Vous êtes sur la page 1sur 14

Nama : Rizsqi Puspitasari Kelas : B NPM : 0110U213 RESUME AKUNTANSI MANAJEMEN KONSEP COSTING (PERTEMUAN 3) Konsep Informasi Akuntansi

Penuh Konsep informasi akuntansi penuh perlu dipahami untuk memperoleh pengertian yang benar mangenai informasi tersebut sehingga pembaca mampu membedakan konsep informasi akuntansi penuh dengan konsep informasi yang lain. Pemehaman konsep informasi akuntansi penuh merupakan dasar untuk mempelajari pemanfaatan informasi akuntansi tersebut dan perekayasaanya. Untuk memahami konsep yang benar mengenai informasi akuntansi penuh, pertama kali diuraikan definisi informasi akuntansi penuh. Karena informasi akuntansi penuh (full accounting information) seringkali dianggap sama dengan full cost dan full costing, maka untuk memperoleh konsep yang jelas mengenai informasi akuntansi penuh, berikut ini diuraikan beda pengertian full accounting information, full cost, dan full costing. Definisi Informasi Akuntansi Penuh Pembahasan informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek informasi (information objek atau information objektive). Objek informasi dapat berupa produk, keluarga produk, aktivitas, departemen, divisi, atau perusahaan secara keseluruhan. Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan, dan/atau total biaya. Informasi Akuntansi penuh berupa aktiva disebut dengan Aktiva penuh (Full Assets)

Informasi Akuntansi penuh berupa pendapatan disebut dengan Pendapatan penuh (Full Revenues) Informasi Akuntansi penuh berupa seluruh sumber yang dikorbankan disebut dengan Biaya penuh (Full Costs)

b.

Inforamasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek informasi. Dalam hubungannya dengan objek informasi, informasi akuntansi penuh merupakan informasi akuntansi langsung yang terjadi dalam objek informasi tertentu ditambah dengan bagian yang adil informasi akuntansi tidak langsung yang dibebankan kepada objek informasi. Jika informasi akuntansi penuh berupa aktiva, maka aktiva penuh adalah aktiva lansung ditambah dengan aktiva tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi. Jika informasi akuntansi penuh berupa pendapatan, maka pendapatan penuh adalah pendapatan lansung ditambah dengan pendapatan tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi. Jika informasi akuntansi penuh berupa biaya, maka biaya penuh adalah biaya lansung ditambah dengan biaya tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi.

Perbedaan Full Accounting Information, Full Cost, dan Full Costing Untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai informasi akuntansi penuh berikut ini di uraikan perbedaan pengrtian full acconting information full costi dan full costing. Seringkali orang mengira pengertian full costing information sama dengan full cost sana dengan full costing ketiga istilah tersebit barbada satu sama lain. Full acounting information terdiri dari unsur full assests, full revees dan atau full costs full cost merupakan suatu unsur full accounting information. Full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan objek informasi jika objek informasi berupa produk full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan produk tersebut.perhitungan full cost suatu produk dipengruhi oleh metode penentuan cost produk yang digunakan atau pariablecosting activity based costing. Full costing merupakan suatu metode penentuan kos produk yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai kos produk biya produksi yang berperilaku variable maupun

tetap.

jika perusahaan menggunakan pendekatan f ull costing dalam penentuan cost

produksinya full cost merupakan biaya produksi biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik variable + biaya ovrhead pabrik tetap ). Full costing dan variable costing sesungguhnya metode penentuan kos sediaan

(inventori costing karena kedua metode tersebut di tujukan terutama untuk keparluan penilaian sediaterbatan (inventory valuation) yang dicantumkan dalam neraca dan dalam perhitungan laba rugi-bagi pihak perusahaan. Karena ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar,full costing dan variabel costing hanya memfokuskan biaya penuh yang bersangkutan dengan produk,terbatas pada biaya-biaya-biaya yang terjadi pada fase produksi saja. Perbedaan antara penentuan kost produk konvensional (conventional product costing) dengan activity-based costing disajikan pada table berikut : ACTIVITY-BASED COSTING Unit - level actifity cost Batch- related activity cost, Product-sustaining activity cost Biaya tetap Vacility-sustaining activity cost

FULL COSTING Biaya produksi Biaya administrasi dan umum

VARIABLE COSTING Biaya variable

Biaya pemasaran

Conventional Method TUJUAN LINGKUP Inventory valuation Tahap produksi

Costing Activity-based method Product costing

costing

Tahap desain tahap produksi dan tahap dukungan logistik

FOKUS

Biaya bahan baku, biaya biaya overhead pabrik tenaga kerja langsung

PERIODE

Periode akuntansi

Daur hidup poduk Computer telekomunikasi

TEKNOLOGI INFORMASI Metode manual YANG DIGUNAKAN

Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi distribusi produk dalam lingkungan manufaktur maju adalah sebagai berikut : Unit level Activity Costs Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk, biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan. Contoh:Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi dan biaya bahan baku Batch Related Activity Costs Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi, besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi produksi biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap order produksi. Contoh : biaya angkutan bahan baku dalam pabrik, biaya inspeksi, biaya order pembelian, biaya setup cost merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan ekuipmen sebelum suatu oerder produksi diproses. Product Sustaining Activity cost Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dipasarkan. Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang diproduksi dan jumlah batch produksi yang dilaksanakan oleh divisi penjual. Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan dihasilkan selama umur produk tersebut (Product Life Cycle) . Contoh: biaya desain produk, desain proses pengolahan produk , pengujian produk. Facility Sustaining Activity Costs Biaya ini berhubungan dengan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang

dimiliki oleh perusahaan. Biaya ini dibebankan kepada produk atas dasar taksiran unit produk yang dihasilakan pada kapasitas normal divisi penjual. Contoh : Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji.

Manfaat Informasi Akuntansi Penuh a. Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan dibagi menjadi dua golongan : pelaporan keuangan kepada pihak luar dan pelaporan keuangan kepada manajemen puncak. Pelaporan keuangan yang ditujukan kepada pihak luar perusahaan terikat kepada prinsip akuntansi yang lazim, sedangkan pelaporan keuangan yang ditujukan kepada manajemen puncak perusahaan tidak selalu terikat pada prinsip akuntansi yang lazim. Pelaporan keuangan memerlukan informasi akuntansi penuh yang berupa informasi masa lalu. Jika pelaporan keuangan ditujukan untuk pemakai intern, prinsip akuntansi yang lazim tidak selalu digunakan untuk penyusunan laporan keuangan. Dalam perusahaan yang memiliki beberapa divisi yang merupakan pusat investasi, laporan laba-rugi divisi yang disajikan kepada manajemen puncak akan berisi pendapatan penuh dan biaya penuh. Pendapatan penuh tersebut terdiri dari pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan produk dan jasa kepada pihak luar dan pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan produk dan jasa antardivisi. b. Analisis Kemampuan Menghasilkan Laba (Profitability Analysis) Jika analisis kemampuan menghasilkan laba diterapkan terhadap unit organisasi tertentu (misalnya pusat laba) dalam suatu perusahaan dan dilakukan oleh pemakai luar, informasi akuntansi penuh yang disajikan untuk memungkinkan mereka melakukan analisis tersebut harus disusun menurut prinsip akuntansi yang lazim. Namun, jika analisis kemampuan menghasilkan laba dilakukan oleh manajemen puncak perusahaan, informasi akuntansi penuh yang disajikan tidak terikat kepada prinsip akuntansi yang lazim. Untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba suatu perusahaan atau suatu pusat laba dalam suatu perusahaan biasanya digunakan alat pengukur : kembalian investasi (return on investment atau disingkat ROI) atau residual income (disingkat RI). Kembalian investasi dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan aktiva yang digunakan oleh pusat laba tersebut untuk mendapatkan laba tersebut. Dalam hal ini diperlukan informasi pendapatan penuh dan informasi biaya penuh untuk menghitung laba bersih dan informasi aktiva penuh pusat laba tersebut, sehingga dapat dihitung besarnya tarif kembalian investasi dengan rumus berikut ini :

Pendapatan penuh Biaya penuh Kembalian investasi = Aktiva penuh Penggunaan kembali investasi atau residual income sebagai alat analisis kemampuan menghasilkan laba divisi dipengaruhi oleh 4 faktor berikut ini: Konsep laba yang digunakan Komponen untuk menghitung laba Komposisi aktiva yang diperhitungkan dalam investment base Penilaian aktiva

c. Jawaban atas Pertanyaan Berapa Biaya yang telah Dikeluarkan untuk Sesuatu? Manajemen secara rutin memerlukan informasi biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu objek biaya seperti produk, keluarga produk, jasa, aktivitas, pusat biaya, atau perusahaan secara keseluruhan. Pertanyaan Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu dapat dijawab dengan menyajikan informasi biaya penuh yang b ersangkutan dengan objek biaya. Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu berperan bagi manajemen dalam: Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melihat struktur biaya perusahaan pesaing yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa. Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri. Penentuan harga jual produk atau jasa. Penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan dengan menyediakan informasi biaya untuk aktivitas-bukan-penambah nilai. Penyediaan informasi untuk perbaikan tingkat kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dengan memantau total biaya daur hidup produk atau jasa. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang biaya mutu (quality costs). Cost reimbursement. Inventory costing.

d. Penentuan Harga Jual dalam Cost-Type Contract Cost-Type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Dalam cost-type contract produsen dijamin akan memperoleh laba sebesar persentase tertentu dari biaya sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk penyelesaian proyek.. e. Penyusunan program. Penyusunan progran Adalah proses pengambilan keputusan mengenai program-

program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan penaksiran jumlah sumber daya yang akan dialokasikan pada setiap program tersebut. Program adalah kegiatan pokok yang telah diputuskan oleh organisasi untuk dilaksanakan dalam jangka panjang sebagai pelaksana strateginya dalam perusahaan yang tujuannya mencari laba tiap-tiap produk utama merupakan suatu program. Selain itu, dalam perusahaan tersebut dapat juga dijumpai berbagai program seperti : program penelitian dan pengembangan produk baru, program pelatihan karyawan, program hubungan masyarakat dll. Keputusan pemilihan berbagai program yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. f. Penentuan harga jual normal Pada umumnya, biaya tidak menentukan harga jual produk atau jasa. Harga jual suatu produk terbesar di pasar sebagai interaksi antara jumlah permintaan dan penawaran di pasar. Namun manajemen puncak memerlukan informasi biaya penuh untuk memperhitungkan kosekuensi laba dari setiap alternative harga jual yang terbentuk dipasar. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa harga jual produk atau jasa yang dijual dipasar dapat menutup biaya penuh untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut dan dapat menghasilkan laba wajar. Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutup biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Jika pendekatan full costing digunakan dalam penentuan cost produk, harga jual produk harus dapat menutup biaya penuh, yang merupakan jumlah biaya produksi dan biaya non-produksi, ditambah dengan laba wajar.

g. Penentuan harga transfer Didalam perusahaan yang telah membentuk pusat-pusat laba untuk menghadapi berbagai ragam produk dan jasa yang dihasilkan, transfer barang dan jasa antar pusat laba menimbulkan masalah penentuan harga transfer. Ada 2 macam pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga transfer : penentuan harga transfer atas dasar biaya (cost-based transfer price) dan penentuan harga transfer atas dasar harga pasar (market-based transfer price). Jika penentuan harga transfer didasarkan atas biaya, maka biaya penuh masa yang akan datang dipakai sebagai dasar untuk menentukan harga produk atau jasa yang ditransfer oleh pusat laba penjual ke pusat laba pembeli. Secara umum harga transfer adalah penentuan harga produk antara yang dijual oleh sebuah devisi semi otonom lain dari perusahaan yang berskala besar dan dibeli oleh divisi lain dari perusahaan yang sama.Atau dengan kata lain,harga transfer merupakan harga yang ditetapkan oleh profit center dalam transaksi penjualan.Biasanya harga transfer muncul pada suatu perusahaan yang terdesentralisasi. Namun demikian, Industri dengan basis harga transfer lebih disukai karena industri tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan fairness. Karena ketika harga pasar tidak tersedia, industri atau perusahaan tersebut, dapat menggunakan antara alternatif negotiated price merupakan sebuah sistem dimana harga transfer dapat di negosiasikan antara manajer divisi penjual dan manajer divisi pembeli. Walaupun demikian, sistem ini akan mempengaruhi waktu produksi akibat bertambahnya waktu negosiasi atau cost based price adalah satu alternatif terbaik yang dapat digunakan karena biaya kontrol dapat diminimalisasi. Pendekatan yang digunakan adalah biaya variable (variable cost) ataupun biaya penuh (full cost).Ada 3 kondisi penentuan harga transfer, yaitu : a. b. c. Tidak terdapat pasar eksternal untuk produk antara Pasar untuk produk antara bersifat pasar persaingan sempurna Pasar untuk produk antara bersifat persaingan tidak sempurna

h. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah. Produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat seperti listrik, air, telpon dan telegram, dan pos diatur dengan peraturan pemerintah. Harga jual produk dan jasa tersebut ditentukan berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang

ditambah dengan laba yang diharapkan. Informasi akuntansi penuh yang bermanfaat untuk menetapkan harga jual produk atau jasa yang diatur dengan peraturan pemerintah terdiri dari biaya penuh masa yang akan datang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa dan aktiva penuh yang akan digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Metode perhitungan harga pokok berdasarkan akuntansi penuh (Full Costing) Metode Full Costing yakni merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Dikenal juga dengan Absortion atau Conventional Costing. Harga Pokok Produksi : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik tetap Biaya overhead pabrik variabel Harga Pokok Produk Dengan menggunakan Metode Full Costing, Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yangsesungguhnya. Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya terjadi. Metode perhitungan Harga pokok berdasarkan biaya langsung (Direct Costing/ Variable Costing) Variable Costing merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah direct costing Rp. xxx.xxx Rp. xxx.xxx Rp. xxx.xxx Rp. xxx.xxx Rp. xxx.xxx

Harga Pokok Produksi : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx Rp. xxx.xxx Rp. xxx.xxx Rp. xxx.xxx

Dengan menggunakan Metode Variable Costing Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya. Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang. Rekayasa informasi akuntansi penuh Banyak biaya yang merupakan biaya bergabung (common cost), yang dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh harus dibagikan secara adil kepada berbagai objek informasi melalui metode pembebanan tertentu. Metode pembebanan biaya yang digunakan untuk perekayasaan informasi akuntansi penuh dapat dibagi menurut tujuan manfaat informasi akuntansi penuh sebagai berikut ini: Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi pengambilan keputusan manajemen Dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh, biaya tidak langsung dibebankan kepada objek informasi untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam : Analisis kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan harga jual. Pengukuran kinerja manajer

SOAL WACANA BAHASAN 1. Mengapa biaya dikatagorikan berdasarkan golongan, objek pengeluaran, fungsi, dan objek pengeluaran ? Klasifikasi biaya diperlukan untuk menentukan metode yang tepat untuk menghimpun dan mengalokasi biaya. Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. 2. Jelaskan komponen biaya dalam proses produksi ? Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan dan hitungannya. biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut: a. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi b. bahan-bahan pembantu atau penolong c. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur. d. penyusutan peralatan produksi e. uang modal, sewa f. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi g. biaya pemasaran seperti biaya iklan h. pajak 3. Jelaskan kegunaan dari full accounting information ? Informasi akuntansi penuh merupakan informasi akuntansi langsung yang terjadi dalam objek informasi tertentu ditambahkan dengan bagian yang adil informasi akuntansi tidak langsung yang dibebankan pada objek informasi. Atau merupakan informasi yang selalu berkaitan dengan ojek informasi yang berupa produk, keluarga produk, aktivitas, departemen, divisi, atau perusahaan sebagai keseluruhan informasi akuntansi penuh yang dapat berupa seluruh aktiva , seluruh

pendapatan yang diperoleh dan seluruh sumber yang dikorbankan untuk suatu objek informasi. Manfaat informasi akuntansi penuh bagi manajemen antara lain: a. Dapat digunakan dalam pelaporan keuangan. b. Dapat digunakan untuk menganalisis kemampuan menghasilkan laba. c. Dapat digunakan sebagai jawaban atas pertanyaan. d. Dapat digunakan sebagai penentuan harga jual. e. Dapat digunakan dalam penyusunan program. 4. Jelaskan perbedaan antara full costing dengan direct costing ? Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dikenal juga dengan Absortion atau Conventional Costing. Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.Dikenal juga dengan istilah : direct costing

Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing Pada dasarnya, perbedaan kedua metode tersebut terletak pada waktu (timing) perlakuan fixed overhead cost. Variable Costing, beranggapan bahwa fixed overhead cost harus segera dibebankan pada periode terja-dinya. Namun tidak demikan dengan absorption costing, fixed overhead cost harus dibebankan dan dikurangkan dari pendapatan untuk setiap unit yang terjual. Setiap unit produk yang tidak terjual (terdapat fixed overhead cost yang melekat pada unit produk) akan dilekatkan di persediaan dan akan dibawa ke periode berikutnya sebagai aset. Perubahan persediaan merupakan point kunci untuk memahami perbedaan kedua metode ini.

Dengan menggunakan Metode Full Costing, a. Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.

b. Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguhnya terjadi.

Dengan menggunakan Metode Variable Costing, a. Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. b. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya. c. Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.

5. Metode mana yang diakui oleh standar akuntansi keuangan yang berlaku umum ? IAI ( 1984 : 24 ) dalam Prinsip Akuntansi Indonesia menjelaskan bahwa full costing dianggap sebagai metode yang tepat untuk penentuan harga pokok. Konsep Full Costing dan Varible Costing menjadi berbeda akibat adanya perbedaan pengakuan terhadap biaya overhead pabrik tetap (BOPT). Dalam konsep full costing BOPT diakui sebagai bagian integral biaya produksi (harga pokok produksi). Sedangkan variable costing sebaliknya, yaitu tidak menganggap BOPT sebagai bagian biaya produksi yang elementer. Konsep ini mengakibatkan timbulnya pertentangan yang tajam antara pembela kedua konsep tersebut adalah BOPT merupakan period cost, yaitu biaya-biaya yang harus dibebankan langsung pada tahun yang berjalan dan tidak ada gunanya lagi ditangguhkan, karena hal yang sama akan dibebankan pada periode mendatang. 6. Jelaskan kelemahan-kelemahan dari full costing dan variable costing ? Kelemahan metode variable costing a. Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnay sulit dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap.

b. Metode variable costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing. c. Dalam metode vriable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengn perubahan-perubahan dalam penjualannya. Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan dalam periode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal. d. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persedian akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan. Kelemahan metode full costing Dengan memperlakukan BOP Tetap sebagai komponen harga pokok produk pada metode full costing, akan membawa konsekuensi dimasukkannya biaya tetap ini ke dalam rekening persediaan akhir produk selesai apabila pada periode itu kwantitas penjualan lebih kecil dari pada kwantitas produksi. Dengan demikan BOP Tetap seperti depresiasi gedung pabrik akan menjadi aktiva dalam bentuk rekening prsediaan pada neraca. Bila perusahaan menumpuk persediaan dengan tujuan untuk mengantisipasi permintaan yang tinggi di masa yang akan datang, dimana kapasitas terbatas dalam jangka pendek, maka persediaan sebagai aktiva memang memiliki manfaat dimasa yang akan datang. Akan tetapi dengan memperhitungkan BOP Tetap ke dalam persediaan menunda pembebanan BOP Tetap ke periode akuntansi berikutnya sampai produk ini terjual tidak dapat menghindarkan pengeluaran biaya yang sejenis ( BOP Tetap ) di masa yang akan datang. BOP Tetap seperti depresiasi gedung pabrik akan terus terjadi dalam periode akuntansi berikutnya tanpa dipengaruhi oleh besarnya tingkat akitivitas perusahaan. Kelemahan konseptual lainnya dari metode full costing ini adalah apabila ada pengeluaran biaya yang disebabkan kapasitas menganggur atau ketidak-efisienan. Biaya ini harus dibebankan pada periode terjadinya bukan ditangguhkan ke periode yang akan datang untuk dimatchingkan dengan revence saat itu

Vous aimerez peut-être aussi