Vous êtes sur la page 1sur 2

Disebutkan pula ucapan senada bahwa perkara-perkara tersebut bukan

oleh Ibnul Qayyim t dalam Tahdzibu haknya pribadi-pribadi seseorang tertentu.


as-Sunan 3/214: “Dikatakan bahwa pada Dan tidak boleh seseorang menyendiri
hadits ini terdapat bantahan atas orang yang dalam masalah tersebut, tetapi urusan ini
berkata: “Sesungguhnya barangsiapa yang dikembalikan kepada imam dan jama’ah
melihat munculnya bulan Sabit dengan kaum muslimin seluruhnya. Wajib bagi setiap Vol.20/03/1429H/2008
mengukur hisabnya atau menghitung pribadi mengikuti kebanyakan manusia

Edisi Khusus Ramadhan


tempat-tempat terbitnya, boleh baginya dan penguasanya. Dengan demikian jika
berpuasa dan beriedlul Fithri sendiri, tidak seseorang melihat hilal, tetapi penguasa
BERHARI RAYA BERSAMA MUSLIMIN DAN PEMERINTAH
seperti orang yang tidak mengetahuinya”. menolaknya, maka semestinya dia tidak
Dikatakan bahwa seorang yang melihat tidak menetapkan perkara-perkara tadi pada
munculnya bulan sabit sendirian, tetapi dirinya sendirian, sebaliknya wajib baginya Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed
hakim tidak menerima persaksiannya, mengikuti kebanyakan manusia”. (Lihat
maka dia tidak boleh berpuasa sebagaimana Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah, Syaikh Hukum asal penentuan awal bulan “Berpuasalah kalian jika kalian melihatnya
manusia pun belum berpuasa”. (Lihat Muhammad Nashiruddin al-Albani) Syawwal (Hari Raya ‘Iedlul Fithri) adalah (hilal) dan ber’iedlul Fithrilah kalian jika
Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah, Syaikh Maka nasehat kita kepada para dengan ru’yatul hilal (melihat bulan sabit) kalian melihatnya. Jika kalian terhalang
Muhammad Nashiruddin al-Albani) penguasa adalah: tentukanlah awal bulan berdasarkan hadits yang diriwayatkan untuk melihatnya, maka sempurnakanlah
Demikian pula tentunya siapa yang Ramadlan, Syawwal dan lain-lain dengan dari Ibnu Umar c bahwasanya Nabi n bilangan Sya’ban tiga puluh hari.” (HR.
melihat hilal Syawwal sendirian, namun ru’yatul hilal di mana pun hilal itu terlihat, bersabda: Bukhari Muslim dari Abu Hurairah z)
penguasa tidak menerima persaksiannya, walaupun di negara-negara lain. Maka jika yang terhalang adalah hilal
maka dia tidak boleh berhari raya sendirian. Dan nasehat kita kepada kaum ‫ال َل َو َال ُت ْف ِطُروا‬
َ ِ‫َال َت ُصوُموا َحتَّى َت َر ُوا هْال‬ Syawwal, genapkanlah bulan Ramadlan 30
Berkata Abul Hasan as-Sindi dalam muslimin adalah: taatilah penguasa; berpuasa ‫َحتَّى َت َر ْوُه َفإِ ْن ُغ َّم َعَليْ ُك ْم َفاْق ُدُروا َلُه‬ hari.
catatan kakinya terhadap Sunan Ibnu Majah, dan ber’iedhul Fithrilah bersama mereka,
setelah menyebutkan hadits Abu Hurairah dan janganlah berpecah-belah. “Janganlah kalian berpuasa hingga kalian Penentuan Ramadlan, Syawwal, Haji
dalam riwayat di atas sebagai berikut: Wallahu a’lam bishshowwab. melihat hilal, dan janganlah kalian ber-iedlul dan lain-lain adalah tanggung jawab
“Tampaknya makna hadits ini adalah Fithri hingga kalian melihatnya. Jika kalian penguasa
terhalang untuk melihatnya, maka kalian Hari Raya adalah suatu amalan
Ralat Edisi Vol.19/03/1429H/2008, halaman 3 kolom 2, hadits riwayat Ibnu Abbas z perkirakanlah.” (HR. Bukhari Muslim yang bersifat jama’i (dilakukan secara
tertulis : “Rasulullah n mewajibkan zakat fithri, pensuci bagi orang yang puas dari perbuatan dari Ibnu Umar c) berjama’ah), maka penguasalah yang
sia-sia,
“Memperkirakan” ketika hilal berkewajiban untuk ru’yatul hilal atau orang-
seharusnya : “Rasulullah n mewajibkan zakat fithri, pensuci bagi orang yang puasa dari perb-
terhalang oleh awan atau lainnya adalah orang khusus yang mereka tugaskan, atau
buatan sia-sia,
dengan menggenapkan bilangan bulan merekalah yang menerima berita-berita dari
Diterbitkan di bawah Yayasan Asy Syariah dengan sebelumnya menjadi 30 hari. Sebagaimana orang yang melihat hilal dan menentukan sah
Akta Notaris no.16 tanggal 31 Mei 2005 disebutkan dalam hadits lain sebagai atau tidak sahnya. Oleh karena itu kita tidak
berikut: bisa melaksanakan hari raya sendiri-sendiri
Penanggung Jawab: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc Redaktur Ahli: Al-Ustadz Abdul Mu’thi Al- dengan melihat hilal sendiri-sendiri.
Maidani, Al-Ustadz Abdul Haq, Al-Ustadz Abdul Jabbar
َِّ‫ُصوُموا ِلُر ْؤيَتِِه َوأَْف ِطُروا ِلُر ْؤيَتِِه َفإِ ْن ُغي‬
‫ب‬ Kewajiban rakyat -kaum muslimin
Koordinator: Ristyandani Sekretaris: Abu Harits Bendahara: Taufik Distribusi: Slamet
Widodo ‫ني‬ َ ‫َعَليْ ُك ْم َفأَ ْك ِمُلوا ِع َّدةَ َش ْعبَا َن َث‬
َ ‫الِث‬ - adalah mentaati penguasanya pada hasil
Alamat Redaksi: Wisma Kun Salafiyyan, Jl. Palagan Tentara Pelajar 99 RT 6 RW 34, Sedan
keputusan mereka, hingga terjadilah

4 Sariharjo, Ngaglik, Sleman Telepon: (0274) 7170587 E-mail: pakis_jogja@yahoo.co.id


kebersamaan yang dikehendaki oleh 216) amri di antara kalian…” (An-Nisaa’: 59) ru’yah atau dengan hisab, maka merekalah
syariat Islam. Berkata Syaikh Muhammad Berkata Syaikh Muhammad bin Dan sabda Rasulullah n yang bertanggung jawab di hadapan Allah

‫ون َب ْع ِدي أََث َرةٌ َوُأُمو ٌر ُتنْ ِكُروَن َها‬


l
Nashiruddin al-Albani t dalam Tamamul Shalih al-Utsaimin t ketika menjelaskan
ُ ‫َك‬ ُ ‫إَّن َها َست‬
Minnah: “Sesungguhnya untuk melihat hilal ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ِ Hadits di atas di samping merupakan
atau mencari berita tentang hilal dari negeri- di atas sebagai berikut: “Mereka (ahlus َ َ َْ َ َ َّ‫ه‬ َ
‫قالوا يَا َر ُسول اللِ كيْف تأُمُر َم ْن أْد َرك ِمنَّا‬ ُ َ dalil untuk berpuasa bersama kaum muslimin,

‫ال َّق َّال ِذي َعَليْ ُك ْم َوَت ْسأَُلو َن‬


juga merupakan dalil berhari raya bersama
negeri lain pada hari ini adalah perkara sunnah wal jama’ah) berpendapat untuk َ ْ‫ال ُت َؤُّدو َن ح‬
َ ‫َذِل َك َق‬ mereka.
yang mudah, sebagaimana sudah dimaklumi. menegakkan haji bersama para penguasa
Namun yang demikian perlu perhatian serius walaupun mereka fasik. Bahkan walaupun ‫اللَ َّال ِذي َل ُك ْم‬
َّ‫ه‬ Berkata ash-Shan’ani dalam
dari para penguasa negara-negara Islam mereka minum khamr ketika haji. Mereka Subulus Salam 2/72: “Pada hadits ini
hingga (persatuan) akan terwujud menjadi tidak berkata: “Ini adalah imam faajir, Sesungguhnya akan terjadi setelahku ada dalil bahwa yang teranggap dalam
kenyataan insya Allah l”(Tamamul kami tidak mau terima kepemimpinannya”. kedhaliman-kedhaliman dan perkara- menetapkan hari raya adalah kebersamaan
Minnah, hal. 398) Karena mereka berpendapat bahwa mentaati perkara yang kalian ingkari. Mereka manusia. Dan bahwasanya seorang yang
Perintah untuk mentaati penguasa penguasa adalah wajib walaupun mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, apa yang menyendiri dalam mengetahui masuknya
tersebut adalah terus berlangsung walaupun fasik, selama kefasikannya tidak membawa engkau perintahkan kepada orang yang hari raya dengan melihat hilal (bulan sabit)
penguasa tersebut dhalim atau fasik. pada kekafiran yang jelas yang di sisi Allah mengalami masa tersebut dari kami?” tetap wajib mengikuti kebanyakan manusia.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu kita punya bukti…”. (Syarh al-Aqidah al- Beliau menjawab: “Tunaikanlah hak-hak Hukum ini harus dia ikuti, apakah dalam
Taimiyah t: “Dan mereka (ahlus sunnah Washithiyah, Syaikh Utsaimin, juz ke-2, mereka atas kalian, dan mintalah kepada waktu shalat, ber’iedlul Fithri atau pun
wal jama’ah) memerintahkan kepada yang hal. 337) Allah hak-hak kalian. berkurban”.
ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar Beliau berkata pula: “Demikian pula Yang dimaksud “hak-hak mereka (para Disamping itu ada pula hadits
sesuai dengan apa yang diwajibkan oleh menegakkan hari raya-hari raya bersama penguasa)” adalah ketaatan kepada mereka mauquf yang semakna dengan ini dari Aisyah
syari’at. Mereka berpendapat untuk para penguasa yang mengimami shalat pada selain kemaksiatan. (Syarh al-Aqidah xdikeluarkan oleh al-Baihaqi dari jalan
menegakkan haji, shalat jum’at, dan hari mereka. Apakah ia orang baik ataukah al-Washithiyah, Syaikh Utsaimin, juz ke- Abu Hanifah, Ia berkata: Menyampaikan
raya bersama para penguasa, apakah mereka orang jelek. Dengan jalan yang damai ini, 2, hal. 339) kepadaku Ali bin Aqmar, dari Masruq,
orang-orang baik ataukah orang-orang jelaslah bahwa agama Islam ini merupakan Dengan kita mengikuti ucapan- bahwa ia mendatangi rumah Aisyah pada
jelek. Dan berpendapat untuk menegakkan jalan tengah di antara orang yang berlebih- ucapan para ulama di atas, niscaya akan hari Arafah (dalam keadaan tidak berpuasa
shalat jama’ah, jihad dan menegakkan lebihan dan orang-orang yang melalaikan”. terwujud kebersamaan, Rasulullah n –pent.). Aisyah c berkata: “Berilah
nasehat untuk umat”. (Aqidah Wasithiyah, (sumber yang sama hal. 336) bersabda: Masruq minuman dan perbanyaklah halwa
untuknya!” Masruq berkata: “Tidaklah
Ibnu Taimiyah, hal. 257)
Berkata Syaikh Shalih al-Fauzan t
Beliau juga berkata: “Jika ada yang
bertanya: “Mengapa kita mesti shalat di
‫لص ْوُم يَ ْو َم َت ُص ْوُم ْو َن َواْل ِف ْطُر يَ ْو َم ُت ْف ِطُر ْو َن‬
َّ ‫ا‬ menghalangiku untuk berpuasa pada hari
ketika menjelaskan ucapan Ibnu Taimiyah di belakang mereka dan mengikuti mereka ‫َواْ َأل ْض َحى يَ ْو َم ُت َض ُّح ْو َن‬ ini, kecuali aku khawatir hari ini adalah hari
atas sebagai berikut: “Yang demikian karena dalam haji, jihad, Jum’at dan hari raya?” raya nahr (iedlul Adha).” Maka Aisyah pun
tujuan kaum muslimin adalah menyatukan Kita katakan bahwa mereka adalah penguasa “Puasa itu adalah hari ketika kalian berkata:
‫ َواْل ِف ْطُر يَ ْو َم ُي ْف ِطُر‬،‫اس‬
seluruhnya berpuasa, Iedlul Fithri adalah
kalimat dan menghindari perpecahan dan
perselisihan. Karena penguasa yang fasik
kita yang kita beragama dengan mentaati
mereka, karena perintah Allah l”: hari di mana seluruh kalian berbuka (yakni ُ َّ‫النَّ ْحُر يَ ْو َم يَنْ َحُر الن‬
tidak lepas dari kedudukannya sebagai tidak berpuasa lagi –pent.) dan Iedlul ‫اس‬ُ َّ‫الن‬
penguasa yang harus ditaati dan tidak boleh ‫ﯵﯶﯷﯸﯹﯺﯻﯼ‬ Adha adalah hari ketika kalian seluruhnya “Hari raya Nahr adalah hari manusia
menyembelih kurban”. (HR. Tirmidzi menyembelih, dan iedlul Fithri adalah hari
ditentang, apalagi jika sampai berakibat ‫ﯽﯾ‬ dari Abu Hurairah z dengan Tuhfatul ketika manusia berbuka (yakni tidak lagi
menelantarkan kewajiban-kewajiban dan
menumpahkan darah”. (Syarh Aqidah al- “Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Ahwadzi, 2/37) berpuasa).” (Lihat Silsilah al-Ahaadits
Washithiyah, Syaikh Shalih Fauzan, hal. Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil Adapun cara para penguasa ash-Shahihah, Syaikh Muhammad
2 menentukan hari raya tersebut, apakah dengan Nashiruddin alAlbani, hal. 442) 3

Vous aimerez peut-être aussi