Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A
A
=
2
2
Ti i
Ti i
m
F
T
t
harus lebih kecil atau sama
() dengan perioda getar
fundamental yang dihitung
berdasar spektra displa-
semen:
maks
S DS
i
T S
H
T o
s
7
8
IDS
(A.K. Chopra)
Untuk meningkatkan
akurasi desain, karena
prosedur sebelumnya
(EDS= elastic design
spectra) menghasilkan
suatu inkonsistensi
perhitungan deformasi
dan juga pelampauan
batas rotasi plastik
maksimum.
Pseudo-accelleration
spectra (dan inelastic
deformation spectra)
merepresentasikan
respons maksimum
sistem struktur.
Tidak ada parameter dasar
spesifik kecuali yang
diperoleh berdasar
konvergensi perhitungan
iterasi untuk displasemen
luluh. Selanjutnya parameter
simpangan luluh harus
memenuhi deformasi
maksimum:
0.030
c y
rad u u = s
Parametric Study on Displacement-Based Design Method Procedures for RC Structures 3
CSM
(S.A. Freeman)
Evaluasi kapasitas
struktur. Suatu
prosedur verifikasi
desain konstruksi
bangunan baru atau
bangunan yang telah
berdiri (dalam rangka
mengidentifikasi
potensi kerusakan
akibat gempa bumi).
Prosedur terutama
diberikan untuk tujuan
evaluasi.
Menemukan titik
kinerja struktur sebagai
respons pembebanan
gempa tertentu
berdasarkan
perpotongan (inter-
section) diagram
kapasitas (pushover)
dan spektra
kapasitas ADRS (accel.
displacement response
spectrum)
Tidak ada parameter dasar
spesifik dan metoda
diberikan sebagai suatu
konsep desain (macro
procedures). Parameter
non-spesifik makro tetap
ada, yaitu: tipe struktur.
Tipe struktur merupakan
suatu penilaian (assessment)
terhadap kualitas sistem
penahan lateral bangunan.
Dengan evaluasi konseptual kita sudah dapat
menilai bahwa terdapat variasi signifikan dalam
mana konsep kunci dan parameter dasar dari
masing-masing prosedur dibentuk dan
dirumuskan. Sekarang, kita perlu
mendeskripsikan dengan lebih rinci
pembentukan parameter dasar (formula)
masing-masing prosedur.
Dalam metoda yang dikembangkan MJN
Priestley, formula:
0.5
y b
y
b
l
h
c
u =
(eq. 5)
dihitung dari deformasi pada suatu segmen
hubungan balok-kolom yang khas, seperti yang
ditunjukkan dalam (Gbr. 1).
Besaran-besaran deformasi :
2 2
c s
y by jy
c c
l l
u u u
A A
= + + + (1)
y
u = rotasi luluh pusat join
by
u = rotasi luluh pusat join akibat lenturan
balok
cy
u = rotasi luluh pusat join akibat gaya geser
c
A = deformasi lentur relatif puncak kolom
terhadap rotasi pusat join
s
A = deformasi tambahan puncak kolom akibat
deformasi geser balok dan
kolom
Gambar 1. Suatu segmen balok-kolom tipikal
Rotasi luluh di pusat join balok-kolom adalah
jumlah komponen-komponen deformasi (lentur
dan geser):
2 2
c s
y by jy
c c
l l
u u u
A A
= + + + (2)
Parametric Study on Displacement-Based Design Method Procedures for RC Structures 4
1
1.08
i maks
DS S
H
T
S T
o
| |
s
|
\ .
Sudut rotasi luluh karena pelenturan balok (u
y
)
didasarkan atas distribusi kurvatur luluh balok
(eq. 3):
1.70
y
y
b
h
c
| = (3)
dan kurvatur luluh kolom ditentukan sebesar
40% dari harga kurvatur luluh portal (eq. 4).
Berdasar analisis dan basis eksperimental dari
MJN Priestley, harga komponen-komponen
deformasi lainnya dapat ditentukan dari rotasi
lentur balok, yaitu deformasi geser sebesar 0.25
dan deformasi lentur sebesar 0.10, sehingga:
( ) 1.0 0.25 0.40 0.10 0.283
b
y y
b
l
h
u c
(
= + + +
(
(4)
0.5
b
y y
b
l
h
u c
(
=
(
(5)
Simpangan luluh (yield displacement) struktur
substitutif diberikan sebagai:
1
1
0.5
n
i i i
b i
y e y y n
b
i i
i
m h
l
h
h
m
u c
=
=
A
(
A = =
(
A
(6)
dimana:
h
e
= tinggi efektif struktur SDOF pengganti
Berdasar deskripsi ini bisa disimpulkan bahwa
pembentukan parameter dasar prosedur DDBD
benar-benar obyektif dan ada validitas terhadap
data eksperimental.
Obyektivitas dan validitas metoda berikutnya
(Proportioning Method for Reinforced Concrete
Structures, PM) akan ditentukan berdasarkan
kajian atas dua karakteristik masalah yang
terkandung. Yang pertama bersifat teknis
(perhitungan) dan problem kedua bersifat
konseptual.
Dengan metoda pemroporsian, J.P. Browning
menentukan besaran perioda getar fundamental
(Ti) sebagai karakteristik terpenting dari
struktur di bawah pembebanan gempa.
Displasemen maksimum struktur beton
bertulang diestimasi dengan suatu formula yang
sederhana sebagai :
2
i
SD K T = (7)
dimana:
SD = spektra displasemen (cm, m)
Ti = perioda getar natural (detik)
2 Ti = perioda getar efektif (detik)
K = konstanta yang ditentukan dari karak-
teristik spektra displasemen (cm/s, m/s)
Bila persamaan (7) diimplementasikan pada
spektra deformasi inelastik dengan PBA=0.4g
(Gbr. 2.a) maka diperoleh konstanta sebesar K
= 12.7 cm/s untuk selang perioda getar sebesar
T
b
= 0.125 s dan T
c
= 0.667 s. Tetapi bila
diterapkan pada spektra dengan PBA=1.0g
(Gbr. 2.b) maka konstanta adalah K = 31.9
cm/s. Hal ini menyatakan bahwa implementasi
metoda PM adalah bergantung lokasi (site
dependent-method).
Problem kedua yang lebih fundamental berasal
dari hakekat (esensi) parameter kunci metoda
pemroporsian. Parameter kunci metoda
pemroporsian yang diturunkan dari hubungan
empirik (eq. 7) adalah menentukan perioda
target Ti :
8
7
i maks
ds S
H
T
S T
o s
(8)
atau portal non simetrik,
(9)
Spektra Respons Deformasi (DRS) Inelastik,
= 5%, PBA = 0.40g
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Perioda Ti (detik)
D
is
p
la
s
e
m
e
n
,
c
m
= 1.0
= 1.5
= 2.0
= 4.0
= 6.0
= 8.0
(a)
Parametric Study on Displacement-Based Design Method Procedures for RC Structures 5
Spektra Respons Deformasi (DRS) Inelastik,
= 5%, PBA = 1.00g
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Perioda Ti (detik)
D
is
p
l
a
s
e
m
e
n
,
c
m
= 1.0
= 1.5
= 2.0
= 4.0
= 6.0
= 8.0
(b)
Gambar 2. Spektra displasemen inelastik; (a)
PBA = 0.4g; (b) PBA = 1.0 g
Persamaan (8) dan persamaan (9) dibentuk
melalui beberapa hubungan dinamik dan
perhitungan dua karakteristik dinamik respons
struktur yaitu: (1) faktor partisipasi modal (I),
dan (2) faktor pembesaran dinamik (+).
Formulasi dengan parameter-parameter dinamik
yang telah ditentukan harganya (menjadi
konstanta-konstanta) kemungkinan akan
menyebabkan bias perhitungan karena adanya
galat numerik harga pendekatan. Akan tetapi,
walaupun secara matematik formulasi tersebut
valid (obyektif), formulasi justru mengandung
kontradiksi terhadap konsep dasar metoda-
metoda berbasis displasemen {karena metoda
pemroporsian justru menggunakan perioda getar
sebagai parameter kunci (parameter kontrol) dan
bukan displasemen atau deformasi}. Jadi, esensi
metoda pemroporsian masih sama dengan
metoda-metoda berbasis gaya (force-based
design) yang memandang perioda getar sebagai
karakteristik terpenting dalam analisis dan
desain.
Dengan demikian, kesimpulan pemeriksaan
parameter dasar metoda pemroporsian sbb:
1. Metoda tidak mengerjakan kontrol
deformasi {karena tidak menentukan
simpangan luluh (A
y
)}.
2. Metoda ditekankan untuk penyederhanaan
komprehensibilitas (integrasi) proses
analisis dan desain (terutama akan terlihat
dalam implementasi kasus dimana
menggunakan banyak asumsi empirik).
3. Metoda tidak menentukan parameter kunci
dari suatu parameter yang berhubungan
langsung dengan deformasi struktural, dan
karena itu merupakan kontradiksi.
4. Karena metoda menentukan parameter
dasar atas suatu respons spektra, maka sifat
parameter dasarnya adalah bergantung
lokasi (site-dependent method).
Metoda ketiga adalah Spektra Desain Inelastik
(IDS). Dengan IDS, A.K. Chopra tidak
menciptakan suatu prosedur yang eksklusif
(terpisah), melainkan pengadaptasian dari
beberapa konsep yang sudah ada sebelumnya,
sbb:
1. Newmark-Hall; Rancangan Spektra
Inelastik Duktilitas Konstan
2. Jennings, Iwan dan Gates; Kekakuan Secant
3. MJN Priestley dan G.M. Calvi; Simpangan
Luluh dan Batas Rotasi Plastik.
Itulah sebabnya metoda Spektra Desain
Inelastik tidak menentukan parameter dasar dari
dirinya sendiri, tetapi merekomendasikan
penggunaan prosedur awal metoda DDBD
menjadi parameter dasar dalam metoda yang
dikembangkannya. Adapun parameter batas
displasemen elastik (Ay, uc) yang menjadi
kontrol dan target prosedur adalah :
0.5%
y
u =
atau,
0.5
y b
y
b
l
h
c
u =
1
1
0.5
n
i i i
b i
y e y y n
b
i i
i
m h
l
h
h
m
u c
=
=
A
(
A = =
(
A
(pers.
2.42)
p y p
H u A = A + (pers.
2.134)
Dengan ketidakeksklusifan parameter dasar
metoda IDS (karena mengikuti DDBD) maka
disparitas (perbedaan) dalam hasil analisis
(Tabel 1.2., hal. 4) harus disebabkan oleh
pemilihan metoda aproksimasi sistem nonlinear,
dimana IDS menggunakan Spektra Deformasi
Inelastik Duktilitas-Konstan untuk menentukan
perioda getar T
n
(perioda getar fundamental),
sementara DDBD menggunakan Metoda
Struktur Substitutif (pengganti) untuk
menghitung Te (perioda getar ekivalen).
Parametric Study on Displacement-Based Design Method Procedures for RC Structures 6
Berdasar pemeriksaan parameter dasar metoda
spektra desain inelastik, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Metoda ada mengerjakan suatu
pengendalian duktilitas {karena
menentukan simpangan luluh (
y
)}
2. Sifat parameter dasar adalah tidak
bergantung lokasi (site-independent
method) karena ditentukan dari
deformasi luluh struktur
Dari deskripsi di atas, dapat dikatakan bahwa
metoda IDS hanya merupakan suatu varian
(variasi) dari DDBD (Direct Displacement-
Based Design) dan menggambarkan suatu
tingkat kepercayaan kepada basisdata
eksperimental MJN Priestley.
Dalam metoda keempat yaitu Kapasitas Spektra
(CSM), penyusun metoda (S.A. Freeman) tidak
memberikan parameter dasar spesifik tertentu
dan hanya konseptual desain. Mengapa
demikian? Yaitu oleh karena prosedur tidak
diturunkan dari suatu ide tunggal, tetapi
gabungan konsep-konsep analisis (yang
berfungsi sebagai mikro prosedur-mikro
prosedur pada metoda CSM). Dengan CSM,
S.A. Freeman tidak menciptakan suatu metoda
yang unik (ekslusif), tetapi menggabungkan
seperangkat teknik, prosedur dan analisis yang
sudah ada sebelumnya, sbb:
1. Rancangan Spektra Inelastik Duktilitas
Konstan (Newmark-Hall). Dalam
pembuatan spektra kapasitas (ADRS)
untuk berbagai harga redaman efektif
(
eff
), terdapat suatu parameter dasar
non-spesifik makro yaitu tipe struktur.
2. Analisis karakteristik dinamik struktur:
perioda, modus getar, faktor partisipasi
modal dan faktor massa modal efektif.
3. Analisis kapasitas struktur (pushover
capacity analysis): teknik analisis
modern yang tidak berdasarkan
formulasi eksak tertentu.
Setelah evaluasi konseptual prosedur-prosedur,
berikut ini diberikan kesimpulan umum untuk
pembahasan pasal (4.1.), sbb:
1. Semua metoda bertitik tolak dari idea
dan konsep kunci yang berbeda, dengan
demikian sangat mungkin untuk
terjadinya variasi signifikan dalam hasil
analisis.
2. Hanya dua metoda, masing-masing
DDBD (JMN Priestley) dan PM (J.P.
Browning) yang menentukan
parameter dasar spesifik.
3. Ada tiga metoda, masing-masing
DDBD (JMN Priestley), PM (J.P.
Browning) dan IDS (A.K. Chopra)
yang dikembangkan sebagai prosedur
yang secara esensial berasal dari ide
tunggal (eksklusif). Sementara metoda
CSM (S.A. Freeman) merupakan
kombinasi beberapa teknik analisis atau
mikro-prosedur-mikro prosedur.
4. Satu metoda yaitu PM (J.P. Browning)
yang mengandung kontradiksi
fundamental terhadap konsep dasar
desain berbasis perpindahan
(displacement-based design).
III. CASE IMPLEMENTATIONS
meter 0 . 4
meter 0 . 8
meter 0 . 8
meter 0 . 8
meter 0 . 8
meter 0 . 8
meter 0 . 8
meter 6 . 3 @ 7
Parametric Study on Displacement-Based Design Method Procedures for RC Structures 7
Kajian parameter pasca-desain harus dibuat
sesudah mengimplementasikan kasus-kasus
yang sama pada keempat prosedur yang
berbeda untuk melihat seberapa besar disparitas
(perbedaan) yang dihasilkan dari penggunaan
asumsi atau parameter tertentu.
5.1.1. Momen Kurvatur Luluh
Harga momen kurvatur luluh adalah parameter
terpenting dalam menentukan kinerja struktur
sebab kapasitas deformasi inelastik diukur
berdasarkan duktilitas elemen balok (dan
kolom-kolom dasar). Dari keempat prosedur
yang diteliti, tiga prosedur (DDBD - JMN
Priestley, IDS - A.K. Chopra dan CSM S.A.
Freeman) memerlukan perhitungan kurvatur
luluh untuk balok dan kolom lantai dasar, tetapi
hanya DDBD yang memberikan formulasi
untuk menghitung kurvatur luluh balok dan
kolom, yaitu:
1.70
10%
y
y
b
h
c
| =
(pers. 2.34.a)
2.12
10%
y
y
c
h
c
| =
(pers. 2.34.b)
dan, harga rotasi luluh struktur portal beton
bertulang:
0.5
y b
y
b
l
h
c
u = (pers.
2.35)
Parameter batas rotasi elastik (luluh) yang
sedemikian akan memberikan kemudahan
kepada analis struktur guna menghasilkan solusi
analisis dalam waktu singkat. Pada dua prosedur
lainnya (kecuali PM yang memang tidak
mengerjakan pengendalian batas luluh),
hubungan momen kurvatur luluh didapatkan
melalui satu dari dua cara berikut:
1. Secara langsung meminjam formula
Priestley (cara ini direkomendasikan
oleh A.K. Chopra dengan CSM)
2. Menentukan hubungan momen
kurvatur secara obyektif dengan
analisis penampang.
Setiap cara yang dipilih untuk menentukan
kapasitas deformasi (yang diukur berdasar
kurvatur luluh) mengandung suatu
ketidaktepatan tertentu (karena nilai-nilai
pendekatan) dan tentu saja menghasilkan variasi
hasil analisis. Di bawah ini dibandingkan suatu
variasi dalam analisis penampang karena
penggunaan parameter yang berbeda.
5.1.2. Degradasi Kekakuan Komponen
Kekakuan elemen dari struktur-struktur beton
bertulang dalam kondisi dibebani secara lateral
akibat gempa bumi kuat (strong motion
earthquake) harus didasarkan atas suatu harga
yang realistik. Para peneliti struktur sebelumnya
mengobservasi bahwa retak lentur (flexural
cracking) yang umumnya berlokasi pada ujung-
ujung elemen balok dan kolom akan
menyebabkan variasi kekakuan di sepanjang
arah longitudinal elemen. Tetapi untuk
mengevaluasi variasi karakteristik kekakuan di
sepanjang suatu elemen tertentu merupakan
pekerjaan yang terlalu rumit. Untuk tujuan
praktis semua prosedur desain tahan gempa
direkomendasikan menggunakan harga rata-rata
(idealisasi) karakteristik kekakuan. Akan tetapi
harga rata-rata (idealisasi) karakteristik
kekakuan hanya merepresentasikan nilai di
dekat batas luluh elemen-elemen dan tidak
membawa implikasi dari kinerja maksimum
yang hendak dicapai dalam desain tahan gempa
berdasarkan kinerja. Maka solusi untuk
Parametric Study on Displacement-Based Design Method Procedures for RC Structures 8
keadaan ini diperoleh dari rekomendasi JMN
Priestley dengan merekomendasikan dua tipe
degradasi kekakuan berikut, yaitu:
1. Degradasi kekakuan awal (initial
stiffness degrading)
Degradasi kekakuan awal adalah harga
rata-rata kekakuan lentur (EI) dan
kekakuan geser (EA) pada kondisi
sebelum tercapainya momen luluh M
y
pada suatu elemen dan penampang
elemen dalam situasi ini disebut
tampang retak elastik (merujuk ATC-
40 faktor reduksi diberikan dalam Tabel
4.35, dan harga reduksi yang sama
diberikan oleh T. Paulay MJN
Priestley).
2. Degradasi kekakuan efektif (effective
stiffness degrading)
Degradasi kekakuan efektif
merefleksikan kekakuan elemen-elemen
pada kondisi respons maksimum
(inelastik) struktur. Harga kekakuan
efektif (hanya berlaku untuk balok-
balok) diberikan oleh JMN Priestley
sebagai:
cr
eff
EIb
EIb
= (per. 4.169)
A.K. Chopra (IDS) juga merekomendasikan
rumus kekakuan efektif lentur berikut (ACI 318-
95) dimana harga yang dihasilkan kira-kira
setara dengan rekomendasi ATC-40:
2
0.2 2
s
eff c g t
c
E
EI E I
E
| |
= +
|
\ .
Sementara itu, dua metoda lainnya (PM dan
CSM) tidak menyediakan rekomendasi
degradasi kekakuan efektif pada respons
maksimum. Dengan demikian faktor degradasi
kekakuan komponen dua jenis seperti
disebutkan hanya diperoleh dari rekomendasi
JMN Priestley.
5.1.3. Gaya Geser Desain
Gaya geser desain adalah harga gaya geser dasar
yang diperlukan dalam menentukan kuat perlu
(required strength) relatif elemen-elemen
struktur atau pendetailan tulangan (pasal 5.2.2).
Dari empat metoda yang diteliti, dua
diantaranya (DDBD - JMN Priestley dan PM
J.P. Browning) merekomendasikan parameter
gaya geser desain yang boleh diproporsikan
langsung dari gaya geser dasar Vb, sementara
metoda IDS (A.K. Chopra) merekomendasikan
gaya geser desain berdasarkan kekuatan luluh
struktur (yang merupakan suatu variabel
terikat). Akan tetapi rekomendasi A.K. Chopra
tidak diikuti oleh penulis, dengan demikian
gaya geser desain untuk metoda IDS ditentukan
sebagai variabel bebas. Untuk prosedur CSM
(S.A. Freeman), karena tidak secara eksplisit
merekomendasikan harga tertentu maka
ditentukan berdasar gaya geser dasar dari modus
getar fundamental (modus 1).