Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
Bab 1
Permasalahan Visual di Malang
Partai Masuk Kampung;
Guru Individualisme?
1
Keberadaan spanduk-spanduk
kampanye telah mencapai seluruh sudut
kota. Mulai dari tempat-tempat public
yang sangat umum dilihat masyarakat,
hingga tempat-tempat kecil yang sempit.
Membuat tempat yang kecil semakin
dihimpit dengan keberadaan spanduk.
6
Serial Vision Parpol
3
Fenomena sosial berbentuk perang wacana iklan politik ini
menggambarkan, betapa politisi Indonesia biasa berpikir instan. Iklan
politik yang mereka sebar lebih mengedepankan wajah. Raut muka caleg
dan kandidat presiden dijadikan komoditas yang dijual layaknya seorang
artis. Dengan andalan visualisasi peci, deretan gelar akademik, dan
aktivitas menyantuni orang miskin, diyakini mampu mencitrakan sosok
caleg dan kandidat presiden yang agamis, intelek, dan perhatian kepada
rakyat.
1
4
Di mulut-mulut gang dipasang umbul-umbul
partai, seakan bahwa seluruh penghuni gang
tersebut merupakan pendukung partai itu saja. Hal
ini dapat menimbulkan konflik bagi penghuni gang
sendiri, maupun partai-partai politik.
5
Tim Kampanye partai politik secara membabi-buta
melakukan aktivitas kampanye yang cenderung memproduksi
sampah visual. Bahkan di dalam segala sepak terjangnya,
anggota tim sukses peserta kampanye pilkada dinilai
mengarah pada perilaku kekerasan visual dengan modus
operandinya menempelkan dan memasang sebanyak mungkin
coverboard, baliho, spanduk, umbul-umbul, poster, dan flyer
tanpa mengindahkan dogma sebuah dekorasi dan grafis kota
yang mengedepankan estetika kota ramah lingkungan.
Anggota tim sukses cenderung mengabaikan ergonomi
pemasangan media luar ruang yang artistik, komunikatif dan
persuasif.
1
Sampah Politik Masuk Kampus?
6
Tim Kampanye cenderung melanggar
Peraturan Komisi Pemilihan Umum No 19 Tahun 2008
yang melarang pemasangan alat peraga kampanye di
tempat ibadah, rumah sakit, lembaga pendidikan, jalan
protokol, dan jalan tol. Penempatannya pun harus
mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan dan
keindahan sesuai dengan peraturan pemerintah
daerah. Faktanya, banyak alat peraga kampanye
berbentuk spanduk, baliho, poster, umbul-umbul para
caleg sudah menjadi sampah visual. Membuat tata
ruang kota riuh rendah. Kalau dibiarkan terus, akan
menjadi teror visual.
1
Berkibarlah bendera(parpol)ku
8
Dampak negatif dari media
tersebut berujung pada teror visual.
Tebaran cengkeramannya dilemparkan
lewat visualisasi dan teks mencolok yang
seluruhnya memproduksi citraan budaya
konsumsi. Dan setiap orang, dalam ruang
yang disesakinya diprovokasi ke dalam
citraan-citraan tersebut.
Ketiga, yang paling krusial, media-media propaganda itu tidak mampu menjadi
sebuah rangkaian tanda yang bermakna.
Solusi Permasalahan Visual
Terkait Partai Politik
2. Memberikan sosialisasi bagi kalangan partai politik mengenai estetika kota, dengan
pihak yang berkompeten di bidangnya.
3. Memberikan nilai pajak yang cukup tinggi bagi partai politik yang akan menggunakan
media iklan, sehingga jumlah media iklan politik semakin berkurang.
4. Bagi partai politik, dapat menekan jumlah media iklan secara grafis, namun
meningkatkan jumlah kampanye efektiv yang edukatif, seperti debat terbuka, bakti
social, dan kegiatan lain yang dapat mendidik serta mensejahterakan masyarakat.
5. Membuat alokasi tempat khusus bagi parpol untuk bersosialisasi, sehingga tidak
perlu menteror masyarakat dengan sampah visual yang tidak bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
http://sumbo.wordpress.com/2007/11/15/sampah-visual-pilkada/
http://sumbotinarbuko.blogspot.com/2008/12/perang-iklan-politik.html
http://grafisosial.wordpress.com/2008/10/05/media-kampanye-partai-pendidikan-atau-
sampah/
http://www.dannydarussalam.com/engine/artikel/art.php?lang=id&artid=3662
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/14/01472163/mohon.doa..restu