, R
1999, High Voltage Direct Current (HVDC)
Transmission Systems Technology Review
Paper,<http://www.worldbank.org/ ht ml/fpd/e
m/ tr ans mission/technology_abb.pdf>.
[3] Rashid, M H 1999, Elektronika Daya, edisi
Indonesia, jilid ke-1, P T. Prenh allindo, Jakarta.
[4] Derek A Paice, Power Electronic Converter
Harmonic, 1995, IEEE Press ,
[5] The Math Works, MATLAB 7.1, rel ease 2008,
<http://www. mathworks.com>.

Vous aimerez peut-être aussi