Vous êtes sur la page 1sur 27

OLEH: Ns.

Zakiyah Mujahidah, SKep

http://www.google.co.id/images?hl=id&source=imghp&q=gambar+bunuh+ diri&gbv=2&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=

Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Gail w. Stuart, Keperawatan Jiwa,2007). Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs, Keperawatan Jiwa & Psikiatri, 2004).

Bunuh diri adalah ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai gangguan depresif dan sering terjadi pada remaja ( Harold Kaplan, Sinopsis Psikiatri,1997).

Tekanan ekonomi dan berbagai aspek dalam hidup bisa memacu seseorang untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Wanita adalah kelompok yang tergolong rentan karena perasaan yang lebih sensitif dibandingkan kaum pria. Hal itu terbukti dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) yang mengatakan tingkat bunuh diri meningkat terutama pada wanita kulit putih paruh baya.

Secara umum, tingkat kematian rata-rata mencapai 0.7% sampai saat ini, tetapi rata-rata untuk pria kulit putih dengan rentang umur 49-64 mencapai 2.7% dan wanita kulit putih paru baya mencapai 3.9%, demikian fakta yang ditemukan oleh tim peneliti dari Universitas Johns Hopkins di Baltimore

Pada September peneliti menemukan kenaikan 18% remaja AS yang bunuh diri antara tahun 2004 hingga 2005 setelah dalam beberapa dekade mengalami penuruan.
Dan hasil penelitian internasional menemukan bahwa anak muda,lajang, wanita, pendidikan kurang dan keterbatasan mental merupakan kelompok dengan resiko potensi bunuh diri tertinggi

http://new.republika.co.id/berita/9323/waspada_jumlah_wan ita_bunuh_diri_meningkat

Menurut Stuart Sundeen jenis kepribadian yang paling sering melakukan bunuh diri adalah tipe: agresif bermusuhan, putus asa, harga diri rendah kepribadian antisocial.

Secara universal: karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah Terbagi menjadi: 1. Faktor Genetik 2. Faktor Biologis lain 3. Faktor Psikososial & Lingkungan

Faktor genetik (berdasarkan penelitian): - 1,5 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan upaya bunuh diri. - Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar dizigot.

Faktor Biologis lain: Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya: - Stroke - Gangguuan kerusakan kognitif (demensia) - Diabetes - Penyakit arteri koronaria - Kanker - HIV / AIDS - dll

Faktor Psikososial & Lingkungan:

- Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan negatif thd diri, dan terakhir depresi. - Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif yang berkembang, memandang rendah diri sendiri - Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan, kurangnya sistem pendukung sosial

1.

Isyarat bunuh diri Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berprilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: Tolong jaga anak-anak karena Saya akan pergi jauh! atau Segala sesuatu akan lebih baik tanpa Saya

2.

Ancaman bunuh diri Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut Biasanya seseorang berkata: Saya ingin mati saja atau Saya ingin bunuh diri

3.

Percobaan bunuh diri percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien menciderai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi

http://nersjiwa.blogspot.com/

Pengkajian

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Lingkungan dan upaya bunuh diri Gejala Penyakit psikiatrik Riwayat psikososial Faktor kepribadian Riwayat keluarga

Data Mayor: Subyektif: Mengatakan hidupnya tak berguna lagi Ingin mati Menyatakan pernah mencoba bunuh diri Mengancam bunuh diri Obyektif Ekspresi murung Tak bergairah Ada bekas percobaan bunuh diri

Data Minor Subyektif Mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri Mengatakan lebih baik mati saja Mengatakan sudah bosan hidup Obyektif Perubahan kebiasaan hidup Perubhan perangai

Diagnosa Keperawatan Risiko Bunuh Diri

http://www.google.co.id/images?hl=id&source=imghp&q=bunuh+ diri&gbv=2&aq=0&aqi=g10&aql=&oq=bunu&gs_rfai=

Pasien:
1.

Jauhkan semua benda yang berbahaya Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien Amankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien Lakukan kontrak treatment Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

2.

Identifikasi kemapuan dan aspek positif Identifikasi aspek positif pasien Dorong pasien untuk berpikir positif terhadap dirinya Dorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga

3.

Identifikasi pola koping yang biasa digunakan Identifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien Nilai pola koping yang biasa dilakukan Identifikasi pola koping yang konstruktif Dorong pasien memilih pola koping yang konstruktif Anjurkan pasien menerapkan pola koping yang konstruktif dalam kehidupan seharihari

4.

Buat rencana kegiatan Buat rencana masa depan yang realistis bersama pasien Identifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis Beri dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis

Keluarga:
1. 2.

3.

Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien Jelaskan pengertian tanda dan gejala risiko bunuh diri, dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien Jelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri

4. 5. 6. 7.

Latih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan risiko bunuh diri Latih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien risiko bunuh diri Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah tgermasuk minum obat Diskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh keluarga

http://nersjiwa.blogspot.com/

Vous aimerez peut-être aussi