Vous êtes sur la page 1sur 5

Askep Asma

Posted on November 2, 2011 by nursecerdas

16 Votes

ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN ASMA BRONCHIALE YANG MENGALAMI GAGAL NAFAS
I. DEFINISI Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secaa hiperaktif terhadap stimuli tertentu. ( Smeltzer, C . Suzanne, 2002, hal 611) II. 1 2 3 4 PENYEBAB Alergen ; makanan, debu rumah, bulu binatang Infeksi : virus, bakteri, jamur, parasit Iritan : minyak wangi, asap rokok, polutan udara, bau tajam Cuaca : perubahan tekanan udara, suhu, amgin, dan kelembaban udara

III. Faktor pencetus: 1 2 Kegiatan jasmani : kegiatan jasmani yang berat seperti: berlari, naik sepeda Psikologis seperti stress

( Ngastiyah, 1997, hal 67-68) IV. TANDA DAN GEJALA 1 Stadium dini Faktor hipersekresi yang lebih menonjol Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul Belum ada kelainan bentuk thorak BGA belum patologis

- Whezing belum ada - Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan

Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum Whezing Ronchi basah bila terdapat hipersekresi Penurunan tekanan parsial O2 Batuk, ronchi Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan Suara nafas melemah bahkan tak terdengan (silent Chest) Thorak seperti barel chest Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus Sianosis BGA Pa o2 kurang dari 80% Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik

2. Stadium lanjut/kronik

(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229) V. PATHWAYS

VI. 1 2 3 4 5 6 7

PEMERIKSAAN PENUNJANG Spirometri Pemeriksaan sputum Pemeriksaaan eosinofil total Uji kulit Pemeriksaan kadar Ig E total dan Ig E specifik dalam sputum Foto thorak AGD

VII. FOKUS PENGKAJIAN

A.

PENGKAJIAN PRIMER

1. Airway Krekels, ronkhi, batuk keras, kering/produktif

Penggunaan otot otot aksesoris pernapasan ( retraksi interkosta) 2. Breathing Perpanjangan ekspirasi , mengi, perpendekan periode inspirasi, sesak napfas, hipoksia 3. Circulation Hipotensi, diaforesis, sianosis, pulsus paradoxus > 10 mm

B.

PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Riwayat penyakit sebelumnya Alergi, batuk pilek, menderita penyakit infeksi saluran nafas bagian atas 2. Riwayat perawatan keluarga Adakah riwayat penyakit asma pada keluarga 3. Riwayat sosial ekonomi Jenis pekerjaan dan waktu luang, jenis makanan yang berhubungan dengan alergen, hewan piaraan, lingkungan tempat tinggal dan stressor emosi VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL 1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b. d bronkospasme, peningkatan produksi sekret, sektet kental Tujuan: bersihan jalan nafas efektif KH: Bunyi nafas bersih Batuk efektif/mengeluarkan dahak

Intervensi: - Ausultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan misalnya: mengi, krekel, ronchi Kaji frekuensi dispnea: gelisah, ansietas distress pernapasan, penggunan otot bantu Beri klien posisi yang nyaman misalnya peninggian empat tidur, duduk (fowler) Pertahankan/ bantu batuk efektif Observasi karakteristik batuk Berikan obat sesuai indikasi Kolaborasi pengambilan bahan lab : Hb, Ht, leukosit, foto thorak

- Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari dan berikan air hangat

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru selama serangan akut Tujuan: pola nafas efektif Kriteria hasil: Sesak berkurang atau hilang RR 18-24x/menit Tidak ada retraksi otot pernapasan

Intervensi: Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan pernapasan : dispnea, penggunaan otot-otot pernapasan Pantau tanda- tanda vital dan gas- gas dalam arteri Baringkan pasien dalam posisi fowler tinggi untuk memaksimalkan ekspansi dada Berikan terapi oksigen sesuai pesanan

3. Cemas b.d krisis situasi Tujuan : cemas berkurang/ hilang KH: Klien tampak rileks Klien menyatakansesak berkurang Tanda tanda vital normal Kaji tingkat kecemasan klien Observasi respon non verbal (gelisah) Ukur tanda-tanda vital Dengarkan keluhan klien dengan empati

Intervensi;

Jelaskan informasi yang diperlukan klien tentang penyakitnya, perawatan dan pengobatannya Ajarkan klien tehnik relaksasi (memejamkan mata, menarik nafas panjang) Menganjurkan klien untuk istirahat

(Tucker S. Martin, 1998 hal 242-243) DAFTAR PUSTAKA Halim Danukusantoso, Buku Saku Ilmu Penyakit Paru, Jakarta, Penerbit Hipokrates , 2000 Smeltzer, C . Suzanne,dkk, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol 1. Jakarta , EGC, 2002 Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC, 1997 Hudak & Gallo, Keperawatan Kritis, Edisi VI,Vol I, Jakarta, EGC, 2001 Tucker S. Martin, Standart Perawatan Pasien, Jilid 2, Jakarta, EGC, 1998

Vous aimerez peut-être aussi