Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh : Tommie Prasetyo U W, S.ked NPM: 0906622542 Narasumber: dr. Eka Laksmi H, Sp.A
Identitas pasien
Nama
: An. F Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 12 tahun Alamat : Cengkareng, Tangerang Agama : Islam Pendidikan terakhir : 2 SD No. rekam medik : 338-32-96 Tanggal masuk : 30 Maret 2010
Identitas Orangtua
Nama Ayah Usia Alamat
: Tn. M : 30 tahun : Cengkareng, Tangerang : Supir tembak : SMP : Islam : Betawi :1 : Rp 400.000,-
Identitas Orangtua
Nama ibu Usia Alamat
Keluhan utama
Sesak yang memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit (Anamnesis tgl 31 Maret dan 2 April 2010)
3 minggu SMRS Luka bernanah dan koreng pada kedua tangan dan kaki. Luka tidak berdarah, demam (-) Pasien berobat ke puskesmas dan diberikan bubuk PKkeluhan membaik
3 hari SMRS 1 minggu SMRS Mulai merasa mudah lelah dan sesak saat aktivitas. Wajah sembab di pagi hari yang hilang saat siang BAK sedikit dan jarang, warna seperti air cucian daging Wajah sembab dan gelisah Kedua kaki bengkak dan sesak saat berbaring Batuk semakin parah Pasien berobat ke dokter, diberikan obatkeluhan tidak membaik
2 hari SMRS
Sesak bertambah, saat duduk juga dirasa sesak dan kedua kaki semakin bengkak
Berobat ke klinik 24 jamdiperiksa urinkemerahan. Lalu dikatakan sakit ginjaldirujuk ke RSU Cengkareng
1 hari SMRS Di RSU Cengkareng dikatakan terkena penyakit ginjal dan paru. Lalu diberikan obat suntik 1xbengkak berkurang Pasien lalu dirujuk ke Tarakan krn rawat inap penuh, dan akhirnya dirujuk ke RSCM
Keluhan yang sama (-) Pernah korengan 1 tahun sblmnya, berobat di PKM hingga sembuh Kontak TB, alergi, atopi (-)
Keluhan yang sama (-) Sakit ginjal (-) Alergi, asma, atopi (-)
Tumbuh kembang
Berjalan12 bulan Bicara12 bulan Saat ini kelas 6 SD, tidak pernah tinggal kelas
Sosial
Pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara Tinggal di pemukiman padat penduduk
Pemeriksaan fisik
Status Gizi :
BB/U = 32/42 x 100% = 76,19 % TB/U = 130/151 x 100% = 86,09% BB/TB = 32/27,5 x 100% = 116% LLA = 22/23,2 = 94,8% Kesan gizi baik, perawakan pendek (TB < persentil 3)
Pemeriksaan fisik
Kulit
: sawo matang, ikterik (-), turgor cukup Kepala : normocephal, deformitas (-) Rambut : warna hitam, tidak mudah dicabut Mata : konj. pucat -/-, sklera ikterik -/Telinga : liang telinga lapang, serumen (-) Hidung : sekret (-), deviasi septum (-) Tenggorok : tonsil T1/T1, faring tidak hiperemis Gigi dan Mulut : oral hygiene kesan cukup Leher : pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan fisik
Dada
Paru
Pemeriksaan fisik
Abdomen
Inspeksi : datar Palpasi : lemas, hepar teraba 5 cm di bawah arcus costae kanan, 7 cm di bawah prosesus xiphoid, limpa tdk teraba, BU (+) menurun Perkusi : timpani, shifting dullness (+) Auskultasi: bising usus (+) normal Ekstermitas : akral hangat, CRT< 2, edema pitting (+/+) Genital : laki-laki, edema skrotum (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-) KGB tidak membesar
Daftar Masalah
Dekompensatio coris NYHA class IV dengan edema paru ec overload cairan
Gagal ginjal akut ec GNAPS
Prurigo hebra
Perawakan pendek
Rencana Diagnosis
DPL
Kimia darah dan elektrolit Urin lengkap ASTO, C3 Kultur dari spesimen apus tenggorok atau
kulit
Pemeriksan laboratorium
DPL tgl 31 Maret 2010
Pemeriksaan laboratorium
Urinalisis
31 Maret 2010
Pemeriksaan Laboratorium
Kimia Darah
Elektrolit
Pemeriksaan Laboratorium
Analisis Gas Darah
Pemeriksaan Lanjutan
1/4/2010
C3 ASTO
Tatalaksana
Diet makanan biasa nefritis 1800 kal (protein 30 g /hari, garam 1 g/ hari) Oksigen 1-2 L/menit bila sesak Obat :
Amoksisilin 3 x 500 mg PO Furosemid 2 x 20 mg PO
Monitor :
Prognosis
Ad vitam
Ad functionam Ad sanactionam
Etiopatogenesis
Infeksi tenggorokan atau kulit oleh streptokokus beta hemolitikus grup A (SBH grup A) SBH grup A strain nefritogenik
Tipe M 1, 2, 4, 12, 18, 25 : menyerang sal. napas Tipe M 49, 55, 57, 60 : menyerang kulit
Masa laten :
Faringitis 1-2 minggu Pioderma 3-6 minggu
Epidemiologi
Biasanya faringitis streptokokal terjadi di musim dingin, sedangkan pioderma selama musim panas Di daerah tropis dapat terjadi sepanjang tahun Biasanya menyerang anak usia sekolah (5-12
tahun), jarang ditemukan pada anak usia <3 tahun Pada anak laki-laki frekuensi hampir dua kali lipat pada anak perempuan
Patofisiologi
Proses penyakit pada GNAPS dimediasi oleh proses imunologik
Reaksi in situ oleh antibodi Dengan antigen interinsik glomerulus Planted antigen Deposisi kompleks antigen-antibodi yang
bersirkulasi di glomerulus
Patofisiologi [2]
Nefritogenik antigen
dilepaskan binding Rekrutmen sel-sel inflamasi
Aktivasi komplemen
Kompleks imun
Patofisiologi [3]
Dua antigen nefritogenik yang paling utama:
NSAP Struktur biokimia dan antigen mirip streptokinase berikatan dengan plasmin dan merupakan plasminogen aktivator NAPlr Homolog dengan plasmin reseptor
Patofisiologi [4]
NSAP
Aktivasi plasmin
Destruksi jaringan
NAPlr Berikatan dengan basement membrane dan sel mesangial Akumulasi PMN, makrofag
Aktivasi komplemen
Inflamasi lokal
Patofisiologi [5]
Pada pasien dengan glomerulonefritis akut sedang-berat dapat terjadi penurunan LFG laju ekskresi garam dan air berkurang
ekspansi cairan ekstraselular Ekspansi cairan ekstraselular dapat berupa edema, hipertensi, anemia, kongesti sirkulasi, dan ensefalopati.
Manifestasi klinis
Tanda kardinal yang khas terdiri dari :
Hematuria dengan urin berwarna teh/cucian
daging tanpa disertai disuria Edema terutama periorbital dan dapat juga seluruh tubuh Hipertensi Oliguria / anuria
Diagnosis
Klinis:
Hematuria, edema, hipertensi, oliguria/anuria
Laboratorium:
Urinalisis: didapat eritrosit, proteinuria, dan leukosit
Komplikasi
Komplikasi akut dari penyakit ini disebabkan terutama karena hipertensi dan disfungsi ginjal akut. Hipertensi terdapat pada 60% pasien dan dapat dihubungkan dengan ensefalopati hipertensi pada 10% kasus. Komplikasi lain termasuk gagal jantung, hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis, kejang, dan uremia.
Tatalaksana
Umum
Tirah baring sampai hipertensi dan edema membaik,
hematuria nyata menghilang Diet rendah garam (<1 g/hari) dan rendah protein 1 g/kg/hari) Balans cairan dan elektrolit
Khusus
Antibiotik golongan penisilin atau eritromisin selama
Prognosis
Sembuh sempurna pada >95% anak
Mortalitas pada fase akut akibat komplikasi
PEMBAHASAN KHUSUS
ASPEK DIAGNOSIS
Gagal jantung fungsional kelas IV
Dyspnea deffort Orthopnea Sesak saat istirahat Ronkhi basah halus tidak nyaring Pasien tampak sesak dan gelisah Ronkhi basah halus tidak nyaring Saturasi oksigen darah menurun Foto thorax dengan kesan edema paru
Edema paru
Infeksi kulit 21 hari SMRS Kencing kemerahan (seperti air cucian daging) Edema dan manifestasi hipervolemia Lab: anemia kemungkinan dilusi dan loss dari hematuria, penigkatan LED dan leukositosis segmenter menunjukkan infeksi bakteri, C3 turun Urinalisis: hematuria, proteinuria, leukosituria, bakteriuria, leukosit esterase (+), nitrit (+). Konfirmasi infeksi sebelumnya: ASTO meningkat
Peningkatan ureum
AGD: asidosis metabolik terkompensasi
Kerangka masalah
Infeksi streptokokus kulit (impetigo) GNAPS Gagal ginjal akut overload cairan gagal jantung edema paru
ASPEK TERAPI
Tirah baring sampai edema membaik dan hematuria makroskopik menghilang
Diet MB 1800 kal (rendah garam <1 g/hr dan
protein 30 g/hr) Balans cairan negatif sampai edema dan gejala overload membaik, kemudian balan seimbang Antibiotik: amoksisilin 3 x 500 mg PO Diuretik: furosemid 2 x 30 mg PO
ASPEK PROGNOSIS
Quo ad vitam: bonam
Karena GNAPS sebagian besar tidak mengancam
nyawa, walaupun kadang timbul komplikasi gawat mortalitas dapat dicegah dengan penanganan yang tepat saat fase akut
Maacih yaa..
-- terima kasih --
PERTANYAAN
Rizky aulia :
UL: silinder (+) pemeriksaan penunjuang apa yg
digunakan utk menyingkirkan ISK Nyeri ketok CVA -/-, demam (-)
Rara ayuningtyas:
Hematuria dan proteinuria, kontrol berapa lama? Asidosis metabolik terkompensasi karena apa? Yg boleh menetap hematuri mikroskopis
Levina:
Pasien mengalami GGA tetapi pada lab kreatinin
PERTANYAAN
Pada GGA kreatinin meningkat progresif 0,5 mg/dl/hari jadi dibutuhkan pemeriksaan serial, klinis: oligouri atau anuri, pada anak
LFG hitung cukup sensitif, bukan LFG ukur. Perhitungan CCT: rumus Swartz LFG: 0,55 x tinggi badan plasma kreatinin Usia > 2 tahun penurunan LFG jika dibawah 90 diuresis harus ditampung.
AjiP: Konfirmasi anamnesis: perut pasien membuncit, tetapi pada PF abdomen, asites tetapi shifting dullness (-)?? Hepatomegali?? Pada follow up: pada tgl 2 terdapat riwayat decompensatio cordis??
Pada PF abdomen IGD: asites dan
hepatomegali 5cm bac 7cm bpx pada PF selanjutnya tdk ditemukan asites (karena pemberian diuretik), tetapi hepatomegali masih ada Disebut riwayat jika gejala overload dan sesak napas sudah tidak ada, harusnya ada turun kelas dan kemudian menghilang
Piki: pada pasien GNAPS TD tinggi biasanya, tetapi pada pasien tidak mengapa??
Gangguan elektrolit, perlu dikoreksi??
Darius:
Pada GNAPS karena infeksi Streptokokus, ada
hubungan tidak dengan demam rematik akut? Diberikan Ab, sebenarnya pada GNAPS ada tidak bakteri di dalam darah? Apa manfaat diberikan Ab? Pada GNAPS terdapat gangguan pada ginjal, penisilin dieksresi via ginjal, apakah perlu penyesuaian dosis Ab?
Tommie:
Belum pernah ada laporan infeksi GNAPS dengan
Demam rematik Ab untuk memberantas bakteri, mencegah rekurensi bukan untuk kompleks imun Penyesuaian dosis???
Pri:
Diagnosis Gagal Jantung, apakah pada anak digunakan kriteria Framingham? Patofisiologi, patogenesis??????? Selain diuretik, B-blocker dan ACEI apakah perlu diberikan??
Terdapat DOE, overload karena Gagal Ginjal, beban
Tommie
jantung bertambah Overload diberikan diuretik, pada hipertensi diberikan ACEi pada pasien tidak karena tidak ada hipertensi Silvia: Kapan kita memilih diuretik IV atau oral? Pada saat awal lebih baik diberikan IV, pada maintenance diberikan oral Pada keadaan akut kita pilih IV, jadi pada saat awal berikan IV, kemudian bisa diberikan oral jika akses IV line
GNAPS vs SN
SN: kerusakan pada basal membran GNAPS: kerusakan pada subendotel-
membran basal terdapat deposisi kompleks imun, sawar muatan-sawar ukuran rusak Hiperseluler pada endotel tekanan hidrostatik meningkat aliran ke renal berkurang LFG turun tanda gagal ginjal: asidosis metabolik dkk Untuk melihat berat ringannya asidosis: lihat pH: kompensasi atau tidak, jika BE (-10) dan HCO3 (10) sangat rendah langsung koreksi, biar kerja paru ga berat banget
ke ekstraseluler edema Pada SN edema karena hipolbuminemia tekanan osmotik menurun Pada ginjal infeksi: namanya pionefritis Pada GNAPS hiperseluler di glomerulus:
Circulating Ag
Insitu Ag Protein menyerupai Ag mengendap di glomerulus
Pemberian Ab 50%:50% pro dan kontra, Ab dipakai tidak seumur hidup (10 hari), manfaatnya bukan untuk mencegah rekurensi,
Gagal ginjal, umumnya jika LFG <30; tergantung Ab TD pasien normal karena kurang lebih karena kompensasi jantung yang bervariasi, umumnya tidak hipertensi karena kemampuan pompa jantung akan menurun, kembali pada lokus minoris jantung, tidak bisa diprediksi. Protein +3 apakah tidak SN??
GNAPS yang bermanifestasi seperti SN bisa saja,
4 minggu tidak menyembuh, obati SN nya , pengobatan mirip dengan SN yang idiopatik, namun pada kasus ini dianggap SN sekunder.
prognosis lebih jelek, namun pada GNAPS manifestasi SNdengan memiliki prognosis yang lebih baik mengikuti prognosis GNAPS Pemberian kortikosteroid dahulu kala diberikan pada GNAPS, namun era baru tidak diberikan lagi, karena penyakit ini self limiting, jadi risiko>manfaat, atau dengan kata lain tidak ada gunanya juga, itu hanya teoritis ISK unlikely kalau tidak ada gejala (lokal atau sistemik), lakukan kultur urin